Anda di halaman 1dari 8

Laporan praktikum I

Pengukuran Laju Respirasi Beberapa Produk Hortikultura

Oleh:

Kelompok 4

1. Ucil Sahari (04131711033)


2. Dwi Ranti I. Rasyid (04131711032)
3. Nursin R. Gusao (04131711023)
4. Lisnawati Sudin (04131711031)
5. Marizka Albanjar (04131711030)
6. Wiranto Usman (04131511031)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Respirasi adalah proses sentral dari sel-sel hidup yang memediasi
pelepasan energi melalui pemecahan senyawa karbon dan pembentukan
kerangka karbon (carbonsekeletons) yang diperlukan untuk menjaga
reaksi sintesis setelah panen. Dari pandangan pasca panen, pengaruh
utama laju respirasi adalah penting, karena laju respirasi mengindikasikan
laju metabolisme secara keseluruhan tanaman atau bagian tanaman.
Seluruh perubahan metabolisme yang terjadi setelah panen, khususnya hal
yang berhubungan dengan mutu dari produk merupakan perhatian penting
ahli pascapanen.

Semakin tinggi laju respirasi maka semakin cepat terjadinya


perombakan yang mengarah pada kemunduran dari produk tersebut
sehingga laju respirasi sering digunakan sebagai indeks untuk menentukan
masa simpan produk segar (Ryal dan Lipton, 1972). Berbagai produk
mempunyai laju respirasi yang berbeda, umumnya tergantung pada
struktur morfologi dan tingkat perkembangan jaringan bagian tanaman
(Kays, 1991). Respirasi menghasilkan panas yang menyebabkan terjadinya
peningkatan panas pada produk sehingga proses kemunduran seperti
kehilangan air, pelayuan, dan pertumbuhan mikroorganisme akan
meningkat.

Laju respirasi menentukan potensi pasar dan masa simpan yang


berkaitan erat dengan kehilangan air, kehilangan kenampakan yang baik,
kehilangan nilai nutrisi dan berkurangnya nilai citarasa. Masa simpan
produk segar dapat diperpanjang dengan menempatkannya dalam
lingkungan yang dapat memperlambat laju respirasi dan transpirasi
melalui penurunan suhu produk, mengurangi ketersediaan O2 atau
meningkatkan konsentrasi CO2 dan menjaga kelembaban nisbi yang
mencukupi dari udara sekitar produk tersebut.

1.2 Tujuan
Mahasiswa menguasai pengetahuan akan pentingnya respirasi pada
produk hortikultura setelah panen, mahasiswa mampu melakukan
pengukuran laju respirasi dengan baik, mahasiswa mampu membedakan
laju respirasi dengan baik dari beberapa jenis produk hortikultura setelah
panen, mampu membuat laporan tertulis secara analitis dan kritis.
BAB II

METODE

2.1 Bahan dan Alat


 Bahan Praktikum :
Produk hortikultura berupa daun/sayur (bayam,sawi dan kangkung),
kecambah, garam& air (biasa, dingin dan panas).

 Alat Praktikum :

Tabung erlemeyer, gelas ukur, spatula, sendok makan, plastik PP


400gr/0,5 mm, kertas almunium foil, kertas saring, wadah sedang, baki
dan tali rafiah.

2.2 Metode
Siapkan gelas ukur dan tabung erlemeyer yang sudah di isi air (air
biasa dan air larutan garam 1 sdm), pisahkan tauge menjadi dua bagian,
masukan tauge kedalam air biasa dan air larutan garam, tutup dengan
kertas saring dan dilapisi dengan kertas almunium foil. Siapkan tiga wadah
yang diisi dengan ketiga jenis air (biasa,dingin & panas), setelah itu
masing-masing sayur-sayur dibagi menjadi dua bagian, lalu dicelupkan
kedalam masing-masing wadah yang berisi air secara bergantian selama 1
menit, setelah semua perlakuan dilakukan maka, selanjutnya salah satu
sayur dimasukan kedalam kertas PP dan satunnya diikat dengan tali rafiah.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum


Tabel 1. Kecambah
No. Percobaan Larutan tanpa garam Larutan garam
1. Hari-1

Gambar 1.1 Gambar 1.2

2. Hari-2

Gambar 1.3 Gambar 1.4

3.2 Pembahasan
Buah dan sayur pada waktu masih berada di pohon, buah dan sayur
maih melakukan proses kehidupannya, dengan cara melakukan pernapasa
(respirasi), ternyata setelah dipanen buah-buahan dan sayur juga mash
melangsungkan proses repirasi. Respirasi adalah proses biologis dmna
oksigen diserap untuk digunkan pada proses pembakaran yang
menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran dalam
bentuk C02 dan air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi dapat dibedakan atas
dua yaitu: faktor internal(dari dalam bahan sendiri) seperti tingkat
perkembagan organ, komposisi kimia jaringan, ukuran produk, adanya
pelapisan alami pada permukaan kulitnya, dan jenis jaringan. Faktor
eksternal( dari luar atau lingkungan disekeliling bahan) seperti suhu,
penggunaan etilen,ketersediaan oksigen,karbondioksida, terdapatnya
senyawa pengatur tumbuhan, dan adanya luka pada.
Pada praktikum mengenai respirasi ini kelompok kami
menggunakan sayur tauge,kemudian menyimpannya kedalam gelas ukur
dan elyemeyer kemudian ditutupi dengan kertas almunim foil diruang
terbuka,setelah itu Tauge diamati sejak hari pertama dan kedua.

Gambar 1.5 Gambar 1.6

Telah diamati perubahan beberapa perubahan pada kedua sampel


tauge yang satu di masukin air garam terdapat beberapa gelembung dan
yang tidak di isi air garam terdapat endapan buih dipermukaan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa pada
percobaan mengukur laju respirasi di hari ke-1 menunjukkan perubahan
pada tauge yang berisi air biasa menjadi mengapung, hal ini terjadi karena
respirasi berlangsung adalah untuk memperoleh energi agar tetap dapat
melangsungkan aktivitas hidupnya. Sedangkan, pada hari ke-2 tauge yang
direndam dengan larutan garam terdapat gelembung didalam larutan itu
sendiri dan pada air biasa mengalami perubahan yaitu munculnya busa
atau buih di permukaan airnya. Karena adanya terjadi proses respirasi yang
sangat cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah Satifah 2002,KAJIAN LAJU RESPIRASI DAN PRODUKSI
ETILEN SEBAGAI DASAR PENENTUAN WAKTU SIMPAN SAYURAN
DAN BUAH-BUAHAN.

Anda mungkin juga menyukai