Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM MANAJEMEN PENANGANAN LIMBAH

FITOREMEDIASI

Aprilia sari

Bagas alan maulana

Gita wafiq azizah

Maulita tiara putri

M dzaki alwan

Putu arya efendi

PRODUKSI DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERKEBUNAN


BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2023
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Phyto asal kata Yunani phyton yang berarti tumbuhan/tanaman (plant),


remediation asal kata Latin remediare (to remedy) yaitu memperbaiki/
menyembuhkan atau membersihkan sesuatu. Jadi fitoremediasi merupakan suatu
sistim dimana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan microorganisme dalam
media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan)
menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara
ekonomi.
Proses dalam sistim ini berlangsung secara alami dengan enam tahap proses
secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/pencemar yang
berada disekitarnya.
Phytoacumulation (phytoextraction); yaitu proses tumbuhan menarik zat
kontaminan dari media sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan, proses ini
disebut juga Hyperacumulation.
Rhizofiltration; (rhizo=akar) adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat
kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar. Proses ini telah dibuktikan
dengan percobaan menanam bunga matahari pada kolam mengandung zat radio
aktif di Chernobyl Ukraina.
Phytostabilization; yaitu penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar
yang tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut
menempel erat (stabil) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air
dalam media.
Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or
plented-assisted bioremidiation degradation, yaitu penguraian zat-zat kontaminan
oleh aktivitas microba yang berada disekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi
dan bacteri.
Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang dilakukan
tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul
yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan dengan susunan
molekul yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan
itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun, batang, akar atau di luar
sekitar akar dengan bantuan enzym yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri.
Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzym berupa bahan kimia yang mempercepat
proses degradasi.
Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat contaminan oleh
tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang
tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke atmosfir. Beberapa tumbuhan
dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter perhari untuk setiap batang.
1.2 tujuan

Agar mahasiswa memahami proses fitoremediasi


II METODOLOGI

2.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum dilaksanakan setiap hari senin pukul 07:40 – 09:40 wib di lab
analisis Politeknik Negeri Lampung

2.2 Alat Dan Bahan

Peralatan yang digunakan adalah Bak plastic Vol. 200 Itr 4 bh, Bak limbah
Vol. 400 ltr 4 bh , Pipa PVC 1/2 inch, Cangkul 4 bh, Ember 8 Itr 4 bh, Gayung 4
bh dan Roll meter

Bahan yang digunakan adalah Tanaman air, Split O 2 cm, Pasir kasar, Tanah
top soil, Limbah cair agroindustri dan beberapa bahan lainnya

2.3 Prosedur Kerja

1. Setiap kelompok membuat rancangan teknis alat pengolahan limbah


dengan sistem down flow atau up flow seperti pada gambar 1.
2. Setelah sancangan jadi, pada bak pengolahan limbah berturut-turut dari
bagian bawah ditaruh split - pasir kasar - top soil. Sedangkan pada bak
limbah diisi limbah cair agroindustri yang sebelumnya harus diketahui
karakteristiknya.
3. Setelah media tumbuh disusun, kemudian lakukan penanaman makrofit.
4. Tahap selanjutnya adalah membuka kran inlet dengan debit dibuat waktu
tinggal hidrolik (WTH) + 7 hari.
5. Setelah aliran stabil sesuai dengan WTH yang kita kehendaki, lakukan
pengambilan sampel setiap 7 hari selama 3 hari.
6. Lakukan pengamatan:
7. Fisik : Warna, turbidity, dan TDS.
8. Kimia : pH, DO, COD, BOD, Total N, dan Total P
III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

3.1.1 Hasil Pengamatan Fisik Dan Kimia

Pengamatan dilakukan setiap minggu, selama 3 kali.

Tabel 1. Hasil pengamatan fisik dan kimia selama 3 kali pengamatan

Hasil analisis
Parameter
I II III
Warna Keruh kekuningan jernih
Bau Tidak sedap Tidak terlalu bau Tidak berbau
Temperatur oC 28,3 28,2 27,1
Tds (mg/l) 75,72 25,32 0,530 ppm
Ph 7,46 8,26 7,71
Do (mg/l) 1,21 0,91 27,8

3.1.2 Berat kering tanaman fitoremediasi

Genjer = 12,4 g

Kangkung = 7,8 g

3.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel 1. hasil pengamatan fisik dan kimia , kegiatan fitoremediasi


dapat di simpulkan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data pengamatan ke 3
terdapat perubahan yang baik pada sampel air limbah yang diujikan.

Berat kering tanaman dianggap sebagai hasil dari semua proses atau peristiwa
yang terjadi selama proses pertumbuhan. Berat kering merupakan hasil dari
penimbunan hasil bersih asimilasi CO2 (Larcher, 1975). Semakin banyak logam
berat yang terserap oleh tanaman, semakin besar jugak berat kering pada tanaman.
IV KESIMPULAN

4.1 kesimpulan

fitoremediasi merupakan suatu sistim dimana tanaman tertentu yang


bekerjasama dengan microorganisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat
mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan) menjadi kurang atau tidak
berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi. kegiatan
fitoremediasi dapat di simpulkan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data
pengamatan ke 3 terdapat perubahan yang baik pada sampel air limbah yang
diujikan.
Berat kering tanaman dianggap sebagai hasil dari semua proses atau peristiwa
yang terjadi selama proses pertumbuhan. Berat kering merupakan hasil dari
penimbunan hasil bersih asimilasi CO2 (Larcher, 1975). Semakin banyak logam
berat yang terserap oleh tanaman, semakin besar jugak berat kering pada tanaman.

Anda mungkin juga menyukai