Anda di halaman 1dari 7

Nama : Riyansyah Ramdhan P PJP : Dr. Ir.

Gayuh Rahayu
NIM : C540201086 Nama Asisten :
Kelompok : ST05.2 1. Yenni Dewi Anggrain
Hari / Tanggal : Rabu / 5 Mei 2021 (G34170034)
2. Andriana Gundari (E44170016)
3. Adinda Wanda Astira (D14180003)
4. Princilya Anggraeni (D14180067)
POTENSI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DAN NILAI PEDULI
LINGKUNGAN

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui perubahan kualitas air akibat
fitoremediasi, mengetahui respon tanaman akibat mekanisme fitoremediasi, dan
mengenali jenis-jenis tanaman yang mampu bertindak sebagai agens fitoremediasi.

Bahan dan Metode


Bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah pot, eceng gondong, dan air.
Metode yang digunakan adalah metode observaasi dengan mencatat perubahan-perubahan
yanga ada.

Hasil Pengamatan

Gambar 1. Hasil pengamatan eceng gondok dari hari pertama, ketujuh dan ke-14.(
dari kiri ke kanan)
Tabel 1 Hasil pengamatan tanaman eceng gondok yang ditumbuhkan pada air bersih
Hari Ke- Jumlah daun Kondisi Kejernihan air
1 9 Segar Jernih
7 9 9 daun segar ujung Jernih
kecoklatan
14 9 8 daun segar, 1 layu Jernih

Tabel 2 Hasil pengamatan tanaman eceng gondok yang ditumbuhkan pada air
tercemar
Hari Ke- Jumlah daun Kondisi Kejernihan air
1 8 9 daun segar Keruh
7 8 7 segar, 2 mati Agak keruh
14 8 mati Agak jernih

Pembahasan
Fitoremediasi merupakan suatu proses yang bekerja dibagian atas dari tumbuhan
(daun) melalui proses transpirasi. Pada mekanisme fitoremediasi lainnya, menyebutkan
bahwa zat tercemar yang terserap oleh tanaman fitoremediasi akan dirombak oleh tanaman
tersebut dan menghasilkan zat lain yang tidak berbahaya. Terlebih kelebihan fitoremediasi
adalah mengurangi risiko kontaminan terdispersi yang menyebabkan pencemaran tiada
habisnya, sedangkan kekurangannya beberapa spesies tanaman tidak dapat di tanam di area
yang sangat berpolusi. Mekanisme fitoremediasi seperti untuk menghilangkan,
memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik
maupun anorganik Fitoremedasi juga merupakan penggunan tumbuhan untuk mengabsorbsi
dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. ada tiga kemungkinan mekanisme yang
umum terjadi pada proses fitostabilisasi; reaksi redoks, presipitasi kontaminan menjadi
bentuk endapan, dan pengikatan bahan–bahan organik ke dalam bagian lignin tanaman. Hasil
pengamatan yang didapatkan adalah perubahan kejernihan yang berubah, dan kesuburan
tanaman.

Jawab Pertanyaan
1. Berdasarkan pengamatan secara visual, apakah ada perubahan tingkat kejernihan air
setelah 2 minggu pengamatan?
Jawaban :
Berdasarkan pengamatan secara visual, ada perubahan pada warna kejernihan air
setelah dua minggu. Perubahan warna ini terjadi secara perlahan dan kekeruhan air
terlihat berbeda signifikan setelah pengamatan selama 7 hari. Setelah 14 hari, air
limbah yang semula sangat keruh berubah menjadi lebih jernih, namun tidak
sepenuhnya jernih seperti air yang berada di air bersih.

2. Pada praktikum yang anda lakukan, anda tidak melakukan pengukuran perubahan
kimia air. Coba carilah informasi bagaimana perubahan kualitas kimia air yang
tercemar setelah dilakukan proses fitoremediasi, parameter- parameter apa sajakah
yang biasa digunakan untuk mengukur perubahan kualitas air tersebut (sebutkan
rujukan yang anda gunakan)?
Jawaban :
Efektivitas proses fitoremediasi tiap perlakuan ditentukan dari kemampuan dalam
meningkatkan kualitas air yang tercermin dari beberapa parameter fisikokimia meliputi
pH (puissance negative de H), DO (Chemical Oxygen Demand), konduktivitas,
turbiditas, suhu, nitrat, ortofosfat, bikarbonat, BOD (Bichemical Oxygen Demand),
TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Disolved Solid), dan TOM (Total Organic
Matter) (Retnaningdyah dan Arisoesilaningsih 2018). Secara umum proses
fitoremediasi secara signifikan mampu menurunkan alkalinitas (bikarbonat), turbiditas,
TSS, BOD, nitrat dan fosfat terlarut (Retnaningdyah dan Arisoesilaningsih 2018).

3. Apakah ada penambahan atau pengurangan jumlah daun? Jelaskan jawaban anda.
Carilah informasi pendukung mengenai respon tanaman yang digunakan sebagai
agens fitoremediasi. Jika jumlah daun berkurang/bertambah, jelaskan bagaimana
mekanisme yang mungkin terjadi!
Jawaban :
Terdapat perubahan warna daun menjadi kecoklatan dan kering, sehingga ada
pengurangan jumlah daun selama pengamatan berlangsung. Beberapa daun terlihat
layu namun tetap berwarna hijau. Penurunan COD dipengaruhi oleh adanya gulma air
yang berfotointesis di bagian daun menggunakan CO2 dan H2O dan akan melepas O2
sehingga meningkatkan Okesigen Terlarut (DO). Proses rhizodegradasi maupun
fitodegradasi mentranslokasikan bahan organik terlarut atau yang telah mengalami
perombakan sebelumnya menuju bagian daun yang selanjutnya dilakukan proses
penguapan (Imron et al. 2019). Menurut Erawati dan Saputra (2017), semakin tinggi
kandungan konsentrasi zat pada air limbah, maka akan semakin cepat terjadi
penurunan berat massa pada tanaman. Hal ini menyebabkan daun layu dan akhirnya
patah.
4. Berdasarkan literatur, coba cari informasi mengenai ketiga tanaman di atas
yang biasa digunakan sebagai agens fitoremediasi. Sebutkan kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing tanaman dalam aplikasinya.
Sebutkan rujukan yang anda gunakan! Jawaban :
Menurut Komala (2015) tanaman kiambang (Salvinia natans) mampu
menurunkan kadar COD sebesar 87,10% dan kadar TSS sebesar 98,46%
pada limbah cair. Tanaman kangkung air (Ipomea sp.) dapat menurunkan
kadar COD sebesar 86,2%, kadar BOD sebesar 86,7%, dan kadar TSS
sebesar 63,2% pada limbah cair. Tanaman eceng gondok (Eichhornia sp.)
mampu menurunkan kadar COD sebesar 97,50%, BOD 97,50% dan
kekeruhan 96,15% pada limbah cair (Rukmawati 2015). Ketiga tanaman
tersebut memiliki potensi untuk mengurangi pencemaran pada limbah cair.
Umumnya kelemahan fitoremediasi adalah dari segi waktu yang
dibutuhkan lebih lama dan juga terdapat kemungkinan masuknya
kontaminan ke dalam rantai makanan melalui konsumsi hewan dari
tanaman tersebut. Kelemahan lainnya adalah eceng gondok dan kiambang
termasuk dalam kelompok gulma air yang dapat mengganggu ekosistem
perairan.

Pengayaan
1. Apakah perbedaan antara fitoekstrasi dan fitodegradasi?
Fitoekstraksi adalah penyerapan logam berat oleh akar tanaman dan
mengakumulasi logam berat tersebut ke bagian-bagian tanaman seperti akar,
batang dan daun. Fitodegradasi adalah metabolisme logam berat di dalam
jaringan tanaman oleh enzim seperti dehalogenase dan oksigenase (Caroline,
2015).

2. Berikan contoh beberapa tanaman yang dapat berperan sebagai agens


fitoremediasi melalui mekanisme fitovolatilisasi!
Fitovolatilisasi terjadi ketika tanaman menyerap logam berat dan
melepaskannya ke udara lewat daun dan ada kalanya logam berat mengalami
degradasi terlebih dahulu sebelum dilepas lewat daun (Caroline, 2015).
Beberapa tanaman yang dapat berperan sebagai agens fitoremediasi
kangkung air, kayu apu, sambang darah, dan sri rejeki.
Daftar Pustaka
Erawati E, Saputra HM. 2017. Pengaruh konsentrasi terhadap fitoremediaso limbah
Zn menggunakan eceng gondok (Eichornia crassipes). Jurnal Teknologi
Bahan Alam. 1(1):24-28.
Hartanti PI, Haji ATS, Wirosoedarmo R. 2013. Pengaruh kerapatan tanaman eceng
gondok (Eichornia crassipes) terhadap penurunan logam chromium pada
limbah cair penyamakan kulit. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
1(2):31-37.
Imron, Sriyani N, Dermiyati, Suroso E, Yuwono SB. 2019. Fitoremediasi dengan
kombinasi gulma air untuk memperbaiki kualitas air limbah domestik. Jurnal
Ilmu Lingkungan. 17(1):51-60.
Komala R. 2015. Fitoremediasi limbah cair tahu untuk menurunkan COD dan TSS
dengan memanfaatkan kiambang. Jurnal Kinetika. 6 (3):31-36.
Purakayastha TJ, Chonkar PK, 2010. Phytoremediation of Heavy Metal
Contaminated Soils. Berlin: Springer.
Retnaningdyah C, Arisoesilaningsih E. 2018. Efektivitas proses fitoremediasi air
irigasi tercemar bahan organik melalui sistem batch culture menggunakan
hidromakrofita lokal. Jurnal Biologi Indonesia. 14(1): 33-41.
Rukmawati, BS. 2015. Sirkulasi aliran limbah pengolahan kopi pada proses
fitoremediasi [skripsi]. Jember: Universitas Jember.
Siahaan BC, Utami SR, Handayanto E. 2014. Fitoremediasi tanah tercemar merkuri
menggunakan Lindernia crustacea, Digitaria radicosaa, dan Cyperus
rotundus serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 1(2):35-51.
Wise DL, Trantolo DJ, Cichon EJ, Inyang HI. 2000. Bioremediation of
Contaminated Soils. Stottmeister U, editor. New York (NY): Marcel Dekker

Anda mungkin juga menyukai