Anda di halaman 1dari 4

Nama : Novita Shania Angelica Hari/Tanggal : Selasa/25 Mei 2021

NIM : A1401201075 Asisten Praktikum :


Kelas : ST24.1 1. Dwina Amrieta N. (A24170177)
Kelompok : 8 2. Nugroho Fadillah R. (A24180052)
Dosen PJP : Hirmas Fuady Putra, S.Si, M.Si 3. Dominikus Mario D.A. (A34170083)
4. Desi Anggrahini (A34180038)

SEL DARAH MERAH DAN PUTIH


PADA BERBAGAI TAKSA HEWAN
PRAKTIKUM MANDIRI 1
Demo Pembuatan Preparat Ulas Darah
Demo pembuatan preparat ulas darah ini memerlukan alat-alat seperti kaca
preparat, pipet tetes, cawan petri (dapat juga menggunakan tabung kopling),
mikroskop cahaya berlensa majemuk, dan pen lancet darah (dapat juga
menggunakan alat penusuk lainnya). Selain itu, bahan-bahan yang diperlukan
adalah sampel darah, pewarna Leishman (dapat juga menggunakan pewarna
Wright atau pewarna Gram), air distilasi, minyak imersi, kapas, dan alkohol gosok.

Siapkan dua kaca Sterilkan jari dengan alkohol and tusuk


preparat dan bersihkan dengan steril Lancet. Lalu teteskan sedikit
dengan alkohol 90% darah ke bagian tengah kaca preparat

Keringkan olesan darah


Kaca preparat yang lain diposisikan dengan
selama beberapa menit.
kemiringan 45° terhadap preparat yang telah
Lalu, letakkan kaca
ditetesi sampel darah, kemudian gerakkan dari
preparat di cawan petri
ujung preparat ke arah yang berlawanan untuk
dengan olesan darah
menghasilkan olesan darah pada preparat
menghadap ke atas

Diamkan campuran
Teteskan pewarna Leishman pada olesan darah air distilasi dan
kemudian cawan petri ditutup. Kaca preparat dapat pewarna selama 10
juga dicelupkan dalam tabung kopling berisi menit agar
pewarna Leishman selama 1 menit, kemudian tercampur merata
teteskan 2 kali volume air distilasi pada pewarna

Berasihkan kaca preparat dengan Preparat siap untuk diobservasi di


air distilasi. Hasil pewarnaan bawah mikroskop. Teliti dan pelajari
adalah warna merah muda (pink macam sel darah dengan perbesaran
rose) pada olesan darah. Biarkan 40X dan 100X (gunakan minyak
hasil pewarnaan mengering imersi sambil perlahan turunkan lensa
dengan posisi miring hingga menyentuh permukaan minyak
PRAKTIKUM MANDIRI 2
Mengidentifikasi Perbedaan dan Persamaan Sel Darah Merah dan Putih pada Hewan Vertebrata

No Nama Hewan Gambar dan Sumber Gambar Pembahasan

A B C Eritrosit kodok ornate (amfibi) berbentuk bulat


memanjang (elips). Leukosit yang berbentuk
Kodok Ornate neutrofil dengan 4 inti berlobus. Sedangkan monosit
1 (Microhyla memiliki inti berlekuk yang ditempatkan secara
ornata) Nukleus eksentrik. Pewarnaan dengan pewarna Giemsa dan
(A) Eritrosit; (B) Neutrofil; (C) Monosit diteliti di bawah mikroskop cahaya (Hund H500)
dengan skala garis 10 μm. (Hota et al. 2013)
Hota et al. (2013)
Eritrosit dewasa burung rhea (aves) memiliki
Eritrosit
bermacam-macam ukuran, dengan inti oval sampai
elips, terletak di tengah, kromatin berkelompok
Burung Rhea Monosit
merata. Neutrofil dengan vakuola di dalam
2 (Rhea
Neutrofil sitoplasma. Monosit dengan morfologi bilobulasi.
americana)
Pewarnaan dengan metode Fast Panotic dan diteliti
di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 100x
Galloa et al. (2015)
(Galloa et al. 2015).
Eritrosit luwak jawa (mamalia) berbentuk agak
Monosit
cekung di bagian tengahnya, memiliki bermacam-
Eritrosit macam bentuk (tidak selalu bulat sempurna).
Luwak Jawa
Neutrofil memiliki vakuola. Monosit berbentuk
3 (Paradoxurus Neutrofil sama seperti mamalia pada umumnya. Pewarnaan
hermaphroditus)
dengan pewarna Giemsa 10% dan diteliti di bawah
Satyaningtijas et al. (2014) mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000x.
(Satyaningtijas et al. 2014)
PRAKTIKUM MANDIRI 3
Uji Kelainan Genetik pada Manusia – Penapisan dan Pengujian
Prenatal
Tes prenatal perlu dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui
kondisi janin bilamana janin dalam kandungan adalah bayi berkebutuhan khusus
di atas rata-rata. Selain itu, tes prenatal dapat mengetahui kebutuhan yang
mungkin ada seperti operasi janin untuk spina bifida. Hasil tes dapat memberi rasa
tenang bagi orang tua, mengantisipasi perubahan kehidupan saat mengetahui anak
yang dikandung berkebutuhan khusus, sampai keputusan untuk melanjutkan
kehamilan atau tidak.
Beberapa orang tidak ingin melakukan tes prenatal terhadap kandungannya
dengan alasan personal, alasan moral, atau alasan keagamaan. Alasan lainnya
adalah rasa nyaman bagaimanapun hasil akhirnya, merasa khawatir terhadap
resiko yang dapat terjadi pada tes prenatal, dan rasa kekhawatiran yang akan
timbul jika hasil tes positif.
Kromosom trisomi 21 merupakan keadaan dimana seorang individu
memiliki kelebihan 1 kromosom pada kromosom ke-21, sehingga total kromosom
yang dimiliki adalah 47, yang seharusnya manusia normal hanya memiliki 46
kromosom tunggal. Karakteristik utama yang nampak dari penderita kelainan
kromosom trisomi 21 adalah karakteristik wajah yang khas, tonus (ketegangan)
otot yang lemah, dan keterbelakangan mental dari yang ringan hingga sedang.
Selain itu, karakteristik lainnya dari penderita sindrom Down adalah
keterlambatan perkembangan pada anak, kelainan jantung bawaan, dan menderita
beberapa masalah kesehatan lainnya seperti kurangnya pendengaran dan kelainan
tiroid.
Tes prenatal meliputi beberapa rangkaian tes, salah satunya adalah non-
invasive prenatal screening. Screening ini memungkinkan kita untuk
menganalisis DNA janin yang berada pada aliran darah ibu sejak 9 minggu usia
kandungan. Screening ini dilakukan untuk menganalisis sindrom Down, trisomi
13, trisomi 18, dan sindrom Turner. Dapat juga dilakukan untuk menganalisis
kelainan kromosom seks atau kelainan genetik langka lainnya. Non-invasive
prenatal screening ini dianjurkan bagi wanita yang dimungkinkan berisiko tinggi
mengalami kelainan kromosom, seperti adanya keturunan penderita kelainan
kromosom atau kesalahan pada tes ultrasound dan ketidakwajaran hasil screening.
DAFTAR PUSTAKA
Galloa SSM, Ederlib NB, Bôa-Mortea MO, Oliveiraa FCR. 2015. Hematological,
morphological and morphometric characteristics of blood cells from rhea,
Rhea Americana (Struthioniformes: Rheidae): a standard for Brazilian birds.
Brazilian Journal Biology. 75(4): 953–962. http://dx.doi.org/10.1590/1519-
6984.03414.
Hota J, Das M, Mahapatra PK. 2013. Blood cell profile of the developing tadpoles
and adults of the ornate frog, Microhyla ornata (Anura: Microhylidae).
International Journal of Zoology. 2013(1): 1–14.
http://dx.doi.org/10.1155/2013/716183.
Satyaningtijas AS, Kusumorini N, Fachrudin MM, Purnomo. 2014. Profil leukosit,
diferensial leukosit, dan indeks stres luwak jawa (Paradoxurus
hermaphroditus). Jurnal Veteriner. 15(4): 487–493.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/view/13227.

Anda mungkin juga menyukai