Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM OHM

INDI AFKARINA SALSABILA

C4401201013

ST18.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Dr.Yessie Widya Sari, S.Si., M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPB UNIVERSITY

2020
I. TUJUAN

Mampu menjelaskan cara pengukuran arus dan tegangan secara bersamaan.


Mampu menentukan nilai suatu hambatan listrik dengan pengukuran arus dan
tegangan secara bersamaan.

II. TEORI SINGKAT

Arus listrik mengalir didalam kawat penghantar jika ada beda potensial
antara ujung – ujung penghantar itu. Hukum ohm menjelaskan hubungan
antara tegangan listrik dan kuat arus listrik. Orang yang pertama kali
menyatakan hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik adalah George
Simon Ohm. Secara matematis dapat ditulis:

R=

Untuk mencari tegangan (V) dan kuat arus (I):

V= I . R

I=

Keterangan:

V : Tegangan (V)

I : Kuat arus (I)

R : Hambatan lampu (Ω)

Rumus di atas dikenal dengan hukum ohm. Bunyi hukum ohm sebagai berikut:
“Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
antara ujung- ujung penghantar”.

Besarnya 1 Ω = . Jadi 1 Ω adalah beda potensial sebesar 1 volt (V) yang

dapat menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1 ampere (A). Grafik beda potensial
atau tegangan ujung- ujung konduktor V terhadap kuat arus I yang melaluinya
(memenuhi hubungan V= R . I) berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik
asal (0.0). Kemiringan garis lurus yaitu menunjukkan besar hambatan listrik

konduktor. Semakin curam garis lurus maka semakin besar hambatan listrik
konduktor (Molla 2011).

Dua beban terangkai secara seri bila beban tersebut hanya membentuk satu
jalan arus yaitu tidak ada titik cabang pada terminal yang bersekutu. Rangkaian
hambatan seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan (segaris). Pada
rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, besar
kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi, semua
hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik yang besarnya
sama. Bila salah satu hambatanada yang putus, maka arus listrik pada rangkaian
tersebut juga putus atau tidak mengalir pada lampu pijar masing- masing dengan
hambatan listrik R1 dan R2 dirangkai seri (Molla 2011).

Sifat- sifat rangkaian seri:

1. Pada beberapa hambatan (lampu/resistor) yang dipasang seri hanya ada satu
macam arus.

2. Dalam rangkaian seri kuat arus dimana- mana sama. Maka:

I1 = I2 = I3 = Is

3. Dalam rangkaian seri bila ada satu bagian yang terputus maka seluruh
bagian tidak ada arus.

4. Bila 2 hambatan masing- masing R1 dan R2 dirangkai secara serimaka


hambatan secara keseluruhan (Rs) sama dengan jumlah hambatan kedua resistor
tersebut.

5. N resistor yang hambatannya R1, R2....... Rn dapat diganti dengan sebuah


resistor pengganti yaitu Rn asalkan nilainya Rp = R1 + R2 + .....+ Rn.

6. VAC = VAB + VBC.

Dua beban terangkai secara paralel bila sepasang- sepasang terminal


berhubungan secara langsung. Hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun
secara berdampingan atau berjajar. Jika hambatan yang dirangkai paralel
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, maka tegangan pada ujung- ujung
tiap hambatan adalah sama. Sesuai dengan Hukum 1 Kirchoff “ Jumlah kuat arus
yang mengalir pada masing- masing hambatan sama dengan kuat arus yang
mengalir pada penghantar utama” (Molla 2011).

Dalam rangkaian paralel tegangan pada ujung- ujung lampu sama besar
sedangkan kuat arusnya tidak sama misalnya, jika lampu di rmah mati maka
lampu yang lain tetap menyala. Sifat- sifat rangkaian paralel berdasarkan
eksperimen atau percobaan yang akan dilakukan :

1. Antara ujung- ujung beberapa hambatan yang dirangkai secara paralel hanya
ada satu beda potensial V1 = V1 = V3 = Vs.

2. Jumlah arus yang masuk ke titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus
yang keluar dari titik percabangan Is = I1 + I2 hubungan inilha yang disebut dengan
Hukum 1 Kirchoff.

3. Pada rangkaian paralel putusnya salah satu cabang tidak menyebabkan arus
pada cabang lain terputus.

4. Bila dua penghambat resistor masing- masing R1 dan R2 dirangkai secara


paralel hambatan secara keseluruhan Rs maka berlaku hubungan :

Rs
= R = R2

5. Bila n resistor yang hambatannya masing- masing R1, R2....... Rn yang terangkai
secaraparalel dapat diganti dengan sebuah hambatan pengganti Rp asalkan R0
=R

+ R2 + .... + Rn
III. DATA
Tabel rangkaian 1

Pengukuran pada Rx1


Rangkaian [a] Rangkaian [b]
I [A] V [V] I [A] V [V]
0.147 1.00 0.147 0.92
0.500 1.20 0.500 1.10
0.583 1.40 0.583 1.28
0.667 1.60 0.667 1.47
0.750 1.80 0.750 1.64
0.834 1.99 0.834 1.84
0.917 2.21 0.917 2.02
1.000 2.41 1.000 2.20
1.080 2.60 1.080 2.39
1.170 2.80 1.170 2.57
1.250 2.99 1.250 2.74

Tabel rangkaian 2

Pengukuran pada Rx2


Rangkaian [a] Rangkaian [b]
I [A] V [V] I [A] V [V]
17.8 1.00 17.9 1.00
21.4 1.20 21.5 1.20
24.9 1.40 25.1 1.40
28.5 1.59 28.6 1.59
32.0 1.80 32.2 1.80
35.6 2.00 35.8 2.00
39.1 2.20 39.4 2.20
42.7 2.40 42.9 2.40
46.3 2.59 46.5 2.59
49.8 2.79 50.1 2.79
53.4 3.00 53.7 3.00
Tabel rangkaian 3

Pengukuran pada Rx3


Rangkaian [a] Rangkaian [b]
I [A] V [V] I [A] V [V]
1.10 1.00 1.20 1.00
1.32 1.20 1.44 1.20
1.54 1.40 1.68 1.40
1.76 1.60 1.92 1.60
1.98 1.79 2.16 1.79
2.20 1.99 2.40 1.99
2.42 2.19 2.64 2.20
2.64 1.40 2.88 2.40
2.86 2.61 3.12 2.60
3.08 2.79 3.36 2.80
3.30 3.00 3.60 3.01

IV. PENGOLAHAN DATA


1) Kurva V terhadap I Rangkaian 1 (a)

Ra = 2.40 Ω

∆Ra = 0.009 Ω

Tipot Ra = 0.002 V

∆Tipot Ra = 0.008 V
2) Kurva V terhadap I Rangkaian 1 (b)

Rb = 2.20 Ω

∆Rb = 0.008 Ω

Tipot Rb = 0.002 V

∆Tipot Rb = 0.007 V

3) Kurva V terhadap I Rangkaian 2 (a)


Ra = 56.094 Ω

∆Ra = 0.146 Ω

Tipot Ra = 0.001 V

∆Tipot Ra = 0.005 V

4) Kurva V terhadap I Rangkaian 2 (b)

Rb = 55.770 Ω

∆Rb = 0.182 Ω

Tipot Rb = 0.0003 V

∆Tipot Rb = 0.007 V
5) Kurva V terhadap I Rangkaian 3 (a)

Ra = 908.678 Ω

∆Ra = 2.951 Ω

Tipot Ra = -0,002 V

∆Tipot Ra = 0.007 V

6) Kurva V terhadap I Rangkaian 3 (b)


Rb = 835.606 Ω

∆Rb = 2.128 Ω

Tipot Rb = -0.006 V

∆Tipot Rb = 0.005 V

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum pekan kesebelas ini disajikan sebanyak tiga jenis rangkaian
yang masing- masing rangkaian dibedakan menjadi rangkaian a dan rangkaian b.
Untuk mencari nilai hambatan pada semua rangkaian baik rangkaian a dan b di
ketiga jenis rangkaian maka digunakan aplikasi fungsi excel rumus LINEST.
Dalam penentuan kurva antara V terhadap I juga menggunakan aplikasi fungsi
excel rumus LINEST.

Setelah mendapatkan nilai hambatan sekaligus ketidaktepatan dari hambatan


maka dapat dibandingkan hasil tersebut dengan nilai hambatan sebenarnya pada
panduan praktikum.

Pada rangkaian yang ke-1 menurut hasil hambatan sebenarnya diperoleh Rx1
sebesar 2.2 Ω. Saat dibandingkan nilai hambatan antara rangkaian R1a dan R1b
maka hasil yang paling mendekati niai hambatan sebenarnya adalah pada
rangkaian R1b dengan perolehan hasil hambatan sebesar 2.20 Ω. Hal ini
disebabkan nilai hambatan yang kita ukur relatif kecil dibandingkan hambatan
voltmeter nya (Rx << rv) maka rangkaian b akan mendapatkan hasil yang lebih
akurat.

Pada rangkaian yang ke-2 menurut hasil hambatan sebenarnya diperoleh Rx2
sebesar 56 Ω. Saat dibandingkan nilai hambatan antara rangkaian R2a dan R2b
maka hasil yang paling mendekati niai hambatan sebenarnya adalah pada
rangkaian R2a dengan perolehan hasil hambatan sebesar 56.094 Ω. Hal ini
disebabkan nilai hambatan yang kita ukur relatif besar dibandingkan hambatan
amperemeter (Rx << rA) maka rangkaian a akan mendapatkan hasil yang lebih
akurat.
Pada rangkaian yang ke-3 menurut hasil hambatan sebenarnya diperoleh Rx3
sebesar 910 Ω. Saat dibandingkan nilai hambatan antara rangkaian R3a dan R3b
maka hasil yang paling mendekati niai hambatan sebenarnya adalah pada
rangkaian R3a dengan perolehan hasil hambatan sebesar 908.678 Ω. Hal ini
disebabkan nilai hambatan yang kita ukur relatif besar dibandingkan hambatan
amperemeter (Rx << rA) maka rangkaian a akan mendapatkan hasil yang lebih
akurat.

Penerapan hukum ohm dalam kehidupan sehari- hari misalnya pada


penggunaan alat- alat listrik seperti lampu, TV, kulkas, dan sebagainya harus
disesuaikan dengan tegangan. Alat listrik yang diberikan tegangan lebih kuat dari
tegangan yang seharusnya mengakibatkan alat listrik tidakbekerja normal
misalnya: (1) lampu yang diberi tegangan lebih rendah mengakibatkan lampu
menyala redup, (2) setrika yang diberi tegangan lebih rendah mengakibatkan
proses pemanasan pada elemennya menjadi lambat, (3) arus listrik yang diberi
tegangan lebih besar dari tegangan yang seharusnya mengakibatkan alat listrik
cepat rusak, (4) hukum ohm dimanfaatkan untuk pembuatan rangkaian listrik seri,
paralel, dan gabungan.

VI. SIMPULAN

Mampu menjelaskan cara pengukuran arus dan tegangan secara bersamaan.


Mampu menentukan nilai suatu hambatan listrik dengan pengukuran arus dan
tegangan secara bersamaan.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Molla M.G. 2011. Pelaksanaan Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan


Metode Inkuiri Terbimbing pada Pokok Bahasan Hukum Ohm dan Rangkaian
Seri- Paralel, Efektivitas dalam hal Hasil Belajarnya, Keterlibatan dan
Kendala- Kendala [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai