Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

HUKUM ARCHIMEDES

NAHLAN QADRA DIMIEKA


B0401211069
ST05.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Drs. Sidikrubadi Pramudito, M.Si

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan
Menentukan massa jenis dari suatu bahan dengan melakukan pengukuran massa dan
volume secara langsung. Serta menentukan massa jenis dari suatu bahan dengan
mengunakan hukum Archimedes.

Teori Singkat
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas zat
cair. Sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, dimana besarnya gaya keatas (gaya
apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Sebuah benda akan mengapung di
dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair
(Jewwet 2009). Bila benda dicelupkan ke dalam air maka ada tiga kemungkinan yang
akan dialami oleh benda tersebut, yaitu mengapung, melayang dan tenggelam [6]. Suatu
benda dikatakan terapung dalam zat cair bila sebagian benda tercelup dan sebagian lagi
muncul di udara, dengan kata lain benda akan terapung diatas permukaan air (Husin .Z
et al. 2014). Hukum Archimedes berbunyi “Gaya apung dari suatu objek sama dengan
berat fluida yang dipindahkannya” (Ling SJ et al. 2016). Hukum ini, yang mungkin
merupakan hukum paling dasar dari hidrostatik menjelaskan banyak kejadian alam baik
dari segi kuantitatif dan kualtitatif. Salah satu penerapan hukum Archimedes adalah
pengukuran kerapatan benda dengan bentuk tak teratur (Mohazzabi P. 2017).
Massa jenis merupakan salah satu sifat dari suatu zat karena setiap zat memiliki
massa jenis yang berbeda-beda (Giancoli dan Duoglas 2001). Jika benda dimasukkan ke
dalam air, setelah itu air tersebut tenang dan benda terapung kembali, keadaan ini
menunjukkan bahwa tekanan menjadi sama di mana-mana, termasuk di tempat benda
tersebut berada. Ini berarti menunjukkan, bahwa tekanan yang diduduki benda tersebut
seharusnya sama dengan tekanan di bagian air yang lain atau air yang seharusnya ada di
situlah yang sama dengan air yang terdesak oleh benda.
Data
Tabel 6.1a Hasil pengukuran diameter dan panjang silinder kuningan

i Diameter ( cm ) Panjang ( cm )
1 1.255 4.640
2 1.250 4.635
3 1.245 4.645
4 1.250 4.650
5 1.255 4.645
6 1.255 4.635
7 1.250 4.640
8 1.255 4.640
9 1.255 4.635
10 1.255 4.635

Tabel 7.1b. Pengukuran massa m dan massa semu m' silinder kuningan

Bentuk dandan bahan Massa m ( gram ) Massa semu m


Silinder kuningan 48.731± 0.005 43.037 ± 0.005

Tabel 6.4a pengukuran panjang, lebar dan tebal

I Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm)


1 3.665 2.500 0.112
2 3.670 2.505 0.112
3 3.665 2.500 0.112
4 3.670 2.505 0.113
5 3.670 2.500 0.112
6 3.670 2.510 0.113
7 3.665 2.500 0.113
8 3.665 2.500 0.112
9 3.665 2.505 0.113
10 3.665 2.510 0.112

Tabel 7.4b pengukuran massa m dan massa semu m’

Massa m Massa semu Volume(cc)


Bentuk dan bahan (gram) m’(gram)
Plat kaca 2.435 ± 0.005 1.420 ± 0.005 1.032

Tabel 6.5a Pengukuran panjang, lebar, dan tebal balok kayu


i Panjang ( cm ) Lebar ( cm ) Tebal ( cm )
1 3.910 3.070 0.980
2 3.900 3.065 0.981
3 3.890 3.070 0.990
4 3.885 3.060 0.98
5 3.880 3.050 0.978
6 3.900 3.055 0.985
7 3.905 3.065 0.986
8 3.910 3.070 0.987

9 3.885 3.060 0.987


10 3.860 3.060 0.973

Tabel 7.5b Pengukuran massa m, massa dan pembenam m1, serta massa semu dan
pembenam m2
Bentu dan Bahan Massa dan Massa dan Massa semu m' dan
pembenam m pembenam m1 pembenam m2
( gram ) (gram ) ( gram )
Balok kayu 7.831 ± 0.005 49.695 ± 0.005 38.386 0.00
5

Pengolahan Data
1. Perhitungan tabel 6.1a dan 7.1b
a. Diameter rata-rata silinder kuningan
1.255+1.250+1.245+1.250+1.255+1.255+1.250+ 1.255+ 1.255+ 1.255
D́=
10
12.525
¿
10
¿ 1.252 cm
b. Ketidakpastian diameter silinder kuningan (=STDEV(A2;A11))
Δ D́=¿0.004 cm.
c. Panjang rata-rata silinder kuningan
4.640+ 4.635+4.645+ 4.650+4.645+ 4.635+4.640+ 4.640+ 4.635+4.635
ĺ=
10
46.400
¿
10
¿ 4.64 cm
d. Ketidakpatian Panjang rata-rata silinder kuningan (=STDEV(B2;B11))
Δ ĺ=¿0.004 cm.
e. Tebal rata-rata plat kaca
0.112+ 0.112+0.112+ 0.113+0.112+ 0.113+0.113 +0.112+0.113 +0.112
t́=
10
1.124
¿
10
¿ 0.1124 c m
f. Volume diameter silinder kuningan

4
= 5.71 cc
g. Ketidakpastian volume diameter silinder kuningan

h. Rapat massa silinder kuningan


m
ρ=
v
48.731 g
¿
5.7140 cc
¿ 8.53 g/cc

i. Ketidakpastiaan rapat massa silinder kuningan


∆𝜌 = 0.06 𝑔/𝑐𝑐
j. Hasil pengukuran massa m dan massa semu m’, rapat massa silinder kuningan

𝜌𝑏 = 8.56 g/cc

k. Ketidakpastiaan rapat massa dari hasil pengukuran massa m dan massa semu
m’
( m+ m' ) ρc
∆ ρ= 2
∆m
( m−m' )
( 48.731+43.037 ) ρc
¿ 0.005
( 48.731−43.037 )2
= 0.01 g/cc

2. Perhitungan tabel 6.4a dan 7.4b


a. Panjang rata-rata plat kaca
3.665+3.670+3.665+3.670+ 3.670+ 3.670+3.665+3.665+3.665+3.665
ṕ=
10
36.67
¿
10
¿ 3.667 cm
b. Ketidakpastian panjang rata-rata plat kaca (=STDEV(B1:B11))
Δ ṕ=¿0.002582 cm.
¿ 0.003 cm
c. Lebar rata-rata plat kaca
2.500+2.505+2.500+2.505+2.500+2.510+ 2.500+2.500+2.505+2.510
ĺ=
10
25.035
¿
10
¿ 2.504 cm
d. Ketidakpatian lebar rata-rata plat kaca (=STDEV(C2:C11))
Δ ĺ=¿0.004116 cm.
¿ 0.004 c m
e. Tebal rata-rata plat kaca
0.112+ 0.112+0.112+ 0.113+0.112+ 0.113+0.113 +0.112+0.113 +0.112
t́=
10
1.124
¿
10
¿ 0.1124 c m
f. Ketidakpastian tebal rata-rata plat kaca (=STDEV(D2:D11))
Δ t́=¿0.000516 cm.
¿ 0.0005 cm
g. Volume plat kaca
V = plt
¿ 3.667 x 2.504 x 0.1124
¿ 1.032 cc
h. Ketidakpastian volume plat kaca
2 2 2
ΔV =√ ( ¿ )2 ( Δp ) + ( pt ) ( Δl ) +( pl) ²( Δt) ²
2 2 2 2
¿ √ ( 2.504 x 0.1124 ) ( 0.003 ) + ( 3.667 x 0.1124 ) ( 0,004 ) + ( 3.667 x 2.504 ) +(0.0005)²
¿ 0.005 cc
i. Rapat massa plat kaca
m
ρ=
v
2.435
¿
1.035
¿ 2.36 g/cc
j. Ketidakpastiaan rapat massa plat kaca

1 2 m 2
Δρ=
√( )
v
2
( )
( 0.9 x Δm )2+ 2 (Δv) ²
v
2
1 2.435
√ 1.032
¿ ( ) ( 0.9 x 0.005 ) +

¿ 0.01 g /cc
( 1.032 ) (0.05)²
2
2

3. Perhitungan tabel 6.5a dan 7.5b


a. Panjang rata-rata balok kayu
3.910+3.900+3.890+3.885+ 3.880+ 3.900+3.905+3.910+3.885+3.860
ṕ=
10
3 8.925
¿
10
¿ 3. 89 cm
b. Ketidakpastian panjang rata-rata balok kayu (=STDEV(A2:A11))
Δ ṕ=¿0.02 cm.
c. Lebar rata-rata balok kayu
3.070+3.065+3.070+3.060+3.050+3.055+3.065+3.070+ 3.060+ 3.060
ĺ=
10
30.625
¿
10
¿ 3.062 cm
d. Ketidakpatian lebar rata-rata balok kayu (=STDEV(B2:B11))
Δ ĺ=¿0.007 cm.
e. Tebal rata-rata balok kayu
0.980+0.981+ 0.990+ 0.980+0.978+0.985+ 0.986+0.987+0.987+ 0.973
t́=
10
9.827
¿
10
¿ 0. 983 c m
f. Ketidakpastian tebal rata-rata balok kayu (=STDEV(B2:B11))
Δ t́=¿0.005 cm.
g. Volume balok kayu
V = plt
¿ 3.8925 ×3.0625 ×0.9831
¿ 11.71 cc
h. Ketidakpastian volume balok
2 2 2
ΔV =√ ( ¿ )2 ( Δp ) + ( pt ) ( Δl ) +( pl) ²( Δt) ²
2 2 2 2
¿ √ ( 3.062 x 0. 983 ) ( 0.0 2 ) + ( 3. 89 x 0. 983 ) ( 0,007 ) + (3. 89 x 3.062 ) +(0.005) ²
¿ 0.0 8 cc
i. Rapat massa balok kayu
m
ρ=
v
7.831
¿
11.71
¿ 0.699 g/c c
j. Ketidakpastiaan rapat massa balok kayu

1 2 m 2
Δρ=
√( )v
2
( )
( 0.9 x Δm )2+ 2 (Δv) ²
v
2
1 7.831
√ 11.71
¿ ( ) ( 0.9 x 0.005 ) +

¿ 0. 0 0 5 g /cc
( 1 1.71 ) (0.0 8) ²
2
2

k. Rapat massa dari hasil pengukuran massa m, m1, dan m2 pada balok kayu
m x ρc
ρb=
m 1−m 2
7.831 x 1
¿
49.695−38.386
= 0.6925 cc
l. Ketidakpastiaan rapat massa balok kayu m, m1, dan m2
2m+m1−m2
∆ ρb= x ∆m
(m1−m2)
2(7.831)+ 49.695−38.386
¿ x 0.005
( 49.695−38.386)
26.971
¿ x 0.005
127.893481
= 0.001 g/cc
Pembahasan
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas
zat cair. Sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair aka
memberikan gaya keatas (gaya apung) pada benda, dimana besarnya gaya keatas (gaya
apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Sebuah benda akan mengapung di
dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair
(Jewwet 2009). Hukum Archimedes sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, batu yang dijatuhkan ke sungai akan tenggelam (Anjasari et al. 2015).
Aafafafafaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Simpulan
Hukum Archimedes digunakan untuk menentukan massa jenis suatu zat.
Menentukan massa jenis suatu zat dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara
eksperimen dan secara teoritis. Perhitungan massa jenis suatu zat secara eksperimen
lebih spesifik dibandingkan perhitungan secara teoritis

Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Jilid I Terjemahan Edisi Kelima. Jakarta(ID): Erlangga.

Husin, Z., Firmansyah, B., Lazuardi, E., Prasetyo, A., & Nurhasanah, N. 2014. Studi
awal perancangan prototipe remotely operated vehicle (ROV). Jurnal
Mikrotiga. 1(2):31-36.

Jewwet, Serway. 2009. Fisika untuk sains dan teknik buku. 1(6). Jakarta(ID) :Salemba
Teknika.

Ling SJ, Moebs W, Sanny J. 2018. University Physics Volume 1. Houston: Rice
University.

Mohazzabi P. 2017.Archimedes’ principle revisited. Journal of Applied Mathematics


and Physics. 5: 836-843.

Anda mungkin juga menyukai