Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK 5

Rukun Iman dan


Implementasinya

NAMA KELOMPOK:
Ananda Rachmadita A2401211167
Anggita Putri Fadila A1401211093
Dimas Maulana A4401211007
Elang Djoditama A2401211122
Erviendru Gading R B0401211044
Fairuz Nur Azizah A2401211051
Juanndisa Tiara A B0401211135
Mayang Nur Aini A4401211031
Naila Salwa Salsabila A2401211042
Mochamad Reza Febrian A4401211108
Usman Luqman Adi S B0401211143
Arti Rukun
Penopang yang kuat
Saling berhubungan antara satu dengan
yang lain, satu kesatuan.
Arti Iman
Iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar
amana yu’minu-imanan yang artinya beriman atau
percaya.
Iman ialah meyakini dalam hati, mengucapkan
dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Menuturkan bahwa iman
adalah membenarkan dan meyakini allah sebagai
tuhan yang memiliki dan yang disembah.
Arti Iman
Iman sebenarnya jalan untuk memuliakan akal pikiran
manusia, dengan cara menerima semua ketentuan
Allah pada setiap sesuatu.
Iman adalah apa yang berkristal di dalam hati dan
dibenarkan dengan perbuatannya (HR. Ibnu Najar &
Dailami)
Al Qur-an memerintahkan orang beriman untuk ikhlas
dalam melaksanakan keimanannya (Qs. Al-Hujurat ayat
14-15)
Arti Qs. Al-Hujurat ayat 14-15:
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah
(kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami
telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu.
Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan
Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Arti Rukun Iman
Rukun iman artinya nilai-nilai dasar yang mengikat
keimanan seseorang
Menurut Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah, rukun iman
itu enam perkara berdasarkan Dalil Qur’ani: Qs. An-
Nisa: 136
Arti Qs. An-Nisa: 136

‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ٰا ِم ُنْو ا ِبال ِه َوَرُس ْو ِلٖه َو ا ِكٰت ِب ا ِذ ْي َّزَل َع َرُس ْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْٓي َاْنَزَل ِم ْن‬
‫ىٰل‬ ‫َن‬ ‫َّل‬ ‫ْل‬ ‫ّٰل‬
‫ٰلاًل‬ ‫ٰۤل‬
‫َق ْب ُل َۗو َم ْن َّيْكُف ْر ِبالّٰلِه َو َم ِٕى َكِتٖه َو ُكُتِبٖه َوُرُس ِلٖه َو ا َي ْو ِم اٰاْلِخ ِر َق ْد َض َّل َض‬
‫َف‬ ‫ْل‬
‫ۢ َبِع ْي ًدا‬

Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan


Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan
kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya.
Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah
tersesat sangat jauh.
Arti Rukun Iman
Dalil sunnah: Iman adalah engkau mengimani Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rosul-Nya, hari
kemudian, dan mengimani takdir yang baik dan yang
buruk (HR. Muslim)
Rukun iman tidak boleh diganti, ditambah, atau dikurangi.
Aliran-aliran yang melakukannya telah keluar dari
Ahlussunnah wal Jamaah (contoh: Syiah, Ahmadiyyah)
Rukun Iman ke-1
Iman Kepada Allah Swt
Iman yang pertama adalah yakin atas adanya Allah SWT. Mengimani Allah
berarti kita percaya bahwa hanya Allah satu-satunya pencipta semesta ini
yang menguasai dan mengatur segalanya.

Seseorang muslim harus percaya kepada Allah SWT sebagai suatu Zat
yang tiada tandingan-Nya. Ia wajib percaya bahwa Allah SWT adalah
penguasa alam semesta dan tidak ada duanya. Ia juga harus percaya
bahwa semua makhluk menyembah Allah, tak hanya manusia, melainkan
juga hewan, tumbuhan, jin, hingga malaikat. Kita juga harus percaya
dengan semua nama dan sifat baik Allah, menaati semua perintah-Nya
serta menjauhi segala larangan-Nya.
Contoh: Lakukan shalat 5 waktu, lakukan kewajiban untuk zakat, berbakti
kepada kedua orang tua dan lakukan segala amalan yang sudah
diperintahkan oleh Allah SWT. Selalu memuji Allah SWT mengakui dan
menyadari bahwa tiada Tuhan kecuali Allah SWT, senantiasa bertaqwa dan
bertawakal kepada-Nya. Menghindari perbuatan yang dilarang seperti berzina,
tidak sombong, selalu memelihara kesucian diri, serta senantiasa
bermuhasabah.
Rukun Iman ke-2
Iman Kepada Para Malaikat

Iman kepada Para Malaikat adalah percaya bahwa malaikat adalah


makhluk ciptaan Allah swt yang tidak pernah membangkang
perintah-Nya, juga makhluk gaib yang menjadi perantara-perantara
Allah swt dengan Para Rasul. Kita percaya bahwa malaikat
merupakan makhluk pilihan Allah, mereka tidak berbuat dosa, tidak
melawan kepada-Nya, pekerjaannya semata-mata menjunjung tinggi
tugas yang diberikan kepada mereka masing-masing. Mereka juga
senantiasa jaga dan tidak pernah tidur sekejap pun, baik siang
maupun malam.

Dalam surah Asy-Syura ayat 5, Allah SWT. berfirman

‫َٰٓل‬
ۗ ‫َتَكاُد ٱلَّس َٰم َٰو ُت َيَت َف َّط ْر َن ِم ن َف ْو ِق ِه َّن ۚ َو ٱْلَم ِئَكُة ُيَس ِّبُحوَن ِبَحْم ِد َرِّبِه ْم َو َيْس َت ْغ ِف ُروَن ِلَم ن ِفى ٱَأْلْر ِض‬
‫َأٓاَل ِإَّن ٱلَّلَه ُه َو ٱْلَغ ُف وُر ٱلَّرِح يُم‬
Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan
malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya
Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.

Syaikh Hafizh bin Ahmad Hakami mengatakan, yang dimaksud iman


kepada malaikat adalah meyakini adanya 24 malaikat, sebagai hamba
Allah yang selalu tunduk dan beribadah. Allah Ta’ala berfirman dalam
surah Al-Anbiya ayat 27
‫اَل َيْس ِبُق وَنُه ۥ ِبٱْلَق ْو ِل َو ُهم ِبَأْم ِرِهۦ َيْع َم ُلوَن‬
Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya.
Implementasi Iman kepada Malaikat

1. Bertanggung jawab dalam hidup untuk selalu berusaha


melaksanakan perintah Allah dan tidak maksiat kepada-Nya
karena sadar semua perbuatan kita dicatat dan diawasi oleh Allah
Swt melalui para malaikat.
2. Tidak merasa sombong dengan Ibadah dan kebaikan yang
dilakukan karena malaikat pun tidak sombong dengan ibadah
mereka yang tak kenal henti.

Rukun Iman ke-3


Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab Alloh
Pemahaman iman begitu penting untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Seseorang yang memahami hakikat
keimanan tentunya akan berusaha untuk menerapkan yang
diyakini selama tidak terdapat faktor-faktor tertentu yang turut
mempengaruhi. Makna iman tidak hanya dipahami dalam arti
yakin atau sekadar percaya saja, namun lebih dari itu iman
adalah suatu bentuk pengaplikasian sistem yang membawa
seorang muslim naik ke derajat taqwa. Iman dan takwa adalah
dua komponen yang bersatu padu. Seorang muslim yang
beriman akan senantiasa menjaga dirinya dalam ketaqwaan.
Setiap umat Islam juga mesti mengimani kitab-kitab yang diturunkan
Allah SWT yakni kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat
kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa AS, dan kitab Alquran
yang telah diturunkan secara berangsur angsur kepada Nabi kita
Muhammad SAW. Sebagai seorang muslin kita berkewajiban
mempercayai pedoman hidup kita adalah Alquran. Percaya kepada
kitab berarti mengamalkan apa yang terdapat dalam kitab suci
tersebut. Umat Islam mesti berpegangan teguh kepada ajaran yang
terkandung dalam Alquran untuk menjalankannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Implementasi iman terhadap Kitab-Kitab Allah

Sebagai seorang muslim kita mempunyai kewajiban terhadap Alquran


yaitu membaca setiap hari, memahami isi dan kandungan yang terdapat
di dalamnya, menghafal surat-surat yang terdapat dalam Alquran dan
mengamalkan dalam segala bentuk perkataan dan perbuatan kita dalam
kehidupan sehari – hari dimanapun kita berada baik di sekolah, di kantor,
di rumah maupun di lingkungan masyarakat.
Pengamalan Alquran dalam kegiatan sehari-hari seperti belajar dengan
tekun dan rajin karena kita sebagai seorang muslin wajib menuntut ilmu.
Dalam berusaha kita harus berjuang kuat dan disertai doa dan tawakal
bahwa hasil yang kita peroleh adalah sudah ketentuan dari Alloh SWT.
Kita sebagai manusia wajib berusaha dan berdoa hasil sudah ditentukan
oleh Alloh.
Implementasi iman terhadap Kitab-Kitab Allah

Sebagai seorang muslim dalam berkata harus jujur baik dalam


melakukan jual beli atau berdagang, tidak boleh mengurangi takaran atau
timbangan. Boleh mengambil keuntungan berdasarkan kesepakatan
antara penjual dan pembeli seperti yang dituntunkan dalam Alquran.
Dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan kepada kita baik sebagai
guru, dokter atau perawat kita harus jujur dan bertanggung jawab atas
tugas yang telah kita lakukan dan wajib menjaga perasaan dan martabat
manusia.
Kewajiban seorang muslim juga harus tolong menolong, membantu yang
lemah dan kurang mampu dengan penuh kasih sayang sehingga akan
tercipta kerukunan dan ketentraman dalam masyarakat.
Rukun Iman ke-4
Iman Kepada Nabi dan Rasul
Iman Kepada Para Nabi dan Rasul merupakan rukun iman ke-4. Nabi
berasal dari kata na-ba yang berarti 'ditinggikan', atau dari kata naba-
a yang artinya 'berita'. Nabi berarti seseorang yang ditinggikan
derajatnya oleh Allah S.W.T. dengan memberikan wahyu kepadanya.
Adapun Rasul berasal dari kata arsala yang artinya 'diutus'. Rasul
berarti seorang yang diutus oleh Allah S.W.T. untuk menyampaikan
misi ajaran (risalah) kepaada umat-Nya.
Iman kepada Nabi dan rasul-rasul Allah SWT dilakukan dengan mempercayai
bahwa Allah benar-benar menurunkan nabi dan rasul-Nya untuk
menyampaikan ajaran kepada umat-umat-Nya di muka bumi ini. Beriman
kepada Nabi dan Rasul artinya ialah mempercayai segala ajarannya baik dari
lisan dengan mengikuti jejak suri tauladan Rasul-rasulnya. Siapa saja yang
mengikuti rasul-rasul-Nya, maka akan memperoleh hidayah dan petunjuk
bagi nya. Sebaliknya, orang yang mengingkari Rasul-rasul Allah maka akan
tersesat bagi nya. Keberadaan rasul Allah SWT ini tertera dalam Alquran
surah Al-Hajj ayat 75:
‫ٌۢع‬ ‫اًل‬ ‫ٰۤل‬
‫ۚ ُهّٰللَا َيْص َط ِف ْي ِم َن اْلَم ِٕى َكِة ُرُس َّو ِم َن الَّناِۗس ِاَّن َهّٰللا َس ِم ْي َبِص ْي ٌر‬
“Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” (QS.Al-Haj [22]:75).
Imam kepada nabi dan rasul-rasulnya juga dilakukan dengan
meyakini bahwa allah mengutus para rasul untuk membimbing
manusia dalam hal kebaikan. Seseorang yang menyakini bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah serta mengamalkan apa
yang diamalkan oleh Rasulullah maka di dalam dirinya akan
dihadirkan perasaan tenang dan nyaman dalam menghadapi
problem kehidupan. Oleh karena para rasul itu adalah perantara
Allah sang Pencipta dengan hamba-hamba-Nya. Rasul adalah
manusia sama seperti manusia pada umumnya yang hidup
dalam batas waktu tertentu, yang menerima wahyu dari Allah
SWT untuk disampaikan kepada umat-Nya, lalu mereka wafat
maka dari itu risalah mereka bawa termuat dalam kitab-kitab
khusus, sehingga ajaran dan misi yang mereka bawa itu tidak
sirna bersamanya.
Sebagaimana firman Allah SWT yang dalam Q.S. Al-Ma’idah:15-16
‫ُك‬ ‫َق‬
‫ِثيٍر ْد َجاَء ْم‬ ‫َك‬ ‫ْن‬ ‫ُف‬ ‫َت‬ ‫ْل‬
‫و ِم ا ِك اِب َو َيْع و َع‬ ‫َن‬ ‫َن‬ ‫ُف‬ ‫ْخ‬‫ُت‬ ‫ْنُت‬ ‫ُك‬
‫ْم ِثيًرا ِم َّم ا ْم‬ ‫َك‬ ‫ُك‬‫َل‬ ‫ُن‬ ‫َن‬‫ُل‬ ‫ُك‬ ‫َق‬ ‫َت‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َيا ْه َل ا ِك اِب ْد َجاَء ْم َرُس و ا ُيَبِّي‬
‫) َيْه ِدي ِبِه ُهَّللا َم ِن اَّتَبَع ِرْض َو اَنُه ُس ُبَل الَّس اَل ِم َو ُيْخِرُجُه ْم ِم َن الُّظ ُلَم اِت ىَل‬15( ‫ِم َن ِهَّللا ُنوٌر َو ِكَت اٌب ُم ِبيٌن‬
‫ِإ‬
16( ‫)الُّنوِر ِبِإْذ ِنِه َو َيْه ِديِه ْم ِإىَل ِص َراٍط ُم ْس َت ِق يٍم‬

“Hai ahli kitab, Sesungguhnya Telah datang kepadamu Rasul kami, menjelaskan
kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula
yang) dibiarkannya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”(Q.S. Al-
Ma’idah:15-16)
Implementasi iman terhadap Nabi dan Rasul

1. Meneladani Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.


2. Wajib mengimani semua Nabi dan Rasul dan tidak membeda-bedakan
mereka.
3. Kaum muslimin wajib beriman kepada nabi Isa a.s dalam kapasitas
beliau sebagai nabi dan rasul Allah bukan sebagai bagian dari Tuhan.
Orang yang menjadikan nabi sebagai tuhan termasuk orang yang
musyrik.
4. Meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah utusan terakhir dan
tidak ada nabi setelah beliau. Mengikuti dan meneladani sunnahnya
dalam semua dimensi kehidupan. Sehingga lahir pribadi-pribadi
muslim yang memiliki akhlakul karimah.
Rukun Iman ke-5

Iman Kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan rukun iman ke-5
yang artinya mempercayai bahwa hari kiamat suatu hari akan
datang. Hari akhir atau hari kiamat bisa dipahami sebagai hari
berakhirnya kehidupan di dunia fana ini dan memasuki awal
kehidupan baru yang abadi di akhirat. Pada kehidupan abadi itulah
manusia akan mendapatkan kepastian hidupnya, apakah hidupnya
akan berhasil dan berbahagia atau hidupnya akan celaka dan
sengsara.
Beriman kepada hari akhir juga harus diikuti dengan beriman
kepada kehidupan akhirat dan semua peristiwa yang terjadi di
dalamnya. Di antara peristiwa penting yang terjadi pada hari akhirat
adalah kebangkitan manusia dari alam kubur, dikumpulkannya
manusia di Padang Mahsyar, perhitungan dan penimbangan serta
pembalasan amal manusia, dan adanya jalan yang dilalui manusia
(shirath) untuk menuju ke arah surga atau neraka.

Dalil tentang Hari Akhir

Sebagai umat islam kita wajib percaya dan yakin bahwa hari akhir
atau hari kiamat itu pasti akan datang, karena kelak manusia akan
dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan dari
Allah SWT.
Ada beberapa surah di Al-qur'an yang membahas tentang hari akhir
atau hari kiamat, di antaranya seperti disebutkan berikut ini.

Allah SWT berfirman:

‫ُق‬ ‫ْل‬ ‫ُث‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬


‫َرْيَب ِفيَه ا َو َّن ٱل َه َيْب َع َم ن ِفى ٱ ُبور‬ ‫اَّل‬ ‫ٌة‬ ‫َة‬ ‫َأ‬
‫َو َّن ٱلَّس اَع َءاِتَي‬
Artinya : "Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada
keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa
pun yang di dalam kubur." (QS. Al-Hajj: 7)
Kemudian juga tertera dalam surah ini:

‫) َو َتُكوُن اْلِج َباُل‬۴( ‫) َيْو َم َيُكوُن الَّناُس َك اْلَف َراِش اْلَم ْب ُثوِث‬۳( ‫) َو َم ا َأْد َراَك َم ا اْلَق اِرَع ُة‬۲( ‫) َم ا اْلَق اِرَع ُة‬۱( ‫اْلَق اِرَع ُة‬
۵( ‫)َك اْلِع ْه ِن اْلَم ْن ُف وِش‬

Artinya: "Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari
Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-
gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan". (QS. Al-Qari'ah: 1-5)
Serta disebutkan dalam ayat berikut:

‌ؕ
‫ُهّٰللا َو ُكٌّل َاَتۡو ُه ٰد ِخ ِرۡيَن‬ ‫َو َيۡو َم ُيۡن َفُخ ِف ۡى الُّص ۡو ِر َف َف ِزَع َم ۡن ِف ۡى الَّس ٰم ٰو ِت َو َم ۡن ِفى اَاۡلۡرِض ِااَّل َم ۡن َش ٓاَء‬
Artinya: "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri". (QS. An-
Naml: 87)
Implementasi Iman Kepada Hari Akhir

1. Meyakini bahwa segala perbuatan yang kita perbuat di dunia ini akan
diberi balasan yang setimpal dan bersifat abadi dari Allah SWT.
2. Meningkatkan sikap disiplin dalam beribadah kepada Allah SWT.
3. Orang yang beriman kepada hari akhir ialah orang yang memiliki
idealisme yang tinggi dan produktif dalam menghasilkan kebaikan,
serta tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai suatu tujuan
sesaat.
4. Mengendalikan diri agar tidak mudah terpengaruh dengan keindahan
dunia dan lebih lebih mengutamakan kepentingan akhirat.
Rukun Iman ke-6
Iman Kepada Qadha dan Qadhar
Qadha dan Qadar
Qadha secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau
sifat. Qadha secara istilah yaitu ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz
sejak zaman azali. Qadar secara bahasa berarti ketetapan yang telah terjadi atau
keputusan yang diwujudkan. Qadar secara istilah yaitu ketetapan atau
keputusan Allah, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk.

Qadha dan Qadar adalah ketentuan dan kepastian dari Allah Swt. atas semua
makhluk-Nya, seperti; kelahiran, kematian, rezeki, dll.
Iman Kepada Qadha dan Qadar

Iman kepada Qadha dan Qadar artinya percaya dan yakin sepenuh hati
bahwa semua kejadian yang terjadi merupakan ketentuan Allah Swt.,
namun manusia tetap wajib berikhtiar sesuai dengan ketentuan-Nya dan
hasilnya diserahkan kepada Allah Swt., ikhtiarnya bernilai pahala di sisi
Allah.
Dalil
QS. At-Taubah Ayat 51

‫ُق ْل َّلْن ُّيِص ْيَبَنٓا ِااَّل َم ا َك َت َب ُهّٰللا َلَنۚا ُه َو َم ْو ٰل ىَنا َو َع ىَل ِهّٰللا َفْلَي َت َو َّك ِل اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن‬

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa


yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada
Allah orang beriman harus bertawakal.”

QS. Al-Qamar Ayat 49


‫َد‬
‫ِب ٍر‬‫َق‬ ‫ُه‬ ‫ٰن‬ ‫ْق‬‫َل‬ ‫َخ‬ ‫ٍء‬ ‫َش‬ ‫َّل‬ ‫ُك‬ ‫ا‬‫َّن‬‫ِا‬
‫ْي‬
Artinya: Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
QS. Ali-Imran Ayat 06

‫ُه َو اَّلِذ ْي ُيَص ِّو ُرُكْم ِفى اَاْلْرَحاِم َك ْي َف َيَش ۤاُء ۗ ٓاَل ِاٰل َه ِااَّل ُه َو اْلَع ِزْيُز اْلَحِكْي ُم‬
Artinya: Dialah yang membentuk kamu dalam rahim menurut yang Dia
kehendaki. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Implementasi Iman kepada Qadha dan Qadar


1. Mengimani bahwa Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang
belum, sedang, dan telah terjadi.
2. Mengimani bahwa semua tertulis di lauh mahfuzh dan terjadi atas
kehendak Allah Swt.
3. Menjauhkan diri dari sifat sombong jika memperoleh keberhasilan, serta
tidak mudah berkeluh kesah dan putus asa jika memperoleh kegagalan.
4. Selalu berusaha dan bertawakal kepada Allah Swt.
5. Jiwa dan hidupnya senantiasa tenang sebab ia selalu meyakini bahwa
apapun yang Allah tentukan adalah yang terbaik.
Pembagian Takdir

Takdir Mubram
Takdir yang terjadi pada diri manusia tanpa bisa dipilih atau ditawar-
tawar. Contoh: jenis kelamin, kelahiran, dan kematian manusia.

Takdir Mu’allaq
Takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia namun hasil
ikhtiarnya ditentukan oleh Allah Swt. Contoh: mendapatkan nilai tinggi
karena rajin belajar dan seseorang bekerja keras agar mendapat
rezeki yang banyak.
Alhamdulillah

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai