NAMA DOSEN :
DR. SYAMHUDIAN NOOR, S.H.I., M.AG
NIP : 198110272008121005
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
Germi
NIM : 203010302010
Andika Putra Darmawan
NIM : 203030302223
Julkarnain
NIM: 203030302220
Rehan Hadifikri Ruswiken
NIM: 203020302137
Mohamad Molianoor
NIM: 203030302236
Zikri Maulana
NIM: 203030302227
Donny Indra Winata
1. Iman
a) Pengertian Iman
Definisi dari iman secara etimologi berasal dari bahasa arab amana-yukminu-imanan yang artinya percaya. Sedangkan
secara terminologi menurut jumhur ulama’ iman adalah at-tasdiqu bil qolbi,al-qoulu bil lisan,wa al a’malu bil
arkaan artinya membenarkan atau dalam hati,mengucapkan atau mengikrarkan dengan lisan,mengamalkan dengan
perbuatan.[1]
Iman sendiri sebenarnya adalah sebuah pembuktian terhadap penyerahan diri kepada Tuhan yang maha esa
Dalam al-qur’an surat Al-hujarat potongan ayat 14,Allah Subhanallahu ta’ala berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya orang yang sebenarnya beriman ialah orang yang percaya kepada Allah dan Rasullnya.”
Artinya : “Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan
mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin
dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang
mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir
(mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah
menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak
ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
manusia.” ( QS.AL-Mudatsir : 31 )
Mengucapkan dengan lisan
“mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan” maksudnya adalah menyatakan dengan lisan bahwa
dirinya beriman kepada allah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat yaitu “Asyhaduallah Ilaha Illallah
Wa Asyhaduanna Muhammad Rasulullah” yang artinya ( Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan
Allah ).
Di riwayatkan Imam Muslim dari abu hurairah Radhiallaahu anhu,ia berkata bahwasanya Rasulullah
salallahu alaihi wasalam bersabda :”Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang
paling utama adalah ucapan “LA ILAHA ILLALLAHU” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan
rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu (juga) salah satu cabang dari iman.”(HR.Muslim)[2]
Artinya : “Orang-orang yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada
mereka.Itulah orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di
sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
Ulama’ terdahulu yang biasa di kenal saat ini dengan sebutan Ulama’ salaf menggolongkan amal termasuk dalam
kategori pengertian Iman.Oleh sabab itu Ulama’ salaf menganggap dan meyakini bahwa iman dapat bertambah dan
berkurang atas sesuatu yang di lakukannya.
Dalam masalah bertambah dan berkurangnya iman dapat di ketahui dari segi amal perbuatan meskipun hanya
terkadang sedikit salah menilainya,kita dapat mengetahui bertambahnya iman bila seseorang mengerjakan hal-hal yang
baik atau menjauhi perbuatan yang buruk, dan sebaiknya apabila seseorang melakukan perbuatan yang menentang
syari’at atau perbuatan yang dilarang oleh allah maka imannya telah meredup dan berkurang.
Ulama’ salaf membenarkan tentang adanya bertambah dan berkurangnya iman.dan mereka menguatkannya dengan
dalil-dalil yang telah di sebutkan di atas.
Rukun-rukun iman
Ada 6 rukun iman yang harus tertanam dan yang kita imani dalam hati. Enam rukun
tersebut adalah yang paling utama dan menjadi inti dari cabang-cabang iman dan
hukumnya wajib kita imani, sebagaimana yang telah di sebutkan dalam Sabda rasulullah
di atas. Adapun enam rukun tersebut ialah :
2. Islam
a) Pengertian islam
Defenisidari secara etimologi berasal dari bahasa arab aslama-yuslimu-islaman yang artinya pasrah, atau tunduk.
Sedangkan secara terminologi
yaitu agama yang berisi ajaran tauhid menyerah diri serta tunduk kepada Tuhan Allah maha Esa yang di bawa nabi
Muhammad Salallahu alaihi wasalam untuk menunjukkan jalan yang lurus kepada ummatnya.
KH Endang Saifuddin Anshari[4]. mengemukakan, setelah mempelajari sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu
menganalisisnya, ia merumuskan dan menyimpulkan pengertian Islam, bahwa agama Islam adalah:
1. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia
sepanjang masa dan setiap persada.
2. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan penghidupan asasi manusia
dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.
3. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.
4. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.
5. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-
wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw. Wallahu a’lam.
Orang-orang yang telah islam atau orang yang telah memeluk agama islam di sebut
muslim. Orang-orang yang telah memeluk agama islam berarti dia telah memasrahkan
dirinya kepada allah dan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya[5].
Dan orang tersebut telah terbebani hukum (mukallaf)[6].
Nama “Islam” bagi agama ini diberikan oleh Allah Subhanallahu ta’ala sendiri. Dia
juga menyatakan hanya Islam agama yang diridhai-Nya dan siapa yang memeluk agama
selain Islam kehidupannya akan merugi di akhirat nanti. Islam juga dinyatakan telah
sempurna sebagai ajaran-Nya yang merupakan rahmat dan karunia-Nya bagi umat
manusia, sehingga mereka tidak memerlukan lagi ajaran-ajaran selain Islam.Ini
membuktikan bahwa islam adalah agama yang peling benar, dan hal ini telah di jelaskan
dalam Al-qur’an surat Al-imran ayat 19.
Allah Subhanallahu ta’ala berfirman :
ِإَّن اَّلِد ْيَن ِع ْنَد هللا آِإْل ْس َلم
Artinya : “Sesungguhnya agama di sisi allah ialah islam”.(QS. 3 : 19)
Dan Allah berfirman dalam ayat lain :
َو َم ْن َّيْبَتِغ ِغ ْير اِإل ْس َلِم ِد ْيَنا َفَلْن يْقَبل ِم ْنُه َو ُهَو ِفي اَأْلِخ َر ة ِم َن اْلَخ ِس ِرْيَن
Artinya : “Dan siapa saja yang memeluk agama selain islam, tidak akan di terima (oleh Allah) dan dia termasuk orang-
orang yang merugi di akhirat nanti.” (QS. Al-imran : 85)
Di tambah lagi dalam surat lain Allah subhanallahu ta’ala berfirman :
الَيوَم َأْك َم ْلُت َلُك ْم ِد ْيَنُك ْم َو َأْتَمْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتى َو َرِض ْيُت َلُك ْم آِإل ْس َلِم ِد ْيَنا
Artinya : “Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu (islam) dan Aku telah limpahkan nikmat-Ku kepada mu dan
Aku ridha islam sebagai agamamu.” (QS. 5:3)
Bahkan menurut Al-Quran, semua agama yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul sebelum Muhammad pun pada
hakikatnya adalah agama Islam dan pemeluknya disebut Muslim (Q.S. 2:136), (Q.S. 10:72) dan banyak lagi ayat-ayat
lainnya. Bahkan, Hawariyun, yakni sebutan bagi pengikut Nabi Isa a.s., menyebut diri mereka Muslim (Q.S. 3:52).
b) Rukun-rukun islam
1) Mungucapkan Syahadat
Mengucapkan syhadat ( ) َاْش َهُد َاْن إَل ِاَلَه ِااَّل هللا َو َاْش َهُد َاَّن محمد الَّرُس ْو ُل هللاadalah sesuatu yang harus dilakukan oleh orang islam
maupun orang yang menghendaki masuk islam. Karna syahadat adalah sebuah kesaksian diri bahwa tiada tuhan yang
berhak di sembah kecuali Tuhan (Allah) yang maha Esa, dan Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam adalah utusan-
Nya.
2) Mendirikan Sholat
Mendirikan sholat adalah salah satu bentuk cara berhubungan vertikal secara langsug dari seorang hamba
kepada Allah subhanallahu Ta’ala.
3) Menunaikan Zakat
Menunaikan zakat adalah salah satu perintah Allah kepada hambanya untuk membagi hartanya kepada
orang-orang yang tidak mampu. Sehingga rasa kepedulian antara sesama manusia terwujud.
Kesolidaritasan da saling tolong menolong akan semakin kuat ikatannya.
4) Melaksanakan Puasa
Puasa adalah salah satu perintah tuhan yang sebagia besar manusia mampu melaksanakannya. Rasa lapar
dan haus, menahan hawa nafsu adalah bentuk kepedulian atau kesetaraan semua manusia. Puasa
mengajarkan kita bagaiman rasannya lapar dan haus, agar kita peduli kepada manusia yang kelaparan dan
tidak mampu.
5) Menunaikan Haji
Haji adalah perintah Allah yang dimana keharusan pelaksananya adalah bagi orang-orang yang mampu saja
untuk menunaikannya. Haji adalah ajang tempat memper erat ukhuwah atau persaudaraan antara ummat
muslim se dunia.
3. Ihsan
a) Pengertian Ihsan
Defenisiihsan secara etimologi berasal dari bahasa arab (isim masdar) ahsana-yuahsinu-ihsanan berarti baik atau
penuh perhatian. Sedangkan secara terminologi ihsan adalah menyembah Allah seakan-akan kita melihat-Nya, atau
setidaknya kita selalu merasa di awasi oleh-Nya.
ihsan sendiri merupakan usaha untuk selalu melakukan yang lebih baik, yang lebih afdhal, dan bernilai lebih
sehingga seseorang tidak hanya berorientasi untuk menggugurkan kewajiban adalah beribadah, melainkan justru
berusaha bagaimana amal ibadahnya diterima dengan sebaik-baiknya oleh Allah. SWT. Karena dia akan merasa diawasi
oleh Allah, maka akan terus timbul dihatinya tuntutan untuk selalu meng upgrade amal perbuatannya dari yang kurang
baik menjadi yang baik, dari yang sudah baik, terus berusaha untuk yang lebih baik demi diterimanya amal perbuatan
mereka.
Sebagaicontoh, seseorang yang melakukan sholat, cukup dengn melakukan syarat dan rukun sholat saja, tanpa
harus khusu’ maupun khudu’. Orang itu sudah tidak dituntut lagi kelak karena dia sudah melakukan kewajibannya
walaupun hanya sebatas menggugurkan kewajiban belaka. Beda dengan orang yang muhsin (ihsan), maka dia akan
melakukan sholat tersebut dengan sesempurna mungkin, dia tidak hanya memperhatikan syarat dan rukun saja,
melainkan adab dalam sholat, kekhusyu’an, khudu’, dan hal-hal yang dapat menghalangi sampainya ibadah tersebut
sampai kepada hadroh sang kholiq.
Ihsan memiliki potensi untuk menjuhkan kita dari sifat buruk di hati atau bisa di sebut penyakit hati seperti;
sombong, riya’, hasud, dengki dan lain sebagainya. Ihsan juga salah satu cara agar bagaimana Allah menerima ibadah-
ibadah kita.
4. Hubungan antara islam, iman dan ihsan
Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan, ketiganya saling berhubungan
atau terdapat sangkut paut yang perlu di terapkan untuk menuju keridhoa-Nya.Iman adalah keyakinan
yang menjadi dasar akidah, keyakinan tersebut di implementasikan melalui islam yang di dalamnya
terdapat rukun-rukun yang wajib di kerjakan, kemudian pelaksanaannya di lakukan dengan ikhlas setulus
hati karena Allah Subhanallahu ta’ala merasa seakan-akan kita melihat Allah, atau setidaknya merasa Allah
melihat dan mengawasi kita.
. Kesimpulan
Jadi betapa pentingnya Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya adalah pondasi menuju kehidupan
yang bahagia dan kekal karena ketiganya menentukan amal dan ibadah manusia semasa
hidupnya.
Ketiganya
ibarat sebuah bangunan, Iman sebagai pondasi penyanggah dan penguat suatu
bangunan dan islam sebagai atap atau entitas yang ada di atasnya, sehingga bila iman yang di
ibaratkan pondasi rapuh dan mudah roboh maka islam pun yang di ibaratkan atap akan jatuh,
semua rukun-rukun islam dan kewajiban dalam islam akan di tinggalkan.
Ihsan
di ibaratkan hiasan yang mempercantik dan memperindah bangunan tersebut
dengan tujuan untuk menarik perhatian sang Kholik. Karena hidup di dunia semata-semata
untuk mencari keridhoan-Nya. Dengan cara mengimplementasikan iman, islam dan ihsan dalam
kehidupan Allah akan meridhoi kita.
Sekian
pemaparan dari kami, mungkin dari pemaparan tentang iman, islam dan ihsan yang
kami berikan terdapat kekurangan dan kesalahan yang di sebabkan karena terbatasnya
pengetahuan kami.
Kami mohon maaf dengan sebesar-besarnya.