Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AQIDAH
KEDUDUKAN AQIDAH DALAM AJARAN ISLAM

Dosen Pengampu: Sayonara Siregar

Disusun Oleh :

1. Iqlima Sifva Insani (1801085001)


2. Pebry Zauhary (1801085004)

Kelas 2A

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR HAMKA
2019
Kedudukan Aqidah dalam ajaran Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah
suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk
sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan.

Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan diterimanya
suatu amal. Allah swt berfirman :

ْ‫لا فَليَع َملْ َربِِّ ِْه ِلقَآ َْء يَر ُجوا َكانَْ فَ َمن‬
ْ ‫ع َم‬ َ ُْ‫ْأ َ َحداا َربِِّ ِْه بِ ِعبَا َدةِْ َوالَيُش ِرك‬.
َ ‫صا ِل احا‬

Artinya: “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka
hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada
Tuhannya.” (Q.S Al-Khafi: 110)

Allah swt juga berfirman :

ْ‫ى َولَقَد‬ ِ ُ ‫ن أَش َركتَْ لَئِنْ قَب ِلكَْ ِمن الَّذِينَْ َو ِإلَى ِإلَيكَْ أ‬
َْ ‫وح‬ َ ‫ع َملُكَْ لَ َيح َب‬
َّْ ‫ط‬ َّْ ‫الخَا ِس ِرينَْ ِ ِّمنَْ َولَت َ ُكون‬
َ ‫َن‬

Artinya : : “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu,
bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur, dan
kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi (Q.S az-Zumar 65)

Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul
mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya.
Rasulullah saw berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan
menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu
selama kurang lebih tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang
merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat.Ujian berat
itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau
landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya.Sedangkan pengajaran dan
penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih
singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun.Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai
betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.

• Tujuan Mempelajari Aqidah

Aqidah harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya, setiap umat islam harus
menyakini pokok-pokok kandungan aqidah islam tersebut. adapun tujun aqidah isam itu
adalah:

• Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.

Keyakinan adanya Dzat Tuhan Yang Maha Kuasa sebanarnya telah ada sejak
;ahor ke dunia. Dalam Q.S Al-a’raf 172 Allah SWT berfirman yang artinya :

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi.(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)”,

• Untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar dan yang salah agar hidupnya
mendapat ridho Allah SWT

Dalam Q.S Al-Baqarah 185, Allah SWT berfirman yang artinya:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,bulan yang didalamnya
diturunkan (Permulaan)Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda(antara yang hak dan yang bathil)”.
• Untuk menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat atau jauh dari
petunjuk hidup yang benar.

Dalam Q.S Al-Na’am 153 Allah SWT berfirman yang artinya :

Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanku yang lurus,maka ikutilah
Dia,dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan(yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya,Yang demikian itu diperintahkan Allah agar
kamu bertaqwa.

• Menghindarkan diri dari pengaruh akal fikiran yang menyesatkan

Pendapat-pendapat, faha,-faham yang berdasarkan akal pikiran manusia, terkadang bisa


menyesatkan manusia, oleh sebab itu akal pikiran perlu di bombing oleh aqidah islam
agar manusia terbebas atau yerhindar dari kehidapan yang sesat.

• Meraih kebahagiaan dunia kebahagian dunia dan akhirat

Dalam Q.S An- Nahl 97 allah berfirman yang artinya :

“ barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun perempuan dalam
keadaan beriman maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan

• Ruang Lingkup dan Istilah Lain Dari Aqidah

• Ilahiah, yaitu pemahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan), seperti wujud allah swt ,nama-nama dan sifat-sifat allah swt, perbuatan-
perbuatan (af’al) allah swt dan ain-lain

• Nubuwwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu mukjizat dan sebagainya


yang berhubungan dengan nabi dan rasul termasuk pembicaraan mengenai kitab-
kitab allah swt dan sebaginya
• Ruhaniah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
alam metafisik, seperti malaikat ,jin, iblis,setan dan ruh.
• Sam,iya, yaitu pemabahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
melalui sami, yakni dalil naqli berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah seperti alam
bazrah, akhirat, azab kubur dan sebagainya.
• Di samping sistematika di atas, pambahsan aqidah juga bisa mengikuti arkanul
iman (Rukun Iman), yaitu : Iman Kepada Allah swt , Malaikat, Kitab-kitab Suci,
Nabi dan Rasul , Hari Akhir, serta Qada’ dan Qadar

• Hubungan aqidah dengan akhlak, ibadah, dan muamalah

• Aqidah Islamiyah berarti "Keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid
dan ta’at kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-
Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh
apa-apa yang sudah pasti tentang Prinsip-Prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-
perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (kon-sensus) dari
shahabat Nabi, serta seluruh berita-berita qath’i(pasti), baik secara ilmiah
maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut al-Qur-an dan as-
Sunnah

(Y. Abdul Qadir : 2004)

• Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,


perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya
“Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan
perkataan “khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang
berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan.Pengertian akhlak
adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya
itu disebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti
benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata
taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang
sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil
perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang
menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam
kenyataan hidup keseharian

• Definisi ibadah yang disebutkan oleh Syaikh Al-Islam :


ُ ‫امعْ إِسمْ اَل ِعبَا َدْة‬ ِْ ‫ضه هللا ي ُِحبْ َما ِل ُك‬
ِ ‫ل َج‬ َ ‫وباطبا ظاهر وأقوال أفعال من َويَر‬
ibadah mencakup segala aktifitas kita, sehingga segala sesuatu yang
mendatangkan kepada keridhaanNya itu adalah ibadahNamun pembahasan
yang dimaksud di sini adalah ibadah yang berkaitan dengan penyembahan
kepada Allah ta'ala yang dilakukan oleh seorang muslim. Maka jika aqidah
berkaitan dengan keimanan dalam hati maka ibadah berkaitan dengan amalan
anggota badan.Sehingga ibadah ini akan nampak dalam tindakan nyata, bukan
sekadar keyakinan. Dan ia telah terikat dengan aturan-aturan baku yang telah
ditetapkan syariat Islam.

• Muamalah dalam ruang lingkup Islam adalah hubungan antara manusia dengan
manusia.

yang lainnya. Muamalah bisa bermakna hubungan sosial antara sesama


manusia.Dalam ruang lingkup Islam maka muamalah lebih terfokus kepada
bagaimana etika, adab, akhlak dan sopan santun anatara seorang muslim dengan
muslim lainnya atau dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Muamalah
sendiri adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di dunia
ini :

‫س ًّمى أ َ َجلْ ِإلَى ِب َدينْ ت َ َدا َينتُمْ ِإ َذا َءا َمنُوا الَّذِينَْ َياأَي َها‬
َ ‫فَاكتُبُوْهُ ُم‬

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. (QS Al-Baqarah
ayat 282).
• Hubungan aqidah dengan akhlak

Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh


manusia.Keyakinan hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk
mengarahkan tujuan hidupnya sebagai mahluk alam.Pedoman hidup ini dijadikan pula
sebagai pondasi dari seluruh bangunan aktifitas manusia.

“ Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak “Dasar pendidikan akhlak bagi seorang
muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak
tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah
dengan benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula
sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.Ilmu yang menjelaskan
baik dan buruk, menjelaskan yang seharusnya dilakukan manusia kepada yang lainya,
yang disebut dengan akhlak. Dengan akhlak yang baik seseorang akan bisa memperkuat
aqidah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik dan benar. Ibadah yang dijalankan
dinilai baik apabila telah sesuai dengan muamalah.Muamalah bisa dijalankan dengan
baik apabila seseorang telah memiliki akhlak yang baik.

• Hubungan aqidah dengan ibadah

Akidah menempati posisi terpenting dalam ajaran agama Islam.Ibarat sebuah


bangunan, maka perlu adanya pondasi yang kuat yang mampu menopang bangunan
tersebut sehingga bangunan tersebut bisa berdiri dengan kokoh.Demikianlah urgensi
akidah dalam Islam, Akidah seseorang merupakan pondasi utama yang menopang
bangunan keislaman pada diri orang tersebut. Apabila pondasinya tidak kuat maka
bangunan yang berdiri diatasnya pun akan mudah dirobohkan.

Selanjutnya Ibadah yang merupakan bentuk realisasi keimanan seseorang, tidak


akan dinilai benar apabila dilakukan atas dasar akidah yang salah. Hal ini tidak lain
karena tingkat keimanan seseorang adalah sangat bergantung pada kuat tidaknya serta
benar salahnya akidah yang diyakini orang tersebut. Sehingga dalam diri seorang
muslim antara akidah, keimanan serta amal ibadah mempunyai keterkaitan yang sangat
kuat antara ketiganya.

Muslim apabila akidahnya telah kokoh maka keimanannya akan semakin kuat,
sehingga dalam pelaksanaan praktek ibadah tidak akan terjerumus pada praktek ibadah
yang salah. Sebaliknya apabila akidah seseorang telah melenceng maka dalam praktek
ibadahnya pun akan salah kaprah, yang demikian inilah akan mengakibatkan lemahnya
keimanan.

• Hubungan aqidah dengan muamalah

Aqidah adalah pondasi keber-Islaman yang tak terpisahkan dari ajaran Islam yang
lain: akhlaq, ibadah dan Muamalat. Aqidah yang kuat akan mengantarkan ibadah yang
benar, akhlaq yang terpuji dan muamalat yang membawa maslahat. Selain sebagai pondasi,
hubungan antara aqidah dengan pokok-pokok ajaran Islam yang lain bisa juga bersifat
resiprokal dan simbiosis. Artinya, ketaatan menuanaikan ibadah, berakhlaq karimah, dan
bermuamalah yang baik akan memelihara aqidah.

Dengan kata lain, ibadah adalah pelembagaan aqidah dalam konteks hubungan antara
makhkluq dengan Khaliq; akhlaq merupakan buah dari aqidah dalam kehidupan yang etis
dan egaliter; dan muamalah sebagai implementasi aqidah dalam masyarakat yang
bermartabahat dan menebar maslahat.Karena itu, agar aqidah tumbuh dan berkembang,
aqidah harus operatif dan fungsional. Di Indonesia menyaksikan beberapa ormas Islam
yang telah berhasil mengembangkan amal usaha atau unit pelayanan umat seperti Panti
sosial dan anak yatim, lembaga pendidikan dan pondok pesantren, balai pengobatan dan
rumah sakit, lembaga pengumpul dan penyalur zakat serta lembaga-lembaga sosial
keagamaan lainnya. Lembaga atau unit pelayanan umat tersebut, meminjam istilah M.
Amin Abdullah, merupakan bentuk faith in action, buah keimanan yang aktif dan salah satu
bentuk pengejawantahan ‘tauhid sosial’ atau ‘theologi pembangunan’.

• Rangkaian iman, ilmu dan amal

Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi
kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Dalam
agama islam terkandung tiga ruang lingkup, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan
iman, ilmu dan amal barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap
rukun iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu
tentang tata cara ibadah dan pengamalanya.
Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat
menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati. Akidah
sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap rukun iman, yaitu iman
kepada Allah, Malaikat malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat,
dan takdir. Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah/iman, tetapi tanpa
integritas ilmu dan amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka keislaman seorang
muslim menjadi kurang utuh, bahkan akan mengakibatkan penurunan keimanan pada diri
muslim, sebab eksistensi prilaku lahiriyah seseorang muslim melambangkan batinnya.

• Hubungan Iman dan Ilmu

Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta
dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah
Allah SWT dan Rasul kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak
menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara memahaminya adalah
dengan selalu mempelajari agama (Islam). Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling
berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya
dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan menggunakan
ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat kerusakan.

• Hubungan Iman Dan Amal

Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana. Artinya orang yang
beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh.
Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka
bersatu padu dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa
Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah. Dengan demikian seseorang yang
mengaku beriman harus menjalankan amalan keislaman,begitu pula orang yang mengaku
islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan yang kokoh
didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholehyang menunjukkan nilai nilai
keislaman.
• Hubungan Amal Dan Ilmu

Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah
pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila
didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu
baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu
maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan
ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal.
Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling
melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.

• Hikmah aqidah dan hubungannya dengan akhlak, ibadah, dan muamalah

Hikmah aqidah dan hubungannya terhadap akhlak, ibadah dan muamalah sangat
baik bagi kehidupan manusia secara menyeluruh. Dengan aqidah yang baik akan
berdampak baik pula terhadap akhlak insan, ibadah pun semakin taat dan mumalah serta
hubungan antar sesama semakin erat.

Memiliki ketakwaan. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang
dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah
manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk beribadah
kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia
menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika
manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban adakalanya muncul ketidak
ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak
menjalankankewajiban.

Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan
keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah
yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya
lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba
tersebut lebih memperhatikan orang lain.

KESIMPULAN
Aqidah adalah pondasi keber-Islaman yang tak terpisahkan dari ajaran Islam
yang lain: akhlaq, ibadah dan Muamalat. Aqidah yang kuat akan mengantarkan
ibadah yang benar, akhlaq yang terpuji dan muamalat yang membawa maslahat.
Selain sebagai pondasi, hubungan antara aqidah dengan pokok-pokok ajaran Islam
yang lain bisa juga bersifat resiprokal dan simbiosis. Artinya, ketaatan menuanaikan
ibadah, berakhlaq karimah, dan bermuamalah yang baik akan memelihara aqidah.

Apabila aqidah telah dimiliki dan ibadah telah dijalankan oleh manusia,
maka kedua hal tersebut harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu
diperlukan adanya suatu peraturan yang mengatur itu semua.Aturan itu disebut
Muamalah. Muamalah adalah segala aturan islam yang mengatur hubungan antar
sesama manusia. Muamalah dikatakan berjalan baik apabila telah memiliki dampak
sosial yang baik. Untuk dapat mewujudkan aqidah yang kuat yaitu dengan cara
ibadah yang benar dan juga muamalah yang baik, maka diperlukan suatu adanya.

DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU :

Syahrin Harahap, 2009. Ensiklopedia Aqidah Islam. Jakarta: Kencana Group. Jakarta

Halimudin, 1994. Kembali Pada Akidah Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta

B. WEBSITE :

http://ertikahuda.weebly.com/ruang-religius/kedudukan-aqidah-dalam-islam

https://muhammad-husna.blogspot.com/2012/07/kedudukan-akhlak-dalam-islam.html

Anda mungkin juga menyukai