Anda di halaman 1dari 6

RESUME

AQIDAH DAN TAWHID ISLAM SERTA KONSEP


KENABIAN:MAKNA RUANG LINGKUP. KEDUDUKAN DAN
FUNGSINYA DALAM ISLAM
Resume ini ditujuan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam
Dosen Pembimbing: Dr. Saifudin M.Pd.I

OLEH : RIZKY PUTRA CANIAGO


NIM : 11210930000113

PRODI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
AQIDAH DAN TAWHID ISLAM SERTA KONSEP KENABIAN:MAKNA RUANG
LINGKUP. KEDUDUKAN DAN FUNGSINYA DALAM ISLAM

Secara etimologi (bahasa) akidah berasal dari kata “aqada-ya’qidu-aqdan”, berarti


ikatan perjanjian, sangkutan dan kokoh.1 Disebut demikian, karena ia mengikat dan menjadi
sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya adalah iman atau
keyakinan. Menurut istilah (terminologi) akidah ialah dasar-dasar pokok kepercayaan atau
keyakinan hati seorang muslim yang bersumber ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap
muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Syaikh Abu Bakar Al-Jaziri menyatakan bahwa akidah adalah kumpulan dari hukum-
hukum kebenaran yang jelas yang dapat diterima oleh akal, pendengaran dan perasaan yang
diyakini oleh hati manusia dan dipujinya, dipastikan kebenarannya, ditetapkan keshalehannya
dan tidak melihat ada yang menyalahinya dan bahwa itu benar serta berlaku selamanya.
Seperti keyakinan manusia akan adanya Sang Pencipta, keyakinan akan ilmu kekuasaan-Nya,
keyakinan manusia akan kewajiban ketaatan kepada-Nya dan menyempurnakan akhlak-yang
dimaksud aqidah dalam bahasa Arab (dalam bahasa Indonesia ditulis akidah).
Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak kata khuluq atau
al-khulq yang secara bahasa antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat.
Pada hakikatnya khulq (budi pekerti) adalah suatu kondisi atau sifat yang telah
meresap dari jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa melakukan pemikiran.
Apabila dari kondisi tadi timbullah kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat
dan akal pikiran maka ia dinamakan budi pekerti mulia (akhlak mahmudah). Sebaliknya
apabila yang lahir kelakuan yang buruk maka disebut sebagai budi pekerti yang tercela
(akhlak madzmumah).Definisi akhlak menurut al-ghazali ialah:
‫الخلق عبا رة عن هيئة في النفس را سخة عنها تصد را ال فعا ل بسهولة‬
‫و يسر من غير حا جة الى فكر و رؤية‬
“Akhlak ialah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan segala perbuatan yang
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”
Menurut pengertian di atas, jelaslah bahwa hakikat akhlak menurut Al-Ghazali harus
mencakup 2 syarat: Perbuatan itu harus konstan yaitu dilakukan berulang kali (kontinu) dalam
bentuk yang sama sehingga dapat menjadi kebiasaan. Perbuatan konstan itu harus tumbuh
dengan mudah sebagai wujud refleksi dari jiwanya tan pertimbangan dan pikiran, yakni bukan
adanya tekanan atau paksaan dari orang lain.
Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara
formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang jumlahnya ada enam.
Sistematika yang digunakan oleh para ulama dalam menentukan ruang lingkup aqidah.
 Ilahiyat.
Ilahiyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
ilah (Tuhan, Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,
perbuatan-perbuatan (af’al) Allah dan sebagainya.
 Nubuwat.
Nubuwat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
nabi dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat,
karamat dan sebagainya.
 Ruhaniyat.
Ruhaniyat merupakan pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan sebagainya.
 Sam’iyat.
Sam'iyat, artinya adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti
alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan
sebagainya.
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah
suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk
sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan
hancur berantakan. Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tepak agama
(din) dan diterimanya suatuamal. Allah SWT, berfirman:
‫ك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه أَ َحدًا‬ َ ً‫فَ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا لِقَآ َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َمال‬.
ُ ‫صالِحًا َوالَيُ ْش ِر‬
Artinya: “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat),
maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah
kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Kahfi: 110)
Allah swt juga berfirman,

َ‫اس ِرين‬ َ ‫ولَقَ ْد أُو ِح َى إِلَ ْي‬.


ِ ‫ك َوإِلَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِكَ لَئِ ْن أَ ْش َر ْكتَ لَيَحْ بَطَ َّن َع َملُكَ َولَتَ ُكون ََّن ِّمنَ ْال َخ‬ َ

Artinya: “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa
jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur, dan kamu
benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S. az-Zumar: 65)
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul
mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya.
Rasulullah saw berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan
menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang,
yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun.
Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah
mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan
keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi
perjalanan perjuangan Islam selanjutnya.
Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah,
dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini
menjadi pelajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau
keimanan dalam ajaran Islam.
Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam. Di atas keyakinan dasar inilah
dibangun ajaran Islam lainya, yaitu syari’ah (hukum islam) dan akhlaq (moral Islam). Oleh
karena itu, pengamalan ajaran Islam lainya seperti shalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak) dan
seterusnya, dapat diamalkan di atas bagunan keyakinan dasar tersebut. Tanpa keyakinan
dasar, pengamalan ajaran agama tidak akan memiliki makna apa-apa.
Akidah Islam berfungsi membentuk kesalehan seseorang di dunia, sebagai modal awal
mencapai kebahagiaan di akhirat. Hal ini secara fungsional terwujud dengan adanya
keyakinan terhadap kehidupan kelak di hari kemudian dan setiap orang
mempertanggungjawabkan perbuatanya di dunia.
Akidah Islam berfungsi menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang
menyimpang, seperti bid’ah, khurafat, dan penyelewengan-penyelewengan lainya.
Arti tauhid secara mendasar adalah pengetahuan yang meyakini bahwa sesuatu itu
satu. Dalam ajaran Islam, hal ini berkaitan dengan sifat keesaan Allah, bahwa Allah itu satu.
Di sini, setiap umat Muslim mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah, Sang Pencipta
semesta alam dan segala isinya yang memiliki semua sifat kesempurnaan.
Selain meyakini sifat keesaan dan kesempurnaan Allah, orang yang mempelajari dan
menerapkan arti tauhid juga meyakini kebenaran setiap ajaran Rasul. Bahwa Rasul
merupakan manusia utusan Allah yang diberikan pengetahuan dan pelajaran agar dapat
disebarluaskan kepada seluruh umat. Dengan begitu, meyakini kebenaran pengetahuan yang
diajarkan Rasul, berarti sudah meyakini keberadaan Allah dan ajaran yang berasal dari-Nya.
Tidak ada keraguan lagi bahwa tauhid memiliki kedudukan yang tinggi bahkan yang
paling tinggi di dalam agama. Tauhid merupakan hak Allah yang paling besar atas hamba-
hamba-Nya, sebagaimana dalam hadits Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassallam berkata kepadanya: “Hai Mu’adz, tahukah kamu hak Allah atas
hamba-Nya dan hak hamba atas Allah? Ia menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui”. Beliau mengatakan: “Hak Allah atas hamba-Nya adalah mereka menyembah-
Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.” ( HR. Bukhari dan Muslim)
Tauhid merupakan dasar dibangunnya segala amalan yang ada di dalam agama ini.
Rasulullah bersabda: “Islam dibangun di atas lima dasar, bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berhaji dan puasa pada bulan Ramadhan.” (Shahih, HR. Bukhari
dan Muslim dari Abdullah Ibnu Umar)
Tauhid merupakan perintah pertama kali yang kita temukan di dalam Al Qur’an
sebagaimana lawannya (yaitu syirik) yang merupakan larangan paling besar dan pertama kali
kita temukan di dalam Al Qur’an, sebagaimana firman Allah:
َ ْ‫ الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم األَر‬، َ‫ُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
‫ض فِ َراشا ً َوال َّس َماء بِنَاء‬ ْ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُد‬
َ‫وا هّلِل ِ أَندَاداً َوأَنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
ْ ُ‫ت ِر ْزقا ً لَّ ُك ْم فَالَ تَجْ َعل‬
ِ ‫َوأَن َز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء فَأ َ ْخ َر َج بِ ِه ِمنَ الثَّ َم َرا‬
Artinya: “Hai sekalian manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan
orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa. Yang telah
menjadikan bumi terhampar dan langit sebagai bangunan dan menurunkan air dari langit, lalu
Allah mengeluarkan dengannya buah-buahan sebagai rizki bagi kalian. Maka janganlah kalian
menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah”. (Al-Baqarah: 21-22)
Dalil yang menunjukkan hal tadi dalam ayat ini adalah perintah Allah “sembahlah
Rabb kalian” dan “janganlah kalian menjadikan tandingan bagi Allah”.
Fungsi tauhid membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan
kepada semua makhluk Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang
cenderung mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga
banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa daya
fikir kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah mengingatkan bahwa
orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan
mengeluh di hari akhir.
Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa
nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka Suatu kehidupan yang
didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan kekayaan dapat
mengeruhkan akal sehat dan menghilangkan pikiran jernih.Sebenarnya telah dengan tajam Al-
Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.
Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten.
Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan perintah yang
ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup yang tak terhingga.
Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki kekuatan maupun
kekuasaan selain Ilahirabbi.
Dengan Tauhid, manusia tidak saja akan bebas dan merdeka, tetapi juga akan sadar
bahwa kedudukannya sama dengan manusia manapun. Tidak ada manusia yang lebih superior
atau inferior terhadap manusia lainnya. Setiap manusia adalah hamba Allah yang berstatus
sama. Jika tidak ada manusia yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada mnusia lainnya di
hadapan Allah, maka juga tidak ada kolektivitas manusia, baik sebagai suatu suku bangsa
ataupun suatu bangsa , yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada suku bangsa atau bangsa
lainnya. Semuanya berkedudukan sama di hadapan Allah SWT. Yang membedakan hanyalah
tingkat ketakwaan pada Allah SWT.
Fungsi dan Peran Tauhid dalam kehidupan sosial yaitu diantaranya dapat
membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk,
mengajarkan emansipasi manusia dari nilai-nilai palsu, sebagai frame of thought dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai pondasi keimanan yang juga
menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, dan mengajarkan
kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual
mereka.
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-fungsi-dan-ruang-lingkup-aqidah-
1vtec1EpWTC/full
https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-arti-tauhid-dan-tujuan-mempelajarinya-bantu-
tingkatkan-iman-islam-kln.html
https://rabbani75.wordpress.com/2011/10/13/pengertian-dan-kedudukan-aqidah-dalam-islam/
https://www.gurupendidikan.co.id/aqidah/
https://salafy.or.id/kedudukan-tauhid-dalam-islam-dan-urgensinya/
http://ananurazizah2198.blogspot.com/2017/05/fungsi-dan-peran-tauhid-dalam-
kehidupan.html
63111011_Bab2.pdf
yr9ges1593325957.pdf
BAB II_3.pdf

Anda mungkin juga menyukai