Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AQIDAH , SYARIAH DAN AHKLAK

Di Susun Oleh :
1. Dien Hanif Raihan 41190073
2. Ikbal Aditya Rahman 41190077
3. Tangguh Asyan Asmara 41190089
Pokok Pembahasan
• Pengertian dari Aqidah,Syariah dan Akhlak dalam Ajaran Islam.

• Hubungan Aqidah, Syariah, dan Akhlak.

• Hubungan akhlak dan konsepsi tasawuf.

• Hubungan islam dengan ilmu-ilmu lain.


Pengertian dari Aqidah,Syariah dan
Akhlak dalam Ajaran Islam
AQIDAH
Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan,
keyakinan. Aqidah secara teknis juga berarti
keyakinan atau iman. Dengan demikian, aqidah
merupakan asas tempat mendirikan seluruh
bangunan (ajaran) Islam dan menjadi sangkutan
semua hal dalam Islam.
al-Quran surat al-Baqarah (2) ayat 8-9:

Artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan:Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian,padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka
hanya menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar.”(QS.al-Baqarah[2]:8-9).
Untuk mengembangkan konsep kajian aqidah ini, para
ulama dengan ijtihadnya menyusun suatu ilmu yang
kemudian disebut dengan ilmu tauhid. Mereka juga
menamainya dengan ilmu Kalam, Ushuluddin, atau teologi
Islam. Ilmu-ilmu ini membahas lebih jauh konsep-konsep
aqidah yang termuat dalam al-Quran dan Hadis dengan
kajian-kajian yang lebih mendalam yang diwarnai dengan
perbedaan pendapat di kalangan mereka dalam masalah-
masalah tertentu.
SYARIAH

Syariah adalah segala peraturan agama yang telah


ditetapkan Allah SWT untuk umat Islam, baik dari
Al-Qur’an, maupun dari sunnah Rasulullah SAW,
yang diberikan kepada manusia melaluli para Nabi
agar manusia hidup selamat di dunia maupun di
akhirat.
AKHLAK
akhlak adalah tingkah laku manusia, atau tepatnya nilai dari
tingkah lakunya, yang bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya
bernilai buruk (tercela). Yang dinilai di sini adalah tingkah laku
manusia dalam berhubungan dengan Tuhan, yakni dalam
melakukan ibadah, dalam berhubungan dengan sesamanya, yakni
dalam bermuamalah atau dalam melakukan hubungan sosial antar
manusia, dalam berhubungan dengan makhluk hidup yang lain
seperti binatang dan tumbuhan, serta dalam berhubungan dengan
lingkungan atau benda-benda mati yang juga merupakan makhluk
Tuhan.
Hubungan Aqidah, Syariah, dan Akhlak
Aqidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat,
bahkan merupakan satu kesatuan yang tidak dapt dipisah-pisahkan.
Meskipun
demikian, ketiganya dapat dibedakan satu sama lain. Aqidah sebagai
konsep atau sistem keyakinan yang bermuatan elemen-elemen dasar iman,
menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Syariah sebagai
konsep atau system hukum berisi peraturan yang menggambarkan fungsi
agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai etika menggambarkan arah
dan tujuan yang hendak dicapai oleh agama. Oleh karena itu, ketiga
kerangka dasar tersebut harus terintegrasi dalam diri seorang Muslim.
Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah
pohon, akarnya adalah aqidah, sementara batang, dahan, dan daunnya
adalah syariah, sedangkan buahnya adalah akhlak.
ketiga konsep atau kerangka dasar Islam ini memiliki hubungan yang begitu erat dan tidak dapat
dipisahkan. Al-Quran selalu menyebutkan ketiganya dalam waktu yang bersamaan. Hal ini bisa dilihat
dalam berbagai ayat, seperti surat al-Nur (24): 55:

Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh
Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-
benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan
Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik.” (QS. al-Nur [24]: 55).
Hubungan akhlak dan konsepsi tasawuf
Ada beberapa pendapat tentang asal-usul kata tasawuf. Ada yang
mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata safa’, artinya suci,
bersih atau murni. Karena memang, jika dilihat dari segi niat
maupun tujuan dari setiap tindakan dan ibadah kaum sufi, maka
jelas bahwa semua itu dilakukan dengan niat suci untuk
membersihkan jiwa dalam mengabdi kepada Allah SWT. Ada lagi
yang mengatakan tasawuf berasal dari kata saff, artinya saff atau
baris. Mereka dinamakan sebagai para sufi, menurut pendapat ini,
karena berada pada baris (saff) pertama di depan Allah, karena
besarnya keinginan mereka akan Dia, kecenderungan hati mereka
terhadap-Nya.
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya
mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf
mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya.
Hubungan akhlak dan tasawuf tidak bisa terpisahkan karena kesucian hati
akan membentuk akhlak yang baik pula . Pada intinya seseorang yang
masuk kedalamn dunia tasawuf harus munundukan jasmani dan rohani
dengan cara mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga akhlak yang baik.
Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak dan
Tasawuf :

a. Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT


b. Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa
c. Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan akhirat
Hubungan islam dengan ilmu-ilmu lain
Islam merupakan kesatuan ajaran yang utuh mencakup semua
aspek kehidupan manusia. Islam tidak hanya membahas apa yang
wajib dikerjakan dan apa yang dilarang, tetapi juga membahas
apa yang perlu diketahuinya. Dengan kata lain, Islam adalah cara
mengerjakan sesuatu sekaligus sebuah cara untuk mengetahui.
Artinya : “Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang
saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. QS An-
Nahl Ayat 89
Dalam pembahasan telah dijelaskan betapa
pentingnya aqidah, syariah, dan akhlak bagi seorang
muslim. Tanpa ketiga hal tersebut maka seorang
muslim akan kehilangan keimanannya. Oleh karena
itu, bagi seorang muslim wajib menjaga aqidahnya,
karena aqidah merupakan pilar utama atau pondasi
untuk menumbuhkan syariah dan akhlak yang baik.

Anda mungkin juga menyukai