Disusun Oleh :
NIM : 2210112122
Kelas : Agama 5
Dosen Pengampu :
Najmuddin, Ph.D.
UNIVERSITAS ANDALAS
SUMATERA BARAT
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan tentang wujud
Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutuinya, baik dalam zat, sifat-sifat
maupun perbuatannya. Akhlak mulia berawal dari aqidah, jika aqidahnya sudah baik maka
dengan sendirinya akhlak mulia akan terbentuk. Iman yang teguh pasti tidak ada keraguan
dalam hatinya dan tidak tercampuri oleh kebimbangan. Beriman kepada Allah pasti akan
melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya.
Beriman kepada Allah juga harus beriman kepada Malaikat, Nabi, kitab, hari akhir,
qada dan qadar Allah. Aqidah memiliki peranan penting dalam mendidik siswa, ruang
lingkup aqidah yang dapat membentuk akhlak mulia akan mengantarkan manusia Indonesia
sebagai manusia yang mumpuni dalam segala aspek kehidupan. Ruang lingkup dari aqidah
yaitu: Ilahiyat, nubuwat, ruhaniyat, dan sam’iyyat1 . Dari ruang lingkup aqidah yang
dijadikan rujukankan terbentuknya manusia berakhlakul karimah, berarti manusia dapat
menghindari akhlak tercela sebagai manifestasi dari ajaran-ajaran aqidah Islam.
Pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti dan peranan penting dalam membentuk
tingkah laku siswa seutuhnya. Sebab dengan pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak
diarahkan kepada pencapaian kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan
hidup di akhirat. Dengan pendidikan aqidah akhlak siswa diarahkan mencapai keseimbangan
antara kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan hubungan antara manusia dalam lingkup
sosial masyarakat dan lingkungannya juga hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan dengan
pendidikan aqidah akhlak pula siswa akan memiliki derajat yang tinggi yang melebihi
makhluk lainnya. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan aqidah
akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk tingkah laku
siswa dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta pembiasaan
(psikomotorik).
sekolah, tentang cara bersosialisasi dan cara menanamkan apa yang sudah diajarkan
oleh guru dikelas. Melihat fenomena kenakalan siswa SDITQ alIrsyad Tengaran masih dalam
batas kewajaran, artinya dari kenakalan tesebut masih bisa diselesaikan. Kenakalan yang
terlihat adalah berkelahi sesama siswa, memakai baju kurang rapi, terlambat mengikuti shalat
fardhu berjamaah dan lain sebagainya. Pembentukan perilaku keagamaan berawal dari
keluarga dan perlu dilakukan sejak dini, keluarga sebagai tempat belajar pertama anak.
Antara aqidah akhlak dan perilaku keagamaan akan berdampak pada berbagai hal, tergantung
pada ke arah mana aqidah akhlak itu mendasari aktifitas seseorang. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kedudukan aqidah akhlak sebagai landasan berbagai aktifitas seseorang,
menentukan baik dan buruknya. Oleh karena itu, pembentukan perilaku keagamaan yang baik
menjadi penting artinya, yang dilakukan mulai sejak usia dini hingga orang dewasa. Sehingga
antara sekolah dan keluarga harus dapat bekerja sama dalam menjalankan pendidikan aqidah
akhlak, agar tidak mengalami kesulitan atau kendala dalam membentuk perilaku keagamaan
anak. Guru hanya bisa mendampingi anak pada saat disekolah saja dan sesampainya di
rumah, orang tua/keluarga yang bertanggung jawab.
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan olehAllah, dan kita
sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman
(mu’min).
B. Tujuan
PEMBAHASAN
Akidah Akhlak, akidah berasal dari bahasa Arab aqada-ya'qudu-aqidatan yang artinya
mengikat atau mengadakan perjanjian. Para ulama mendefinisikan akidah sebagai sesuatu
yang terikat dari hati nurani.
Adapun menurut istilah, akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus
dipegang oleh orang yang mempercayainya. Sehingga, pengertian akidah Islam adalah
pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim dengan
bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli.
Menurut Taofik Yusmansyah dalam buku Aqidah Akhlaq, landasan akidah Islam
adalah rukun iman, yakni beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan kepada qada dan qadar-Nya.
Dasar-dasar akidah Islam merujuk pada Al-Qur'an dan hadits. Allah SWT banyak
menyebut dalam firman-Nya terkait pokok-pokok akidah, seperti nama-nama dan sifat-sifat
yang dimiliki-Nya, tentang malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga, neraka, dan lain-
lain.
Sebagaimana termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 285. Allah SWT berfirman:
ٰۤ
َالرسُ ْو ُل ٰا َمن ِ ٰ ُّرسُلِه م ِْن ا َ َحد بَيْنَ نُف َِر ُق َل َو ُرسُلِه َوكُت ُ ِبه َو َم ٰل ِٕى َكتِه ِب
َّ اّلل ٰا َم َن كُل َو ْال ُم ْؤ ِمنُ ْونَ َّر ِبه م ِْن اِ َل ْي ِه ا ُ ْن ِز َل ِب َما
س ِم ْعنَا َوقَالُ ْواَ ط ْعنَاَ َ صي ُْر َواِلَيْكَ َربَّنَا غُ ْف َرانَكَ َوا ِ ْال َم٢٨٥
Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) "Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Mereka juga berkata, "Kami dengar
dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami)
kembali."
ُس ْكت ُ ْم َما ت َِضلُّ ْوا لَ ْن أ َ ْم َري ِْن فِ ْيكُ ْم ت ََر ْكت َ َرسُ ْو ِل ِه سُنَّةَ َو للاِ ِكت
َّ بِ ِه َما ت َ َم: َاب
"Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang kepada keduanya,
kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunah Rasulullah."
(HR Al Hakim)
Menghindarkan diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Akidah Islam
harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Wahyuddin dkk mengatakan dalam buku
Pendidikan Agama Islam, hubungan antara akidah, syariah, dan akhlak seperti hubungan
antara akar, batang, dan buah di mana mereka saling membutuhkan dan tidak bisa dipisahkan.
Kalau pondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk, tidak ada bangunan tanpa
pondasi. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat pasti akan melaksanakan ibadah yang
tertib dan memiliki akhlak yang mulia. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah SWT
kalau tidak dilandasi dengan aqidah.
Aqidah sesuai dengan fungsinya sebagai dasar agama, maka keberadaan aqidah Islam
sangat menentukan bagi seorang muslim, sebab dalam sistem teologi agama ini diyakini
bahwa sikap, perbuatan dan perubahan yang terjadi dalam perilaku dan aktivitas seseorang
sangat dipengaruhi oleh sistem teologi atau aqidah yang dianutnya.
Berdasarkan buku Metodologi Studi Islam, Abuddin Nata, 2008, berikut adalah fungsi
dari aqidah :
2. Aqidah Islam berfungsi untuk membentuk kesalehan seseorang di dunia, sebagai modal
awal mencapai kebahagiaan di akhirat.
4. Aqidah islam berfungsi untuk memastikan seseorang sebagai muslim atau non muslim.
Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara
formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang jumlahnya ada
enam.Sistematika yang digunakan oleh para ulama dalam menentukan ruang lingkup aqidah,
seperti berikut ini,
1. Ilahiyat
Ilahiyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan,
Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, perbuatan-perbuatan (af’al)
Allah dan sebagainya.
2. Nubuwat
Nubuwat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan
Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan sebagainya.
3. Ruhaniyat
Ruhaniyat merupakan pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan sebagainya.
4. Sam’iyat
Yang terakhir yaitu Sam'iyat, artinya adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya
bisa diketahui lewat sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam
barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebagainya.
B. Pengertian iman kepada Allah
Pengertian Iman secara bahasa Arab adalah percaya, pengertian secara Istilah, iman
kepada adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan.
Jadi, pengertian Iman Kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah
ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanya, kemudian diakui dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan di dunia nyata.
Iman seseorang bisa dikatakan bagus dengan salah satunya beriman kepada Allah dari
3 aspek tadi. Unsur iman merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Adapun dalil Naqli untuk menguatkan penjelasan diatas : QS. Al-Baqarah 136
Artinya : “Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha
Pemurah dan Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah : 163).
1. Menambah Keyakinan
Kita tahu bahwa Allah SWT lah yang menciptakan segala sesuatunya dan membuat kita
masih hidup sampai sekarang. Jadi kita harus semakin yakin dan bersyukur kepada Allah
2. Menambah Ketaatan
Dengan beriman kepada Allah dapat menjadikan acuan untuk taat menjalani perintah Allah
dan menjauhi laranganya sehingga hati kAllah
3. Menentramkan Hati
Dalam surah Ar-Ra’ad ayat 28 dijelaskan bahwa orang-orang beriman selalu mengingat
Allah, dan membuat hati mereka tentram karenanya
Dalam Quran Surah Al-Mukminin, Allah berfirman : “Sesungguhnya Kami menolong rasul-
rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada berdirinya saksi-
saksi (hari kiamat)”
Selain memahami fungsi Iman kepada Allah kita juga harus memahami sifat wajib bagi
Allah, yaitu :
1. Sifat Wujud
Kita menyadari bahwa Allah SWT itu ada dengan cara melihat lingkungan alam sekitar.
Adanya semua benda di bumi pasti ada yang menciptakan yaitu Allah SWT.
2. Sifat Qidam
3. Sifat Baqa
Artinya bahwa Allah berbeda dengan semua makhluknya dalam semua hal.
Yaitu bahwa Allah SWT maha berdiri sendiri. Sesuai dengan bunyi Q.S Ali Imran ayat 2
yang berarti :
“ Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus
menerus mengurus makhluk-Nya”
o Contoh Perilaku
Ada banyak sekali contoh perilaku iman kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti :
1. Mendirikan Sholat
2. Menafkahkan sebagian rezeki
3. Beriman Kepada Kita Allah
4. Menafkahkan sebagian hartanya disaat waktu lapang ataupun sempit
5. Selalu berbuat kebajikan
6. Mampu menahan amarah
7. Mampu memaafkan kesalahan orang lain
8. Melaksanakan perintah Allah dari segi ibadah
9. Berhenti dari perbuatan keji dan tidak mengulanginya lagi
10.Mempercayai dengan benar rukun iman
Menurut Wikipedia Indonesia, taqwa adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada
kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah. Asal muasal taqwa
adalah bahasa Arab َ( ِل ْل ُمتَّقِينAl-Muttaqin) yang merujuk pada orang-orang yang
bertaqwa.Dalam Islam sendiri, taqwa-adalah mendekatkan diri dengan taat kepada Allah atas
petunjuk dari Allah untuk mengharap rahmat-Nya.
Taqwa adalah takut. Maksudnya adalah selain taat, orang yang bertaqwa juga
meninggalkan maksiat karena petunjuk dari Allah karena takut akan siksa-Nya kelak.
Seseorang dikatakan bertaqwa kepada Allah apabila ia menjalankan kewajiban yang Allah
tetapkan dan juga menunaikan hal-hal yang disunnahkan serta menjauhi yang dilarang.
Terdapat pendapat dari beberapa ulama dan sahabat Nabi tentang pengertian taqwa, antara
lain :
1. Ibnu Abbas
Beliau berpendapat bahwa taqwa itu adalah, "Orang-orang yang meyakini (Allah) dengan
menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan patuh akan segala perintah-Nya".
2. Ibnu Katsir
Ibnu Katsir mempunyai pendapat bahwa taqwa artinya adalah menaati Allah SWT dan tidak
bermaksiat kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya tanpa
ada pengingkaran (kufur) di dalamnya.
3. Ibnu Qayyim
Ibnu Qayyim berpendapat, “Hakikat taqwa adalah menaati Allah atas dasar iman dan ihtisab,
baik terhadap perkara yang diperintahkan atau pun perkara yang dilarang. Oleh karena itu,
seseorang melakukan perintah itu karena imannya, yang diperintahkan-Nya disertai dengan
pembenaran terhadap janji-jani-Nya. Dengan imannya itu pula, ia meninggalkan yang
dilarang Allah dan takut terhadap ancaman-Nya.
Imam Ar-Raghib Al-Asfahani berkata, “Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang
membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, dan menjadi
sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan”.
5. Imam Al-Jurjani
Imam Al-Jurjani mendefinisikan, “Taqwa yaitu menjaga diri dari siksa Allah dengan
mentaati-Nya. Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan
melakukan perbuatan atau meninggalkannya”.
6. Sahabat Ubay bin Ka'ab
Ubay bin Ka'ab atau yang juga dikenal sebagai Abu Mundhir ("ayah Mundhir"), adalah
sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dan terpandang di antara komunitas kaum
Muslim awal. Khalifah Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka'ab tentang taqwa.
Ubay bertanya, "Pernahkah kamu berjalan di jalan yang penuh dengan duri?" Umar
menjawab, "Ya." Ubay bertanya lagi, "Apa yang engkau lakukan?" Umar menjawab, "Aku
menggulung lengan bajuku dan berusaha (melintasinya)." Ubay berkata, "Inilah (makna)
taqwa, melindungi seseorang dari dosa dalam perjalanan kehidupan yang berbahaya sehingga
ia mampu melewati jalan itu tanpa terkena dosa".
Hal ini sesuai firman Allah yang termaktub dalam QS. Al-Baqarah ayat 41.
ِ َُّاي فَاتَّق
ون َ ِيًل َو ِإي َ َوآ ِمنُوا ِب َما أ َ ْنزَ ْلتُ ُم
ً ص ِدقًا ِل َما َم َعكُ ْم َو َل تَكُونُوا أ َ َّولَ كَافِر ِب ِه ۖ َو َل ت َ ْشت َُروا ِبآ َياتِي ث َ َمنًا قَل
Artinya : "Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang
membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang
pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang
rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa".
Makna kedua taqwa dalam Al-Qur'an adalah taat dan beribadah kepada Allah, hal ini
diterangkan dalam QS. Ali-Imran ayat 102,
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam".
Membersihkan hati dari segala penyakit hati dan juga dari dosa-dosa dapat kita lakukan
dengan senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT,
Adapun makna-makna diatas juga menerangkan bahwa taqwa adalah solusi, yaitu solusi dari
menghilangkan penyakit hati, solusi menghapus dosa, solusi dari masalah yang sedang kita
hadapi, dan lain sebagainya.
“Saya wasiatkan kepadamu, bertaqwalah engkau kepada Allah karena taqwa itu adalah pokok
dari segala perkara.” (Nasr bin Muhammad bin Ibrahim, Kitab Tanbih al-Ghofilin li Abi Laits
As-Samarkindi)
Dalam surat Al-Baqarah ayat 117, firman Allah menjelaskan ciri-ciri orang bertakwa
yang secara umum dapat dikelompokan menjadi lima indikator ketakwaan, yaitu:
1. Beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, dan para nabi. Indikator takwa
yang pertama adalah memelihara fitrah iman.
2. Mengeluarkan harta yang dicintai kepada karib kerabat, anak yatim, orang-orang
miskin yang dalam perjalanan, orang yang minta-minta dana, dan orang yang tidak
memiliki kemampuan untuk memerdekakan hamba sahaja. Indikator yang kedua
adalah mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan
mengorbankan harta.
3. Mendirikan salat dan menunaikan zakat. Indikator takwa yang ketiga adalah
memelihara ibadah formal.
4. Menepati janji. Indikator takwa yang keempat adalah memelihara kehormatan atau
kesucian diri
5. Sabar saat kepayahan, kesusahan dan pada waktu jihad. Indikator yang kelima adalah
memiliki semangat perjuangan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Akidah atau Aqidah adalah intisari atau pokok dalam agama Islam, yang mana intinya
adalah menegaskan bahwa Allah satu-satunya tuhan dan satu-satunya yang berhak disembah.
Takwa adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya
Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah.
Keimanan adalah kepercayaan yang kokoh kepada Allah Swt. dan pemeliharaan iman
seseorang berusaha untuk mempertahankan islam. Manfaat dan pengaruh keimanan pada diri
kita yaitu harus melakukan introspeksi pada peritiwa-peristiwa yang berada disifat manusia
dan kejadian luar biasa alam semesta.
2. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberi Motifasi Untuk
menjadi acuan mahasiswa dalam menyikapi antara manusia dan agama.Pendidikan adalah
salah satu tujuan pokok manusia karena itu sebagai calon pendidik marilah kita mengamalkan
tujuan pendidikan islam secara ikhlas baik lewat pendidikan formal Kita sebagai manusia
hendaknya berpegang teguh pada nilai-nilaikeagamaan sehingga kita bias mendapat dan
mencapai keridhaan Allah SWT