Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu ajaran pokok Islam yang harus diketahui oleh semua umat Islam
khususnya dan manusia secara umum adalah akidah. Banyak orang yang telah berislam
tapi mungkin belum mengetahui secara benar bagaimana akidah Islam dan cara
mengamalkannya. Ini bisa dilihat karena banyak diantara kita yang memeluk agama
hanya karena supaya mendapat identitas saja, kemudian sebagian yang lain karena
semata-mata lahir dari orangtua dan lingkungan Islam. Cara beragama seperti ini jelas
tidak benar. Karenanya sangat penting untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar akidah
Islam.
Untuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini, setiap
umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam hatinya.
Aqidah bukan hanya diucapkan saja atau di niatkan saja, namun aqidah perlu kita
niatkan dalam hati, ucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah yang telah di
niatkan tadi ke dalam hidup kita. Maka dari itu makalah ini disusun guna mencari urat
nadi dari pembahasan aqidah. Ini diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman
tentang aqidah bagi para kaum akademisi dan awam selama ini.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari aqidah akhlaq, korelasi aqidah dan akhlaq, urgensi dan kreteria
aqidah dan ahklaq
2. Menjelaskan tentang konsep dasar Aqidah
3. Mengidentifikasi dan distingsi antara akhlak moral, dan etik

1.3 TUJUAN MAKALAH


Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis merumuskan tujuan
permasalahan sebagai berikut :
1. Mahasiswa harus memahami dan mengetahui pengertian aqidah akhlaq, korelasi
aqidah dan akhlaq, urgensi dan kreteria aqidah dan ahklaa
2. Mahasiawa harus memahami dan mengetahui konsep dasar Aqidah
3. Mahasiswa harus mengidentifikasi dan distingsi antara akhlak moral, dan etik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Aqidah adalah kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan di mana hati
membenarkannya sehingga timbullah ketenangan jiwa. Sedangkan pengertian lain dari
aqidah adalah kepercayaan kepada Allah yang Maha Esa yang mencakup enam kepercayaan
atau disebut dengan rukun iman.
Sedangkan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang berakibat
timbulnya berbagai perbuatan secara spontan tanpa disertai pertimbangan. Akhlak dapat
juga diartikan sebagai perangai yang menetap pada diri seseorang dan merupakan sumber
munculnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara spontan tanpa adanya
pemaksaan. Akhlak adalah sifat dasar manusia yang dibawa sejak lahir dan tertanam dalam
dirinya. Dikarenakan akhlak berasal dari dalam diri manusia maka aktualisasinya adalah
timbulnya akhlak mulia dan akhlak buruk.
Aqidah dan akhlak dalam ajaran Islam kaitannya sangat erat. Aqidah yang kuat dan
benar tercermin dari akhlak terpuji yang dia miliki dan sebaliknya. Dalam konsepsi Islam
aqidah dan akhlak tidak hanya sebagai media yang mencakup hubungan manusia dengan
Allah tetapi juga mencakup hubungan dengan sesama manusia ataupun dengan alam
sekitar karena merupakan implementasi dari ajaran Islam yang rahmatan lil aalamin.

2.2 KORELASI AQIDAH DAN AKHLAK


Aqidah erat hubungannya dengan akhlak. Aqidah merupakan landasan dan dasar
pijakan untuk semua perbuatan. Akhlak adalah segenap perbuatan baik dari seorang
mukalaf, baik hubungannya dengan Allah, sesama manusia, maupun lingkungan hidupnya.
Berbagai amal perbuatan tersebut akan memiliki nilai ibadah dan terkontrol dari berbagai
penyimpangan jika diimbangi dengan keyakinan aqidah yang kuat. Oleh sebab itu, keduanya
tidak dapat dipisahkan, seperti halnya antara jiwa dan raga.

2.3 URGENSI DAN KRITERIA AQIDAH DAN AKHLAK YANG BENAR


Beberapa tahun belakangan ini, banyak sekali tersaji berita bahwa banyak orang yang
memutuskan untuk meninggalkan lumuran dosa kemaksiatan menuju keta’atan kepada
Allah. Atau dengan istilah populer sekarang banyak orang yang dulu ahli
maksiat hijrah menuju keta’atan kepada Allah. Namun demikian, tak sedikit pula mereka
menganggap hijrah itu hanya sebatas penampilan yang lebih agamis, atau menunjukkan
perhatian yang lebih kepada kepemimpinan dalam Islam, atau sibuk mencari-cari
perselisihan dalam masalah fiqih di kalangan para ulama dalam rangka mencari-cari udzur,
atau sebatas meninggalkan muamalah ribawi dan seterusnya. Sehingga mereka hijrah
namun bukan menuju hijrah pertama yang harus dilakukan seorang yang hendak meniti
jalan lurus menujuk Allah ‘Azza wa Jalla. Hijrah yang harus dia lalui pertama sekali adalah
hijrah dari kekufuran, ketidakpedulian dengan tauhid dan aqidah menuju kemurnian dan
penerapan tauhid dalam hidup dan kehidupannya.
Ringkasnya tauhid dan aqidah yang benar merupakan prioritas hijrah seorang yang
hendak benar-benar ingin menjadi hamba Allah yang berkualitas. Namun sayang, orang-
orang yang dianggap cendikiawan di negeri ini malah menganggap dan menyebarkan
pandangannya (lebih tepatnya syubhat) di masyarakat tentang permasalahan aqidah ini.
Mereka menyerukan bahwa aqidah bukan sebuah hal yang urgen untuk dibahas di zaman
ini. Sebab masyarakat Indonesia mayoritas muslim yang mengucapkan syahadat Laa Ilaaha
Ilallah. Atau masalah aqidah itu tidak lebih penting di bandingkan masalah politik dan pucuk
pimpinan di negeri ini. La hawla wa la quwwata illa billah.
Syaikh DR. Sholeh Al Fauzan Hafizhahullah mengataka:

Beriman terhadap aqidah yang benar dan mendakwahkannya merupakan perkara


terpenting dan kewajiban yang paling wajib sebab aqidah merupakan pondasi yang di
atasnya aan dibangun keabsahan berbagai amal dan diterimanya atau tidaknya amal-
amal tersebut. Demikian para rosul sholawatullah wa sallamu ”alaihim sangat memberikan
porsi perhatian yang besar terhadap masalah aqidah. Ini pulalah perhatian terbesar
pengikut dakwah para rosul yaitu memperbaiki aqidah terlebih dahulu, hal-hal yang dapat
membatalkannya dan mengurangi kesempurnaannya”
Intinya aqidah yang benar merupakan penentu diterima atau tidaknya berbagai amal
sholeh seseorang dan membenarkan aqidah adalah prioritas dakwah para
Nabi ‘alaihimussalam dan para ulama yang mengikuti mereka dengan benar.

2.4 KONSEP DASAR AQIDAH


Konsep dasar aqidah Islam merujuk pada Al-Qur'an dan hadits. Allah SWT banyak menyebut
dalam firman-Nya terkait pokok-pokok akidah, seperti nama-nama dan sifat-sifat yang
dimiliki-Nya, tentang malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga, neraka, dan lain-lain.
Sebagaimana termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 285. Allah SWT berfirman:
ۤ
‫ٰا َم َن الرَّ س ُْو ُل ِب َمٓا ا ُ ْن ِز َل ِالَ ْي ِه مِنْ رَّ بِّهٖ َو ْالمُْؤ ِم ُن ْو ۗ َن ُك ٌّل ٰا َم َن ِباهّٰلل ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِهٖ َو ُك ُت ِبهٖ َو ُر ُسل ۗ ِٖه اَل ُن َفرِّ ُق َبي َْن اَ َح ٍد مِّنْ رُّ ُسلِهٖ ۗ َو َقالُ ْوا‬
٢٨٥ ‫ك ْالمَصِ ْي ُر‬ َ ‫َسمِعْ َنا َواَ َطعْ َنا ُغ ْف َرا َن‬
َ ‫ك َر َّب َنا َو ِالَ ْي‬
Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) "Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Mereka juga berkata, "Kami dengar
dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami)
kembali."
Sementara itu, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:"Hendaklah engkau beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan hendaklah
engkau beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan buruk." (HR Muslim)Lebih lanjut H. Masan
menjelaskan, Al-Qur'an dan hadits merupakan dasar akidah Islam dan pegangan serta pedoman bagi
kaum muslimin. Selama berpegang kepada keduanya, maka akan selamat dari kesesatan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫هللا َو ُس َّن َة َرس ُْولِ ِه‬


ِ ‫اب‬ ِ ‫ت فِ ْي ُك ْم َأ ْم َري‬
َ ‫ ِك َت‬: ‫ْن لَنْ َتضِ لُّ ْوا َما َت َم َّس ْك ُت ْم ِب ِه َما‬ ُ ‫َت َر ْك‬

"Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang kepada
keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni Kitabullah (Al-Qur'an) dan
Sunah Rasulullah." (HR Al Hakim)

2.5 IDENTIFIKASI DISTINGSI ANTARA AKHLAK MORAL DAN ETIKA


Perbedaan etika, moral, dan akhlak bisa dilihat dari makna dan sumber pemikirannya.
Etika lebih berbicara soal ilmu yang bersumber pada adat istiadat. Sedangkan moral berupa
nilai dan akhlak berupa perangai yang bersumber pada Alquran dan sunnah.
Etika dan moral memiliki sifat yang sama yakni lokal dan temporer. Sedangkan akhlak
memiliki sifat yang universal dan abadi. Ini karena akhlak bersumber pada firman Allah yang
diterapkan sejak zaman Rasulullah SAW.
Al-Mawardi dalam studinya yang berjudul “Etika, Moral dan Akhlak” menjelaskan
perbedaan tiga istilah tersebut dari segi rumpun keilmuan. Menurutnya, akhlak memiliki
posisi lebih tinggi dibanding moral dan etika.
Akhlak memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti tasawuf dan fiqih, di mana kedua
ilmu itu memiliki hubungan yang erat dan saling membutuhkan. Makna akhlak tidak hanya
didasari oleh ucapan dan akal pikiran semata, namun juga melibatkan hati nurani yang
terdalam.
Di sisi lain, Althof Berkowitz dan Victor Battistich dalam studinya yang yang berjudul
“Moral Education and Character Education: Their Relationship and Roles in Citizenship
Education and Character Education, Prevention, and Positive Youth Development”
memberikan pandangan lain terhadap perbedaan tiga istilah ini. Mereka membedakan
etika, moral, dan akhlak dari segi teori dan implementasinya. Kedua tokoh ini berargumen,
jika moral dan etika diambil dari teori filsafat.
Pada praktiknya, pendidikan moral cenderung memiliki cakupan lebih sempit, yaitu
hanya pada perkembangan keilmuan kognitif saja. Sedangkan pendidikan karakter memiliki
cakupan lebih luas dan komprehensif meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Kemudian lebih lanjut, akhlak memiliki cakupan yang sangat luas meliputi ilmu agama
dan umum yang dipelajari umat manusia. Karena sejumlah perbedaan itu, diperlukan sikap
bijak dalam memaknai etika, moral, dan akhlak. Perlu ada diskusi lebih lanjut mengenai
konsep pendekatan rasional dan aplikasi dalam pendidikan ketiga istilah tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Akidah erat hubungannya dengan akhlak, karena akhlak tersarikan dari akidah dan
pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beerakidah dengan benar, maka akhlak nya pun
akan benar, baik, dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidah salah, maka akhlak nya pun akan
salah. Aqidah erat hubungannya dengan akhlak. Aqidah merupakan landasan dan dasar pijakan
untuk semua perbuatan. Akhlak adalah segenap perbuatan baik dari seorang mukalaf, baik
hubungannya denganAllah, sesama manusia, maupun lingkungan hidupnya. Berbagai amal
perbuatan tersebut akan memiliki nilai ibadah dan terkontrol dari berbagai penyimpangan jika
diimbangi dengan keyakinan aqidah yang kuat. Oleh sebab itu, keduanya tidak dapat
dipisahkan, seperti halnya antara jiwa dan raga.
3.2 SARAN
Kita sebagai manusia hendaknya berfikir secara menyeluruh atas apa yang kita yakini
atau kita percayai dalam menapaki kehidupan ini. Banyak keyakinan atau kepercayaan dalam
kehidupan manusia, namun kita harus memilih mana yang akan kita pilih sebagai Tuhan yang
kita sembah. Islam adalah agama yang paling sempurna yang dibawa oleh Rasulullah SAW dari
zaman kegelapan hingga zaman terang benderang. Hendaknya kita juga mengetahui bahwa
segala sesuatu yang di dunia akan berakhir, dan akan ada kehidupan yang abadi.setelah
kematian nanti yaitu akhirat. Semua yang telah kita kerjakan dan kita lakukan di dunia akan

Anda mungkin juga menyukai