Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

Nama : Nurul Annisa

Nim :23022182

Mata kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Syahrul Ismed, M.Pd

A. Konsep aqidah: pengertian, Ruang Lingkup, unsur, kedudukan


1. Pengertian Aqidah

Secara bahasa, aqidah berarti ikatan atau kepercayaan. Sedangkan secara istilah, aqidah
adalah keyakinan yang kuat terhadap suatu zat tanpa ada keraguan sedikit pun. Dalam Islam,
aqidah mencakup iman kepada Allah SWT dan sifat-sifat-Nya. Secara garis besar Aqidah Islam
mencakup semua rukun iman, yaitu iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat dan
iman kepada Qada dan Qadar.

2. Ruang Lingkup Aqidah

Ruang lingkup aqidah Islam meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan
seorang Muslim, yaitu keyakinan terhadap:

 Allah SWT, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang
berhak disembah, Maha Esa, Mahakuasa, Maha Mengetahui, dan sebagainya.
 Malaikat, yaitu keyakinan bahwa malaikat adalah makhluk Allah SWT yang
diciptakan dari cahaya, tidak memiliki nafsu, dan selalu taat kepada Allah SWT.
 Kitab-kitab Allah, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab
kepada para rasul-Nya untuk menjadi petunjuk bagi manusia.
 Para rasul, yaitu keyakinan bahwa para rasul adalah manusia pilihan Allah SWT yang
diberi wahyu dan tugas untuk menyampaikan risalah Allah SWT kepada umat
manusia.
 Hari Kiamat, yaitu keyakinan bahwa suatu saat nanti dunia ini akan berakhir dan
semua manusia akan dibangkitkan untuk dihisab oleh Allah SWT.
 Qada dan Qadar, yaitu keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini
adalah atas kehendak Allah SWT, baik yang baik maupun yang buruk.
3. Unsur Aqidah

Unsur aqidah Islam terdiri dari dua unsur, yaitu:

Unsur Iman, yaitu keyakinan yang kuat terhadap segala sesuatu yang telah diajarkan oleh
Allah SWT dan Rasul-Nya.

 Unsur Ihsan, yaitu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan rasa cinta kepada
Allah SWT.

Kedudukan Aqidah

Aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Aqidah merupakan pondasi dasar
bagi seluruh ajaran Islam. Tanpa aqidah yang kuat, seseorang tidak akan dapat menjalankan
ajaran Islam yang lain dengan baik.

Aqidah juga merupakan sumber motivasi bagi seorang Muslim dalam menjalani kehidupan.
Keyakinan yang kuat terhadap Allah SWT dan ajaran-Nya akan memberikan kekuatan dan
ketenangan jiwa bagi seorang Muslim.

B. Argumen tentang Wujud Tuhan Berdasarkan Dalil Naqli dan Dalil Aqli

Dalil Naqli (argumentasi berdasarkan teks agama):

1. Ayat Al-Quran:

o Surah Al-Ikhlas (112): "Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta. Dia
tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada satupun yang setara dengan Dia.'"
(Ayat ini menunjukkan keesaan dan kemahakuasaan Allah, yang tidak mungkin ada tanpa
adanya Pencipta.)
o Surah Al-An'am (6): "Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Dia meninggikan
langit di atas bumi dan Dia mengukuhkan bumi, dan Dia mencegah daripadanya air yang
melubangi dan Dia tundukkan matahari dan bulan, keduanya beredar pada orbitnya masing-
masing. Dan Dia menundukkan bintang dan pohon kayu untuk bersujud kepada-Nya." (Ayat ini
menunjukkan keteraturan dan desain alam semesta, yang mengarah kepada adanya Pengatur
yang Maha Bijaksana.)

2. Hadits Nabi Muhammad SAW:

o "Siapa yang bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dia akan
masuk surga." (Hadis ini menekankan pentingnya pengakuan terhadap keesaan Tuhan dan
kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebagai bukti keimanan.)

Dalil Aqli (argumentasi berdasarkan logika dan akal):

1. Argument Kosmologis (Cosmological Argument):

o Alam semesta itu ada, dan segala sesuatu yang ada pasti memiliki penyebab. Jika alam semesta
memiliki penyebab, maka penyebab itu haruslah ada dan tidak diciptakan. Penyebab itu adalah
Tuhan.

2. Argument Teleologis (Teleological Argument):

o Alam semesta memiliki keteraturan dan desain yang rumit, seperti sistem tata surya, siklus
kehidupan, dan hukum fisika. Keteraturan ini mengarah kepada adanya Pengatur yang Maha
Tahu dan Mahakuasa. Pengatur itu adalah Tuhan.

3. Argument Moral (Moral Argument):

o Manusia memiliki konsep moral dan perasaan keadilan. Konsep moral ini tidak mungkin berasal
dari alam semesta yang tidak berakal dan tidak bermoral. Konsep moral harus berasal dari
Pemberi Hukum yang Maha Adil. Pemberi Hukum itu adalah Tuhan.
C. Aqidah yang Benar dan Aqidah yang Salah dalam Islam

Aqidah merupakan pondasi keyakinan dalam Islam, yang menentukan arah hidup dan
perilaku seorang Muslim. Memahami aqidah yang benar dan yang salah sangatlah penting untuk
memelihara keimanan dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

a. Aqidah yang Benar:

Aqidah yang benar sejalan dengan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan
Sunnah. Ciri-cirinya meliputi:

 Tauhid: Keyakinan mutlak kepada keesaan Allah SWT, tanpa sekutu atau tandingan. Ini adalah
inti sari aqidah Islam dan mencakup pemurnian ibadah hanya kepada Allah SWT.

 Nubuwwah: Kepercayaan kepada para nabi dan rasul yang diutus Allah SWT, termasuk
mengakui kebenaran risalah mereka dan mengikuti ajaran mereka.

 Ma'ad: Keyakinan kepada hari kiamat, pembalasan di akhirat, dan ganjaran atau hukuman
berdasarkan amal perbuatan di dunia. Ini memotivasi umat Islam untuk beramal saleh dan
menghindari perbuatan maksiat.

 Qadar: Keyakinan kepada ketetapan Allah SWT atas segala sesuatu, namun tetap disertai dengan
ikhtiar dan tanggung jawab manusia atas perbuatannya. Ini menyeimbangkan antara konsep
takdir Allah SWT dengan kebebasan memilih manusia.

 Malaikat: Keyakinan kepada keberadaan malaikat dan peran mereka dalam penciptaan dan
pelaksanaan rencana Allah SWT.

 Kutub: Keyakinan kepada kitab-kitab suci yang diturunkan Allah SWT, termasuk Al-Quran
sebagai kitab suci terakhir dan terlengkap.
b. Aqidah yang Salah:

Aqidah yang salah bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat menyesatkan. Contoh-contohnya:

 Syirik: Mempersekutukan Allah SWT dengan benda, makhluk, atau kekuatan lain dalam
beribadah. Ini merupakan dosa besar dalam Islam dan dapat membatalkan keimanan.

 Takfir: Mengkafirkan sesama Muslim tanpa alasan yang benar. Ini menimbulkan perpecahan dan
merusak persaudaraan sesama Muslim.

 Bid'ah: Mengada-ada dalam beribadah dengan menambah-nambahkan atau mengurangi praktik


ibadah yang tidak diajarkan oleh Islam.

 Kufr: Menolak atau mengingkari salah satu rukun iman. Ini sama artinya dengan keluar dari
agama Islam.

 Ghuluww: Berlebihan dalam beribadah atau berpegang teguh pada pendapat tertentu hingga
melampaui batas yang wajar.

Mengembangkan Aqidah yang Benar:

Membangun dan memelihara aqidah yang benar adalah proses sepanjang hayat. Berikut beberapa
langkah yang dapat dilakukan:

 Menuntut ilmu: Belajar Islam dari sumber-sumber yang terpercaya, seperti Al-Quran, Hadits,
dan tafsir dari ulama yang kompeten.

 Mengamalkan ajaran Islam: Melaksanakan ibadah dengan ikhlas dan konsisten sesuai dengan
ajaran Islam.

 Bergaul dengan lingkungan yang baik: Mencari teman dan komunitas yang mendukung dan
mendorong untuk memperdalam aqidah yang benar.
 Mengoreksi diri: Bersikap introspektif dan terbuka untuk menerima nasihat dan kritik yang
membangun untuk memperbaiki aqidah.

Dengan memahami perbedaan antara aqidah yang benar dan yang salah, serta berusaha untuk
mengembangkan aqidah yang benar, seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan penuh
keyakinan, ketenangan, dan keberkahan.

D. Pemeliharaan aqidah

Pemeliharaan aqidah, atau menjaga keimanan agar tetap teguh dan lurus, merupakan kewajiban
penting bagi setiap Muslim. Ibarat tanaman, aqidah perlu dirawat dengan telaten agar senantiasa
tumbuh subur dan menghasilkan buah kebaikan. Berikut beberapa langkah penting dalam
pemeliharaan aqidah:

 Menimba ilmu.
Dasar utama aqidah yang kuat adalah ilmu yang benar. Ini berarti memperdalam
pemahaman tentang Islam melalui sumber-sumber terpercaya seperti Al-Quran, Hadits,
dan tafsir dari ulama yang kompeten. Mengikuti kajian Islam, menghadiri ceramah, dan
membaca buku-buku keislaman yang kredibel dapat menjadi sarana efektif untuk
menambah ilmu.
 Mengamalkan ajaran Islam.
Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari, seperti shalat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat, dan ibadah lainnya, tidak
hanya memperteguh keyakinan, tetapi juga menjaga aqidah dari kesesatan.
 Memilih lingkungan yang baik.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap aqidah seseorang. Bergaul dengan teman-teman
dan komunitas yang positif dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dapat memberikan
dukungan dan motivasi untuk terus memelihara aqidah. Sebaliknya, lingkungan yang
buruk dapat dengan mudah mempengaruhi dan menyesatkan.
 Senantiasa berdzikir.
Dzikir, yaitu mengingat Allah SWT, merupakan benteng kokoh bagi aqidah.
Memperbanyak dzikir, seperti membaca tasbih, membaca Al-Quran, dan merenungkan
kebesaran Allah, dapat menenangkan hati, memperkuat keyakinan, dan menjaga diri dari
tergelincir ke dalam kesyirikan.
 Menjauhi hal-hal yang dapat merusak aqidah.
Ada banyak hal yang dapat merusak aqidah, seperti pergaulan bebas, narkoba,
pornografi, dan aliran sesat. Seorang Muslim harus waspada dan berusaha menjauhi hal-
hal tersebut agar aqidah tetap terjaga.
 Bersabar dan ikhlas.
Menjalani hidup sebagai Muslim tidak selalu mudah. Akan ada tantangan dan cobaan
yang menguji keimanan. Bersabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian tersebut dapat
memperkuat aqidah dan menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT.
 Mengoreksi diri secara terus-menerus.
Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk dalam menjaga aqidah. Mengoreksi diri
secara terus-menerus, introspeksi atas kekurangan, dan terbuka terhadap kritik dan
nasihat yang membangun dapat membantu memperbaiki aqidah dan menjadikannya
semakin kuat.
 Memohon pertolongan Allah SWT.Pada akhirnya, kekuatan aqidah berasal dari Allah
SWT. Memohon pertolongan dan bimbingan dari Allah SWT melalui doa dan ibadah
dengan sungguh-sungguh merupakan kunci utama dalam pemeliharaan aqidah.

Dengan senantiasa berusaha menerapkan langkah-langkah di atas, seorang Muslim dapat


memelihara aqidah agar tetap teguh dan lurus. Ingatlah, aqidah yang kuat akan menjadi pedoman
hidup yang membawa ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan di dunia dan akhirat

Anda mungkin juga menyukai