Anda di halaman 1dari 5

BAB

A. MAKNA DAN SISTEM AKIDAH ISLAM

Aqidah berasal dari kata “aqada –ya’qidu – aqdan” yang berarti mengikatkan atau
mempercayai/meyakini. Jadi aqidah berarti ikatan, kepercayaan atau keyakinan. Sedangkan
menurut istilah aqidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati untuk mempercayai dan
meyakini akan kebenarannya, membuat jiwa tenang dan tenteram kepada atau bersamanya
dan menjadikan sandaran yang bersih dari kebimbangan atau keraguan.
Adapun aqidah Islam adalah pengetahuan tentang kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah
dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Aqidah sering juga disebut dengan ilmu aqaid,
ushuluddin atau ilmu ma’rifat.
Pembahasan mengenai aqidah Islam selalu dikaitkan dengan enam pokok keyakinan
seorang muslim yang terangkum dalam rukun Iman yaitu Iman kepada Allah, malaikat, kitab-
kitab, rasul-rasul, hari kiamat, qadha dan qadar.

Keenam rukun Iman tersebut secara ringkas adalah :


1- Beriman kepada Allah, diwujudkan dengan hal-hal berikut:
a. Beriman kepada rububiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah adalah Tuhan, Pencipta,
Pemilik dan Pengatur segala urusan.
b. Beriman kepada uluhiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah Ta’ala sajalah Tuhan yang
berhak disembah, dan semua sesembahan selain-Nya adalah batil.
c. Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya, maksudnya: bahwasanya Allah Ta’ala
memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat yang sempurna serta agung sesuai dengan
yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam .

2- Beriman kepada para Malaikat:


Malaikat adalah hamba-hamba yang mulia. Mereka diciptakan oleh Allah untuk
beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya. Allah telah membebankan
kepada mereka berbagai tugas. Diantara mereka adalah Jibril; ditugaskan menurunkan wahyu
dari sisi Allah kepada nabi-nabi dan rasul-rasul yang dikehendaki-Nya.
Mikail yang ditugaskan untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan. Israfil yang
bertugas meniupkan sangsakala di hari terjadinya kiamat. Dan Malaikat Maut, bertugas
mencabut nyawa ketika ajal tiba dan lainnya.

3- Beriman kepada Kitab-kitab:


Allah -Yang Maha Agung dan Mulia- telah menurunkan kepada para rasul-Nya kitab-
kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Yang kita ketahui di antara kitab-kitab itu adalah:
a. Taurat, diturunkan Allah kepada Nabi Musa alaihis salam, ia merupakan kitab Bani Israil
yang paling agung.
[Type text]
MODUL PEMBELAJARAN PAI – UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 42
b. Injil, diturunkan Allah kepada Nabi Isa alaihis salam.
c. Zabur, diturunkan Allah kepada Daud alaihis salam.
d. Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ’alaihimas salam.
e. Al Qur’an yang agung, diturunkan Allah Ta’ala kepada nabi-Nya Muhammad, penutup para
nabi. Dengannya Allah telah menasakh (menghapus) semua kitab sebelumnya. Dan Allah
telah menjamin untuk memelihara dan menjaganya; karena ia akan tetap menjadi hujjah
atas semua makhluk, sampai hari kiamat.

4- Beriman kepada para rasul:


Allah telah mengutus para rasul kepada makhluk-Nya. Rasul pertama adalah Nuh dan
yang terakhir adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan semua rasul itu adalah
manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat-sifat ketuhanan. Mereka adalah hamba-hamba
Allah yang telah dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at
dengan syari’at Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau diutus untuk seluruh manusia.
Maka tidak ada lagi nabi sesudahnya.

5- Beriman kepada hari akhirat:


Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, Ketika Allah membangkitkan manusia
dalam keadaan hidup untuk kekal di tempat yang penuh kenikmatan atau di tempat siksaan
yang amat pedih. Beriman kepada Hari Akhir meliputi beriman kepada semua yang akan
terjadi setelah mati, yaitu: ujian kubur, kenikmatan dan siksaannya, serta apa yang akan terjadi
setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.

6- Beriman kepada Takdir:


Takdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan semua yang ada dan
menciptakan seluruh makhluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahulu, dan menurut
kebijaksanaan-Nya. Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis
disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya.

B. AKIDAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Adapun peranan aqidah dalam membentuk kepribadian seorang muslim adalah :


1. Penyerahan secara total kepada Allah dengan meniadakan sama sekali kekuatan dan
kekuasaan di luar Allah yang dapat mendominasi dirinya. Keyakinan ini menumbuhkan
jiwa merdeka bagi seorang muslim dalam hidupnya, tidak ada manusia yang menjajah
manusia lainnya. Ia menjadi manusia yang merdeka, bebas dari perbudakan dalam segala
dimensi kemanusiaannya. Harkat dan derajat manusia hanya ditentukan oleh kadar
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah.
2. Keyakinan terhadap Allah, menjadikan orang memiliki keberanian untuk berbuat yang
baik dan menjauhi yang buruk, karena tidak ada baginya yang ditakuti selain melanggar
perintah Allah. Keberanian ini menjadikan seorang muslim untuk berbicara tentang
kebenaran secara lurus dan konsekuen serta tegas berdasarkan aturan-aturan yang jelas
diperintahkan Allah. Karena baginya kebenaran Allah adalah satu-satunya dan bersifat
mutlak. Karena itu umat Islam semestinya menjadi pelopor dalam menegakkan kebenaran
di muka bumi tanpa ada rasa takut dan gelisah.
3. Keyakinan dapat membentuk rasa optimis dalam menjalani kehidupan, karena aqidah
menjamin hasil yang terbaik yang akan dicapai oleh seorang muslim secara ruhaniah,

[Type text]
MODUL PEMBELAJARAN PAI – UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 43
karena itu ia tidak pernah gelisah dan putus asa, ia tetap berkiprah dengan penuh
semangat dan optimisme. Cobaan dan ujian merupakan proses hidup yang bersifat
sementara yang menjadi pupuk penyubur keyakinan terhadap Allah SWT.
4. Aqidah berperan sebagai landasan etik dan moral bagi seorang muslim dalam menyikapi
hidup dan kehidupannya di dunia dengan melihat hidup ini secara luas, yakni hidup di
dunia dan hidup di akhirat. Keyakinan seperti ini dapat mewujudkan sikap jiwa yang
tenang dan damai yang merupakan dambaan setiap orang. Jiwa yang tenang ini pula yang
mengantarkannya kepada kebahagiaan abadi di akhirat.

C. AKIDAH DAN ETOS KERJA

Akidah merupakan pondasi seorang muslim. Ibarat sebuah bangunan, maka akidah
seseorang akan menentukan kekuatan bangunan Islam, baik dalam ibadah yang ia kerjakan
maupun dalam akhlak yang ia lakukan begitu juga dalam pekerjaan yang ia perbuat di dunia
ini. Agar mempunyai pondasi yang kokoh maka diperlukan pemahaman yang tepat terhadap
akidah tersebut.
Akidah dibangun atas pokok-pokok kepercayaan terhadap enam hal yang lazim disebut
rukun iman. Inti akidah adalah percaya dan pengakuan terhadap keesaan Allah atau yang
disebut tauhid yang merupakan landasan keimanan terhadap keimanan lainnya seperti,
keimanan terhadap malaikat, rasul, kitab, hari akhirat serta qadha dan qadar.
Dengan adanya kepercayaan terhadap aqidah diatas akan menimbulkan rasa takut
dalam hati seorang muslim sehingga ia tidak akan berani berbuat maksiat dimana pun ia
berada, termasuk dalam bekerja. Ia akan bekerja sesuai dengan tuntunan Islam karena semua
pekerjaan yang ia kerjakan merupakan ibadah di sisi Allah SWT. Ia akan senantiasa bekerja
dengan rajin dan optimis karena semua tenaga dan keringat yang ia keluarkan untuk bekerja
akan menjadi kebaikan baginya di dunia dan pahala di akhirat serta menjadi ampunan bagi
dosa-dosanya. Sebagaimana beberapa sabda Rasulullah SAW yang memiliki spirit yang luar
biasa berikut ini :
 “Sesungguhnya Allah sangat senang jika salah satu diantaramu mengerjakan suatu
pekerjaan dengan tekun dan sungguh-sungguh”.
 “Barang siapa yang diwaktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja dengan
tangannya sendiri, maka di waktu sore itulah ia terampuni dosanya”. (HR. Thabrani dan
Baihaqi).
 “Berbuatlah untuk duniamu seolah engkau akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk
akhiratmu seolah engkau akan meninggal esok hari”.

D. AKIDAH DAN ILMU PENGETAHUAN

Akidah selain merupakan pokok keimanan dalam Islam juga merupakan dasar dari ilmu
pengetahuan, artinya selain menyangkut masalah keimanan juga agar aqidah Islam dijadikan
sebagai standar penilaian. Adapun yang bertentangan dengan aqidah Islam tidak boleh diambil
atau diyakini. Sedangkan yang tidak bertentangan dengan aqidah Islam boleh untuk dipelajari
dan diyakini. Aqidah menjadi tolak ukur apakah sesuatu itu boleh dipelajari atau diambil atau
tidak boleh sama sekali. Oleh sebab itu mempelajari segala macam ilmu pengetahuan bukan

[Type text]
MODUL PEMBELAJARAN PAI – UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 44
merupakan penghalang karena dalil-dalil yang menganjurkan untuk menuntut ilmu
pengetahuan bersifat umum selama tidak bertentangan dengan aqidah Islam.
Di dalam Al-Qur’an sendiri Allah banyak menjelaskan tentang penciptaan langit dan
bumi beserta segala yang ada di dalamnya antara lain ayat yang menjelaskan hal tersebut
adalah firman Allah :

                

                 

        

Artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan
dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.” (Q.S. Al-Baqarah : 164).

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk memikirkan
dengan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari tentang alam semesta yang meliputi langit,
bumi, pergantian siang dan malam, lautan, daratan , flora dan fauna, angin dan awan dll. Yang
semua ini menunjukkan bahwa agama Islam sangat memperhatikan bidang ilmu pengetahuan
yang akan membawa pelakunya kepada keyakinan yang kokoh tentang pencipta alam semesta
yaitu Allah SWT.
Dan masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang ilmu pengetahuan dan
keutamaan bagi yang mempelajarinya, begitu juga dengan sabda Rasulullah SAW tentang
anjuran belajar ilmu pengetahuan, seperti :
( ‫ﻠﻰ ُﻛ ِّﻞ ُﻣ ْﺴﻠِ ٍﻢ ) رواﻩ اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬ َ ْ‫ﺐ اﻟْﻌِﻠْ ِﻢ ﻓَ ِﺮﻳ‬
َ ‫ﻀﺔٌ َﻋ‬ ُ َ‫ﻃَﻠ‬
Artinya : “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (H.R. Baihaqi)
ِ ِ ِ ُ‫اُﻃْﻠ‬
ّ ِ ‫ﺐ اﻟْﻌ ْﻠ َﻢ َوﻟَ ْو‬
ِ ْ ‫ﻟص‬
( ‫ﲔ ) رواﻩ اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬
Artinya : “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina” (H.R. Baihaqi)

Dari nash diatas jelaslah bahwa aqidah Islam mendorong manusia untut menuntut
ilmu pengetahuan dan mengikat ilmu pengetahuan itu dengan keimanan sehingga menjadi
suatu keyakinan yang kokoh di dalam hati terhadap Allah SWT yang dinamakan dengan
tauhid.

[Type text]
MODUL PEMBELAJARAN PAI – UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 45
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan perbedaan antara akidah dan tauhid dalam Islam !
2. Apa yang dimaksud dengan tauhid rububiyyah, uluhiyyah dan asma’ wa sifat Allah ? dan
berikan dalilnya dalam Al-Qur’an dan hadits !
3. Sebutkan peran dan fungsi akidah dalam meningkatkan etos kerja seorang muslim!
4. Jelaskan maksud dari “Berbuatlah untuk duniamu seolah engkau akan hidup selamanya,
dan berbuatlah untuk akhiratmu seolah engkau akan meninggal esok hari”.!
5. Apa manfaat akidah dalam bidang ilmu pengetahuan ?

--------------------------------

[Type text]
MODUL PEMBELAJARAN PAI – UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 46

Anda mungkin juga menyukai