Aqidah adalah kumpulan kepercayaan yang harus diyakini. Aqidah berada diluar diri kita. Aqidah
berbeda dengan iman. Dimana pengertian iman adalah sesuatu hal yang harus diyakini. Pengertian
Aqidah secara etimologi atau secara bahasa, didefinisikan sebagai berikut :
“Aqidah” berasal dari kata dasar “al-‘aqdu” yang mempunyai arti ar-rabth (ikatan), al-
ibraamal-ihkam (pengesahan, penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh,kuat), asy-syaddu
biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan).
Selain itu aqidah juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
Menurut sumber yang saya kutip, aqidah diartikan sebagai ketetapan yang tidak ada raguan
pada orang yang mengambil keputusan. Dalam agama aqidah dimaksudkan berkaitan dengan
keyakinan bukan perbuatan.
Misalnya aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bisa disimpulkan bahwa
semua yang menjadi ketetapan hati seorang secara pasti, walaupun benar ataupun salah.
Demikianlah yang disebut aqidah.
Beberapa lawan kata atau antonym dari Aqidah adalah “Al-hallu” (penguraian, pelepasan).
Kata ini diambil dari kata kerja: “ ‘Aqadahu”, “Ya’qiduhu” yang artinya mengikatnya, “
‘Aqdan” yang artinya ikatan sumpah dan “ ‘Uqdatun nikah” yang artinya ikatan menikah.
Pengertian aqidah secara terminology atau secara istilah adalah perkara wajib yang
dibenarkan oleh hati dan jiwa tenteram karenanya, sehingga mejadi suatu kenyataan yang
teguh dan kokoh, tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Dengan kata lain aqidah adalah keimanan yang sesuai kenyataan, tidak menerima keraguan
ataupun prasangka bagi orang yang meyakininya.
1. Rahmatanlilalamin
2. Terbukti akan kebenarannya melalui sejarah dan bukti-bukti lainnya
3. Al-Quran terbukti secara ilmiah
4. Ajaran agama islam mudah, terang/jelas dan tegas
5. Menentramkan hati atau damai
6. Membuat pengikutny bermartabat
7. Sepanjang zaman
Aqidah yang artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedangkan pengertian aqidah dalam agama artinya ialah
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah
dan diutusnya pada Rasul.
Jadi kesimpulan dari definisi aqidah ialah, apa yang telah menjadi ketetapan hati
seorang secara pasti merupakan aqidah; baik itu benar atau pun salah.
Aqidah menurut istilah merupakan masalah yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa
agar menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi sebuah kenyataan yang teguh
dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegangi yaitu:
1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah swt satu-satunya. Karena Dia
adalah Pencipta yang tidaka da sekutu bagiNya maka tujuan dari ibadah haruslah
diperuntukkan kepadaNya satu-satunya.
2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari
akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong
hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat diindera saja dan
adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam
pikjiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya
lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakimm yang Membuat tasyri’.
Oleh karena itu hatinya menerima takdir, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak
mencari pengganti yang lain.
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada
Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah
mengimani para rasul yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam
tujuan dan perbuatan.
5. Bersngguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan
kesempatan beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap pahala serta
tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena
diantara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap
seluruh perbuatan.
Nabi Muhammad saw juga mengimbau untuk tujuan ini dlam sabdanya:
“Orang mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Alalh daripada orang mu’min
yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat k begini ebaikan. Bersemangatlah terhadap
sesuatu yang bermanfaat bagimu serta mohonlah pertolongan Allah dan janganlah lemah.
Jika engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau mengatakan: “Seandainya aku
kerjakan dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki Dia
lakukan. Sesungguhnya mengandai-andai itu membuka perbuatan syaitan.” (HR Muslim)
6. Menciptakan ummat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang
murah untukm enegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa
perduli apa yang akan terjadi utnuk menempuh jalan itu.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang baik, baik lelaku maupun wanita dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya kan Kami beri alasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang mereka teleh kerjakan.” (An Nahl 97).
Muhammmad Yunus mengungkapkan tujuan pendidikan dalam bidang
Keimanan ialah:
c. Agar keimanan itu tidak mudah rusak apalagi diragukan oleh orang-orang yang
Beriman.29
Akidah itu tujuan utamanya memberi didikan yang baik dalam menempuh jalan
Mencapai puncak dari sifat-sifat yang tinggi dan luhur dan lebih utama lagi supaya
Rukun iman, ketaatan kepada Allah, dan beramal dengan amal yang baik untuk
b. Menanamkan iman kepada Allah, pada para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah,
Rasul-rasul-Nya adanya takdir baik dan buruk dan tentang hari kiamat ke dalam
Jiwa anak.
a. Al-Qur`an
Secara harfiah Al-Qur‟an dapat diartikan sebagai bacaan yang sempurna,
karena tiada suatu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis dan baca yang
dapat menandingi Al-Qur‟an Al-Karim33.
Al-Qur‟an merupakan bacaan yang paling baik bagi penganut agama Islam,
baik diwaktu senang maupun susah, demikian juga dikala sedih dan dikala
gembira bahkan Membaca Al-Qur‟an itu sendiri bukan hanya sekedar menjadi
rangkaian ibadah, tetapi juga sebagai obat penawar bagi orang-orang yang
gelisah jiwanya34.
Salah satu kewajiban dari umat Islam itu adalah mempelajari Al-Qur‟an dan
Mengajarkannya. Kewajiban belajar membaca Al-Qur‟an maupun kewajiban
Mempelajari isi kandungan ayat, agar dapat dijadikan sebagai pedoman hidup
dalam Kehidupan manusia. Al-Qur‟an berfungsi sangat vital bagi manusia yaitu
sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai pembeda antara yang hak dan
yang batil serta dapat juga sebagai pedoman hidup bagi kehidupan manusia
yang sangat penting untuk dipelajari. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Abu Musa RA berkata: Nabi SAW bersabda: Telatenilah mempelajari
Al-Qur‟an, demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, Al-Qur‟an itu lebih cepat
larinya daripada onta yang terlepas dari tali ikatnya. (HR. Bukhari,
muslim)35.Keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur‟an adalah 36:
1) Membaca dan mendengarkan Al-Qur‟an, mendapatkan ganjaran pahala
yang sama dan juga sebagai obat bagi orang yang kesusahan.
2) Membaca dan menulis Al-Qur‟an merupakan ibadah dan juga
mendapatkan pahala (ganjaran).
3) Orang yang senang membaca Al-Qur‟an akan di bela pada hari kiamat.
Ibnu Shalah di dalam Abdul Aziz Mustafa, berkata bahwa, ”Membaca Al-
Qur‟an merupakan sebuah kehormatan yang dianugerahkan Allah kepada
manusia. Disebutkan bahwa malaikat tidak diberi kehormatan semacam itu.
Oleh karena itu, mereka ingin mendengarkannya dari manusia”. Kehormatan
Semacam ini akan menjadi lebih sempurna jika membaca Al-Qur‟an tersebut
Dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas merupakan kunci utama yang harus diingat
oleh para pembaca Al-Qur‟an37.
Islam adalah agama yang membawa misi umatnya menyelenggarakan
Pendidikan dan pengajaran. Al-Qur`an merupakan landasan paling dasar yang
dijadikan acuan dasar hukum tentang Pendidikan Agama Islam. Firman Allah
tentang Pendidikan sebagai berikut:
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang maha mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq 96 : 1-5)38
Ayat-ayat tersebut menggambarkan perintah Tuhan kepada manusia untuk
meyakini adanya Tuhan Pencipta manusia (dari segumpal darah), selanjutnya
untuk memperkokoh keyakinan dan memelihara keyakinan tersebut hendaklah
manusia melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
b. As-Sunnah
As-sunnah meurut pengertian bahasa berarti tradisi yang bisa dilakukan,
atau jalan yang dilalui. As-sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan
kepada Nabi SAW berupa perkataan, perbuatan, taqrirnya ataupun selain dari
itu.39 Yang termasuk selain itu (perkataan, perbuatan dan ketetapannya)
adalah sifat-sifat, keadaan, dan cita-cita (himmah) Nabi SAW yang belum
tercapai.
Suatu hal yang sudah diketahui bersama bahwa Rasulullah Muhammad SAW
Diutus ke bumi ini, salah satunya adalah untuk memperbaiki moral atau akhlak
umat
˴ اأ˴ ˸خ˴ ق
Ϡ رΎϜ˴ϣ ˴ ˴
ϢϤ˷
˴ ˸ت
˵˵ت أ
˴ΎϤ ب˵عث
ّϧ·
Makna hadist ini sudah jelas, tujuannya sudah dapat dimengerti oleh umat
Metode, atau cara yang harus ditempuh oleh para penanggung jawab
pendidikan dalam
Yang memiliki tempo tidak tertandingi, dan gairah yang menantang. Hanya
Karena dari sudut pragmatis, seorang yang mengangkat prilaku manusia adalah
Seorang pangeran di antara seorang pendidikAdapun corak pendidikan yang
diturunkan dari sunnah Nabi Muhammad SAW
2) Disampaikan secara utuh dan lengkap, yang memuat berita gembira dan
Adapun penamaan ‘aqidah atau istilah lain ‘aqidah islam Menurut Ahlus
Sunnah dan menurut selain Ahlus Sunnah.
a. Istilah lain ‘aqidah Menurut Ahlus Sunnah
Nama-nama ‘aqidah menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, sinonimnya aqidah
Islamiyyah mempunyai nama lain, di antaranya, Al-Iman, I’tiqaad, Tauhid, As-
Sunnah, Ushuluddiin, Al-Fiqbul Akbar dan Asy-Syari’iah.
1. Al-Iman
‘Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan dalam Al-
Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena ‘aqidah
membahas rukun iman yang enam dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits yang masyhur disebut
dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus Sunnah sering
menyebut istilah ‘aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.
2. ‘Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id)
Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu ‘aqidah dengan istilah ‘Aqidah
Salaf: ‘Aqidah Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.[4]
3. Tauhid
‘Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar
Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan
Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu ‘aqidah yang paling mulia
dan merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan
ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf.[5]
4. As-Sunnah
As-Sunnah artinya jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para
penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah ‘aqidah.
Dan istilah ini merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga generasi
pertama.[6]
5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah
Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang
qath’i serta hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.[7]
6. Al-Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu
kumpulan hukum-hukum ijtihadi.[8]
7. Asy-Syari’ah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa
Jalla dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling
pokok adalah Ushuluddin (masalah-masalah ‘aqidah).[9]
1. Iman
Di dalam Al Quran dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
aqidah disebutkan sebagai al-iman. Hal itu dikarenakan aqidah membahas
rukun iman dan hal-hal yang berkaitan ddengannya.
Penyebutan ini bisa ditemukan dalam sebuah hadits masyhur yang disebut
hadits Jibril Alaihissallam. Para ulama ahlus sunnah pun sering menyebut istilah
aqidah dengan al-iman dalam kitab-kitab mereka.
2. ‘Aqidah
Ulama-ulama ahlus sunnah sering menyebut menyebut kajian ilmu aqidah
dengan istilah aqidah salaf, aqidah ahlul atsar, dan al-i’tiqaad di dalam kitab-
kitabnya.
3. Tauhid
Tauhid juga nama lain dari ilmu aqidah karena kajian ilmu aqidah membahas
seputar tauhid atau mengesakan Allah. Menurut ulama salaf ilmu tauhid sama
halnya dengan ilmu aqidah yang paling mulia. Ada tiga pembagian tauhid yang
ada dalam lingkup kajian Aqidah, yakni:
• Tauhid uluhiyah
Didalam tauhid uluhiyah dikaji mengenai cara mengesakan Allah dalam
beribadah. Dimana kita hanya dibolehkan beribadah hanya dan karena Allah
semata. Penjelasannya ada pada surah Al Fatihah ayat 4 dan An Nas ayat 3.
• Tauhid rububiyyah
Mengesakan Allah dalam perbuatannya dengan mengimani dan meyakini
bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta ini
kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Seperti yang telah disebutkan dalam al
Qur’an surah Al Fatihah ayat 2 dan an Nisa ayat 1.
4. As Sunnah
As-Sunnah berarti juga jalan. Itulah mengapa aqidah disebut juga as sunnah
karena penganutnya mengikuti jalan yang juga ditempuh oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dalam masalah aqidah. Istilah ini juga populer
digunakan dalam tiga generasi pertama Islam.
5. Ushuluddin
Mungkin ada yang pernah mendengar kata ushuluddin, terutama mereka yang
pernah menempuh pendidikan di universitas-universitas Islam. Ushul artinya
rukun-rukun iman, rukun Islam, dan masalah masalah qath’i, serta hal-hal yang
menjadi Ijma’ ulama. Ad-din sendiri berarti agama.
6. Fiqih Akbar
Fiqih akbar adalah nama lain dari ushuluddin dan juga kebalikan dari Fiqih
Ashghar yang berisi kumpulan hukum-hukum ijtihad.
7. Asy-Syariah
Maksud dari Asy-syariah adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh
Allah dan Rasul-Nya berupa petunjuk-petunjuk dan masalah-masalah aqidah.
Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir
Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta,
Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M.
Ø Abdul Rozak dan Rosihin Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2011).
Ø Rosihon Anwar dan Abdul Rozak, Kamus Istilah Teologi Islam, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2002).