Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKIDAH AKHLAK
BAB 9 AKIDAH ISLAM TENTANG PARA RASUL ALLAH

DOSEN PENGAMPU: Zaitun Abidin S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh:
Pivi sopiana (12010325924)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul (Akidah Islam
Tentang Para Rasul Allah) ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dosen Zaitun Abidin S.Pd.I, M.Pd. .
pada Matakuliah Akidah Akhlak. Selain itu, makalah ini juga bertujuaan untuk
menambahkan wawasan tentang beriman kepada para Rasul Allah bagi para pembaca dan
juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dosen Zaitun Abidin, S.Pd.I, M.Pd.
selaku dosen Matakuliah Akidah Akhlak yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini

Sei Meranti Km0, 5 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nabi dan Rasul ...................................................................................5
B. Iman kepada Para Rasul Allah ..............................................................................6
C. Fungsi Utama Para Rasul .....................................................................................9
D. Sifat-sifat Rasul Allah ........................................................................................10
E. Kekhususan Risalah Nabi Muhammad SAW .....................................................12
F. Buah Iman kepada Rasul-rasul........................................................................... 13
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan akidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia
merupakan inti kepada amalan Islam seseorang. Seseorang yang tidak memiliki akidah
menyebabkan amalannya tidak mendapat pengiktirafan oleh Allah swt. Ayat-ayat yang
terawal yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw di Makkah
menjurus kepada pembinaan akidah. Dengan asas pendidikan dan penghayatan akidah
yang kuat dan jelas maka Nabi Muhammad saw telah berjaya melahirkan sahabat-sahabat
yang mempunyai daya tahan yang kental dalam mempertahan dan mengembangkan Islam
ke seluruh dunia. Bilal bin Rabah tidak berganjak imannya walaupun diseksa dan ditindih
dengan batu besar di tengah padang pasir yang panas terik. Demikian juga keluarga Amar
bin Yasir tetap teguh iman mereka walau berhadapan dengan ancaman maut. Dari sini
kita nampak dengan jelas bahawa pendidikan akidah amat penting dalam jiwa setiap
insan muslim agar mereka dapat mempertahan iman dan agama Islam lebih-lebih lagi di
zaman globalisasi yang penuh dengan cabaran dalam segenap penjuru terutamanya
internet dan teknologi maklumat yang berkembang dengan begitu pesat sekali.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan beriman kepada nabi dan rasul Allah?
2. Ada berapa nabi dan rasul Allah?
3. Apa-apa saja sifat-sifat rasul Allah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana beriman kepada Allah


2. Untuk mengetahui ada berapa nabi dan rasul Allah
3. Untuk mengetahui sifat-sifat nabi dan rasul

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nabi dan Rasul

Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata “naba”. Dinamakan nabi karena mereka
adalah orang yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang diberi tahu
beritanya (lewat wahyu). Adapun kata rasul secara  bahasa berasal dari kata “irsal” yang
bermakna membimbing atau memberi arahan. Definisi secara syar’i yang mansyhur, nabi
adalah orang yang mendapatkan wahyu, namun tidak diperintahkan untuk
menyampaikan. Sedangkan rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syariat
dan diperintahkan untuk menyampaikannya. Sebagian ulama menyatakan bahwa definisi
ini memiliki kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan Allah kebumi, kecuali untuk
disampaikan, dan jika nabi tidak menyampaikan, beliau telah menyembunyikan wahyu
Allah. Kelemahan lain dari definisi ini ditunjukkan dalam hadist dari Nabi saw :

“ditampakkan kepadaku umat-umat, aku melihat seorang nabi dengan sekelompok


orang banyak, dan nabi bersama satu dua orang dan nabi tidak berrsamaseorangpun.”(HR
Bukhari dan Muslim)

Hadist ini menunjukkan bahwa nabi juga menyampaikan kepada umatnya. Ulama
lain meyatakan bahwa ketika nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu, hal
itu bukan berarti nabi tidak boleh menyampaikan wahyu. Wallahu’alam. Perbedaan yang
lebih jelas antara nabi dan rasul adalah seorang rasul mendapatkan syariat baru,
sedangkan nabi diatas untuk mempertahankan syariat yang sebelumnya.1

Pada hakikatnya Rasul-rasul itu sama juga dengan manusia lain didalam sifat dan
pekertinya. Karena itu mudah menerima pelajaran dari mereka, dapat kata-kata dan
perbuatannya ditiru dan diteladani. Bedanya mereka dianugerahi semacam keistimewaan,
yang dengan demikian mereka layak menampung wahyu itu seperti sebagaimana mereka
terima dan rasul-rasul itu merupakan teladan untuk kaum dan umatnya.2

1 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.149-150


2 Mahmud Shaltut, Akidah dan Syari,ah Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,1994),h.27.

5
B. Iman kepada Para Rasul Allah

Beriman kepada rasul-rasul-Nya adalah rukun iman yang keempat, yaitu


mempercayai bahwa Allah SWT, telah mengutus para rasul-Nya untuk membawa syi’’ar
agama atau membimbing umat manusia kepada jalan yang benar dan diridhai Allah.
Jumlah rasul tidak diketahui secara pasti, namun ada ulama yang mengatakan bahwa
Allah SWT, telah menurunkan nabi sebanyak 124.000 orang dan rasul sebanyak 313
orang, dan jumlah ini pun belum dipastikan dan kemungkinan besar jumlahnya lebih
banyak lagi. Hanya Allah SWT yang lebih mengetahuinya.

Dari sekian banyak jumlah rasul dan nabi tersebut hanya 25 orang yang disebutkan
dalam Al-Quran, sehingga para rasul dan nabi yang wajib kita ketahui hanya 25 orang.
Para nabi dan rasul tersebut adalah ;
1. Nabi Adam a.s
2. Nabi Idris a.s
3. Nabi Nuh a.s
4. Nabi Hud a.s.
5. Nabi Soleh a.s.
6. Nabi Ibrahim a.s
7. Nabi Luth a.s
8. Nabi Ismail a.s
9. Nabi Ishak a.s
10. Nabi Yaqub a.s
11. Nabi Yusuf a.s
12. Nabi Ayub a.s
13. Nabi Sueb a.s
14. Nabi Musa a.s
15. Nabi Harun a.s
16. Nabi Zulkiiflia.s.
17. Nabi Daud a.s.
18. Nabi Sulaiman a.s
19. Nabi Ilyas a.s
20. Nabi Ilyasaa.s
21. Nabi Yunus a.s
22. Nabi Zakaria a.s

6
23. Nabi Yahya a.s
24. Nabi Isa a.s
25. Nabi Muhammad SAW.3

Diantarakeduapuluh lima tersebut, ada yang disebt Ulul Azmi, yang artinya rasul-rasul
yang mempunyai keteguhan hati yang tidak pernah goyah dan mempunyai ketabahan yang luar
biasa, kesabaran yang tak ada batasnya. Nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi adalah :

1. Nabi Nuh a.s


2. Nabi Ibrahim a.s
3. Nabi Musa a.s
4. Nabi Isa a.s
5. Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT mewajibkan atas setiap orang yang beriman supaya beriman kepada semua
rasul yang diutus-Nya tanpa membeda-bedakan antara satu rasul dan rasul lainnya.

Dalam hai ini Allah SWT berfirman :

Artinya :”Katakanlah (hai orang-orang mukmin), ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan keppada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan
anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepda nabi-
nabi dan Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya
tunduk patuh kepada-Nya.” (QS Al-Baqarah [2] :136).

Allah SWT., menjelaskan pula bahwa keimanan sebagaimana disbutkan pada ayat diatas yang
merupakan keimanan seluruh kaum muslimin. Allah SWT., berfirman :

Artinya :”Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-

3 Masykurillah, Ilmu Tauhid,(Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja (AURA), 2013),


h.97.

7
Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-
bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dan rasl-rasul-Nya, dan mereka mengatakan
‘Kami dengar dan kami taat’. (Mereka berdoa),’ Ampunilah kami, ya Tuhan kami dan kepada
Engkau-lah tempat kembali,” (QS Al-Baqarah [2] : 285).

Allah memberitahukan bahwa kebaikan yang sebenarnya terletak di dalam cara beriman. Firman
Allah SWT :

Artinya:” Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikanzakat dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila dia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Baqarah [2] : 177).

Apabila seseorang beriman kepada sebagian rasul, tetapi menolak sebagaian lainnya atau dengan
kata lain membeda-bedakan rasul Allah tersebut, orang tersebuut bisa dikatakan kafir.

Allah SWT, beriman :

Artinya:” Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasuul-rasul-Nya, dan
bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan,’Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain),
serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) diantara demikian (iman atau
kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (QS An-nisa’ [4] : 150-151).4

Syekh Muhammad ibn Shaleh Al-Utsaimin menyampaikan dalam kitabnya


SyarhTsalasatulUshul, dalam keimanan pada rasul terkandung empat unsur di dalamnya.
Keempat unsur tersebut adalah :

1. Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar berasal dari Allah SWT. Barang siapa
mengingkari risalah mereka, walaupun hanya seorang saja menurut pendapat seluruh
ulama dia dikatakan kafir. Allah Subhanahu waTa’Ala berfirman :

Artinya :”Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.” (QS Asy-Syu’ara [26] : 105).

4 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.151-154


8
2. Mengimani rasul yang sudah kita kenali nama-namanya, misalnya Muhammad, Ibrahim,
Musa, Isa, dan Nuh (alihisalam). Kelima rasul itu adalah rasul Ulul Azmi Allah SWT.
Menyebut mereka dalam dua tempat dari Al-Quran, yakni dalam surat Al-Ahzab dan
surat Asy-Syura.

Artinya:” Dan (ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu
(sendiri), dari Nuh, Ibarahim, Musa dan Isa putra Marya, dan kami telah mengambil dari
mereka perjajian yang teguh.” (QS Al-Azhab [33] : 7).

3. Membenarkan berita-berita mereka yang benar.


4.  Mengamalkan syariat nabi yang  diuutus kepada kita. Diia adalah nabi terakhir
Muhammad SAW.5, yang diutus Allah kepada seluruh manusia. Allah berfirman :

Artinya :”Maka demi Tuhanmu mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Q.S An-Nisa’ [4] : 65).6

C. Fungsi Utama Para Rasul


Dalam bukunya An-Nubuwwahwal Anbiya’, Muhammad Ali Ash-Shabuni menyebutkan
tugas Rasul, yaitu sebagai berikut.
1. Mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah, Dzat yang Maha Esa lagi Maha
perkasa. Ini merupakan tugas pokok sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran.

Artinya:” Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya,’Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak), malainkan Aku maka
sembahlah olehmu sekalian akan aku.” (Q.S An-Anbiya [21] : 25).

2. Menyampaikan perintah dan larangan Allah. Ditegaskan dalam Al-Quran :

Artinya :” (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut


kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah.
Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (Q.S Al-Ahzab [33] : 39).

5 Masykurillah, Ilmu Tauhid,(Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja(AURA)),h.98-99


6 Amir Hamzah, Ensiklopedi Wanita Muslimah,(Bekasi: PT Darul Fallah,2010),h.21

9
3. Memberikan petunjuk pada jalan yang benar kepada manusia. Ditegaskan dalam Al-
Quran :

Artinya:” Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah
dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (Q.S Al-Ahzab [33] : 45-46).

4. Menjadi panutan bagi setiap manusia. Diitegaskan oleh Allah ddalam firmannya :
Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangannya) hari
Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahzab [33]: 21).
5. Memberi peringatan tentang adanya hari kebangkitan dan tentang siksa yang berat
sesudah mati.
6. Mengalihkan perhatian manusia dari kehidupan yang fana pada kehidupan yang kekal.
Ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

Artinya:” Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengatahui.”
(Q.S Al-Ankabut [29] : 64).

7. Supaya tidak ada alasan lagi bagi manusia kelak dihadapan Allah. Ditegaskan dalam
firmanya :

Artinya:” (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-
rasul itu. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (Q.S An-Nisa’ [4] : 165).7

D. Sifat-sifat Rasul Allah


Sifat-sifat  istimewa yang dimiliki para Rasul sebagai berikut.
1. Shiddiq artinya jujur, benar dalam segala ucapannya. Mustahil bersifat kidzib artinya
dusta. Adapun dalil naqlinya ialah firman Allah SWT :

7 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.157-159.

10
Artinya:”Dan kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami
jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.” (Q.S Maryam [19] : 50).

2. Amanah artinya terpercaya. Mustahil bersifat khianat artinya curang. Dalil naqli bahwa
Rasul itu dapat dipercaya yaitu firman Allah SWT :

Artinya:” Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu tidak
bertakwa ?’ Sesungguhnya aku adalah seorang rasul yang kepercayaan (yang diutus)
kepadamu.” (Q.S Asy-Syua’ra [26] : 106-107).

3. Tabligh artinya menyampaikan apa yang datang dari Allah. Mustahil kitman artinya tidak
menyampaikan atau menyembunyikan. Dalil naqli yang menyatakan bahwa para rasul
bersifat tabligh adalah sebagai berikut :
Artinya:” Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan
jika kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Q.S Al-Maidah [5] : 67).

4. Fathanah artinya cerdas atau pandai. Mustahil baladah artinya bodoh atau dungu. 8 Dalil
naqli yang menyatakan bahwa para rasul bersifat fathanah yaitu firman Allah SWT :

Artinya:” Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran
sebelum (Musa dan Harun) dan Kami mengetahui (keadaannya) Nya.” (Q.S Al-Anbiya’
[21] : 51).

Disamping mempunyai sifat yang wajib dan mustahil tersebut, para rasul pun
mempunyai sifat ja’iz (wenang). Sifat ja’iz tersebut yaitu : AradhulBasyariyah artinya
sebagai nabi dan rasul, mereka mempunyai sifat-sifat yang umum dimiliki oleh manusia,
asalkan sifat-sifat tersebut tidak dapat menyebabkan kemerrosotan derajat kerasulan,
seperti makan, minum, lapar, haus, tidur, mencari nafkah, berumah tangga, sakit, dan
sebagainya. Adapun dalil naqlinya adalah :

Artinya :”Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh
memakan makanan dan berjalan dipasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan
bagi sebagian yang lain. Mauukah kamu bersabar ? Dan adalah Tuhanmu Maha melihat.”
(Q.S Al-Furqan [25] : 20).9
8 Munir dan Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2001),h.28
9 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.161-162.

11
E. Kekhususan Risalah Nabi Muhammad SAW
Kekhususan-kekhususan itu antara lain :
1. Risalah untuk Seluruh umat Manusia
Apabila Rasul sebelum nabi Muhammad SAW diutus untuk satu bangsa atau umat
tertentu, Nabi Muhammad SAW dengan tegas dinyatakan oleh Al-Quran sebagai rasul
yang diutus untuk segenap umat manusia diseluruh dunia ini.

Artinya:”Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.” (Q.S Saba [34] : 28).

2. Risalah Universal
Risalah universal adalah bahwa risalah kenabian yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW berupa agama islam yang telah dinyatakan sempurna oleh Allah SWT, sehingga
tidak perlu ada risalah yang baru lagi. Dengan demikian setelah datangnya risalah Nabi
Muhammad SAW yang telah dinyatakan lengkap oleh Allah SWT, umat manuisa tidak
perlu risalah yang baru. Allah SWT berfirman :

Artinya:”…Pada hari ini telah-Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepada mu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…”
(Q.S Al-Maidah [3] : 3).

3. Penutup Para Nabi dan Rasul


Sejalan dengan telah sempurnanya risalah Muhammad itu, berlakulah konsekuensi logis
lainnya, yakni berakhirnya mata rantai kenabian. Allah SWT secara jelas berfirman :

Artinya:”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha mengetahui segala
sesuatu.” (Q.S Al-Ahzab [33] : 40).

Setiap orang beriman mengakui Allah sebagai Tuhannya dan tunduk sepenuhnya
kepada perintah dan larangan-Nya, pasti sepenuhnya pula beriman kepada kebenaran ayat
ini. Artinya, ia sesudah Allah sesudah Muhammad SAW, karena telah sempurnalah
risalah yang beliau bawa itu, kecuali karena adanya alasan untuk menghancurkan Islam,
sehingga tidak akan meyakini adanya Nabi baru sesudah nabi Muhammad SAW.

12
F. Buah Iman kepada Rasul-rasul
1. Mengetahui rahmat serta perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya sehingga mengutus
para rasul untuk menunjuki mereka pada jalan Allah serta menjelaskan bagaimana
seharusnya mereka menyembah Allah SWT karena memang akal manusia tidak bisa
mengetahui hal itu dengan sendirinya.
2. Mensyukuri nikmat Allah yang amat besar ini.
3. Mencintai para rasul, mengagungkannya, serta memujinya karena mereka adalah para
rasl Allah SWT dan karena hanya menyembah Allah, menyampaikan risalah-Nya dan
menasehati hamba-Nya.10

10  Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.162-171.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan makalah tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,


Kekhususan Risalah Nabi Muhammad SAW
Khotama Al Anbiya (Nabi penutup)
Nasikhu Ar Risalah (penghapus risalah)
Musoddiqu Al Anbiyak (membenarkan para nabi)
Mukammilu Ar Risalah (penyempurna risalah)
Kaafatalinnaas (untuk seluruh manusia)
Rahmatul Alamin (rahmat bagi alam semesta)
Risalatul Islam
Ad dakwah
Beriman kepada Rasul-rasul Allah akan memberikan hikmah yang besar bagi kita antara
lain :
1. Mengetahui betapa besarnya kasih _aying Allah kepada hambanya sehingga diutus
beberapa Nabi untuk membimbing dan memberi petunjuk untuk kebahagian manusia
baik didunia maupun diakhirat.
2. Kita selalu bersyukur kepada Allah SWT, karena mengutus Nabi sebagai
pembimbing keselamatan kita, itu adalah merupakan nikmat yang amat besar.
3. Melahirkan rasa cinta dan ta’zhim kepada Rasul, karena mereka berhasil mengemban
amanah dari Allah SWT, walaupun dihalau oleh beberapa tantangan dan rintangan,
namun risalah tersebut tetap tersebar sampai saat ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.149-150.

Mahmud Shaltut, Akidah dan Syari,ah Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,1994),h.27.

Masykurillah, Ilmu Tauhid,(Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja (AURA), 2013) hl.97

Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.151-154.

Masykurillah, Ilmu Tauhid,(Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja(AURA)),h.98-99.

Amir Hamzah, Ensiklopedi Wanita Muslimah,(Bekasi: PT Darul Fallah,2010),h.21.

 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.157-159.

Munir dan Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2001),h.28.

Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.161-162.

Rosihon Anwar, Akidah Akhlak ,(Bandung : CV Pustaka Setia,2014)h.162-171.

15

Anda mungkin juga menyukai