Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKEKAT NABI/RASUL DAN 25 NABI


YANG WAJIB DIIMANI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Keislaman
Dosen Pengampu: Badrus Zaman, M.Pd.

Disusun oleh:
1) Lilis Setianingsih (23010200021)
2) Suci Nur Indraswari (23010200024)
3) Wafiq Faruq Arrasyid (23010200027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta taufiq-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Dan kami memohon maaf, karena tentu dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan dan kesesuaian dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima agar menjadi lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum warahmatuallahi wabarakatuh

Salatiga, 09 Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Pengertian Nabi dan Rosul..............................................................................................5
B. Hakikat Beriman Kepada Nabi.......................................................................................7
C. 25 Rasul yang wajib diimani...........................................................................................7
D. Tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul Allah...............................................................8
E. Cerminan Beriman Kepada Rasul Dalam Kehidupan Sehari-hari................................10
F. Hikmah Beriman Kepada Rasul Allah..........................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.............................................................................................................13
B. SARAN.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nabi dan Rasul adalah hamba Allah yang luar biasa yang diutus oleh Allah
agar mengajarkan manusia untuk selalu berada pada jalan yang lurus, sehingga umat
manusia bisa terarah ke jalan yang di ridhoi Allah. Utusan yang diperintahkan Allah
mempunyai tantangan dalam da’wahnya, bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan
demi menjaga kesucian agama Allah yang agung ini. Allah tidak membiarkan
tantangan itu dapat melemahkan mereka, oleh sebab itu Allah menurunkan mu’jizat
agar para Nabi dan Rasul tetap melanjutkan da’wahnya serta kuat menghadapi
tantangan dari umat. Mulai dari nenek moyang umat manusia yaitu nabi Adam a.s
yang lahir tanpa ayah dan ibu, diciptakan Hawa dari laki-laki tanpa wanita, dan Allah
ciptakan seluruh keturunannya dari laki-laki dan wanita, kecuali Isa a.s yang
diciptakan dari wanita tanpa laki-laki (ayah). Hal ini menunjukkan tanda bagi manusia
tentang kekuasaan Allah.1 Peristiwa lahirnya Isa a.s diceritakan dalam al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nabi dan rasul?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat nabi/rasul?
3. Siapa saja 25 nabi yang wajib diimani?
4. Apa saja tanda-tanda beriman kepada rasul Allah?
5. Apa saja cerminan beriman kepada rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari?
6. Apa hikmah beriman kepada rasul Allah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian nabi dan rasul.
2. Untuk mengetahui maksud hakikat nabi dan rasul.
3. Untuk mengetahui 25 nabi yang wajib diketahui.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda beriman kepada rasul Allah.
5. Untuk mengetahui cerminan beriman kepada rasul Allah dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada rasul Allah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nabi dan Rosul


Iman kepada rasul Allah termasuk rukun iman yang ke empat dari enam rukun
iman yang wajib diimani oleh setiap umat islam. Yang dimaksud dengan iman kepada
rasul  ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang
telah dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan
kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memeroleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Nabi, kata arab nabi yang berasal dari kata naba’; artinya pemberitahuan yang
besar faedahnya, yang menyebabkan orang mengetahui sesuatu. Kata naba’ hanya
diterapkan terhadap pemberitahuan yang tidak mungkin salah. Seorang ahli bahasa
Arab menjelaskan bahwa kata nabi artinya duta besar antara Allah dan makhluk yang
berakal. Menurut ulama lain, arti kata nabi ialah orang yang memberi informasi
tentang Allah, dan ini diberi penjelasan lebih lanjut bahwa nabi ialah orang yang
diberi informasi oleh Allah tentang ke-Esa-an-Nya, dan dibukakan kepadanya rahasia
zaman yang akan datang, dan ia diberitahu bahwa ia utusan Allah (Maulana
Muhammad Ali, 1977: 220).
Nabi juga disebut rasul, artinya utusan, kata nabi dan rosul digunakan secara
bergantian dalam Al-Quran. Kata rasul mempunyai arti yang lebih luas, yang menurut
makna aslinya dapat diterapkan terhadap sembarang utusan (Ariani: 2).
Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan
syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang
yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul
sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi
nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya
melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.

Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 yang
artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan
beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah

5
olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al
Anbiya: 7) (Maulana Muhammad Ali. 1977: 221).

Nabi dan Rasul tentunya memunyai tugas atau misi kenapa mereka diciptakan.
Tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari
Allah swt. kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka
mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena
begitu berat tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar
biasa yaitu berupa mukjizat.

Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi
atau rasul atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian dan
kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang
atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.

Adapun selain tugas pokok diatas terdapat tugas-tugas para nabi dan rasul sebagai
berikut:

1) Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat


manusia bahwa:
2) Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau
beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan
dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah
dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya.
Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah
dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah
kesesatan.
3) Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal
yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
4) Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan
sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji,
sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5) Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan
ketentuan yang digariskan Allah swt.

6
Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat
kepada perintah Allah swt. dan rasul-Nya bahwa mereka akan mendapatkan balasan
surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar
derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap
manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu
puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8) (Ariani: 3).

B. Hakikat Beriman Kepada Nabi


Sebenarnya iman kepada para nabi itu memunyai arti yang dalam. Oleh karena itu
rukun iman ini mendapat tekanan lebih besar lagi. Seorang nabi bukan saja
mengemban amanat ilahi, melainkan pula harus menunjukkan bagaimana
mempraktikkan amanat itu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu nabi adalah
contoh atau suri tauladan yang harus dianut. Hanya tauladan seorang nabi yang dapat
membangkitkan iman yang hidup dalam hati pengikutnya, dan membawa perubahan
dalam hidup mereka. Itulah sebabnya Al-Quran memberikan tekanan khusus bahwa
Nabi itu harus manusia. Pembangunan dan perbaikan manusia hanya dapat
dilaksanakan melalui nabi manusia. Fungsi malaikat hanyalah sebatas menyampaikan
amanat Ilahi kepada Nabi, manusia sempurna. Oleh karena itu malaikat adalah utusan
yang diutus kepada nabi, bukan kepada manusia seumumnya. Malaikat termasuk
golongan makhluk lain, dan tak dapat bertindak sebagai contoh bagi manusia. Jadi
tugas membangun manusia itu dipercayakan kepada manusia (Maulana Muhammad
Ali. 1977 : 224).
Diterangkan dalam hadist bahwa sebenarnya jumlah nabi itu 124.000 tetapi
yang disebutkan namanya dalam Al-Quran hanya 25 nabi, di antaranya ada yang tak
disebutkan dalam kitab Bebel. Dalam suatu hadist ditegaskan bahwa :

"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para
nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara
mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R.
Ahmad)

Di dalam Al-Quran diterangkan sejelas-jelasnya bahwa sekalian umat manusia telah


kedatangan Nabi, dan Al-Quran tidak menyebut nama seluruh Nabi, yang sebenarnya
mememang tidak perlu, maka umat islam dapat, menerima para pemimpin besar yang
oleh umat lain dianggap sebagai orang-orang yang memberi penerangan kepada

7
mereka. Dan sebenarnya, beriman kepada sebagian nabi dan menolak sebagian yang
lain, ini dikecam sebagai perbuatan kufur.

C. 25 Rasul yang wajib diimani


1. Nabi Adam as.
2. Nabi Idris as.
3. Nabi Nuh as.
4. Nabi Hud as.
5. Nabi Shaleh as.
6. Nabi Ibrahim as.
7. Nabi Luth as.
8. Nabi Ismail as.
9. Nabi Ishaq as.
10. Nabi Ya’qub as.
11. Nabi Yusuf.
12. Nabi Ayyub as.
13. Nabi Dzulkifli as.
14. Nabi Syuaib as.
15. Nabi Musa as.
16. Nabi Harun as.
17. Nabi Daud as.
18. Nabi Sulaiman as.
19. Nabi Ilyas as.
20. Nabi Ilyasa’ as.
21. Nabi Yunus as.
22. Nabi Zakaria as.
23. Nabi Yahya as.
24. Nabi Isa as.
25. Nabi Muhammad saw. (Muh Rifa’i, 1976)

D. Tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul Allah


Di antara tanda-tanda orang yang beriman kepada rasul-rasul Allah adalah
sebagai berikut:

8
1) Teguh keimanannya kepada Allah swt

Semakin kuat keimanan seseorang kepada para rasul Allah, maka akan semakin
kuat pula keimanannya kepada Allah swt. Ketaatan kepada para rasul adalah bukti
keimanan kepada Allah swt. Seseorang tidak bisa dikatakan beriman kepada Allah
swt. tanpa disertai keimanan kepada rasulNya. Banyak ayat al Quran yang menyuruh
taat kepada Allah swt. disertai ketaatan kepada para rasulNya, antara lain dalam surah
An Nisa ayat 59, Ali Imran ayat 32, Muhammad ayat 33 dan sebagainya.

Dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam pertama adalah pernyataan seorang
muslim untuk tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah swt. di satu sisi, dan
keimanan kepada Rasulullah di sisi lainnya. Dalam bahasa lain, beriman kepada para
rasul Allah dengan melaksanakan segala sunah-sunahnya dan menghindari apa yang
dilarangnya adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah swt.

2) Meyakini kebenaran yang dibawa para rasul

Kebenaran yang dibawa para rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang
berupa Al-Quran maupun hadis-hadisnya. Meyakini kebenaran wahyu Allah adalah
masalah yang sangat prinsip bagi siapapun yang mencari jalan keselamatan, karena
wahyu Allah sebagai sumber petunjuk bagi manusia.

Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, jika terlebih dahulu dia
beriman kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu tersebut. Mustahil ada orang
yang langsung bisa menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh orang lain, padahal
dia tidak yakin bahkan tidak mengenal terhadap sipembawa kebenaran tersebut.

Allah menjelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 285 yang artinya sebagai
berikut:

“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari


Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.”(Q.S. Al
Baqarah 285)

Bagi tiap-tiap orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh
para rasul, kemudian mengamalkan atau menepati kebenaran tersebut. Bagi umat

9
Nabi Muhammad saw. tentulah kebenaran atau ajaran yang diamalkannya ialah yang
dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

3) Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain

Dengan beriman kepada rasul-rasul Allah otomatis berarti tidak membeda-


bedakan antara rasul yang satu dengan rasul yang lain. Artinya seorang mukmin
dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. Tidak
akan terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk merendahkan salahsatu dari rasul-rasul
Allah atau beriman kepada sebagian rasul dan kufur kepada sebagian yang lain. Sikap
seorang mukmin adalah seperti yang digambarkan oleh Allah swt. dalam surah Al
Baqarah ayat 285: yang artinya sebagai berikut:

"...Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari
rasul-rasulNya." Dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka
berdo'a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali."
(Q.S. Al-Baqarah : 285)

4) Menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah

Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt. untuk memimpin umatnya adalah
orang-orang pilihan di antara mereka. Sebelum menerima wahyu dari Allah swt,
mereka adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu
menjadi acuan perilaku atau suri tauladan bagi orang-orang di lingkungannya.Apalagi
setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi, karena mereka
selalu mendapat bimbingan dari Allah swt.

E. Cerminan Beriman Kepada Rasul Dalam Kehidupan Sehari-hari


Meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Nabi
Muhammad saw. adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah swt. ke muka
bumi ini. Tidak akan ada lagi nabi atau rasul sesudah beliau saw. Hal ini merupakan
keyakinan umat Islam yang sangat prinsip dan telah disepakati oleh seluruh ulama
mutaqaddimin dan mutaakh-khirin yang didasarkan kepada dalil-dalil naqli yang
qath’i (pasti) dan dalil-dalil “aqli yang logis antara lain sebagai berikut:

10
Q.S. Al Ahzab ayat 40 yang artinya: “ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak
dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup para
nabi. Dan adalah Allah maha mengetahui terhadap segala sesuatu. (Q.S. Al Ahzab:
40)

Dalam ayat ini Allah menyatakan secara jelas bahwa Muhammad adalah
khatamannabiyin (penutup para nabi).

Mencintai nabi Muhammad saw. adalah suatu keniscayaan dan menduduki


peringkat yang paling tinggi, tentu setelah kecintaan kepada Allah swt, dibandingkan
dengan kecintaan kepada selain beliau. Seseorang belum dikatakan sungguh-sungguh
mencintai Rasulullah saw. jika ia masih menomorduakan kecintaan kepada beliau di
bawah kecintaan kepada selain beliau. Mari kita renungkan firman Allah swt. dalam
Q.S. At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut:

“ Katakanlah , “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri dan


kaum keluarga kalian ; juga harta kekayaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada
Allah dan RasulNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-
Nya.” Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang fasiq.” (Q.S. At-Taubah
ayat 24)

Kecintaan kepada Allah swt. dan Rasul-Nya juga merupakan parameter keimanan
seseorang. Lebih dari itu, manisnya iman akan dirasakan seorang muslim jika dia
telah menjadikan Allah swt. dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada ragam
kecintaannya kepada sekelilingnya (Martiani: 101).
Bukti-bukti cinta kepada Rasul harus meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah,
misalnya:

a. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan


dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. 
b. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah,
makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang,
tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
c. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi,
mencintai dan menyayangi keluarganya.

11
d. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya
daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik
yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
e. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di
rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu
berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-
rumah para sahabatnya.

Nilai-nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari:

a. Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama.


b. Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah.
c. Selalu optimis dan tidak pernah putus asa.
d. Peduli terhadap kaum dhu’afa.
e. Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah.
f. Tidak membeda-bedakan para Rasul-rasul Allah.
g. Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para Rasul.12
h. Meyakini para Rasul memiliki sifat-sifat terpuji.
i. Menjadikan Rasul sebagai suri tauladan.

F. Hikmah Beriman Kepada Rasul Allah

1. Menyempurnakan iman kita.


2. Menambah kecintaan kita kepada rasulullah.
3. Menjadikan rasulullah sebagai suri tauladan.
4. Mencontoh sifat-sifat rasulullah.
5. Mendorong dirinya untuk melakukan kebaikan-kebaikan.
6. Cinta terhadap apa yang dibawanya kemudian diamalkan.
7. Menegakkan agama Allah Ta’ala dengan syariat yang diajarkannya.
8. Menyadari bahwa hakikat dirinya adalah makluk (ciptaan) Allah. (Ali
Muhammad Ash-Shallabi, 1963: 254)

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Beriman kepada seluruh nabi adalah ajaran pokok agama islam, dan walaupun
agama Islam itu dapat disimpulkan dalam dua kalimah syahadat singkat yaitu : “tidak
ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Utusan Allah”, tetapi orang yang
mengucapkan syahadat rasul itu hakikatnya menerima sekalian nabi di Dunia, baik
yang namanya disebutkan di dalam Al-Quran maupun tidak dituntut oleh agama-
agama lain demikian pula islam meletakkan dasar persaudaraan yang amat luas
seperti luasnya umat manusia itu sendiri. Dalam kehidapan sehari-hari cerminan
beriman kepada Nabi harus selalu dipegang, karena mengingat bahwa nabi dan rasul
merupakan suri tauladan bagi manusia.

B. SARAN
Nabi merupakan manusia maksum yang terjaga dari perbuatan dosa dan salah.
Hendaknya kita sebagai umat Islam yang selalu taat kepada Allah dan mengimani
Rasulnya selalu mengaplikasikan prilaku nabi dalam kehidupan sehari-hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shallabi, Ali Muhammad. Iman kepada Rasul, Jakarta: Ummul Qura, 1963.

Ariani. Nama-Nama Nabi dalam Al-Quran.  Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.

Rifa’i, Muh. Riwayat 25 Nabi dan Rasul, Semarang: Toha Putra, 1976.

Martiani. 101 info tentang nabi dan rasul. Bandung: Dari Mizan.

Muhammad Ali, Maulana. 1977. ISLAMOLOGI. Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah.

14

Anda mungkin juga menyukai