Disusun Oleh :
1. Isna Nihayatul Latifah 126201203243
2. Anggita Eka Putri 126201202074
SEMESTER V
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
November, 2022
i
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah
menuju zaman islamiyah. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih setulus-tulusnya kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................. ii
C. Tujuan .......................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................................ 38
B. Saran........................................................................................................... 38
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 39
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi dan Rasul adalah hamba Allah yang luar biasa yang diutus oleh Allah agar
mengajarkan manusia untuk selalu berada pada jalan yang lurus, sehingga umat
manusia bisa terarah ke jalan yang di ridhoi Allah. Utusan yang diperintahkan Allah
mempunyai tantangan dalam da’wahnya, bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan
demi menjaga kesucian agama Allah yang agung ini. Allah tidak membiarkan
tantangan itu dapat melemahkan mereka, oleh sebab itu Allah menurunkan mu’jizat
agar para Nabi dan Rasul tetap melanjutkan da’wahnya serta kuat menghadapi
tantangan dari umat.
Para nabi dan sahabat Nabi memiliki kebaikan hati, kesungguhan iman,
kedalaman ilmu, kelurusan perilaku, dan keberanian. Karenanya, Allah memilih
mereka dan sekaligus menegakkan agama-Nya. Menjadikan para sahabat suri
tauladan sebagai pokok mendasar bagi kaum muslimin. Demikian ini dititahkan
dalam Islam sebagai ajaran mulia. Selayaknya kita bersemangat mengenal pribadi
mereka.
4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini diantaranya adalah :
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
5
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Nabi Dan Sahabat Nabi
1. Nabi musa
Nama Musa berasal kata dari Mu dan sa, yang diambil dari masa kecilnya ia
telah dilempar antara air dan pohon, dalam bahasa Qitbi mu artinya air dan sa berarti
pohon.1 Kisahnya, ketika beliau lahir, maka oleh ibunya ia letakkan dalam tabut
(peti), lalu ditutup rapat-rapat dan dibuang disungai Nil, karena takut diketahui oleh
Fir'aun dan tentaranya yang hendak membunuhnya. Waktu itu, raja bengis bersama
tentaranya membunuh bayi laki-laki dari keturunan Israel yang lahir.
Beliau adalah putra Imran bin Qahat bin Lawi bin Ya’qub.2 Nabi dan Rasul
yang diutus kepada Bani Israil. Beliau lahir di Mesir dalam keadaan yatim sekitar
1.500 SM dan wafat sekitar 1380 SM. Beliau hidup pada masa zaman raja fir’uan
yang terkenal melampaui batas. Kisah nabi Musa as sering disebutkan dalam surat
makiyyah, ada yang panjang dan ada yang pendek. Sementara, nama beliau tersebut
diberbagai surat lebih dari 130 kali. Rahasianya karena nabi Musa as merupakan
kisah yang mirip dengan nabi Muhammad saw. Karena nabi Musa as telah
dianugerahi syariat agama duniawi dan lewat nabi Musa as Allah membentuk
bangsa besar hingga mempunyai kerajaan dan kota.
2. Nabi ibrahim
Ibrahim berasal dari dua suku kata, yaitu ib/ab ( ( إبdan rahim ( راهيم.( Jika
disatukan maka nama itu memiliki arti "ayah yang penyayang”. Nabi Ibrahim as.
adalah putra tokoh pemahat patung terkenal di masa kekuasaan raja Namrudz.Nabi
Ibrahim disebut juga Abdul Jumhur al-Azim, yang berarti dia bapak para umat. Ini
merupakan kabar gembira dari Allah baginya, bahwa ia akan mempunyai banyak
keturunan dari keduanya (Ismail dan Ishaq). Para arkeolog telah menetapkan bahwa
bangsa Arab telah menduduki negeri Caledonia dan Mesir sejak masa Nabi Ibrahim
1
Bahrun Abu Bakar, Lc (Penerj), Tafsir Jallalain II, (Bandung: CV Sinar Baru Bandung, 1990 )
hlm: 36
2
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, 1933),
hlm: 271
6
dan mereka berkuasa didua negeri itu. Sebagian ahli sejarah menyatakan bahwa raja
Hamurabi yang hidup semasa dengan Ibrahim adalah seorang yang berkebangsaan
Arab.3
3. Nabi sulaiman
Dia adalah seorang Nabi juga seorang raja, raja yang terkenal dengan
kebijaksanaannya dan kekayaannya. Siapa yang tak kenal dengan Nabi Sulaimān
as. Dalam Katsir, Al Hāfĩḍ Ibn’Asākir berkata: “Dia adalah Sulaimān bin Dāud bin
Isya bin ‘Uwaid bin ‘Abir bin salmu bin Nakhsyun bin Uwainażab bin Irm bin
3
Bahrun Abu Bakar et all, Terjemah Tafsir al-Maraghi (Semarang: CV.Toha Putera, 1992), vol. 7,
h.287-288.
4
Hasan, Zainol. "Nilai-nilai pendidikan islam pada kisah nabi ibrahim." NUANSA: Jurnal
Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam 14.2 (2018).
5
Syah putra, Afrizal El Adzim. "NASIONALISME NABI IBRAHIM DALAM AL QUR‟AN
(Nilai Cinta Tanah Air dalam Doa Nabi Ibrahim)." Dinamika Penelitian: Media Komunikasi
Penelitian Sosial Keagamaan 19.1 (2019): 74.
7
Hasrun bin Fariṣ bin Yahuża bin Ya’qub bin Isḥāq bin Ibrāhĩm as. Sulaimān as
merupakan seorang Nabi dan putera dari seorang Nabi (Dāud as). 6
Dan dikatan pula dalam Katsir, (2010:707) Ibunya bernama Uriya yang
dinikahi oleh Nabi Dāud setelah ada kejadian Fitnah. Ibu Raja Sulaimān merupakan
wanita ṣalihaħ, ahli ibadah sebagaimana yang dikatakan oleh Sunaid bin Dāud
diriwayatkan daru Yusuf bin Muhammad bin al Munkadir dari ayahnya dari Jabir
dari Nabi saw, beliau bersabda: “Ibunya Sulaimān bin Dāud berkata: “Hai anakku
janganlah kamu memperbanyak tidur di waktu malam karena banyak tidur di waktu
malam bisa menyebabkan seorang hamba menjadi faqir ketika hari kiamat nanti.”
Nama lengkapnya adalah Abdullah ibn Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amr
bin Ka‟ab bin Taym bin Murrah bin Ka‟ab bin Lu‟ay bin Ghalib al Quraisyi at
Tamimi . Setelahmasuk Islam nama tersebut diganti oleh rasulullah dengan
abdullah yang akrab dipanggildengan abu bakar. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa gelar tersebut melekat sebagainama panggilan karena beliau termasuk orang
yang mula-mula memeluk Islam. Sedangkan gelar ash-Shiddiq merupakan julukan
karena beliau selalu membenarkan Rasulullah tentang berbagai peristiwa terutama
pada peristiwa isra‟ dan mi‟raj. Abu bakar dilahirkan pada tahun 573 M (dua tahun
setelah kelahiran Rasulullah) dan meninggal dalam usia 63 tahun sebagimana usia
rasulullah. Beliau termasuk golongan orang yang memeluk Islam tanpa banyak
pertimbangan. Sebelum masuk Islam ia merupakanseorang saudagar kaya yang
mempunyai pengaruh yang cukup besar dikalangan bangsa Arab.Selain itu beliau
juga dikenal sebagai orang yang jujur dan dermawan serta senang beramaluntuk
kepentingan perjuangan Islam. Bukti kedemawaan tersebut sebagaimana
dilukiskandalam sejarah bahwa ketika Rasulullah saw. Mempersiapkan pasukan
menuju Tabuk, Abu Bakar menyumbangkan semua harta kekayaan yang
dimilikinya dan tidak ada lagi yang tersisa.
6
Sugiarti Sukardjo, “Nabi Sulaiman Ialah Raja Yang Kaya Raya Dan Bijaksana,” hlm.1.
8
Setelah Nabi wafat, timbul permasalahan yang menyangkut siapa yang akan
menggantikan beliau karena sampai wafat beliau tidak memberi petinjuk tentang
tata cara pengangkatan penggantinya (khalifah). Hal ini hampir membawa
perpecahan antara kaum Muhajirin dan Ansar. Dengan perdebatan yang alot maka
terpilihlah Abu Bakr sebagaikhaliffah yang menggantikan posisi Nabi. Dalam
pidato politik pertamanya terdapat hal-hal penting yang dapat dicatat antara lain:7
a) Abu Bakr menuntut kepatuhan dan kesetiaan umat Islam kepadanya, selama
Iadijalan yang benar
b) Adanya jaminan dan kebebasan kepada berpendapat kepada masyarakatc)
Menegakkan keadilan dan HAM
c) Membela negara ( Jihad )
d) Menjalankan shalat
Umar bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Khattab Ibn Nufail
Ibn Abd al-„Uzza Ibn Riyah Ibn Qurth Ibn Razah Ibn „Adiy Ibn Lu‟aiy al-Qurasyiy
al-„adawiy.8 Umar lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad Shalaullah
Alaihi Wa sallam, karena Umar lahir tiga belas tahun setelah tahun Gajah (tahun
Kelahiran Nabi Muhammad).9 Umar dilahirkan dari seorang Ibu yang mempunyai
nama Hantamah binti Hasyim bin Mughiroh bin Abdullah bin Umar bin
Makhzum.10 Sedangkan Ayahnya bernama Nufail alQuraisy, dari suku Bani Aidi.11
Nasab Umarradhiyallahu „anhu bertemu dengan nasab Nabi Muhammad
7
Al Mawardi , Imam, Al Ahkam As Shulthaniyah Al Wilayah Ad Diniyah ,terjamah : Fadli Bahri
Jakarta : DarulFalah, 2006,hlm 20.
8
Jalaludin as-Suyuthi, Tarikh al-Kulafa, terj. Sudarmadji “ Sejarah Khulafaur Rasyidin: Para
Penegak Islam Sepeninggal Raulullah SAW” . (Jakarta: Lintas Pustaka, 2004), hlm. 86 dalam
Lukmansyah, Skripsi: “ Studi Analisis Terhadap Kebijakan Siyasah Al-Ighroq (Dumping Umar
bin Khattab Studi Pendekatan Fiqh Muammalah, (Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim Riau,
2015), jlm. 1.
9
Abdul Wahhab an-Najjar, al-Khulafa’ al-Rasyidin, Cet.2, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,
1993) hlm. 8 dalam Lukmansyah, hlm.1
10
Muhammad Ridla, al-Faruq Umar Ibn al-Khattab, Cet.6, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,
1993), hlm.8 dalam Lukmansyah, hlm.1
11
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT Intermasa 1996), hlm. 901
9
Shalaullah Alaihi Wasallam pada Ka‟ab Ibn Luay.12 Umar berasal dari kalangan
keluarga terpandang suku „Aidiy yang termasuk rumpun Quraisy. Sejak kecilm
Umar sudah memiliki kecerdasan yang luar biasa, bahkan dengan kecerdasannya
itu Umar bisa memprakirakan hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan
datang.13 Umar juga dipilih menjadi Duta dari kabilahnya pada masa Jahiliyyah.
Jika terjadi perselisihan di antara para kabilah, maka Umarlah yang diutus untuk
memisahkan dan mendamaikan. Hal ini membuktikan bahwa Umar memiliki
kecerdasan, keadilan, serta kebijaksanaan.14
6. Aisyah ra
Aisyah ra. adalah putri dari sahabat Nabi saw. yang bernama Abu Bakar ash-
Shiddiq ra. Sedang ibunya bernama Ummu Ruman. Ayah dan ibunya merupakan
orang terkemuka di kalangan masyarakat Arab saat itu dan keduanya berasal dari
suku Quraisy. Nasab dari jalur ayah adalah Aisyah binti Abi Bakar ash-Shiddiq bin
Abi Quhafah Utsman bin ‘Amir bin Umar bin Ka’b bin Sa’ad bin Taim bin Murrah
bin Ka’b bin Luay bin Fihr bin Malik. Nasab ayahnya bertemu dengan nasab
12
Amru Khalid, Khulafaur Rasul, Terj. Farur Mu’is “ Jejak Para Khalifah”, (Solo: Aqwan,
2007), hlm. 69 dalam Lukmansyah, hlm.1
13
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedi Islam, jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,
1993), hlm. 38
14
Ibid., hlm. 125
15
Amru Khalid, Op. Cit., hlm. 70-71 dalam Lukmansyah, hlm. 2
10
Rasulullah saw. pada kakek ketujuh.16 Sedangkan nasab dari jalur ibu, Aisyah binti
Ummu Ruman binti ‘Amir bin ‘Uwaimir bin ‘Abd Syams bin ‘Ittab bin Udzainah
bin Subai’ bin Wahban bin Harits bin Ghunm bin Malik bin Kinanah. Nasab dari
jalur ibunya ini bertemu dengan nasab Rasulullah saw. pada kakek kedua belas.
Sebelum dinikahi oleh Abu Bakar, Ummu Ruman sempat menikah dengan
Abdullah bin Harits al-Azdi. Setelah Abdullah bin Harits al-Azdi meninggal,
barulah ia menikah dengan Abu Bakar dan dikaruniai dua orang anak, yaitu
Abdurrahman dan Aisyah. Tidak ada catatan sejarah yang pasti tentang tahun
kelahiran Aisyah. Namun ada beberapa peristiwa yang telah disepakati validitasnya
oleh para sejarawan yang dapat dijadikan pedoman untuk menentukan tahun
kelahiran Aisyah. Berikut adalah daftar peristiwa-peristiwa tersebut:
a. Aisyah menikah dengan Rasulullah saw. tiga tahun sebelum hijrah. Saat itu,
Aisyah berusia enam tahun.
b. Rasulullah saw. baru mengajak Aisyah hidup bersama pada bulan Syawwal,
tahun pertama hijriyah. Ketika itu, Aisyah berusia sembilan tahun.
Dengan demikian, versi yang paling benar adalah Aisyah lahir pada bulan
Syawwal, tahun kesembilan sebelum hijriyah, bertepatan dengan bulan Juli tahun
614 M.
Nama lengkap Usman bin Affan adalah Usman bin Affan bin Abi alAsh bin
Umayyah bin Abdus Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Lu;ay bin Ghalib, Al-Quraisyiy Al-Umawi Al-Makki Al-Madani, Abu
„Amr.17 Nasabnya dari keturunan Umayyah salah satu pembesar Quraish .
Bapaknya bernama Affan dan ibunya bernama Arwa binti Kuriz bin rabi’ah habib
bin abd al syam bin al manaf. Nasab beliau bertemu dengan Rasulullah Sallallahu
16
As-Sayyid Sulaiman an-Nadawi, ‘Aisyah r.a : Potret Wanita Mulia. Hlm. 32-33
17
Imam as-Suyuthi, Tarikh al Khulafa’. (Jakarta Timur: Pustaka al Kautsar) hlm 171
11
Alaihi Wasallam pada kakek ke lima yaitu Abdul Manaf dari jalur ayahnya. Beliau
menisbatkan dirinya kepada bani Umayyah, salah satu kabilah Quraisy. 18 Beliau
dilahirkan di Thoif, sebagian pendapat ada yang mengatakan di Mekah. Beliau lahir
pada tahun 567 M, yakni enam tahun setelah tahun gajah, beliau lebih muda dari
Rasulullah saw., selisih enam tahun. Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin
Robi’ah bin Hubaib binAbdi syams bin „Abdi Manaf . Beliau tumbuh diatas akhlak
yang mulia dan perangai yang baik. Beliau sangat pemalu, bersih jiwa dan suci
lisannya, sangat sopan santun, pendiam dan tidak pernah menyakiti orang lain.
Beliau suka ketenangan dan tidak suka keramaian, kegaduhan, perselisihan,
teriakan keras. Dan beliau rela mengorbankan nyawanya demi untuk menjauhi hal-
hal tersebut. Dan karena kebaikan akhlak dan muamalahnya, beliau dicintai oleh
Qurais.
18
Jalaluddin al-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa’, (Dar al Fikr), hlm 138
19
Sami bin Abdillah bin Ahmad, Silsilah Atlas Tarikh Khulafaurosyidin, (Maktabah Obekan,
2006), hlm 13
20
Jalaludin al-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa’. (Dar al-Fikr), hlm 13
12
tampan, berkulit cerah, janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang
besar dan kedua bahunya yang bidang, giginya dilapisi emas dan cincin di jari
kirinya. Ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus dan baju bermutu tinggi,
karena dia memang orang kaya dan hidupnya serba nyaman.
Utsman dikenal sebagai seorang pedagang yang dermawan dan murah hati.
Dia salah seorang yang paling kaya di masa sebelum Islam dan setelah Islam. Dia
memiliki sifat dan perangai yang sangat pemalu. Sebelum Agama Islam datang dan
sesudahnya dia merupakan saudagar besar dan kaya serta sangat pemurah. Nabi
sangat mengaguminya karena kesederhanaan, kesalehan, dan kedermawanannya.
Dia termasuk Sahabat yang telah diberi kabar gembira oleh Rasulullah akan masuk
surga. Dalam satu riwayat bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Tiap-tiap Nabi
punya teman, temanku di surga adalah Utsman bin Affan.”21 Perjuangannya dalam
membela Islam tidak hanya dengan hartanya saja. Tapi juga raga dan nyawanya.
Beliau sangat senang mengeluarkan hartanya demi kepentingan Islam. Hingga
pernah mengirimkan setengah pasukan ke medan perang dengan hartanya. Pernah
mendermakan 300 unta dan 50 kuda tunggangan.22 Begitu juga mendermakan 1000
dinar yang diserahkan langsung kepada Rasulullah.
Dia adalah Ali bin Abi Thalib (Abdu Manaf' bin Abdul Muthalib, dipanggil
juga dengan nama Syaibah Al-Hamd bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin
Kilab bin Luai bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan', dia
adalah anak paman Rasulullah, bertemu dengan beliau pada kakeknya yang pertama
yaitu Abdul Muthalib bin Hasyim, yang memiliki anak bernama Abu Thalib
saudara laki-laki kandung Abdullah bapak Nabi Muhammad . Nama yang diberikan
kepada Ali pada saat kelahirannya adalah Asad (singa).23 Nama tersebut hasil
pemberian sang ibu sebagai kenangan dari nama bapaknya yang bernama Asad bin
21
Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam: Sejak Zaman nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar
Media Eka Sarana, 2008), hlm 165
22
Imam as Suyuthi, Tarikh Khulafa’, (Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2010), hlm 175
23
Sayyid Ali Raza, Najhul Balaghah, terj. M. Hadhem, (Jakarta: Yapi, 1990), hlm. 7
13
Hasyim. Bukti yang menunjukkan hal itu adalah syair yang dilantunkannya pada
saat peristiwa Perang Khaibar. Di mana saat itu Ali bersenandung: Saya adalah
manusia yang oleh ibuku dinamai Haidarah (Singa) Sebagaimana sosok singa hutan
yang berjalan ditakuti penuh karisma.24 Ketika putranya lahir, Abu Thalib saat itu
tidak ada di tempat. Setelah dia tahu nama pemberian sang ibu kepada si buah
hatinya adalah Asad (Haidar) dia merasa kurang tertarik dengan nama tersebut,
maka kemudian menggantinya dengan nama Ali. Julukannya adalah Abul Hasan.
Dinasabkan kepada anaknya yang paling besar yaitu Hasan, dari keturunan istrinya
yang bernama Fathimah putri Rasulullah.
Julukan Ali yang lain adalah Abu At-Turab, yaitu julukan pemberian
Rasulullah, dan Ali merasa senang jika dia dipanggil itu. Kisah berawal dari
peristiwa ketika Rasulullah datang ke rumah Fathimah putrinya, lalu beliau tidak
mendapati Ali sedang di rumah. Lalu beliau berkata kepada putrinya, "Di mana
anak pamanmu (suamimu)? Kemudian Fathimah menjawab; "Sebelumnya antara
aku dan dia telah terjadi perselisihan, lalu dia marah padaku dan kemudian dia
keluar dan meninggalkan rumah dan tidak tidur bersamaku." Lalu Nabi berkata
kepada seseorang laki-laki yang ada di rumah tersebut, "Carilah ada di mana dia?"
Tidak lama kemudian orang tersebut datang kembali dan berkata kepada Rasul,
"Wahai Rasulullah,. aku temukan Ali sedang tidur di masjid" Lalu pergilah
Rasulullah untuk mendatanginya, dan benar beliau mendapati Ali sedang tidur di
masjid dalam keadaan sarungnya terlepas dari badannya sehingga badannya
bertaburan debu. Melihat hal itu, Rasulullah mengusap debu yang ada di badannya
itu seraya berkata, "Bangunlah wahai Abu At-Turab (Bapak debu)!"25 Di antara
julukan lain yang dimiliki Ali adalah Abul Hasan wal Husain, Abul Qashim Al-
Hasyimi? dan Abu As-Sabthaini (dua cucu Rasulullah). Ali bin Abi Thalib
memiliki gelar: amirul mukminin, khulafaur rasyidin keempat.
24
Ali Muhammad Ah-Shallabi, Biografi Ali bin Abi Thalib, terj. Muslich Taman dkk. Hlm 13
25
Abdullah Munib el-Basyiry, Meneladani Kepemimpinan Khalifah, (Jakarta: Amzah, 2017), hlm.
278
14
B. Kisah Teladan Nabi dan Sahabat Nabi
1. Nabi musa
Bani Fir'aun bila ditimpa kesengsaraan bermohon kepada nabi Musa as agar
dihindarkan dari kesengsaraan tersebut dan berjanji akan melaksanakan perintah-
Nya. Tetapi mereka selalu mengingkari janjinya. Nabi Musa as telah
menunjukkan mukjizatnya,26 tetapi Fir'aun mengingkari. Maka Nabi Musa as
diperintah oleh Allah untuk meninggalkan Mesir. Pada waktu nabi Musa as
menemukan jalan buntu, Allah perintah nabi Musa as untuk memukulkan
tongkatnya kelaut sehingga laut itu terbelah dan menjadi kering. Setelah bani
Israil menyebrang maka tongkat tersebut dipukulkan kembali oleh nabi Musa as
atas perintah Allah, sehingga laut tersebut kembali seperti semula dan Fir'aun
beserta bala tentaranya yang zalim dan aniaya tenggelam dalam laut tersebut dan
menjadi kuburan baginya. Ketika hampir tenggelam Fir'aun menyatakan beriman
kepada Tuhan Musa, tetapi orang yang taubat setelah tidak ada harapan hidup dan
yakin akan mati maka tidak berguna dan Fir'aun beserta bala tentaranya mati
dalam keadaan kafir.
2. Nabi Ibrahim
26
HAMKA, Tafsir Al-Azhar juz XVI (Jakarta, Pustaka Panjimas: 1988), hlm: 138
27
Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir… …….h. 361
28
Ibidh, h. 362
15
yang lebih besar” dari pada bulan dan bintangbintang dalam pandangan mata
telanjang. “Maka” akan tetapi, “tatkala ia” yakni matahari itu “telah terbenam”
yakni dikalahkan cahayanya oleh kegelapan malam, dia berkesimpulan
sebagaimana kesimpulannya ketika melihat bintang dan bulan tenggelam dan “dia
berkata; hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari” penyembahan bintang,
bulan, matahari dan “apa saja yang kamu persekutukan” dengan Tuhan Yang
Maha Esa, Tuhan Yang Sesungguhnya.29
Ibrâhîm menyodorkan perkataan-perkataan dialogis argumentatif semacam itu
kepada mereka, sehingga sampailah ia pada tujuannya, yaitu menghinakan patung-
patung mereka dan memenangkan agama Allah yang hak, serta menyalahkan
semua tindakan mereka yang melakukan pemujaan dan penyembahan terhadap
patung-patung tersebut yang memang sudah seharusnya untuk dihancurkan dan
dihinakan.
pemuka-pemuka masyarakat penyembah berhala, mereka bertanya kepada
Nabi Ibrâhîm: Apakah engkau yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan
kami, wahai Ibrâhîm? Dia menjawab: sebenarnya yang telah melakukannya adalah
yang besar dari mereka ini sambil menunjuk kepada patung yang tidak
dihancurkannya, maka tanyakanlah kepada mereka, yakni tuhan-tuhan kamu yang
lain, baik yang telah hancur berantakan maupun yang masih utuh. Jika mereka
dapat berbicara tentulah mereka menyampaikan siapa yang menghancurkan30.
Mulailah timbul fikiran dalam diri mereka masing-masing bahwa itu tidak
mungkin. Jika ditanyai berhala-berhala itu sudah terang tidak ada satu juga yang
akan menjawab, sebab semua hanya benda yang tidak bernyawa.
“Sesungguhnya kamulah orang-orang yang zalim” inilah kelanjutan dari kata-
kata mereka setelah mereka kembali kepada diri mereka masing-masing tetapi
meskipun semua sudah mengerti bahwa perbuatan mereka menyembah berhala itu
adalah perbuatan zalim, gelap dan bodoh.31
29
M. Quraish Shihab, Tafsir .……….., h. 516
30
M. Quraish Shihab, Tafsir………, V. 8 h. 79
31
Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir Al Azhar juz 17………, h. 65
16
Ketika hujjah-hujjah mereka telah dikalahkan, telah jelas kelemahan mereka,
kebenaran telah tampak dan kebathilan telah hancur, mereka pun mencoba
berkilah dengan menggunakan kekuasaan mereka. Mereka berkata:
“Bakarlah dia dan bantulah ilah-ilah kalian jika kalian orang-orang yang
berbuat.” Lalu, mereka mengumpulkan kayu bakar yang banyak sekali. Ketika
mereka melemparkannya, Nabi Ibrâhîm ‘Alaihissalâm berdoa: hasbiyallâhu wa
ni’mal wakîl. Dan seketika api itu menjadi dingin
3. Nabi sulaiman
Pada suatu hari Nabi Sulaiman bersama dengan tentaranya, hendak keluar
untuk berjihad di jalan Allah swt. Pasukan itu terdiri dari jin, manusia dan
burung. Kelompok manusia bertugas untuk berjihad, sedangkan kelompok jin
bertugas membantunya, dan kelompok burung bertugas melindunginya dari
sengatan matahari.32Seekor semut telah melihat Sulaiman beserta semua bala
tentaranya yang jumlahnya sangat banyak. Seekor semut tadi sangat khawatir
dengan pasukannya, ia khawatir jika ia dan pasukan semut lainnya terinjak. Semut
pun lalu berteriak pada pasukannya supaya bergegas masuk ke dalam sarangnya.
Berkat mukjizat dari Allah swt, Sulaiman as. mendengarnya. 33 Setelahnya
34
Sulaiman pun menyadarinya dengan senyuman dan tertawa sebab Sulaimaan
juga mendengar perkataan semut yang berkata bahwasanya Sulaiman a.s bersama
bala tentaranya tak ada niat untuk menghancurkan mereka para semut apalagi
berbuat jahat kepada mereka para semut, serta Raja Semut juga berkata
bahwasanya apabila ada diantara semut-semut itu diinjak oleh Nabi Sulaiman
beserta bala tentaranya, hal itu bukanlah ada unsur kesengajaan namun itu
32
Ahli Tafsir menyebutkan bahwa semut itu terdapat di Syam, dimana lembah tersebut dihuni oleh
banyak semut sehingga disebut wadin-naml. (Lihat M. Quraish Shihab, ed. Ensiklopedia Al-
Qur‟an: Kajian Kosakata, 704). Lembah semut al-Naml (tempat Nabi Sulaiman mendengar
percakapan sekawanan semut) terletak di daerah Ashqelon, antara Ashdod dan Gazzah. (Lihat
Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Qur‟an, Perj. Ahsin Sakho Muhammad dan Sayuti Anshari Nasution,
(Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2006), 121.
33
Mashur Abdul Hakim, Sulaiman The World‟s Greatest Kingdom History, Terj. Umi Nurun
Ni‘mah, 60.
34
M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), Vol 15, 425.
17
disebabkan Nabi Sulaiman beserta bala tentaranya tidak melihat mereka para
semut, sebab tubuh mereka yang amat sangat mungil. 35
Beberapa keistimewaan beliau adalah karena Abu Bakar al-Shiddiq r.a. adalah
seorang sahabat yang terkenal karena keteguhan imannya. Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah menyanjungi sahabatnya itu dengan sabdanya, “Jika
ditimbang iman Abu Bakar AshShiddiq dengan iman sekalian ummat maka lebih
berat iman Abu Bakar“. Mengapa demikian, di antara jawabannya adalah karena
beliau tidak mencintai dunia ini, cintanya pada Allah dan rasulnya melebihi apapun.
Dan yang kedua adalah karena rasa takutnya pada yaumul Hisab attau pengadilan
Allah Swt. Suatu ketika beliau berkata: “alangkah beruntung jikalau diriku tercipta
hanya seperti selembar daun yang tidak dihisab pada hari Qiyamat nanti.” Dua
keadaan inilah yang menyebabkan Nabi bersabda bahwa imannya adalah paling
berat di banding iman umat Islam semuanya. 36
Berikut adalah deskripsi tentang Abu Bakar r.a. Setelah ia masuk Islam dia telah
menginfaqkan empat puluh ribu dinar untuk kepentingan shadaqah dan
memerdekakan budak. Dalam Perang Tabuk Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah meminta kepada sekalian kaum Muslimin agar mengorbankan
hartanya pada jalan Allah. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar radhiallahu 'anhu
membawa seluruh harta bendanya lalu meletakkannya di antara dua tangan baginda
Rasul. Melihat banyaknya harta yang dibawa oleh Saiyidina Abu Bakar radhiallahu
'anhu, bagi tujuan jihad itu maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjadi
terkejut lalu berkata kepadanya: “Hai sahabatku yang budiman, kalau sudah semua
harta bendamu kau korbankan apa lagi yang akan engkau tinggalkan buat anak-
anak dan isterimu?” Pertanyaan Rasulullah Saw. itu dijawab oleh Abu Bakar Ash-
Shiddiq dengan tenang sambil tersenyum, ujarnya. “Saya tinggalkan buat mereka
Allah dan RasulNya.” (lih. tafsir surah Al-Lail). Diriwayatkan oleh At-Turmudzi
35
Zaini Dahlan, dkk. Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, (Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia, 1991), 219.
36
yusuf hasyim, AKIDAH AKHLAK MTs KELAS VIII, n.d.,hlm.220
18
dari Umar Ibnul Khattab berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan kita untuk bersadaqah, saat itu aku memiliki harta maka aku
berkata, “Pada hari inilah aku akan mengungguli Abu Bakar, semoga aku
mengunggulinya pada hari ini”. Maka akupun mengambil setengah hartaku, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Apa yang engkau tinggalkan
untuk keluargamu? Aku menjawab: Sejumlah yang aku sadaqahkan (50 %)”. Lalu
Abu Bakar datang dengan membawa seluruh hartanya dan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk
keluargamu? Dia menjawab: Aku meninggalkan Allah dan RasulNya. Lalu Umar
berkata: Demi Allah aku tidak bisa mengungguli Abu Bakar dalam kebaikan untuk
selamanya”. [Sunan At-Tirmdzi no: 3675). Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari
hadis Anas bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada
Abu Bakar dan Umar, “Dua orang ini adalah pemimpin para penghuni surga yang
dewasa baik generasi yang terdahulu atau yang akan datang kecuali para Nabi dan
Rasul”.[Sunan Turmudzi: no: 3664].
Imam Bukhari rahimahullah membuat bab di dalam Kitab Fadha’il ash-
Shahabah [Fath al-Bari Juz 7 hal. 15] dengan judul ‘Bab; Sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Tutuplah pintu-pintu -di dinding masjid- kecuali pintu Abu
Bakar. Imam Bukhari berkata, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, beliau
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah kepada para sahabat:
“Sesungguhnya Allah memberikan tawaran kepada seorang hamba; antara dunia
dengan apa yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu lebih memilih apa yang ada
di sisi Allah.” Abu Sa’id berkata: “Abu Bakar pun menangis. Kami merasa heran
karena tangisannya. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan
ada seorang hamba yang diberikan tawaran. Ternyata yang dimaksud hamba yang
diberikan tawaran itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memang,
Abu Bakar adalah orang yang paling berilmu di antara kami.” Kemudian Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling berjasa
kepadaku dengan ikatan persahabatan dan dukungan hartanya adalah Abu Bakar.
Seandainya aku boleh mengangkat seorang Khalil - kekasih terdekat- selain Rabb-
ku niscaya akan aku jadikan Abu Bakar sebagai Khalil-ku. Namun, cukuplah -
19
antara aku dengan Abu Bakar- ikatan persaudaraan dan saling mencintai karena
Islam. Dan tidak boleh ada satu pun pintu yang tersisa di [dinding] masjid ini
kecuali pintu Abu Bakar.” Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
Shahihnya, di Kitab Fadha’il ash-Shahabah (lihat Syarh Nawawi Juz 8 hal. 7-8).
Berikut ini pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dari hadis di atas:
1. Hadis ini mengandung keistimewaan yang sangat jelas pada diri Abu Bakar
ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu yang tidak ditandingi oleh siapapun di
antara para sahabat. Hal itu disebabkan beliau berhak mendapat predikat
Khalil -kekasih terdekat- bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kalaulah
bukan karena faktor penghalang yang disebutkan oleh Nabi di atas.
2. Abu Bakar radhiyallahu’anhu mengetahui bahwa seorang hamba yang
diberikan tawaran tersebut adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh
sebab itu beliau pun menangis karena sedih akan berpisah dengannya,
terputusnya wahyu, dan akibat lain yang akan muncul setelahnya.
3. Para ulama itu memiliki pemahaman yang bertingkat-tingkat. Setiap orang
yang lebih tinggi pemahamannya maka ia layak untuk disebut sebagai a’lam
(orang yang lebih tahu).
4. Hadis ini mengandung motivasi untuk lebih memilih pahala akhirat
daripada perkaraperkara dunia (lihat Fath al-Bari [7/19])
5. Hendaknya seorang berterima kasih kepada orang lain yang telah berbuat
baik kepadanya dan menyebutkan keutamaannya (lihat Fath al-Bari
[7/19]).37
5. Umar bin khatab
Sebelum masuk Islam, Umar r.a dikenal sebagai salah satu tokoh yang paling
menentang seruan Nabi Muhammad saw. Umar baru masuk Islam pada tahun ke
enam kenabian. Pada waktu itu Umar r.a berusia dua puluh tujuh tahun. Akan tetapi,
di antara banyak riwayat itu, yang paling terkenal adalah riwayat yang berasal dari
Anas bin Malik.38 Pada suatu hari Umar mendapat berita bahwa adiknya, Fatimah
37
Ibid.,hlm.221
38
Muhammad Ali Qutbi. 1993. Al-Khulafau al-Rasyidin. Damaskus: Maktabah al-Ghazali, hlm.
77
20
beserta suaminya telah masuk Islam. Seketika itu juga Umar mendadak menjadi
marah dan geram. Umar segera bertandang ke rumah adiknya. Sesampainya di sana
kontan kemarahannya diluapkan pada adiknya, Umar pun menampar Fatimah dan
suaminya. Dipuncak kemarahannya, Umar lalu melihat sebuah lembaran yang
bertuliskan ayat Al-Qur’an. Menurut sebagian riwayat, ayat itu adalah permulaan
surat Taha. Umar kemudian mengambil lembaran tersebut dan membaca ayat
tersebut. Setelah membacanya, Umar r.a pun merasakan damai tenang di hatinya.
Lantas umar r.a ingin menemani Nabi Muhammad saw di rumah al-Arqam.
Masuknya Umar bin Khattab ke dalam Islam merupakan kekuatan yang sangat
besar dan berharga bagi dakwah Islam. Umar memberikan masukan kepada Nabi
Muhammad Saw untuk melakukan syi’ar Islam secara terang-terangan, bukan
secara diam-diam seperti yang selama ini dijalankan oleh Nabi Muhammad Saw.
Sehingga sejak itulah Islam disebarkan secara terang-terangan. Semenjak Umar
masuk Islam, Nabi Muhammad Saw memberikan sebutan kepada Umar
radhiyallahu’anhu dengan julukan”al-Faaruq” yang artinya pembeda. Karena
dengan Umarlah Allah membedakan antara yang haq dan yang bathil. Umar bin
Khattab juga menjadi penasehat terdekat Nabi Muhammad Saw. dan begitulah
dilakukannya sepanjang umur Nabi Muhammad Saw.39
Pengangkatan Umar bin Khattab menjadi khalifah kedua menjadi salah satu
peristiwa penting dalam Islam yang terjadi pada bulan Jumadil Akhir. Khalifah
39
Michael H. Hart. 1982. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. (Jakarta:
Pustaka Jaya)
21
Umar bin Khattab ditunjuk menjadi khalifah melalui wasiat yang diberikan oleh
khalifah pertama, Abu Bakar asShiddiq, sebelum ia wafat. Abu Bakar wafat pada 8
Jumadil Akhir tahun ke 13 Hijriyah. Adapula yang menyebutkan bahwa Abu Bakar
wafat 21 Jumadil Akhir 13 H. Beliau wafat setelah memimpin kaum Muslim selama
dua tahun. Selama Abu Bakar memimpin sebagai khalifah, Umar berperan sebagai
na’ib dan waliyyul amri. Ia selalu menyertai dan menunjukkan kesetiannya kepada
Abu Bakar dalam mempertimbangkan keputusan-keputusan strategis umat Islam.
Karena itulah, Abu Bakar memandang dirinya dalam memimpin umat Islam.
Umar bin Khattab memerintah umat Islam selama kurang lebih sepuluh tahun,
yaitu pada 634-644 Masehi. Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz),
seorang budak pada saat ia akan memimpin shalat subuh. Fairuz adalah seorang
warga Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini
konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk terhadap Umar. Fairuz merasa
sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara digdaya. Peristiwa
ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 Hijriah/644 Masehi.
22
6. Aisyah R.a
40
Muhammad Syafi’I Antonio, Ensiklopedi Leadership & Manajemen Muhammad SAW., jilid 3
(Jakarta: tazkiya Publishing, 2010), hlm. 55-56
23
itu, ada kamar milik Aisyah. Luas kamar Aisyah kira-kira enam atau tujuh hasta.
Dindingnya terbuat dari tanah liat. Atap yang terbuat dari pelepah daun kurma
dan sangat rendah sehingga setiap orang yang berdiri dapat menyentuhnya.41
Tidak dapat disangkal bahwa kediaman Rasulullah saw. merupakan sumber
cahaya ilahi dan mata air kenabian, tetapi tidak memiliki lentera duniawi. Rumah
Rasulullah saw. tidak memiliki lampu penerang. Aisyah mengisahkan, “Pernah
selama empat puluh malam pada masa Rasulullah saw., rumah beliau tidak
diterangi oleh lentera atau apa pun yang sejenisnya.” (HR. Thayalisi dan Ishaq bin
Rahawaih)
AS-Sayyid Sulaiman an-Nadawi, ‘Aisyah ra, : the True Beauty., hlm. 43-44
41
42
As-Sayyid Sulaiman an-Nadawi. Memoar Aisyah ra. : Istri Kinasih Baginda Rasul SAW. Terj.
M. Baharun (Surabaya: Risalah Gusti, 2005), cet. Ke-2, hlm. 115
24
pemalu. Dalam masa kepemimpinannya Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan
bagian yang tersisa dari Persia berhasil ditaklukkan. Utsman Bin Affan meninggal
pada usia 82 tahun karena dibunuh oleh pemberontak yang terhasut fitnah yang
disebarkan oleh Abdullah bin Saba, ketika para pemberontak terus mengepung
rumah Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib memerintah ke tiga putranya yaitu
Hasan, Husain dan Muhamad Bin Ali Al-Hanafiyah untuk melindungi Utsman,
namun karena kekuatan yang besar Utsman pun tidak bisa diselamatkan dan
akhirnya Utsman meninggal.
8. Ali bin abi thalib
Kepemimpinan Islam setelah Utsman meninggal diberikan kepada Ali bin Abi
Thalib, Ali merupakan khalifah terakhir yang menjadi pemimpin islam, Ali bin Abi
Thalib lahir di Mekah 32 tahun setelah Nabi Muhammad SAW lahir, ayahnya
adalah Abu Thalib bin Abdul Mutahlib dan ibunya adalah Fatima binti Asad. Ali
dipilih sebagai pemimpin karena mempunyai sifat pemberani dalam membela
Islam, setia, pintar dan mengerti tentang keagamaan, Ali menikahi putri Nabi
Muhammad yaitu Fatimah, Ali bin Abi Thalib memerintah selama 4 tahun 9 bulan,
beliau meninggal pada usia 63 tahun karena dibunuh oleh Abdurrahman Bin
Muljam dari Bani Khawarij. Setelah meninggalnya Ali bin Abi Thalib maka
berakhirlah era Khulafaur Rasyidin. Setelah periode ini pemerintahan Islam
berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh Bani Umayyah.
25
sudah sangat jelas bahwa perilaku sombong akan membawa kita menuju
kehancuran.
3) Sebagai Pengingat Ketika Akan Melakukan Kejahatan
jasad Firaun diselamatkan oleh Allah sebagai peringatan umat manusia
sesudahnya supaya tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan oleh
umat-umat terdahulu.43
2. Nabi Ibrahim
1) Pesan keharusan memiliki sikap sabar dan berserah diri kepada Allah
Sikap sabar yang ada pada diri Nabi Ibrahim as terlihat pada saat perintah
Allah untuk menyembelih anaknya Ismail. QS. Al-Ṣāfāt ayat 99-113 sebagaimana
telah dikutip sebelumnya memberi informasi bahwa Nabi Ibrahim as dengan sabar
dan berserah diri. Ketulusan, sabar dan berserah diri tersebut bagian dari pesan
moral yang dapat dipetik dari kisah Nabi Ibrahim. Pesan moral lainnya dari cerita
penyembelihan tersebut adalah simbolisasi yang mempunyai tujuan intrinsik yaitu
usaha untuk membunuh sifat-sifat kebinatangan seperti sifat buas, rakus, ambisi
yang tak terbatas dan tak terkendali, menindas, sewenang-wenang, serta sifat yang
tidak mengenal hukum dan batasan norma.44
Kesabaran Nabi Ibrahim juga terlihat ketika menghadapi bapaknya yang
memberi perlawanan keras terhadapnya, hal ini sebagaimana disebutkan dalam
QS. Maryam ayat 41-48, juga telah dikutip sebelumnya. Sikap sabar mutlak ada
pada diri setiap muslim. Banyak temuan ayat yang menyebutkan bahwa Allah
bersama orang-orang yang sabar. Bahkan, sikap sabar menjadi ajaran dan perintah
dalam Alquran. Selain itu, disebutkan juga dalam surat al-Baqarah ayat 153. Ayat
ini menyebutkan bahwa Allah menyuruh orang yang beriman agar menjadikan
kesabaran sebagai penolong, karena Allah bersama orang yang sabar.
2) Pesan berdakwah harus dengan lemah lembut dan argumentatif tanpa kekerasan
43
Ahmad Faruk, “JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN
ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO 202,” n.d.,
hlm.77.
44
Zaprulkhan, Islam yang Santun dan Ramah, Toleran dan Menyejukkan, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2017), hlm. 40.
26
Pesan moral selanjutnya adalah bahwa Nabi Ibrahim dalam berdakwah
dilakukan dengan cara lemah lembut, artinya tidak dilakukan dengan cara kasar
baik tindakan maupun perkataan. Kaitannya dengan QS. Maryam ayat 46-47, Nabi
Ibrahim berusaha mengajak ayahnya yang berada dalam kesesatan untuk kembali
ke jalan yang benar. Namun, ajakan dakwah kepada ayahnya tidak membuahkan
hasil sama sekali, bahkan pihak ayah mengusir dan ingin melempari dengan batu
(rajam). Dalam keadaan inilah, sikap lemah lembut Nabi Ibraim tampak dengan
tetap mendoakan ayahnya dari keburukan dan azab Allah.
Ibn Katsir menyebutkan, kisah Nabi Ibrahim dalam surat Maryam menjadi
bukti dakwah dilakukan dengan cara yang lemah lembut dan persuasi yang
santun.45Adapun dakwah yang dan argumentatif tanpa kekerasan juga dilakukan
oleh Nabi Ibrahim terhadap kaumnya. Hal ini tergambar dalam QS. Al-Anbiyā‟
ayat 51-72. Dalam ayat 58 hingga 63, jelas disebutkan bagimana Nabi Ibrahim
mengemukakan argumentasi dakwah untuk mengajak ayah dan kaumnya ke dalam
kebenaran. Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang disembah ayah dan
kaumnya, kecuali ditinggalkan hanya satu patung besar.46 Alasan Nabi Ibrahim
meninggalkan satu patung besar karena jika kaumnya bertanya tentang kerusakan
yang terjadi atas berhala, maka patung besar itu yang melakukannya. Dalam
konteks ayat tersebut, ayah dan kaum Nabi Ibrahim justru menyatakan patung
besar tersebut tidak bisa bergerak, inilah menjadi bukti bahwa berhala-berhala
yang disembah tidak pantas dijadikan tuhan, karena terbebas dari sifat kuasa.
3. Nabi sulaiman
1) Tolong Menolong Antar Sesama
Saling tolong menolong serta saling bantu membantu adalah ujung tombak
kehidupan umat manusia. Allah Swt pun memerintahkan supaya semua umat
45
Ibn Katsir, Kisah Para..., hlm. 170
46
Adil Mustafa Abdul Halim, Kisah Bapak dan Anak dalam Alquran, (terj: Abdul Hayyie
alKattani dan Fithiah Wardie), (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), hlm. 37.
27
muslim agar saling tolong menolong demi kebaikan bersama serta membantu
meringankan beban sesama saudara seiman.47
Nabi Sulaiman terkejut dan sangat senang dengan pengertian semut dan
perkataan semut itu dari perkataannya. Seperti dalam surah al-Naml ayat 19
diceritakan bahwasanya Nabi Sulaiman tersenyum saat mendengar perkataan raja
semut kepada kaum semut lainnya. Dan juga Nabi Sulaiman tak pernah terlintas
dan terbesit untuk menyakiti dan menghancurkan kaum semut dengan ikhlas Nabi
Sulaiman berusaha untuk sadar akan hal itu dan mensyukurinya.48
47
Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi Metodologi al-
Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus (Jakarta: PT Kalam Publika,
2010), 34.
48
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilalil Qur‟an, Terj. Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999),
393.
28
ini kecuali pintu Abu Bakar.” Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
Shahihnya, di Kitab Fadha’il ash-Shahabah (lihat Syarh Nawawi Juz 8 hal. 7-8).
Berikut ini pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dari hadis di atas:
1. Hadis ini mengandung keistimewaan yang sangat jelas pada diri Abu Bakar
ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu yang tidak ditandingi oleh siapapun di
antara para sahabat. Hal itu disebabkan beliau berhak mendapat predikat
Khalil -kekasih terdekat- bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kalaulah
bukan karena faktor penghalang yang disebutkan oleh Nabi di atas.
2. Abu Bakar radhiyallahu’anhu mengetahui bahwa seorang hamba yang
diberikan tawaran tersebut adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh
sebab itu beliau pun menangis karena sedih akan berpisah dengannya,
terputusnya wahyu, dan akibat lain yang akan muncul setelahnya.
3. Para ulama itu memiliki pemahaman yang bertingkat-tingkat. Setiap orang
yang lebih tinggi pemahamannya maka ia layak untuk disebut sebagai a’lam
(orang yang lebih tahu).
4. Hadis ini mengandung motivasi untuk lebih memilih pahala akhirat
daripada perkaraperkara dunia (lihat Fath al-Bari [7/19])
5. Hendaknya seorang berterima kasih kepada orang lain yang telah berbuat
baik kepadanya dan menyebutkan keutamaannya (lihat Fath al-Bari
[7/19]).49
6. Umar bin khattab
Khalifah ‘Umar bin Khattab r.a. yang namanya dalam tradisi Islam adalah
yang terbesar pada masa awal Islam setelah Muhammad SAW., telah menjadi
idola para penulis Islam karena kesalehan, keadilan dan kesederhanaannya.
Mereka juga menganggapnya sebagai personifikasi semua nilai yang harus
dimiliki oleh seorang khalifah. Wataknya yang yang terpuji menjadi teladan bagi
para penerusnya.50 Para ilmuwan Barat pun mengakui ketokohan ‘Umar bin
Khaṭṭāb r.a. dalam panggung sejarah Islam. Michael H. Hart –salah seorang
49
Yusuf Hasyim, AKIDAH AKHLAK MTs KELAS VIII, n.d.,hlm.221
50
Philip K. Hitti, History of The Arab, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, edisi
revisi, (Cet.I ; Jakarta: SErambi Limau Swmesta, 2008), hlm. 218-219.
29
sejarawan dari Barat- menempatkannya pada urutan ke-51 dari seratus tokoh yang
dianggap sangat berpengaruh di dunia.51
Pemerintahan khalifah Umar r.a. berlangsung selama 10 tahun 6 bulan, yaitu
dari tahun 13 H/634 M – 23 H/644 M. Pemerintahan Madinah pada masa
kepemimpinan khalifah Umar r.a. bisa dikatakan sebagai pemerintahan yang
penuh dengan nilai dan prinsip demokrasi. Ia mampu menjamin hak-hak setiap
warga negaranya dengan cara tidak membedakan antara atasan dengan bawahan,
dan antara penguasa dengan rakyat. Khalifah Umar r.a. tidak memberikan hak
istimewa kepada dirinya sendiri dan para pejabatnya, sehingga tidak ada
pengawalan baginya dan pejabat pemerintahannya, tidak ada istana, bahkan tidak
ada pakaian kebesaran.52
Meskipun pengangkatan ‘Umar bin Khaṭṭāb r.a. sebagai khalifah
merupakan fenomena yang baru –pada saat itu- yang menyerupai penobatan putra
mahkota, tetapi harus dicatat bahwa proses peralihan kepemimpinan tersebut tetap
dalam bentuk musyawarah yang tidak memakai sistem otoriter. Sebab Abū Bakar
r.a. tetap meminta pendapat dan persetujuan dari kalangan sahabat Muhajirin dan
Anshar. Setelah Abu Bakar r.a. menyelesaikan tugas kekhalifahannya dan
menyusul kepergian Rasulullah SAW kehadirat Allah SWT, ‘Umar r.a.
meneruskan langkahlangkahnya untuk membangun kedaulatan Islam sampai
berdiri tegak. Kemampuannya dalam melaksanakan pembangunan ditandai
dengan keberhasilannya di berbagai bidang. Pemerintahan di bawah
kepemimpinan khalifah ‘Umar r.a. dilandasi prinsip- prinsip musyawarah. Untuk
melaksanakan prinsip musyawarah itu dalam pemerintahannya, khalifah Umar r.a.
senantiasa mengumpulkan para sahabat yang terpandang dan utama dalam
memutuskan sesuatu bagi kepentingan masyarakat. Karena pemikiran dan
pendapat mereka sangat menentukan bagi perkembangan kehidupan kenegaraan
dan pemerintahan. Khalifah Umar r.a. menempatkan mereka dalam kedudukan
51
Michael H. Hurt, The 100, A Ranking of The <ost Influencial Persons in History, terj. Mahbub
Junaidi dengan judul Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam SEjarah, (Cet. V ; Jakarta:
Pustaka Jaya, 1983), hlm. 264
52
Hamdani Anwar, “ Masa al-Khulafa ar-Rasyidin” , dalam M. Din Syamsuddin, et. A;., ed.,
Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Vol II, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 38.
30
yang lebih tinggi dari semua pejabat negara lainnya. Hal ini tidak lain karena
dilandasi rasa tanggung jawabnya kepada Allah SWT.53 Khalifah Umar r.a
merupakan sosok pemimpin yang sangat pantas untuk diteladani dengan segenap
kepribadiannya yang agung dan luar biasa.
a. Umar adalah seorang pemimpin yang rasional, intelektual dan kuat agamanya
Kepandaian Umar telah dirintisnya sejak ia masih kanak-kanak ketika
belajar dan menulis, yang kemudian ditopang dengan kegemarannya untuk
membahas beragam masalah ketika ia beranjak dewasa. Berbagai masalah yang
ditugaskan kepadanya diselesaikan dengan gemilang. Seperti misalnya mengenai
tawanan perang Badar, ketinggian daya analisanya mengatakan bahwa semangat
perlawanan dalam hati para tawanan itu tetap berkobar, karenanya, sebaiknya
mereka dibunuh saja. Bahkan beberapa pemikirannya itu sering mendapat
persetujuan dari wahyu seperti pendapatnya tentang masalah memerangi orang
munafik, pengharaman khamar, masalah hijab bagi isteri-isteri Nabi, dan
sebagainya.54
Pendekatan khalifah Umar r.a. dalam pemikiran-pemikirannya, yang sejak
awal terlihat lebih banyak bersifat rasional dan intelektual, telah membawanya
untuk melahirkan perubahan-perubahan hukum secara formal terutama dalam
menghadapi wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul-Nya. Perubahan-perubahan
hukum itu untuk sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan situasi, di mana
tuntunan kemaslahatan dan kepentingan umum yang merupakan tujuan akhir dari
syar’iyah menghendaki yang demikian.55 Perubahan hukum secara formal,
nampaknya dilakukan oleh khalifah Umar r.a. karena adanya pemahaman yang
total terhadap pesan-pesan Al-Qur’an dan Sunnah rasul. Dan betapapun perubahan
itu telah terjadi, bukanlah berarti dia meninggalkan, apalagi membatalkan nash-
nash Al-Qur’an. Adalah merupakan suatu kekeliruan, bagi orang yang memahami
kebijakan Umar sebagai tindakan yang meninggalkan sebagian nash-nash Al-
Qur’an,33 demi kemaslahatan dan pertimbangan pribadi. Akan tetapi yang
53
Abbas Mahmud Aqqad, op. cit., h. 101
54
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam (Jakarta: Bulan
Bintang, 1971), hlm. 73
55
Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Madzahib al-Islmiyah (Mesir: Dar al-Fikr al-Arabi), hlm. 20
31
sebenarnya Umar telah menerapkannya dengan baik dan memahami secara kreatif
dan sehat, tanpa ragu-ragu terhadap tujuan-tujuan syari’at.
b. Umar adalah pemimpin yang ikhlas dan zuhud
Dalam hal keikhlasan dan kezuhudan, khalifah Umar r.a. adalah teladan
yang baik, yang pantas dihormati dan dihargai. Khalifah Umar r.a. adalah orang
yang tidak begitu mengutamakan kepentingannya sendiri, dan dengan lkhlas
memberikan pendapatannya yang bersih dari segala yang mencurigakan.
Kezuhudan dan keikhlasan Umar telah ditunjukkannya setelah dia memeluk Islam
hingga akhir hayat beliau. Walaupun sebelum masuk Islam khalifah Umar r.a.
adalah seorang peminum minuman keras, namun setelah masuk Islam, beliau
adalah seorang yang ta’at menjalankan ibadah, di samping itu termasuk seorang
zahid yang paling keras menjauhi harta. Ketika Rasulullah SAW memberikan
kepadanya hasil rampasan perang yang diperoleh kaum Muslimin, dia mengatakan
agar harta itu diberikan saja kepada yang lebih miskin darinya.56 Bergandengan
dengan kezuhudannya itu, khalifah Umar r.a. juga seorang yang ikhlas dalam
bertindak. Kesetiaan dan pembelaannya kepada Rasul SAW, kelebihan daya
pikirnya, semua dia berikan karena keikhlasannya untuk mencari keridhaan Allah
SWT, bukan karena sesuatu pamrih yang bersifat kedudukan atau pengaruh. Tidak
heran jika orang yang sudah demikian rupa keadaannya dan zuhudnya akan sangat
dihargai dan dihormati oleh semua umat Islam terlepas dari wataknya yang begitu
keras dan tegar.
c. Umar adalah pemimpin yang tegas, adil, bijaksana, disiplin serta anti korupsi,
kolusi dan nepotisme
Keikhlasan Umar r.a. dan integritasnya mengabdi kepada Islam dan kepada
umat, pribadinya yang sering disebut-sebut sebagai teladan karena ketegasannya,
keadilannya, yang benar-benar tanpa pandang bulu dan sikapnya yang sangat anti
kolusi dan nepotisme. Semua itu dibuktikan dalam perbuatan. Salah seorang
anaknya sendiri karena melakukan suatu pelanggaran dijatuhi hukuman cambuk
dan dipenjarakan, yang akhirnya mati dalam penjara. Menjelang kematian Umar,
56
Muhammad Husain Kaekal, op. cit., hlm. 58
32
dia menolak usul beberapa sahabat untuk mendudukkan anaknya yang seorang lagi
atau anggota keluarganya untuk dicalonkan duduk dalam majelis syura yang
dibentuknya yang berarti memungkinkan mereka menduduki jabatan khalifah
penggantinya. Umar r.a tidak mengangkat pejabat yang amanat, dan
mengharuskan setiap pejabat untuk diperikasa kekayaan prubadinya sebelum
maupun sesudah mereka menjabat. Meski Umar r.a. berwatak keras dan tegas,
namun dia sangat bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan dengan
senantiasa mengedepankan prinsip musyawarah.
d. Umar adalah pemimpin yang sangat perhatian dan memiliki tanggungjawab yang
luar biasa terhadap rakyatnya.
Khalifah Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat
disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggung jawabnya yang sangat luar
biasa pada rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan
langsung dan sendirian bekeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya.
7. Aisyah R.a
a. Hidup sederhana
Sikap sederhana Asiyah dapat kita teladani pada masa pemerintahan Ummar
bin Khatab. Pernah suatu kali Aisyah menolak pemberian Umar bin Khatab. Ketika
itu kaum muslimin baru saja menaklukan Mesir, seorang utusan Mesir kemudian
datang memberikan permata kepada Ummar. Ummar mengambilnya dan bertanya
kepada para sahabatnya, “Tahukan kalian berapa harga permata ini?”. Mereka
menjawab,”Tidak wahai Ummar, kami tidak tahu cara membaginya.” Ummar
berkata, “Izinkan aku memberikan permata ini kepada seseorang yang paling
dicintai Rasulullah Saw yaitu Aisyah.” Kemudian para sahabat menjawab, “Ya”.
Umar pun mengutus seseorang untuk memberikan permata tersebut kepada Aisyah.
Hanya saja Aisyah ,emolaknya dengan halus. Aisyah berkata, “Apa yang telah
Umar berikan kepadaku setelah Rasulullah Saw? Ya Allah, jangan biarkan aku
menerima pemberian Ummar.” (H.R Hakim). Penolakan Asiyah ini tidak
menyinggung perasaan Umar. Umar sangat memahami alasan Aisyah menolak
pemberiannya. Aisyah adalah wanita yang sangta baik kezuhudannya. Permata
33
tidak memebuatnya terlena. Aisyah adalah wanita yang sangat sederhana dan apa
adanya. Tentulah sebuah permata mahal tidak akan didambakan.
b. Keberanian
Keberanian Asiyah dapat kita lihat dalam kiprah nya pasca kepemimpinan
Khalifah Utsman bin Affan. Ustman bin Affan wafat karena rumahnya di kepung
oleh para pemberontak dan para pemberontak membunuhnya dengan keji.
Wafatnya Ustman membuat banyak sahabat bersedih sekaligus geram. Apalagi
Aisyah, saat Utsman wafat, Aisyah berda di Makkah, ia sedang memimpin jamaah
Hahi dari Madinah. Aiysh mendengar wafatnya Utsman dan diangkatnya Ali
sebagai Khalifah berikutnya. Betapa marahnya Aisyah, maka ia pun memutuskan
untuk segera kembali ke Madinah. Aisyah tidak berkata apapun. Ia terkepung dalam
kesedihannya yang begitu dalam. Pembunuhan Utsman yang keji telah
menunjukkan tidak adanya rasa hormat terhadap khalifah. Sungguh suatu petaka,
ia berada pada masa kaum mulimin terpecah belah dan saling menumpahkan darah
karena fitnah. Aisyah terus melakukan penyelidikan mendalam terkait pembunuhan
Utsman. Maka, ia memutuskan untuk pergi ke Basrah melakukan rekondiliasi.
Kepergian Aisyah adalah adalah untuk menuntut darah Utsman, Aisyah yang
pemberani memutuskan datang pada Ali tidak untuk melawan atau memusuhinya.
Ia hanya ingin meminta ketegasan dan pertanggungjawaban atas wafatnya Utsman.
Aisyah menjadi satu-satunya wanita yang berdiri dan garda depan, meinta
peryanggungjawaban atas wafatnya Utsman. Para Sahabat, termasuk Ali yang saat
itu menjadi khalifah, sangat menghormati sikap Aisyah tersebut. Bagaimanapun, ia
adalah ummul mukminin yang sangat berpengaruh dalam dunia politik Islam.
c. Dermawan
Sebuah riwayat menyebutkan, Aisyahpernah berkata, “Aku di datangi oleh
ibu membawa kedua putrinya. Ia meminta sesuatu dariku, sedangkan aku tidak
mempunyai apapun untuk diberikan kepada mereka selain satu biji kurma. Aku
memberikan kurma itu kepadanya, dan inu itu membaginya kepada kedua anaknya.
Ia berdiri kemudian pergi, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mengasuh
anakanak itu dan berbuat baik kepadanya, maka mereka akan menjadi penghalang
baginya dari api neraka. (H.R Muttafaqqul ‘alaih) Kedermawanan Asiyah juga
34
pernah disampaikan oleh Urwah. Urwah berkata, “Mu’awwiyah memberikan uang
sebanyak seratus ribu kepada Aisyah. Demi Allah, sebelum matahari tebenam,
Aisyah sudah membagi-bagikan semuanya.” Budak Aiysah bakan sampai berkata,
“Seandainya engkau membelikan kami daging dengan uang satu dirham.” Aisyah
menjawab,”Seaindainya engkau mengatakan hal itu sebelum aku membagikan
uang itu, niscaya aku akan melakukan hal itu untuk mu”.
d. Religus
35
gentar menghadapi pasukan Romawi di Afrika Utara yang berkekuatan 120.000
dengan peralatan perang yang lengkap.
c. Kesederhanaan
Meski tergolong sebagai orang yang kaya, Khalifah Utsman bin Affan tidak
hidup berfoya-foya. Perilaku hidupnya sangat sederhana baik dalam berpakaian,
tempat tinggal, dan makanan. Diceritakan oleh Syuhrabil bin Muslimin, bahwa,
"Biasanya Utsman memberi makan mewah seperti yang biasa dihidangkan oleh
kaum penguasa, tetapi di rumahnya ia biasa memakan roti dengan cuka atau dengan
minyak."
d. Keteguhan Akidah
Setelah mendengar Utsman bin Affan masuk Islam, pamannya yang
bernama Al-Hakam bin Abil Ash sangat marah. Ia mencambuk Utsman berkali-kali
agar kembali pada agama nenek moyangnya. Namun Utsman menjawab "Demi
Allah aku tidak mengganti keyakinanku, aku tidak akan meninggalkan agama yang
diajarkan Rasulullah, apa pun yang terjadi pada diriku." Ketika pamannya
mengetahui keteguhan akidah yang dimiliki Utsman dan tidak mungkin untuk
memaksanya kembali pada kepercayaan nenek moyang, maka akhirnya Al-Hakam
melepaskan Utsman bin Affan.
9. Ali bin abi thalib
Ali bin Abi Thalib merupakan pribadi yang dikenal cerdas di kalangan para
sahabat Rasulullah. Dia adalah orang yang sarat dengan ilmu, tempat para sahabat
bertanya dalam masalah-masalah hukum agama yang musykil atau tentang makna
sebuah ayat dalam Qur’an dan tafsirannya. Bukan saja tafsir, tetapi juga mengenai
turunnya ayat: mengenai apa dan siapa, dimana dan kapan diturunkan. Mereka juga
meminta fatwanya dalam menghadapi perkara yang sulit. Seorang sahabat bernama
Ibnu Abbas yang menjadi mufasir kenamaan juga belajar dalam menafsirkan
Qur’an kepada Ali bin Abi Thalib. Para khalifah khulafaurrasyidin yang
memerintah sebelum Ali bin Abi Thalib, menjadikan Ali sebagai seorang penasihat.
Pandangannya dalam berbagai hal sangat dalam, dan dalam memutuskan
perkarakeputusannya dapat diterima oleh berbagai kalangan, termasuk mereka
yang biasa memusuhi Islam seperti Yahudi. Rasulullah meminta bantuan Ali bin
36
Abi Thalib untuk memutuskan perkara yang berat ketika menghadapi suatu
masalah yang krusial di Yaman. Rasulullah mendoakan Ali bin Abi Thalib untuk
dapat diteguhkan tutur katanya dan selalu diberikan bimbingan dalam hatinya.
Gelar al-Imam yang melekat pada Ali bin Abi Thalib mungkin juga karena dia
mampu menafsirkan Qur’an dan memberikan ceramah-ceramah agama di masjid
Nabawi. Imam dalam hal ini tentu berarti juga pujangga atau guru, sebab Ali bin
Abi Thalib juga seorang pujangga dan guru. Kecerdasan Ali bin Abi Thalib juga
ditunjukan melalui kebijakan-kebijakan ketika dia menjabat sebagai khalifah.
Politik Ali bin Abi Thalib dalam menghadapi dinamika pemerintahan sesuai
dengan keadaan yang dihadapinya dan tidak ada tandingannya. Para ahli dan
kritikus sejarah menyebutkan bahwa politik Ali bin Abi Thalib adalah jalan terbaik
dalam kebenaran berfikir dan mewujudkan keamanan di kemudian hari. Ali bin Abi
Thalib menjaga stabilitas umat dengan menghindari terjadinya perpecahan yang
lebih besar dan dalam jangka panjang Dari kisah Ali Bin Abi thalib dapat diambil
nilai keteladanan dari Nilai Kecerdasan, Nilai Kerendahan Hati, Nilai keberanian,
Nilai Tanggung Jawab, Nilai Kedermawanan, Nilai Keadilan dan Kesetearaan,
Nilai Kesederhanaan, Nilai kasih sayang, Nilai kebijaksanaan, Nilai Kesabaran,
dan Nilai Kepemimpinan.57
5757
Sumihara. “Khulafa al-Rasyidin (Dinamika Sosial Politik dan Dakwah Islam). Adabiyah
37
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas kami memberi kesimpulan itulah kisah teladan nabi dan
sahabat nabi yang bisa kita ambil hikmahnya.dengan demikian kita dituntut untuk
bisa meneladani kisah kisah dari nabi dan sahabat nabi.semoga memberi manfaat
yang besar bagi para pembaca.
B. Saran
Makalah ini kami susun agar memberikan manfaat yang besar bagi para
pembaca. Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian
sehingga dapat memberikan lebih kejelasan bagi para pembaca tentang sub bab
yang telah kami bahas. Kemudian menurut hemat kami, makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu kami berharap kesedian bagi para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis harapkan semoga
menjadi hasil yang terbaik dan lebih sempurna di kemudian hari.
38
DAFTAR RUJUKAN.
Abdul Wahhab an-Najjar, al-Khulafa’ al-Rasyidin, Cet.2, (Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 1993)
Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam: Sejak Zaman nabi Adam Hingga Abad XX
(Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2008)
Ali Muhammad Ah-Shallabi, Biografi Ali bin Abi Thalib, terj. Muslich Taman dkk.
Amru Khalid, Khulafaur Rasul, Terj. Farur Mu’is “ Jejak Para Khalifah”, (Solo:
Aqwan, 2007),
As-Sayyid Sulaiman an-Nadawi. Memoar Aisyah ra. : Istri Kinasih Baginda Rasul
SAW. Terj. M. Baharun (Surabaya: Risalah Gusti, 2005), cet. Ke-2
Bahrun, Abu Bakar Lc (penerj), Tafsir Jallalain II, Cv Sinar Baru Bandung, 1990
Dahlan, Zaini dkk. Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia, 1991.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Icktiar Baru Van Hoeve,
Jakarta 1993)
39
Faruk, Ahmad. “Jurusan Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab
Dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (Iain) Ponorogo 202,” n.d., 92.
Hakim, Mashur Abdul. Sulaiman The World‟s Greatest Kingdom History, Terj.
Umi Nurun Ni‘mah, Bandung: Mizania, 2016.
Halim, Adil Mustafa Abdul. Kisah Bapak dan Anak dalam Alquran. terj: Abdul
Hayyie al-Kattani dan Fithiah Wardie. Jakarta: Gema Insani Press, 2007.
Hasan, Zainol. "Nilai-nilai pendidikan islam pada kisah nabi ibrahim." NUANSA:
JurnalPenelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam 14.2 (2018).
Ibn Katsir. Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Perjalanan Hidup Para Nabi Sejak
Adam as Hingga Isa as. Terj: Saefullah MS. Jakarta: Qisthi Press, 2015.
40
Umar bin Khattab Studi Pendekatan Fiqh Muammalah, (Pekanbaru: UIN
Sultan Syarif Kasim Riau, 2015)
Khalil, Syauqi Abu. Atlas Al-Qur‟an, Perj. Ahsin Sakho Muhammad dan Sayuti
Anshari Nasution, Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2006.
Michael H. Hart. 1982. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah.
(Jakarta: Pustaka Jaya)
Michael H. Hurt, The 100, A Ranking of The <ost Influencial Persons in History,
terj. Mahbub Junaidi dengan judul Seratus Tokoh yang Paling
Berpengaruh dalam SEjarah, (Cet. V ; Jakarta: Pustaka Jaya, 1983)
Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Madzahib al-Islmiyah (Mesir: Dar al-Fikr al-
Arabi),
Muhammad Ridla, al-Faruq Umar Ibn al-Khattab, Cet.6, (Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 1993)
Philip K. Hitti, History of The Arab, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet
Riyadi, edisi revisi, (Cet.I ; Jakarta: SErambi Limau Swmesta, 2008)
41
Qutb, Sayyid. Tafsir di Zilalil Qur‟an, Terj. As‘ad Yasin, dkk., Jakarta: Gema
Insani, 2004.
Sami bin Abdillah bin Ahmad, Silsilah Atlas Tarikh Khulafaurosyidin, (Maktabah
Obekan, 2006)
Sayyid Ali Raza, Najhul Balaghah, terj. M. Hadhem, (Jakarta: Yapi, 1990)
Sukardjo, Sugiarti. “Nabi Sulaiman Ialah Raja Yang Kaya Raya Dan Bijaksana.”
Accessed October 31, 2022.
https://www.academia.edu/10840409/Nabi_Sulaiman_ialah_Raja_yang_K
aya_Raya_dan_Bijaksana.
Zaprulkhan. Islam yang Santun dan Ramah, Toleran dan Menyejukkan. Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2017
42