Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NABI-NABI PALSU DALAM ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Studi Islam

Dosen Pengampu: Anggia Firmansyah S. Pd. I., M. Pd. I.

Disusun Oleh

Santi Purnamasari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ASSAIDIYYAH (STITAS)

CIPANAS-CIANJUR

2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang saya sampaikan ke hadiran Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “NABI-
NABI PALSU” tepat pada waktunya.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk


menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam di Prodi Tarbiyah Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyyah di STIT Assaidiyyah.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita, Aamiin.

Cianjur, Desember 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. Pengertian Nabi Palsu ........................................................................... 2


B. Sejarah Nabi Palsu ................................................................................ 2
C. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Nabi Palsu .................................. 4
D. Tokoh-Tokoh Yang Mengaku Sebagai Nabi Palsu .............................. 5

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 7

A. Kesimpulan ........................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam akidah Islam, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) adalah


penutup para nabi. Ini sesuai dengan firman-Nya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah
bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Ahzab [33]: 40). Sementara
Islam, ajaran yang dibawa Muhammad SAW merupakan dien yang telah disempurnakan.

Namun, masih ada saja manusia yang mengaku sebagai nabi yang diutus Allah
Subhanahu wa Ta’ala (SWT) setelah Muhammad SAW untuk menyempurnakan ajaran-
Nya. Bahkan, sebelum Muhammad SAW wafat pun sudah ada yang mengaku sebagai
nabi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Nabi Palsu?
2. Bagaimana Sejarah Nabi Palsu?
3. Apa Saja Faktor Yang Menyebabkan Munculnya Nabi Palsu?
4. Siapa Saja Tokoh-Tokoh Yang Mengaku Sebagai Nabi Palsu?

C. Tujuan

Untuk mengetahui sejarah, faktor-faktor munculnya dan siapa saja tokoh tokoh
nabi palsu itu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Nabi Palsu

Dalam agama, nabi palsu adalah orang yang membuat klam palsu bahwa ia
menerima nubuat atau wahyu, atau berbicara untuk Allah, atau orang yang membuat
klaim semacam itu untuk tujuan jahat. Biasanya, orang yang dianggap "nabi sebenarnya"
oleh beberapa orang dianggap sebagai "nabi palsu" oleh orang lainnya, bahkan dalam
agama yang sama saat "nabi" tersebut dipertanyakan. Dalam cangkupan yang lebih luas,
orang tersebut adalah orang manapun yang membuat klaim palsu bahwa ia memiliki
hubungan istimewa dengan Deitas dan mengangkat dirinya sebagai sebagai sumber
spiritualitas, sebagai seorang otoritas, pengkotbah, atau guru. Sebaliknya, istilah tersebut
terkadang dipakai di luar agama untuk menyebut yang yang mempromosikan teori yang
dianggap palsu.

B. Sejarah Nabi Palsu

Maraknya orang-orang yang mengaku sebagai nabi akhir-akhir ini ternyata telah
diprediksi Rasulullah SAW. Meski dalam Alquran dan hadis telah disebutkan bahwa
Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan penutup, namun di setiap zaman dan
waktu, terus bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai nabi.

Allah SWT dalam surat al-Ahzab ayat 40 berfirman, '' Muhammad itu sekali-kali
bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan
penutup para nabi.” Rasulullah pun bersabda, ''Aku adalah penutup para nabi, tidak ada
nabi sesudahku.”

Prediksi akan munculnya orang-orang yang mengaku sebagai nabi diungkapkan


Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwatkan Abu Dawud. '' Sesungguhnya akan
ada tiga puluh orang pendusta di tengah umatku. Mereka semua mengaku nabi. Padahal,
aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.”

2
Di era kepemimpinan Rasulullah SAW, sudah muncul seorang pria asal Yaman
yang bernama Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts Al-Kadzdzab. Ia mengklaim dirinya sebagai
nabi. Selain itu, di Yamamah, juga muncul nabi palsu bernama Musailimah bin
Tsumamah bin Habib Al-Kadzdzab.

Pada masa Nabi, dari Bani Asad juga muncul seorang nabi palsu bernama
Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal. Pada tahun sembilan Hijrah, Thulaihah datang
bersama kaumnya kepada Nabi dan menyatakan keislamannya. Ketika Nabi sakit keras,
dia memproklamirkan dirinya sebagai nabi. Selain itu, ada pula seorang nabi palsu
bergender perempuan bernama Sajah binti Al-Harits bin Suwaid. Nabi palsu dari Bani
Tamim itu mengaku sebagai utusan tuhan, setelah Nabi SAW wafat.

Setelah Khulafaur Rasyidin berkuasa pun menucul fenomena nabi palsu.


Dikisahkan Ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Abbas RA, “Hai Ibnu Abbas,
sesungguhnya Al-Mukhtar bin Abi Ubaid mengaku bahwa tadi malam dia mendapatkan
wahyu.” Ibnu Abbas berkata, “Dia benar.” Abu Zumail yang saat itu berada di dekat Ibnu
Abbas langsung tersentak. Dia bangun dan berkata, “Ibnu Abbas mengatakan Al-Mukhtar
benar telah mendapatkan wahyu?”

Ibnu Abbas lalu berkata, Sesungguhnya wahyu itu ada dua macam; wahyu dari
Allah dan wahyu dari setan. Wahyu Allah diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad
SAW. Sedangkan wahyu setan diturunkan kepada kawan-kawannya.” Lalu, Ibnu Abbas
pun membaca ayat, “Sesungguhnya setan itu memberikan wahyu kepada kawan-
kawannya untuk membantah kalian.” (QS. Al-An’am: 121).

Pada masa pemerintahan, Khalifah Abdul Malik bin Marwan Al-Umawi, juga
ada nabi palsu bernama al-Harits bin Said Al-Kadzdzab. Dulunya, ia adalah seorang
zuhud yang ahli ibadah. Namun sayang, ia tergelincir dari jalan Allah dan mengikuti jalan
setan. Ia pun didatangi iblis dan diberi ‘wahyu.’ Kemudian, al-Harits menyatakan dirinya
sebagai nabi. Tentu saja, nabi palsu.

3
C. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Nabi Palsu

1. Daerah-daerah tempat munculnya nabi palsu adalah daerah padat penduduk.


Sehingga pendukung mereka banyak. Ditambah lagi, wilayah mereka dekat
dengan wilayah Romawi dan Persia. Sehingga sokongan dari dua negara adidaya
ini bisa membuat mereka percaya diri untuk menghadapi Madinah.
2. Para nabi palsu mengandalkan kultur ‘ashobiyah (fanatik suku). Khususnya antara
orang-orang Yaman dan Mudhar yang sedang berkonflik. Dan juga persaingan
antara Rabi’ah dan Mudhar.
3. Hasad dan persaingan kabilah. Ini adalah alasan utama pemurtadan yang terjadi
di Jazirah Arab setelah wafatnya Nabi. Mereka mengaku sebagai nabi karena
ingin pamor kabilah mereka meninggi. Mereka telah melihat keberhasilan Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendakwahkan Islam. Dan
bagaimana dampaknya pada kedudukan Quraisy di Jazirah Arab setelah beliau
wafat. Hal ini menimbulkan hasad pada kabilah-kabilah Arab lainnya. Mereka
juga ingin agar kabilah mereka terpuji dan terpandang lantaran salah seorang di
antara mereka menjadi nabi.
4. Hasrat ingin menjadi pemimpin. Banyak pemuka kabilah menginginkan
kedudukan dan kehormatan di tengah masyarakat mereka. Sehingga mereka ingin
serupa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mewujudkan syahwat
kepemimpinan mereka. Di antara cara yang mereka lakukan adalah dengan
mengaku menerima wahyu seperti Alquran.
5. Menandingi popularitas Kota Mekah yang memiliki Ka’bah. Para nabi palsu
berusaha agar wilayah mereka bisa menandingi Mekah dengan Baitul Haramnya.
Seperti Musailimah al-Kadzab, ia membuat sebuah tempat suci di Yamamah. Ia
berlakukan larangan-larangan dan ritual-ritual tertentu di tempat tersebut. Agar
tempat tersebut terkesan tempat yang suci (Ath-Thabari, 3/283).

4
D. Tokoh Yang Mengaku Sebagai Nabi Palsu

Dilansir dari berbagai sumber, berikut nama-nama orang yang mengaku dirinya
sebagai nabi.

1. Musailamah al-Kazzab

Musailamah al-Kazzab hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Pada tahun ke
9 Hijriah, ia sempat masuk Islam, tetapi kemudian murtad. Ia adalah seorang lelaki yang
berasal dari Yamamah dengan nama lengkap Musailamah bin Tsumamah bin Habib Al-
Kazzab. Pengakuannya sebagai nabi pun sempat menggegerkan dunia Islam, namun pada
akhirnya ia terbunuh di tangan Musailamah bin Harb pada masa kekhalifahan Abu Bakar
As-Shidiq.

2. Al-Aswad al-'Ansi

Sama dengan Musailamah al-Kazzab, Al-Aswad al-'Ansi juga hidup di masa


kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Al-Aswad al-'Ansi berasal dari Yaman, masuk
Islam tapi kemudian murtad. Dia juga seorang pemimpin gerakan melawan kaum
Muslimin, lalu akhirnya mati terbunuh.

3. Sajah binti al-Haris at-Taglibiyyah

Sajah binti al-Haris at-Taglibiyyah tercatat dalam sejarah pernah menjadi seorang
istri dari Musailamah al-Kazzab. Dia adalah seorang perempuan penganut Nasrani.

4. Ţulaihah binti Khuwailid al-Asadi

Dia adalah seorang lelaki yang pernah masuk Islam pada 9 Hijriah bersama
kabilah Bani Asad. Kemudian dia murtad dan mengaku sebagai nabi. Namun, pada masa
Abu Bakar, dia sempat dikalahkan oleh Khalid bin Walid, lalu kembali masuk Islam.

5. Mukhtar bin Abi 'Ubaid as-Saqafi

Mukhtar bin Abi 'Ubaid as-Saqafi hidup pada masa tabi'in. Dia juga pernah
mengaku mendapatkan wahyu.

5
6. Haris bin Sa'id al-Kazzab

Dia diketahui hidup pada masa Abdul Malik bin Marwan. Haris bin Sa'id al-
Kazzab juga mengaku menjadi nabi dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.

7. Lalu, dalam sejarah Islam juga tercatat bahwa pada masa Dinasti Bani Umayyah
dan Abbasiyah, setidaknya kurang dari tujuh orang yang mengaku sebagai nabi,
mereka adalah al-Mukhtar bin 'Ubaid as-Saqafi, al-Haris bin Sa'id, Bayan bin
Sam'an, al-Mugirah bin Sa'id, Abu Mansur al-Ujali, Abu al-Khattab al-Asadi dan
Ali bin al-Fadl.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Allah SWT telah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul
terakhir. Oleh karenanya, ketika beliau wafat seharusnya tidak ada orang-orang yang
mengaku sebagai nabi. Jikalau pun ada, itu hanyalah sebuah kebohongan.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 40 yang artinya:

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi
dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu."

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Dalam umatku terdapat 27 pendusta dan pembohong, 4 di antara mereka adalah


perempuan. Dan sesungguhnya aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku."
(HR Thahawi).

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nabi_palsu

https://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2011/02/10/370/sejarah-dan-catatan-
nabi-nabi-palsu.html

https://www.republika.co.id/berita/qdinmr430/prediksi-rasulullah-soal-kemunculan-
nabi-palsu

https://kisahmuslim.com/6145-mengapa-muncul-nabi-palsu-pasca-wafatnya-nabi-
muhammad.html

https://kumparan.com/hijab-lifestyle/sempat-menggegerkan-dunia-islam-inilah-mereka-
yang-pernah-mengaku-sebagai-nabi-1vaFpzr4nwp/full

Anda mungkin juga menyukai