Disusun oleh :
Halimah
(2013120041)
Masliana
(2013120039)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam Bimbingan Konseling Islam ini.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang membangun kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
ii
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada proses konseling, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh
seberapa profesional seorang konselor dalam menjalankan profesinya,
seberapa profesional ia mempraktekan teori-teori yang telah dipelajarinya.
Akan tetapi, jauh dibalik itu akhlak seorang konselor juga menjadi penentu
keberhasilan proses konseling itu.
Salah satu dari keberhasilan seorang konselor dalam proses konseling
adalah pola komunikasi yang baik seperti komunikasi lemah lembut. Diantara
bentuk komunikasi lemah lembut adalah berbicara yang sopan, bersikap
dengan santun. Pola komunikasi lemah lembut sangat dibutuhkan dalam
ajaran agama Islam untuk menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islam kepada
manusia sehingga terhindar dari konflik sosial dalam kehidupan beragama,
berbangsa dan bernegara. Internalisasi pola komunikasi islami pada akhirnya
akan mengarah pada terciptanya perdamaian dan integrasi sosial berdasarkan
nilai-nilai Islam. Pola komunikasi lemah lembut dapat dijadikan sebagai
landasan bagi setiap muslim ketika melakukan komunikasi, baik dalam
berdakwah, dalam pergaulan sehari-hari maupun dalam aktifitas lainnya.
Penerapan komunikasi lemah lembut dapat berdampak pada terjalinnya
hubungan yang harmonis dalam kehidupan, dapat membangun komunitas
sosial yang damai, aman dan tenteram sehingga terwujudnya peradaban
manusia yang tinggi. Salah satu sifat akhlakul karimah dalam Islam adalah
sifat lemah lembut. Al-Quran dan hadits menerangkan banyak hal tentang
keutamaan lemah lembut. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan
membahas pentingnya lemah lembut dan mengetahui tentang hadits-hadits
yang berkaitan dengan lemah lembut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lemah lembut?
1
Kelompok 6
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja Hadits yang berkaitan dengan sifat lemah
lembut.
2. Untuk mengetahui penting nya sifat lemah lembut bagi seorang calon
konselor.
2
Kelompok 6
BAB II
PEMBAHASAN
1 Abdul Karim Al-Qusyairi, Syarah Asmaul Husna, (Bairut, Darul Azal, 1987). Hal. 137
2 bnu Hajar Al-Asqalaqi, Fathul Baari, Juz 13, (Riyadh, Darul Thayyibah, 2005). Hal.
3
Kelompok 6
Salah satu sifat akhlakul karimah dalam Islam adalah sifat lemah
lembut. Al-Quran dan hadits menerangkan banyak hal tentang keutamaan
lemah lembut, di antaranya Allah berfirman dalam Al-quran:
فَقُواَل لَهۥُ قَوْ اًل لَّيِّنًا لَّ َعلَّ ۥهُ يَتَ َذ َّك ُر َأوْ يَ ْخ َش ٰى
Artinya: “Maka berbicaralah engkau berdua kepadanya (Fir’aun)
dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia ingat dan takut”. 3
Ayat di atas menjelaskan pesan Allah swt kepada nabi Musa dan
Harun untuk tetap bersikap lemah lembut dan memberikan nasehat walaupun
berhadapan dengan fir’aun yang telah melampau batas. Allah swt memerintah
bersikap lemah lembut kepada Fir’un yang secara telah mempersukutukan
Allah dan melakukan banyak kedhaliman, apalagi kepada orang yang tidak
bersalah. Hikmah berkomunikasi dengan lemah lembut diharapkan dapat
memberikan rasa nyaman kepada orang lain sehingga orang tersebut lebih
mudah untuk menerima informasi, pesan, seruan dan saran yang ingin
disampaikan.
4
Kelompok 6
ال يَاَ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمَأ َّن َرس
َ ِ ُول هَّللا َ ج النَّبِ ِّي ِ ْع َْن عَاِئ َشةَ َزو
ف َو َما اَل ِ ْطي` َعلَى ْال ُع ْن ِ ق َما اَل يُعِ ْطي` َعلَى الرِّ ْف ِ ق َويُع َ ق ي ُِحبُّ ال ِّر ْف`ٌ عَاِئ َشةُ ِإ َّن هَّللا َ َرفِي
ُْطي َعلَى َما ِس َواه
ِ يُع
Artinya : “Dari aisyah isteri nabi shallahu alaihi wasallam dari nabi shallahu
alaihi wasallam bersabda: wahai Aisyah sesungguhnya Allah itu maha
lembut. Dia mencintai kelembutan dan Allah memberikan pada sifat lemah
lembut sesuatu yang tidak dia berikan pada sikap yang kasar dan juga tidak
diberikan kepada sifat selain itu.”(H.R Shahih Muslim No. 2593)5
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Ali bin Bahri telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Ibrahim bin Umar bin Kaisan, bapakku berkata;
saya mendengarnya menceritakan dari Abdullah bin Wahb dari Bapaknya
dari Abu Khalifah dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu'anhu berkata;
5 Imam Muslim, Al-Musnad As-shahih, kitab Al-birri wa As-shillah wal Adab, bab fadhlurrifqi,
juz 2, hadits no.2593, Hal.1203.
6 Imam Muslim, Al-Musnad As-shahih, kitab Al-birri wa As-shillah wal Adab, bab fadhlurrifqi,
juz 2, hadits no.2594, Hal.1203.
5
Kelompok 6
ِ ال َح َّدثَنَا َج ْعفَ ُر بْنُ بُرْ قَانَ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْالبَ ِه ِّي ع َْن عَاِئ َشةَ قَالَ ْتقَا َل َرسُو ُل هَّللا َ ََح َّدثَنَا َو ِكي ٌع ق
َّ ق َعلَ ْي ِه ْم فَ ُش
ق َعلَ ْي ِه `ْ ُق بُِأ َّمتِي فَارْ ف
َّ ق بِ ِه َو َم ْن َش `َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اللَّهُ َّم َم ْن َرف
َ
6
Kelompok 6
الز ْه ِريِّ ع َْن عُرْ َوةَ ع َْن عَاِئ َشةَ ع َْن ُّ اع ُّي ع َْن ِ َال َح َّدثَنَا اَأْلوْ زَ َب ق ٍ َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ُمصْ َع
ق فِي اَأْل ْم ِر ُكلِّ ِه
َ ال ِإ َّن هَّللا َ َع َّز َو َج َّل يُ ِحبُّ الرِّ ْف
َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق
َ النَّبِ ِّي
Sifat lemah lembut sangat banyak manfaat dan keutamaan bagi siapa
saja yang mengamalkannya. Mengabaikan sifat lemah lembut berarti
mengabaikan kebaikan yang akan diperolah dengan sifat tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya kerugian bagi dirinya. Sifat kasar dalam bahasa arab
disebut Al-‘Unf ( العنف.(Rasul shallahu alaihi wasallam menganjurkan kepada
7
Kelompok 6
kita untuk menjauhi sifat kasar. Hal ini sesuai dengan hadits nabi Muhammada
saw sebagai berikut:
8
Kelompok 6
9
Kelompok 6
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa sifat lemah lembut menjadi kunci
dasar terpujinya sikap seorang muslim baik dalam bertutur sapa atau dalam
bertindak. Sifat lemah lembut mendatangkan pahala dan kebaikan dalam
setiap perbuatan. Sifat lemah lembut tidak terbatas kepada manusia bahwa
kepada seluruh makhluk hidup termasuk hewan. Mengabaikan sifat lemah
lembut adalah sifat tercela yang akan mendatangkan kerugian, keputusan yang
keliru, menimbulkan sakit hati, marah, dendam dan perpecahan.
Dan bahwa penting bagi seorang konselor memiliki kompetensi dalam
membantu mengentaskan masalah klien. Khsusunya pada kompetensi
kepribadian, seorang konselor mesti memiliki kepribadian yang menjadi
panutan atau tauladan bagi kliennya. hal ini mesti diperhatikan karena untuk
mengubah tingkah laku bermalasalah itu akan lebik baik ada yang dijadikan
panutan bagi seseorang yang bermasalah dalam hal ini konselor. Bagaimana
seorang konselor akan membantu seorang klien yang tidak mampu bertutur
kata sopan, lemah lembut kepada orang-orang di sekitarnya.
B. Saran
Penulis mengharapkan bahwa kita mahasiswa/I yang akan menjadi
calon konselor dapat mengambil surii tauldan dari Rasulullah SAW dalam
berakhlak, salah satunya bersikap lemah lembut dalam menghadapi klien kita
dimasa depan.
10
Kelompok 6
DAFTAR PUSTAKA
11