Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 6

HADITS LEMAH LEMBUT


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Hadits BKI
Dosen Pengampu : Dr. Taufik Warman Mahfuzh, Lc. M.Th.I

Disusun oleh :

Halimah
(2013120041)
Masliana
(2013120039)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
IAIN PALANGKA RAYA
2021
Kelompok 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam Bimbingan Konseling Islam ini.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang membangun kesempurnaan makalah
ini.

Palangka Raya, 24 Oktober 2021

Penulis

i
Kelompok 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

A. Latar Belakang .............................................................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

A. Pengertian Lemah Lembut............................................................................................

B. Hadits-Hadits Berkaitan Dengan Lemah Lembut.........................................................

C. Dampak Mengabaikan Sifat Lemah Lembut................................................................

D. Hubungan Sifat Lemah Lembut dengan Bimbingan Konseling Islam.........................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................................

B. Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

ii
Kelompok 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada proses konseling, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh
seberapa profesional seorang konselor dalam menjalankan profesinya,
seberapa profesional ia mempraktekan teori-teori yang telah dipelajarinya.
Akan tetapi, jauh dibalik itu akhlak seorang konselor juga menjadi penentu
keberhasilan proses konseling itu.
Salah satu dari keberhasilan seorang konselor dalam proses konseling
adalah pola komunikasi yang baik seperti komunikasi lemah lembut. Diantara
bentuk komunikasi lemah lembut adalah berbicara yang sopan, bersikap
dengan santun. Pola komunikasi lemah lembut sangat dibutuhkan dalam
ajaran agama Islam untuk menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islam kepada
manusia sehingga terhindar dari konflik sosial dalam kehidupan beragama,
berbangsa dan bernegara. Internalisasi pola komunikasi islami pada akhirnya
akan mengarah pada terciptanya perdamaian dan integrasi sosial berdasarkan
nilai-nilai Islam. Pola komunikasi lemah lembut dapat dijadikan sebagai
landasan bagi setiap muslim ketika melakukan komunikasi, baik dalam
berdakwah, dalam pergaulan sehari-hari maupun dalam aktifitas lainnya.
Penerapan komunikasi lemah lembut dapat berdampak pada terjalinnya
hubungan yang harmonis dalam kehidupan, dapat membangun komunitas
sosial yang damai, aman dan tenteram sehingga terwujudnya peradaban
manusia yang tinggi. Salah satu sifat akhlakul karimah dalam Islam adalah
sifat lemah lembut. Al-Quran dan hadits menerangkan banyak hal tentang
keutamaan lemah lembut. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan
membahas pentingnya lemah lembut dan mengetahui tentang hadits-hadits
yang berkaitan dengan lemah lembut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lemah lembut?

1
Kelompok 6

2. Apa saja hadits yang berkaitan dengan sifat lemah lembut?


3. Apa hubungan kaitannya sifat lemah lembut dengan Bimbingan Konseling
Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja Hadits yang berkaitan dengan sifat lemah
lembut.
2. Untuk mengetahui penting nya sifat lemah lembut bagi seorang calon
konselor.

2
Kelompok 6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lemah Lembut


Lemah lembut dalam Bahasa Arab sering dikenal dengan istilah Ar-
Rifq, Al-Lin, Al-Hilmu, Al-Luthf yang memiliki arti yang sama. Al-luthfu
adalah dasar kata dari Al-Lathif yang merupakan salah satu dari nama Asmaul
husna yang bermakna Maha lemah lembut. 1 Ibnu Hajar Al-Asqalani
memberikan pengertian tentang Ar-Rifq sebagai sisi lunak seseorang baik
perbuatan atau perkataan dan melakukan sesuatu dengan cara yang paling
mudah. Lawan kata lemah lembut adalah sifat kasar. 2
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lemah
lebut adalah sikap seseorang dalam menyikapi sesuatu dengan santai tanpa
terburu-buru dan melaksanakan kegiatan tersebut dengan cara yang paling
mudah. Lemah lembut dapat diterapkan pada perkataan dan perbuatan
seseorang dalam berinteraksi dengan sesama manusia dalam kehidupan.
Contoh lemah lembut di antaranya ; berkomunikasi lemah lembut antara anak
dengan orang tua, murid dengan guru, yang muda dengan yang lebih tua, tidak
berkata kasar walaupun kepada orang lain yang melakukan kesalahan,
bersikap baik dan tidak balas dendam kepada orang lain yang telah berbuat
kasar kepada kita.
Lemah lembut merupakan salah satu sikap akhlakul karimah yang
memiliki banyak keutamaan. Seseorang yang memiliki akhlak yang mulia
akan terpancar sikap dan perilaku yang baik, terpuji dan banyak membawa
manfaat dari dirinya. Persoalan apapun dalam kehidupan di masyarakat baik
persoalan pribadi, keluarga, tetangga, masyarakat dan negara jika diselesaikan
dengan sikap dan perbuatan terpuji maka persoalan tersebut akan dapat
diselesaikan dengan baik.

1 Abdul Karim Al-Qusyairi, Syarah Asmaul Husna, (Bairut, Darul Azal, 1987). Hal. 137
2 bnu Hajar Al-Asqalaqi, Fathul Baari, Juz 13, (Riyadh, Darul Thayyibah, 2005). Hal.

3
Kelompok 6

Salah satu sifat akhlakul karimah dalam Islam adalah sifat lemah
lembut. Al-Quran dan hadits menerangkan banyak hal tentang keutamaan
lemah lembut, di antaranya Allah berfirman dalam Al-quran:
‫فَقُواَل لَهۥُ قَوْ اًل لَّيِّنًا لَّ َعلَّ ۥهُ يَتَ َذ َّك ُر َأوْ يَ ْخ َش ٰى‬
Artinya: “Maka berbicaralah engkau berdua kepadanya (Fir’aun)
dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia ingat dan takut”. 3
Ayat di atas menjelaskan pesan Allah swt kepada nabi Musa dan
Harun untuk tetap bersikap lemah lembut dan memberikan nasehat walaupun
berhadapan dengan fir’aun yang telah melampau batas. Allah swt memerintah
bersikap lemah lembut kepada Fir’un yang secara telah mempersukutukan
Allah dan melakukan banyak kedhaliman, apalagi kepada orang yang tidak
bersalah. Hikmah berkomunikasi dengan lemah lembut diharapkan dapat
memberikan rasa nyaman kepada orang lain sehingga orang tersebut lebih
mudah untuk menerima informasi, pesan, seruan dan saran yang ingin
disampaikan.

B. Hadits-Hadits Berkaitan Dengan Lemah Lembut


Keutamaan sifat lemah lembut terdapat dalam banyak kitab-kitab hadits.
Hampir tidak ditemukan sebuah kitab hadits kecuali penulisnya menyusun
satu bab khusus tentang keutamaan lemah lembut. Imam muslim dalam
kitabnya shahih muslim menuliskan bab keutamaan lemah lembut secara
khusus yang merangkum beberapa hadits lemah lembut, di antaranya :
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َم ْن يُحْ َر ْم الرِّ ْف‬
‫ق يُحْ َر ْ`م‬ َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬
ُ ‫ْت َج ِريرًا يَقُواُل َس ِمع‬
ُ ‫َس ِمع‬
‫ْال َخيْر‬
Artinya : “Jarir mendengar dari nabi shallahu alaihi wasallam bersabda:
barang siapa yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, berarti dia dijauhkan
dari kebaikan.” (H.R Shahih Muslim No. 2592)4

3 QS. Thaha: 44.


4 Imam Muslim, Al-Musnad As-shahih, kitab Al-birri wa As-shillah wal Adab, bab fadhlurrifqi,
juz 2, hadits no.2592, (Riyadh: Darul Thayyibah, 2006). Hal.1202

4
Kelompok 6

‫ال يَا‬َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمَأ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ َ ‫ج النَّبِ ِّي‬ ِ ْ‫ع َْن عَاِئ َشةَ َزو‬
‫ف َو َما اَل‬ ِ ‫ْطي` َعلَى ْال ُع ْن‬ ِ ‫ق َما اَل يُع‬ِ ‫ْطي` َعلَى الرِّ ْف‬ ِ ‫ق َويُع‬ َ ‫ق ي ُِحبُّ ال ِّر ْف‬`ٌ ‫عَاِئ َشةُ ِإ َّن هَّللا َ َرفِي‬
ُ‫ْطي َعلَى َما ِس َواه‬
ِ ‫يُع‬
Artinya : “Dari aisyah isteri nabi shallahu alaihi wasallam dari nabi shallahu
alaihi wasallam bersabda: wahai Aisyah sesungguhnya Allah itu maha
lembut. Dia mencintai kelembutan dan Allah memberikan pada sifat lemah
lembut sesuatu yang tidak dia berikan pada sikap yang kasar dan juga tidak
diberikan kepada sifat selain itu.”(H.R Shahih Muslim No. 2593)5

‫ق اَل‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬


َ ‫ال ِإ َّن الرِّ ْف‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع ْن النَّبِ ِّي‬
َ ‫ج النَّبِ ِّي‬
ِ ْ‫ع َْن عَاِئ َشةَ َزو‬
ُ‫ع ِم ْن َش ْي ٍء ِإاَّل َشانَه‬
ُ ‫يَ ُكونُ فِي َش ْي ٍء ِإاَّل زَانَهُ َواَل يُ ْن َز‬
Artinya : “Dari Aisyah isteri nabi shallahu alaihi wasallam dari nabi
shallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya lemah lembut itu tidak
akan berada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (dengan
kebaikan) sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut dari sesuatu melaikan ia
akan membuatnya menjadi buruk.” (H.R Shahih Muslim No. 2594)6
Adapun hadits keutamaan lemah lembut diriwayatkan imam lainnya seperti
imam Ahmad, sebagai berikut :
ُ ‫َح َّدثَنَا َعلِ ُّي بْنُ بَحْ ٍر َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ِإب َْرا ِهي َم ب ِْن ُع َم َر ب ِْن َك ْي َسانَ قَا َل َأبِي َس ِم ْعتُهُ يُ َحد‬
‫ِّث‬
ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ ٍ ِ‫ب ع َْن َأبِي ِه ع َْن َأبِي خَ لِيفَةَ ع َْن َعلِ ِّي ب ِْن َأبِي طَال‬
ِ ‫ب َر‬ ٍ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َو ْه‬
ِ ‫ْطي` َعلَى الرِّ ْف‬
‫ق َما اَل‬ `ٌ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َّن هَّللا َ َرفِي‬
َ ‫ق ي ُِحبُّ ال ِّر ْف‬
ِ ‫ق َويُع‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫قَالق‬
ِ ‫ْطي َعلَى ْال ُع ْن‬
‫ف‬ ِ ‫يُع‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Ali bin Bahri telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Ibrahim bin Umar bin Kaisan, bapakku berkata;
saya mendengarnya menceritakan dari Abdullah bin Wahb dari Bapaknya
dari Abu Khalifah dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu'anhu berkata;

5 Imam Muslim, Al-Musnad As-shahih, kitab Al-birri wa As-shillah wal Adab, bab fadhlurrifqi,
juz 2, hadits no.2593, Hal.1203.
6 Imam Muslim, Al-Musnad As-shahih, kitab Al-birri wa As-shillah wal Adab, bab fadhlurrifqi,
juz 2, hadits no.2594, Hal.1203.

5
Kelompok 6

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu lembut dan menyukai


lemah lembut, dan Allah akan memberi kepada yang lemah lembut apa yang
tidak diberikan kepada yang kasar." (H.R Ahmad No. 859)

ِ ‫ال َح َّدثَنَا َج ْعفَ ُر بْنُ بُرْ قَانَ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْالبَ ِه ِّي ع َْن عَاِئ َشةَ قَالَ ْتقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫َح َّدثَنَا َو ِكي ٌع ق‬
َّ ‫ق َعلَ ْي ِه ْم فَ ُش‬
‫ق َعلَ ْي ِه‬ `ْ ُ‫ق بُِأ َّمتِي فَارْ ف‬
َّ ‫ق بِ ِه َو َم ْن َش‬ `َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اللَّهُ َّم َم ْن َرف‬
َ

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Waki' Telah menceritakan


kepada kami Ja'far bin Burqan dari Abdullah Al-Bahy dari Aisyah berkata;
Rasulullah SAW bersabda, "Ya Allah siapa saja yang lemah lembut terhadap
umatku, maka lemah lembutlah kepadanya, sebaliknya barangsiapa yang
kasar terhadap umatku maka kasarilah dia.” (H.R Ahmad No. 23201)

ِ ‫ال ابْنُ نُ َمي ٍْر ْال َح‬


‫ارثِ ُّي ع َْن‬ ٍ ‫ك َع ِن ْال ِم ْقد َِام ب ِْن ُش َري‬
َ َ‫ْح ق‬ ٌ ‫َح َّدثَنَا َحجَّا ٌج َوابْنُ نُ َمي ٍْر قَااَل َح َّدثَنَا َش ِري‬
ْ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْبدُو قَال‬
ِ ‫ت نَ َع ْم ِإلَى هَ ِذ ِه التِّاَل‬
‫ع‬ َ ‫ت عَاِئ َشةَ هَلْ َكانَ النَّبِ ُّي‬ ُ ‫َأبِي ِه قَالَ َسَأ ْل‬
َ َ‫ال َحجَّا ٌج لَ ْم تُرْ كَبْ َوق‬
‫ال يَا‬ َ َ‫ص َدقَ ِة فََأ ْعطَانِي نَاقَةً ُم َح َّر َمةً ق‬ َّ َ‫ث ِإل‬
َّ ‫ي نَ َع َم ال‬ َ ‫ت فَبَدَا َم َّرةً فَبَ َع‬ ْ َ‫قَال‬
‫ك فِي َش ْي ٍء ِإاَّل زَ انَهُ َولَ ْم يُ ْنزَ ْع‬
ُ َ‫ق لَ ْم ي‬ `ِ ‫ك بِتَ ْق َوى هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل َوال ِّر ْف‬
َ ‫ق فَِإ َّن ال ِّر ْف‬ ِ ‫عَاِئ َشةُ َعلَ ْي‬
ُ‫ق ِم ْن َش ْي ٍء ِإاَّل َشانَه‬ ُ ‫ال ِّر ْف‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Hajjaj dan Ibnu Numair


keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Syarik dari Al Miqdam
bin Syuraih, berkata Ibnu Numair, Al Harits dari Ayahnya berkata; saya
bertanya kepada Aisyah; "Apakah Rasulullah SAW pernah keluar ke wilayah
pelosok?" ia menjawab, "Ya, ke lembah ini." Ia berkata, "Beliau pernah pergi
ke wilayah plosok, lalu beliau mengirimkan seokor hewan sedekah untukku,
beliau memberiku unta betina." Hajjaj berkata, "Unta tersebut belum pernah
dikendarai." Beliau bersabda, "Wahai Aisyah, hendaknya kamu bertakwa
kepada Allah 'Azza wa Jalla dan berbuatlah lemah lembut, karena tidaklah
sifat lemah lembut itu ada pada seseorang kecuali akan memuliakannya. Dan,
tidaklah sifat itu dicabut dari seseorang kecuali akan menghinakannya." (H.R
Ahmad No. 24679)

6
Kelompok 6

‫الز ْه ِريِّ ع َْن عُرْ َوةَ ع َْن عَاِئ َشةَ ع َْن‬ ُّ ‫اع ُّي ع َْن‬ ِ َ‫ال َح َّدثَنَا اَأْلوْ ز‬َ َ‫ب ق‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ُمصْ َع‬
‫ق فِي اَأْل ْم ِر ُكلِّ ِه‬
َ ‫ال ِإ َّن هَّللا َ َع َّز َو َج َّل يُ ِحبُّ الرِّ ْف‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َ ‫النَّبِ ِّي‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mush’ab, dia


berkata : telah menceritakan kepada kami Al-Auza’I dari Az-Zuhri, dari
Urwah dari Aisyah dari Nabi Shaullallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menyukai sifat lemah lembut pada
semua Perkara.” (H.R Ahmad No. 23414)

Beberapa hadits di atas menjelaskan bahwa Allah swt memiliki dan


mencintai sifat lemah lembut serta memerintahkan kepada kita untuk memiliki
dan menerapkan sifat lemah lembut tersebut dalam kehidupan. Sikap lemah
lembut merupakan pangkal suatu kebaikan yang akan mendatangkan
kebaikan-kebaikan lainnya. Perbuatan yang baik akan menjadi kurang
bermanfaat bagi sesorang apabila tidak diiringi dengan sikap lemah lembut.
Contohnya; seorang guru yang menasehati muridnya dengan perkataan kasar
dan menyakiti hati, maka nasehat tersebut akan sulit diterima oleh mereka.
Imam An-Nawawi memberikan penjelasan tentang beberapa keutamaan sifat
lemah lembut. Keutamaan tersebut di antaranya; sikap lemah lembut dapat
diterapkan dalam bersikap, kasar merupakan sifat tercela, kelembutan dapat
mendatangkan kebaikan, kelembuatan akan diberikan pahala oleh Allah swt,
serta lemah lembut merupakan salah satu sifat Allah SWT. Jadi, seorang
konselor yang tidak mempunyai sifat kelembutan, maka dalam melakukan proses
konseling akan menciptakan suasana yang kaku atau tidak nyaman akibatnya akan
tercipta suasana yang tidak menyenangkan.

C. Dampak Mengabaikan Sifat Lemah Lembut

Sifat lemah lembut sangat banyak manfaat dan keutamaan bagi siapa
saja yang mengamalkannya. Mengabaikan sifat lemah lembut berarti
mengabaikan kebaikan yang akan diperolah dengan sifat tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya kerugian bagi dirinya. Sifat kasar dalam bahasa arab
disebut Al-‘Unf (‫ العنف‬.(Rasul shallahu alaihi wasallam menganjurkan kepada

7
Kelompok 6

kita untuk menjauhi sifat kasar. Hal ini sesuai dengan hadits nabi Muhammada
saw sebagai berikut:

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَالُوا السَّا ُم َعلَ ْي ُك ْم‬


َ ‫ي‬َّ ِ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهَا َأ َّن يَهُو َد َأتَوْ ا النَّب‬ ِ ‫ع َْن عَاِئ َشةَ َر‬
‫َّاك‬
ِ ‫ق َوِإي‬ ِ ‫ب هَّللا ُ َعلَ ْي ُك ْم قَا َل َم ْهاًل يَا عَاِئ َشةُ َعلَي‬
`ِ ‫ْك بِالرِّ ْف‬ َ ‫َض‬ِ ‫ت عَاِئ َشةُ َعلَ ْي ُك ْم َولَ َعنَ ُك ْم هَّللا ُ َوغ‬ْ َ‫فَقَال‬
`ُ ‫ت َعلَ ْي ِه ْم فَيُ ْستَ َج‬
‫اب‬ ُ ‫ت َأ َولَ ْم تَ ْس َم ْع َما قَالُوا قَا َل َأ َولَ ْم تَ ْس َم ِعي` َما قُ ْل‬
ُ ‫ت َر َد ْد‬ َ ْ‫َو ْال ُع ْنفَ َو ْالفُح‬
ْ َ‫ش قَال‬
َّ ِ‫لِي فِي ِه ْم َواَل يُ ْست ََجابُ لَهُ ْم ف‬
‫ي‬

Artinya : “Dari Aisyah radhiallahu'anha bahwa sekelompok orang Yahudi


datang kepada Nabi SAW sambil berkata, "Kebinasaan atasmu." Maka
Aisyah berkata, "Semoga atas kalian juga, dan semoga laknat dan murka
Allah juga menimpa kalian." Beliau bersabda, "Tenanglah wahai Aisyah,
berlemah lembutlah dan janganlah kamu bersikeras dan janganlah kamu
berkata keji." Aisyah berkata, "Apakah Anda tidak mendengar apa yang
mereka katakan?" beliau bersabda, "Tidakkah kamu mendengar apa yang
saya ucapkan, saya telah membalasnya, adapun jawabanku akan dikabulkan
sementara doa mereka tidak akan diijabahi." (H. R Bukhari No.6030)

Hadits di atas menegaskan bahwa nabi Muhammad shallahu alaihi


wasallam menganjurkan kepada kita untuk bersikap lemah lembut dan
menghindari sifat kasar dan perkataan kotor dalam berbagai situasi dan
kondisi. Sikap lemah lembut dianjurkan supaya tetap diterapkan kepada orang
yang berbuat kasar kepada kita bahkan membalas keburukan seseorang
dengan kebaikan. Membalas keburukan dengan keburukan merupakan sifat
tercela dan dilarang oleh Allah swt. Dampak mengabaikan sifat lemah lembut
di antaranya; terputusnya silaturrahmi, memecahkan persatuan dan kesatuan,
menyakiti hati orang lain, munculnya sifat marah dan dendam, menimbulkan
permusuhan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim perlu
menerapkan sifat lemah lembut dalam menjalin hubungan dengan sesama
ummat (hablum minan nas).

8
Kelompok 6

D. Hubungan Sifat Lemah Lembut Dengan Bimbingan Konseling Islam

Dalam melaksanakan tugas, seorang konselor akan berhadapan


dengan tipe klien yang unik. Masalah dan problematika yang sedang dihadapi
dapat membuat klien kehilangan keseimbangan dalam berbicara, bersikap dan
bertindak.

Untuk itu semua diperlukan kesabaran dan lemah lembut konselor.


Dalam hal ini konselor hendaknya mampu menerima klien apa adanya dengan
penuh kesabaran dan sikap lemah lembut terhadap klien. Konselor agar dapat
mengarahkan klien dengan sikap sabar dan lemah lembut ke arah yang lebih
baik.
Sikap lemah lembut merupakan sikap yang tidak bisa dipisahkan dari
sikap kasih sayang yang harus dimiliki oleh konselor. Demikiannya halnya
Rosulullah SAW, sebagai konselor umat sepanjang zaman, juga memiliki
akhlak yang lemah lembut.

9
Kelompok 6

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa sifat lemah lembut menjadi kunci
dasar terpujinya sikap seorang muslim baik dalam bertutur sapa atau dalam
bertindak. Sifat lemah lembut mendatangkan pahala dan kebaikan dalam
setiap perbuatan. Sifat lemah lembut tidak terbatas kepada manusia bahwa
kepada seluruh makhluk hidup termasuk hewan. Mengabaikan sifat lemah
lembut adalah sifat tercela yang akan mendatangkan kerugian, keputusan yang
keliru, menimbulkan sakit hati, marah, dendam dan perpecahan.
Dan bahwa penting bagi seorang konselor memiliki kompetensi dalam
membantu mengentaskan masalah klien. Khsusunya pada kompetensi
kepribadian, seorang konselor mesti memiliki kepribadian yang menjadi
panutan atau tauladan bagi kliennya. hal ini mesti diperhatikan karena untuk
mengubah tingkah laku bermalasalah itu akan lebik baik ada yang dijadikan
panutan bagi seseorang yang bermasalah dalam hal ini konselor. Bagaimana
seorang konselor akan membantu seorang klien yang tidak mampu bertutur
kata sopan, lemah lembut kepada orang-orang di sekitarnya.

B. Saran
Penulis mengharapkan bahwa kita mahasiswa/I yang akan menjadi
calon konselor dapat mengambil surii tauldan dari Rasulullah SAW dalam
berakhlak, salah satunya bersikap lemah lembut dalam menghadapi klien kita
dimasa depan.

10
Kelompok 6

DAFTAR PUSTAKA

Muslimah, Muslimah. "Etika Komunikasi dalam Persfektif Islam." Sosial Budaya


13, no. 2 (2017): 115-125.
Onong Uchjana Efendi. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992.
Sarjono. DD., Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Agama
Islam, 2008.
Suharto, Suharto. "Komunikasi Dakwah: Interaksi Dan Integrasi Media Sosial."
AlMishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi 9, no. 1 (2013): 89-100.
Dahlan, Hanif M. "Komunikasi lemah Lembut dalam Studi Hadits." AT-TANZIR:
Jurnal Ilmiah Prodi Komunikasi Penyiaran Islam(2020):48-62.
Suhendra, Marta. "Kepribadian konselor dalam perspektif Islam." Jurnal Al-
Taujih:
Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami 2.1 (2016): 91-105.

11

Anda mungkin juga menyukai