Disusun Oleh :
Putri Nuriyana (3120170047)
1
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan
Mahmud II.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Turki Usmani, Islam menunjukkan kegagahan yang luar
biasa serta dapat menyambung usaha dan kemegahan kekuasaan Islam pada masa
sebelumnya. Kerajaan Turki Usmani mampu menguasai hampir seluruh wilayah di tiga
benua, yaitu: Asia, Afrika dan Eropa. Namun kekuasaan Usmani yang dimulai sejak tahun
1300 M, dan berakhir tahun 1924 M ini tidak selamanya mulus. Berbagai usaha untuk
menghancurkan kekuatan Turki Usmani dilakukan oleh lawan-lawan mereka terutama dari
bangsa-bangsa Eropa yang beragama Kristen. Sejak abad ke-17, diakibatkan oleh kekalahan-
kekalahan yang dialami Turki Usmani dalam peperangan melawan negara-negara Eropa
mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan Usmani untuk menyelidiki sebab-sebab
kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan
Eropa terutama Perancis sebagai negara yang termuka waktu itu.
Para pembaharu pertama di abad pertengahan ini pada awalnya berlandaskan
peraturan yang digariskan Sultan Sulaiman yang menentang kemungkinan pengaruh kekuatan
Kristen Eropa atas kaum muslim. Para modernis menganggap perlunya kerajaan Turki untuk
mengadopsi metode yang dimiliki bangsa Eropa dalam pendidikan kemiliteran, organisasi
dan administrasi untuk menciptakan suatu perubahan di bidang pendidikan, ekonomi, dan
sosial yang mendukung terbentuknya negara modern.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil Sultan Mahmud 2 ?
2. Bagaimana Pembaharuan pemikiran Sultan Mahmud 2 ?
3. Bagaimana Sultan Mahmud 2 dalam melakukan pembaruan ?
A. Tujuan
1. Kita dapat mengetahui profil atau biografi sosok Sultan Mahmud 2
2. Kita dapat mengetahui dan memahami Pembaharuan pemikiran yang dilakukan
Sultan Mahmud 2.
3. Kita dapat mengetahui dan memahami upaya Sultan Mahmud 2 dalam melakukan
pembaruan.
4
BAB I1
PEMBAHASAN
5
B. Pembaruan Sultan Mahmud II
Sultan Mahmud II adalah seorang sultan pada Kerajaan Usmani. Beliau merupakan
pemikir pembaharuan yang banyak berpengaruh pada golongan pemerintah. Ide-ide
pembaharuannya diperoleh dari Duta Besar beliau, Sadik Rif'at di Wina. Sadik Rif'at inilah
yang mengirim laporan-laporan tentang kemajuan Eropa kepada Menteri Luar Negeri
Mustafa Rasyid Pasya di Istambul. Adapun pembaruan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud
II yaitu:
1. Pembaruan Dibidang Militer
Usaha pembaruan dibidang militer Sultan Mahmud II membentuk korp baru sebagai
organisasi militer Jenisseri, organisasi ini disetujui oleh perwira-perwira tinggi, tetapi
perwira-perwira bawahan mengambil sikap menolak. Akhirnya tentara Jenisser memberontak
dan menghancrkan garnisum mereka.
Pada tahun 1826 Sultan Mahmud II membentuk suatu korp tentara baru yang diasuh
oleh pelatih-pelatih yang dikirim oleh Muhammad Ali Pasya dari Mesir. Dan usaha
perampasan terhadap Jenisser tetap dilakukan sehingga kurang lebih seribu Jenisser mati
terbunuh. Tempat-tempat mereka berkumpul dihancurkan oleh pendukung-pendukung
mereka dari golongan sipil ditangkapi, dan Jenesseri dibubarkan. Dengan hilangnya
Jenesseri, golongan ulama yang anti pembaruan juga sudah lemah kekuatannya, dan semua
kekuatan Jenesseri hampir tidak ada lagi, maka usaha-usaha pembaruan dilakukan Usmani
pada abad 19 mulai dapat berjalan dengan lancar.
Demikianlah usaha-usaha pembaruan yang telah dilakukan oleh Sultan Mahmud II
khususnya pembaruan dalam bidang militer. Usaha-usaha pembaruan yang telah
dilakukannya itu sebenarnya sudah lama berada dalam pemikirannya seperti sultan-sultan
lainnya.
2. Pembaruan Dibidang Pendidikan
Pembaruan penting yang diadakan oleh Sultan Mahmud II dan yang kemudian
mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pembaruan di Kerajaan Usmani ialah
pembaharuan dalam bidang pendidikan. Seperti halnya di Dunia Islam lain di zaman itu,
Madrasah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan umum yang ada di Kerajaan Usmani.
Di Madrasah hanya diajarkan agama sedangkan pengetahuan umum tidak diajarkan. Sultan
Mahmud II sadar bahwa pendidikan Madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan
zaman abad ke-19
6
Pada sisi lain, orang tua kurang minat memasukkan anak-anak mereka ke madrasah, lebih
mengutamakan mengirim anak-anak mereka belajar keterampilan secara praktis di
perusahaan-perusahaan insdustri tangan. Kebiasaan tersebut menambah jumlah buta huruf di
daulah Turki Usmani. Untuk menanggulangi masalah tersebut, Sultan Mahmud II
mengeluarkan perintah supaya anak umur dewasa jangan dihalangi masuk madrasah, ia
melakukan perubahan kurikulum di madrasah dengan menambah pengetahuan umum.
Disamping itu, Sultan Mahmud II mendirikan dua sekolah pengetahuan umum, yakni
Mekteb-i Ulum-u Edebiye (sekolah sastra) dan Mekteb-i Ma’arif (sekolah pengetahuan
umum). Siswa yang diterima di sekolah tersebut adalah tamatan madrasah yang mempunyai
prestasi tinggi. Sekolah Mekteb-i Ma’arif (sekolah pengetahuan umum) dalam kurikulumnya
selain pengetahuan agama, juga pengetahuan umum seperti bahasa Perancis, ilmu bumi, ilmu
ukur, sejarah dan ilmu politik. Dan juga dalam kurikulumnya adalah mendidik anak untuk
menjadi pegawai administrasi. Sekolah Mekteb-i Ulum-u Edebiye (sekolah sastra) dalam
kurikulumnya selain pengetahuan agama dan bahasa Arab seperti Makteb-i Ma’arif, juga
disediakan penerjemah-penerjemah untuk keperluan pemerintah.
7
kuasa mutlak untuk menjatuhkan hukuman mati hanya dengan isyarat tangan. Dengan adanya
peraturan baru, hal tersebut dihapuskan dan sebagai gantinya hukuman mati hanya bisa
diputuskan oleh Qadhi (hakim). Dan Penyitaan harta milik orang yang terkena hukuman mati
oleh negara juga dihapuskan.
Sultan Mahmud II juga mengadakan perubahan dalam organisasi kerajaan Usmani,
menurut tradisi kerajaan Usmani dikepalai oleh seorang Sultan yang mempunyai kekuasaan
duniawi dan kekuasaan ukhrawi. Sebagai penguasa duniawi ia memberi gelar Sultan, dan
sebagai penguasa ukhrawi ia memberi gelar Khalifah.
Dalam melaksanakan kedua kekuasaan tersebut, Sultan dibantu
oleh ‘’Sadrazam’’ untuk urusan pemerintahan dan Syaikh al-Islam untuk urusan keagamaan.
Namun kemudian, kedudukan Sadrazam ini dihapus dan diganti dengan jabatan Perdana
Menteri yang membawahi menteri-menteri (luar negeri, dalam negeri, keuangan, dan
pendidikan). Setiap menteri mengepalai departemen yang sifatnya otonom. Jadi, tugas
perdana menteri adalah sebagai penghubung antara sultan dan para menteri sehingga
kekuasaannya jauh berkurang dibanding Sadr al-A’zam.
Sedangkan kekuasaan yudikatif yang berada di tangan Sadrazam dahulu, dipindahkan
ke tangan Syaikh al-Islam. Tetapi dalam sistem baru ini, di samping hukum syari’at diadakan
pula hukum sekuler, dan Syaikh al-Islam hanya menangani hukum syari’at, sedangkan
hukum sekuler diserahkan kepada Departemen Perancang Hukum. Sultan inilah yang
pertama di kerajaan Usmani mengadakan perbedaan antara urusan agama dan urusan dunia
yang pada masa selanjutnya membawa kepada adanya hukum sekuler di samping hukum-
hukum syariat.
Pembaharuan-pembaharuan yang diadakan Sultan Mahmud II di ataslah yang menjadi
dasar bagi pemikiran dan usaha pembaharuan selanjutnya di Kerajaan Usmani abad ke-19
dan Turki abad ke-20.
8
dengan mencoba mengadakan perbaikan pada sumber-sumber perekonomian di sector
pertanian. Kemudian ia mengaktifkan kembali sumber perekonomian dengan menghapus
segala bentuk peraturan yang dibuat oleh tuan tanah dan tuan feudal. Sebagai
gantinya Sultan Mahmud II mengambil alih control atas pengawasan pajak dan
merencanakan serta mengatur system wakaf, juga membatasi penguasaan daerah atas hak
kepemilikan dan penggunaan tanah. Dengan demikian pemerintah pusat akan mendapatkan
dana yang cukup besar.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua faktor utama yang
mendorong Sultan Mahmud II untuk melaksanakan pembaharuan di Turki ,yaitu:
1. Faktor internal ialah bahwa ia menyadari ketidak suksesan para pendahulunya dalam
gerakan pembaharuan di kerajaan Turki Usmani disebabkan oleh perlawanan keras yang
berasal dari korps tentara Yenisseri yang bekerja sama dengan para ulama yang anti
pembaharuan. Masalah ini dapat diatasi dengan baik oleh Sultan Mahmud II setelah ia
menghancurkan kekuatan Yenisseri pada tahun 1926 Masehi.
2. Faktor eksternal adalah merupakan keinginan Sultan Mahmud II untuk mengetahui dan
untuk mempelajari rahasia kesuksesan dan kemajuan Barat. Pada mulanya semata-mata
bersifat teknik dan militer dan selanjutnya berkembang di bidang lain, yaitu bidang
pendidikan, bidang ekonomi dan politik.
DAFTAR PUSTAKA
http://paudstaialgazalibone.blogspot.com/2013/09/sultan-mahmud-ii.html?m=1
10