Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM


“ SULTAN MAHMUD II(1785-1839)”

Guru Pembimbing :
Drs.Nuryanto
Disusun Oleh :
1. Muhammad Murdani Nur Huda (Absen 14)
2. Muhammad Syarifudin Ibrahim (Absen 16)
3. Sinta Lestari (Absen 26)
4. Siti Idayatul Nurkhasanah (Absen 27)
5. Vicky Dwi Saputra (Absen 34)

TEKNIK PENGOLAHAN MINYAK GAS, dan PETROKIMIA 2


2020

1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia NYA,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya,guna menambah wawasan kami dalam mengenal
tokoh tokoh pembaharuan islam pada masa modern.Makalah ini berjudul“SULTAN
MAHMUD II”.
Makalah ini berisi tentang Perkembangan dunia Islam pada zaman Turki
Usmani,.Biografi Sultan Mahmud II,Usaha pembaruan yang dilakukan sultan
mahmud II,
Makalah ini dapat terselesaikan itu semua tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak,oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan
dukungan yang telah di berikan.
Meski telah disusun secara maksimal,kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna dikarenakan,pengalaman dan pengetahuan kami yang terbatas,oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.,
Demikian yang dapat kami sampaikan,semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.

Tuban,18 Maret 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................4

1.1 Latar Belakang..............................................................4

1.2 Tujuan Pembuatan Makalah..........................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................6

2.1 Biografi Sultan Mahmud II........................................7

2.2 Usaha-Usaha Pembaruan Sultan Mahmid II...............8


BAB III PENUTUP.................................................................12

3.1 Kesimpulan...........................................................12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa pemerintahan Turki Usmani, Islam menunjukkan kegagah


perkasaannya yang luar biasa serta dapat menyambung usaha dan kemegahan
kekuasaan Islam pada masa sebelumnya (Hamka, 1975:202). Kerajaan Turki Usmani
mampu menguasai hamper seluruh wilayah di tiga benua, yaitu:Asia, Afrika dan
Eropa. Namun kekuasaan Usmani yang dimulai sejak tahun 1300 M, dan berakhir
tahun 1924 M ini tidak selamanya mulus. Berbagai usaha untuk menghancurkan
kekuatan Turki Usmani dilakukan oleh lawan-lawan mereka terutama dari bangsa-
bangsa Eropa yang beragama Kristen.
Sejak abad ke-17, diakibatkan oleh kekalahan-kekalahan yang dialami Turki
Usmani dalam peperangan melawan negara-negara Eropa mendorong raja-raja dan
pemuka-pemuka kerajaan Usmani untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka
dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa
terutama Perancis sebagai negara yang termuka waktu itu.
Program restorasi integritas politik dan efektifitas kekuatan militer yang dimiliki
kerajaan Turki Usmani mulai dkonsep. Para pembaharu pertama di abad pertengahan
ini pada awalnya berlandaskan peraturan yang digariskan Sultan Sulaiman yang
menentang kemungkinan pengaruh kekuatan Kristen Eropa atas kaum muslim. Para
modernis menganggap perlunya kerajaan Turki untuk mengadopsi metode yang
dimiliki bangsa Eropa dalam pendidikan kemiliteran, organisasi dan administrasi
untuk menciptakan suatu perubahan di bidang pendidikan, ekonomi, dan social yang
mendukung terbentuknya negara modern.
Sangat disayangkan, usaha-usaha pembaharuan pada abad ke-17 dan ke-18 di
Turki mendapat tantangan keras dari dua golongan yang berpengaruh dalam
masyarakat. Dari satu pihak, tantangan dilancarkan oleh tentara tetap yang dikenal
dengan nama Yennisseri (pasukan baru). Mereka mempunyai hubungan erat dengan
tarekat Bektasyi yang besar pengaruhnya dalam masyarakat. Yenisseri dibentuk di
abad ke-14, dan sejak abad ke-17 Yenisseri menguasai suasana politik di kerajaan ini.
Sultan-sultan yang tidak dikuasai mereka jatuhkan dan bunuh. Tantangan lain datang
dari pihak kaum ulama. Ide-ide baru yang didatangkan dari Eropa itu bertentangan
dengan faham tradisional yang terdapat di kalangan umat Islam dan pembaharuan
akan membawa perubahan-perubahan yang tidak menguntungkan bagi kaum ulama.
Dalam

4
menentang usaha-usaha pembaharuan ini, kaum ulama dan Yenisseri menjalin
kerjasama yang baik. (Nasution,1996:17-18)
Usaha pembaharuan kedua dimulai di Periode modern (abad ke-19), setelah
Yenisseri berhasil dihancurkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826.
Pembaharuan inilah yang pada akhirnya membawa perubahan-perubahan di Turki.

1.2 Tujuan Pembuatan Makalah


Makalah ini dibuat agar siswa kelas XI-PMGP 2 lebih memahami materi BAB 11
yaitu tentang “Menelaah Perkembangan Islam pada Masa Modern”,dan lebih tahu
tentang salah seorang tokoh yang berjasa dalam perkembangan dan pembaruan
Islam.

5
6
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Sultan Mahmud II

Ia adalah sultan ke-33 dari kerajaan Turki Usmani. Di angkat menjadi sultan
pada tanggal 28 Juli 1808 M menggantikan kakaknya Mustafa IV. Ayahnya bernama
Abdul Hamid I.1[1] Dalam suatu pemberontakan tentara yenisseri pada masa
pemerintahan Mustafa IV ,semua anggota keluarga kerajaan Usmani terbunuh ,
kecuali Mahmud II. Dalam kondisi demikianlah Mahmud II naik tahta.
Mahmud II lahir pada tahun 1785 M dan meninggal pada tahun 1839 M. sejak
kecil ia memperoleh pendidikan tradisional di bidang agama dan juga pendidikan di
bidang pemerintahan dan sastra (Sastra Arab, Turki dan Persi).
Situasi Kerajaan Usmani di awal pemerintahannya digambarkan sebagai
kondisi yang melahirkan keputusasaan, karena wilayahnya yang sangat luas itu tidak
mampu lagi secara efektif diawasi oleh pemerintah pusat. Selain itu, pada awal
pemerintahannya pula Mahmud II disibukkan dengan peperangan melawan Rusia
untuk menundukkan daerah-daerah yang mempunyai otonomi besar. Peperangan
dengan Rusia selesai pada tahun 1812 M dan kekuasaan otonomi daerah akhirnya
dapat ia perkecil kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah
otonomi lain di Eropa.2

7
Setelah kekuasaanya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Turki Usmani
bertambah kuat, Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai
usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada dalam pemikirannya.
2.2 Usaha - Usaha Pembaharuan Sultan Mahmud II
Kurang lebih berkuasa selama 32 tahun, Sultan Mahmud II telah melakukan
pembaharuan-pembaharuan meliputi berbagai bidang:

2.2    USAHA-USAHA PEMBAHARUAN SULTAN MAHMUD II


1)      Bidang Militer
Ketika Sultan Mahmud naik tahta dan menjadi Sultan di kerajaan Turki,
Mahmud II memusatkan perhatiannya pada berbagai perubahan internal. Perbaikan
internal tersebut dipusatkan pada rekonstruksi kekuatan angkatan bersenjata kerajaan
sehingga menjadi kekuatan yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kebijaksanaan ini menjadikan dirinya sebagai musuh kelompok militer lama
yang dikenal dengan Yennisseri setelah kekuasaanya semakin kuat, Sultan Mahmud II
membentuk suatu korps tentara baru sejumlah 40.000 muslim yang disebut Mu’allim
Iskinji (pasukan terlatih). Tentara baru ini dilatih oleh tokoh-tokoh militer yang
dikirim oleh Muhammad Ali Pasya dari Mesir. Sultan Mahmud II menjauhi
pemakaian pelatih-pelatih Barat atau Kristen yang di masa lampau mendapat
tantangan dari pihak yang tidak setuju dengan pembaharuan.
Pada awalnya perwira-perwira tinggi Yenisseri menyetujui pembentukan
korps baru itu, sementara perwira-perwira menengah ke bawah mengambil sikap
menolak. Beberapa hari sebelum korps baru itu mengadakan parade, Yenisseri
berontak. Dengan mendapat restu dari mufti besar kerajaan Usmani, Sultan
memerintahkan untuk mengepung Yenisseri yang sedang berontak dan memukuli
garnisun dengan meriam. Sehingga korps yang berusia sekitar lima abad itu hancur
seketika. Tarekat Bektasyi yang selama inidikenal banyak mempunyai anggota dari
kalangan Yenisseri sendiri dihapuskan.
Usaha untuk membubarkan Bektasyi serta menghapuskan korps Yenisseri
merupakan strategi yang tepat, karena dengan habisnya dua kekuatan tersebut,
kelompok masyarakat yang anti pembaharuan menjadi lemah. Disamping itu kerajaan
Usmani telah memiliki pasukan elit baru yang sudah jelas mendukung segala
kebijaksanaan dan pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II.
Pada tahun 1830, Sultan Mahmud II mendirikan sekolah militer dengan
mendatangkan tenaga-tenaga ahli dari Eropa dan Rusia. Kemudian Sultan Mendirikan
Akademi Militer di tahun 1840. Pengembangan pendidikan kemiliteran ini disamping
didukung oleh tenaga-tenaga professional yang dikirim oleh Muhammad Ali Pasya

8
dari Mesir, Sultan Mahmud II juga mengirim pelajar-pelajar ke Eropa untuk
mendalami ilmu kemiliteran.
2)      Bidang Pemerintahan
Aspek terpenting yang dilaksanakan Mahmud II dalam bidang pemerintahan
adalam merombak sistem kekuasaan di tingkat penguasa puncak. Menurut tradisi
kerajaan Usmani, raja-raja Turki bergelar sultan dan khalifah sekaligus. Sultan
menguasai kekuasaan duniawi dan khalifah berkuasa di bidang agama atau spiritual.
Dalam melaksanakan kedua kekuasaan tersebut, Sultan dibantu oleh dua
pegawai tinggi yaitu sadrazam yang bertugas menangani urusan pemerintahan dan
syaikh al-Islam yang bertugas menangani urusan keagamaan. Keduanya tidak
mempunyai hak yang sama dalam soal pemerintahan dan hanya melaksanakan
perintah sultan. Di kota sultan berhalangan atau bepergian, ia diganti oleh sadrazam
dalam menjalankan tugas pemerintahan. Sebagai wakil sultan, sadrazam mempunyai
kekuasaan yang sangat besar sekali.
Akan tetapi, oleh Sultan Mahmud II kedudukan sadrazam sebagai pelaksana
tunggal dihapuskan, dan sebagai penggantinya ia membentuk Perdana Menteri
(Baskevi) yang membawahi para menteri untuk urusan dalam negeri, luar negeri,
keuangan, dan pendidikan. Departemen yang mereka kepalai mempunyai kedudukan
semi otonom. Perdana Menteri merupakan penghubung antara menteri dan sultan.
Kekuasaan yudikatif yang semula berada di tangan sadrazam berpindah ke
syaikh al-Islam. Dalam system baru ini Sultan Mahmud II membentuk lembaga
hukum sekuler di samping hukum syari’at. Kekuasaan syeikh al-Islam menjadi
sedikit karena hanya menangani masalah syari’at, sedangkan hukum sekuler
diserahkan kepada Dewan Perancang Hukum untuk mengaturnya. Sepanjang sejarah
kerajaan Usmani, Sultan Mahmud II lah yang pertama kali secara tegas mengadakan
perbedaan antara hukum agama dan hukum dunia. Hal ini pada masa-masa
selanjutnya akan membawa hukum sekuler disamping hukum syari’at di kerajaan
Usmani.
Sultan Mahmud II juga dikenal sebagai sultan yang tidak mau terikat pada
tradisi dan tidak segan-segan melanggar adat kebiasaan lama, sebagaimana yang
biasa dilakukan oleh para sultan sebelumnya, yang menganggap diri mereka lebih
tinggi dan tidak pantas bergaul dengan rakyat sehingga menjauhkan diri dari
masyarakat umum. Mengganti pengganti seenaknya dan sekehendak hatinya juga
dihilangkan. Penyitaan negara terhadap harta orang yang dibuang atau yang dihukum
mati juga ditiadakan. Kekuasaan gubernur untuk menjatuhkan hukuman mati dengan
isyarat tangan juga dihapuskan. Hukuman bunuh hanya dapat dikeluarkan oleh

9
hakim, sehingga kekuasaan-kekuasaan luar biasa yang menurut tradisi dimiliki oleh
penguasa-penguasa Usmani dibatasi.
Tradisi-tradisi yang bersifat aristokratif ini dirombak oleh Sultan Mahmud II
dengan mengambil sifat demokratis, dan ia selalu tampil dalam upacara-upacara
resmi kerajaan.
3)      Bidang Pendidikan
Sebelum abad modern, pendidikan di Kerajaan Usmani tidak menjadi
tanggung jawab kerajaan, melainkan ditangani para ulama yang berorientasi hanya
pada pendidikan agama tanpa ada pengetahuan umum. Menurut Sultan Mahmud II,
sistem pendidikan seperti ini tidak mampu menjawab problematika umat di abad
modern. Sementara itu untuk mengubah kurikulum—ketika itu—merupakan suatu
hal yang sangat sulit. Oleh sebab itu, Mahmud II mencari terobosan dengan tetap
membiarkan sekolah tradisional berjalan dan mendirikan dua sekolah umum, yakni
Mekteb-i Ma’arif (Sekolah Pengetahuan Umum) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye
Tibbiye-i (Sekolah Sastra) yang siswanya adalah lulusan terbaik dari madrasah-
madrasah tradisional

Kemudian pada tahun 1838, Sultan Mahmud II mendirikan Dar al-Ulum-u


Hikemiye Ve Mekteb-i Tibbiye-i Sahane, yaitu sekolah kedokteran dan sekolah
pembedahan yang digabungkan menjadi satu. Bahasa pengantar yang dipakai adalah
bahasa Prancis.

Selain dari mendirikan Sekolah Sultan Mahmud II juga mengirim siswa-siswa


ke Eropa yang setelah kembali ke tanah air juga mempunyai pengaruh dalam
penyebaran ide-ide baru di Kerajaan Usmani. Pembaharuan-pembaharuan yang
diadakan Sultan Mahmud II diataslah yang menjadi dasar bagi pemikiran dan usaha
pembaharuan selanjutnya di Kerajaan Usmani abad ke-19 dan Turki abad ke-20.

4)      Bidang Percetakan, Penerjemahan dan Media Massa


Untuk menyebarluaskan gagasan-gagasanya dan mengkomunikasikannya
kepada masyarakat, Sultan Mahmud II mengupayakan bidang publikasi yang
memadai. Pada tahun 1831 ia mengintruksikan berdirinya surat kabar resmi
pemerintah Takvim-I Vekayi surat kabar ini bukan hanya memuat berita dan
pengumuman resmi pemerintah, melainkan juga memuat artikel-artikel mengenai
gagasan-gagasan progresif di Eropa. Oleh sebab itu, Takvim-I Vikayi dinilai
mempunyai pengaruh besar dalam memperkenalkan ide-ide modern kepada
masyarakat Turki.
Disamping penerbitan surat kabar resmi, banyak beredar buku-buku karya
para intelektual dalam bahasa Turki yang memuat tentang ide-ide modern barat.

10
Banyaknya buku dan majalah yang beredar sangat menguntungkan pembaharuan
yang sedang dilakukan oleh Sultan Mahmud II, karena para pembacanya dapat
menerima informasi lebih banyak.
5)      Bidang Ekonomi
Perekonomian merupakan sumber penting bagi pembiayaan dan penyelenggaraan
suatu negara. Kerajaan Turki Usmani mengalami kemerosotan ekonomi, karena tidak
berkembangnya ilmu pengetahuan dan karena beralihnya jalur perdagangan dari Laut
Tengah ke Tanjung Harapan pada tahun 1498, ditambah lagi dengan banyaknya
daerah-daerah yang melepaskan diri dari pemerintah pusat sehingga membawa
dampak pada kelesuan kas negara.
Kemerosotan ekonomi kerajaan Turki Usmani ini, menurut Syalabi3[11]
digambarkan karena hal-hal sebagai berikut:

1.      Tidak ada perdamaian dalam negeri


2.      Penyerahan wilayah-wilayah yang tentunya mengurangi pemasukan pajak
3.      Tidak ada keberanian untuk melakukan usaha-usaha ekonomi oleh kalangan
menengah orang Turki asli
4.      Adanya saudagar-saudagar asing yang memperoleh pendidikan diplomatik dan
militer
5.      Tekanan dari kaum tradisional yang tidak mempunyai wawasan ke depan
Mengingat sebagian besar wilayah Kerajaan Turki Usmani adalah daerah
agraris yang cukup luas, Sultan Mahmud II berusaha untuk mengatasi kelesuan
perekonomian kerajaannya dengan mencoba mengadakan perbaikan pada sumber-
sumber perekonomian di sector pertanian. Kemudian ia mengaktifkan kembali
sumber perekonomian dengan menghapus segala bentuk peraturan yang dibuat oleh
tuan tanah dan tuan feudal. Sebagai gantinya Sultan Mahmud II mengambil alih
control atas pengawasan pajak dan merencanakan serta mengatur system wakaf, juga
membatasi penguasaan daerah atas hak kepemilikan dan penggunaan tanah.4[12].
Dengan demikian pemerintah pusat akan mendapatkan dana yang cukup besar.

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sultan Mahmud II adalah pelopor pembaharuan Islam di Turki. Dia banyak


melakukan pembaharuan (modernisasi) diantaranya:
1. Pembaharuan di bidang militer. Ia membentuk korps tentara baru yang pelatihnya
dikirim dari Mesir oleh Muhammaad Ali Pasya.
2. Sultan Mahmud II menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahan.
3. Kedudukan sadrazam dihapus  dan diganti dengan Perdana Menteri. Kekuasaan
yudikatif yang pada mulanya di tangan sadrazam dipindahkan ke Syekh Islam.
4. Menghapus hukuman mati yang biasa dilakukan para penguasa terhadap
tersangka tanpa melalui prosedur hukum.
5. Menghapus tradisi rakyat Turki, apabila mereka menghadap sultan maka mereka
harus berlutut.
6. Pembaharuan di bidang pendidikan. Dia memasukkan kurikulum pendidikan
umum ke dalam lembaga pendidikan madrasah.

12
7. Mengirim siswa-siswa untuk belajar di Eropa.
8. Mendirikan sekolah Kedokteran, Kemiliteran, Teknik dan Pembedahan.
9. Mengadakan pembaharuan di bidang Ekonomi

13

Anda mungkin juga menyukai