Guru Pembimbing :
Drs.Nuryanto
Disusun Oleh :
1. Muhammad Murdani Nur Huda (Absen 14)
2. Muhammad Syarifudin Ibrahim (Absen 16)
3. Sinta Lestari (Absen 26)
4. Siti Idayatul Nurkhasanah (Absen 27)
5. Vicky Dwi Saputra (Absen 34)
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia NYA,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya,guna menambah wawasan kami dalam mengenal
tokoh tokoh pembaharuan islam pada masa modern.Makalah ini berjudul“SULTAN
MAHMUD II”.
Makalah ini berisi tentang Perkembangan dunia Islam pada zaman Turki
Usmani,.Biografi Sultan Mahmud II,Usaha pembaruan yang dilakukan sultan
mahmud II,
Makalah ini dapat terselesaikan itu semua tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak,oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan
dukungan yang telah di berikan.
Meski telah disusun secara maksimal,kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna dikarenakan,pengalaman dan pengetahuan kami yang terbatas,oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.,
Demikian yang dapat kami sampaikan,semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................6
3.1 Kesimpulan...........................................................12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
menentang usaha-usaha pembaharuan ini, kaum ulama dan Yenisseri menjalin
kerjasama yang baik. (Nasution,1996:17-18)
Usaha pembaharuan kedua dimulai di Periode modern (abad ke-19), setelah
Yenisseri berhasil dihancurkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826.
Pembaharuan inilah yang pada akhirnya membawa perubahan-perubahan di Turki.
5
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Ia adalah sultan ke-33 dari kerajaan Turki Usmani. Di angkat menjadi sultan
pada tanggal 28 Juli 1808 M menggantikan kakaknya Mustafa IV. Ayahnya bernama
Abdul Hamid I.1[1] Dalam suatu pemberontakan tentara yenisseri pada masa
pemerintahan Mustafa IV ,semua anggota keluarga kerajaan Usmani terbunuh ,
kecuali Mahmud II. Dalam kondisi demikianlah Mahmud II naik tahta.
Mahmud II lahir pada tahun 1785 M dan meninggal pada tahun 1839 M. sejak
kecil ia memperoleh pendidikan tradisional di bidang agama dan juga pendidikan di
bidang pemerintahan dan sastra (Sastra Arab, Turki dan Persi).
Situasi Kerajaan Usmani di awal pemerintahannya digambarkan sebagai
kondisi yang melahirkan keputusasaan, karena wilayahnya yang sangat luas itu tidak
mampu lagi secara efektif diawasi oleh pemerintah pusat. Selain itu, pada awal
pemerintahannya pula Mahmud II disibukkan dengan peperangan melawan Rusia
untuk menundukkan daerah-daerah yang mempunyai otonomi besar. Peperangan
dengan Rusia selesai pada tahun 1812 M dan kekuasaan otonomi daerah akhirnya
dapat ia perkecil kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah
otonomi lain di Eropa.2
7
Setelah kekuasaanya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Turki Usmani
bertambah kuat, Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai
usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada dalam pemikirannya.
2.2 Usaha - Usaha Pembaharuan Sultan Mahmud II
Kurang lebih berkuasa selama 32 tahun, Sultan Mahmud II telah melakukan
pembaharuan-pembaharuan meliputi berbagai bidang:
8
dari Mesir, Sultan Mahmud II juga mengirim pelajar-pelajar ke Eropa untuk
mendalami ilmu kemiliteran.
2) Bidang Pemerintahan
Aspek terpenting yang dilaksanakan Mahmud II dalam bidang pemerintahan
adalam merombak sistem kekuasaan di tingkat penguasa puncak. Menurut tradisi
kerajaan Usmani, raja-raja Turki bergelar sultan dan khalifah sekaligus. Sultan
menguasai kekuasaan duniawi dan khalifah berkuasa di bidang agama atau spiritual.
Dalam melaksanakan kedua kekuasaan tersebut, Sultan dibantu oleh dua
pegawai tinggi yaitu sadrazam yang bertugas menangani urusan pemerintahan dan
syaikh al-Islam yang bertugas menangani urusan keagamaan. Keduanya tidak
mempunyai hak yang sama dalam soal pemerintahan dan hanya melaksanakan
perintah sultan. Di kota sultan berhalangan atau bepergian, ia diganti oleh sadrazam
dalam menjalankan tugas pemerintahan. Sebagai wakil sultan, sadrazam mempunyai
kekuasaan yang sangat besar sekali.
Akan tetapi, oleh Sultan Mahmud II kedudukan sadrazam sebagai pelaksana
tunggal dihapuskan, dan sebagai penggantinya ia membentuk Perdana Menteri
(Baskevi) yang membawahi para menteri untuk urusan dalam negeri, luar negeri,
keuangan, dan pendidikan. Departemen yang mereka kepalai mempunyai kedudukan
semi otonom. Perdana Menteri merupakan penghubung antara menteri dan sultan.
Kekuasaan yudikatif yang semula berada di tangan sadrazam berpindah ke
syaikh al-Islam. Dalam system baru ini Sultan Mahmud II membentuk lembaga
hukum sekuler di samping hukum syari’at. Kekuasaan syeikh al-Islam menjadi
sedikit karena hanya menangani masalah syari’at, sedangkan hukum sekuler
diserahkan kepada Dewan Perancang Hukum untuk mengaturnya. Sepanjang sejarah
kerajaan Usmani, Sultan Mahmud II lah yang pertama kali secara tegas mengadakan
perbedaan antara hukum agama dan hukum dunia. Hal ini pada masa-masa
selanjutnya akan membawa hukum sekuler disamping hukum syari’at di kerajaan
Usmani.
Sultan Mahmud II juga dikenal sebagai sultan yang tidak mau terikat pada
tradisi dan tidak segan-segan melanggar adat kebiasaan lama, sebagaimana yang
biasa dilakukan oleh para sultan sebelumnya, yang menganggap diri mereka lebih
tinggi dan tidak pantas bergaul dengan rakyat sehingga menjauhkan diri dari
masyarakat umum. Mengganti pengganti seenaknya dan sekehendak hatinya juga
dihilangkan. Penyitaan negara terhadap harta orang yang dibuang atau yang dihukum
mati juga ditiadakan. Kekuasaan gubernur untuk menjatuhkan hukuman mati dengan
isyarat tangan juga dihapuskan. Hukuman bunuh hanya dapat dikeluarkan oleh
9
hakim, sehingga kekuasaan-kekuasaan luar biasa yang menurut tradisi dimiliki oleh
penguasa-penguasa Usmani dibatasi.
Tradisi-tradisi yang bersifat aristokratif ini dirombak oleh Sultan Mahmud II
dengan mengambil sifat demokratis, dan ia selalu tampil dalam upacara-upacara
resmi kerajaan.
3) Bidang Pendidikan
Sebelum abad modern, pendidikan di Kerajaan Usmani tidak menjadi
tanggung jawab kerajaan, melainkan ditangani para ulama yang berorientasi hanya
pada pendidikan agama tanpa ada pengetahuan umum. Menurut Sultan Mahmud II,
sistem pendidikan seperti ini tidak mampu menjawab problematika umat di abad
modern. Sementara itu untuk mengubah kurikulum—ketika itu—merupakan suatu
hal yang sangat sulit. Oleh sebab itu, Mahmud II mencari terobosan dengan tetap
membiarkan sekolah tradisional berjalan dan mendirikan dua sekolah umum, yakni
Mekteb-i Ma’arif (Sekolah Pengetahuan Umum) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye
Tibbiye-i (Sekolah Sastra) yang siswanya adalah lulusan terbaik dari madrasah-
madrasah tradisional
10
Banyaknya buku dan majalah yang beredar sangat menguntungkan pembaharuan
yang sedang dilakukan oleh Sultan Mahmud II, karena para pembacanya dapat
menerima informasi lebih banyak.
5) Bidang Ekonomi
Perekonomian merupakan sumber penting bagi pembiayaan dan penyelenggaraan
suatu negara. Kerajaan Turki Usmani mengalami kemerosotan ekonomi, karena tidak
berkembangnya ilmu pengetahuan dan karena beralihnya jalur perdagangan dari Laut
Tengah ke Tanjung Harapan pada tahun 1498, ditambah lagi dengan banyaknya
daerah-daerah yang melepaskan diri dari pemerintah pusat sehingga membawa
dampak pada kelesuan kas negara.
Kemerosotan ekonomi kerajaan Turki Usmani ini, menurut Syalabi3[11]
digambarkan karena hal-hal sebagai berikut:
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
7. Mengirim siswa-siswa untuk belajar di Eropa.
8. Mendirikan sekolah Kedokteran, Kemiliteran, Teknik dan Pembedahan.
9. Mengadakan pembaharuan di bidang Ekonomi
13