Anda di halaman 1dari 10

SULTAN MAHMUD II

KELAS XI IPA 6 | KELOMPOK 1

Alan Wasahlan
Annisa Kharisma Amri
Faatin Sabrinatus Zahra
Naufal Ahmad Ash-Shiddiq
Nur Linda Khairun Nisya
Nurul Halimatusa’diah
Putri Fatharani
Sultan Mahmud II (Lahir tanggal 20 Juli 1785-
Wafat tanggal 1 Juli 1839) ialah khalifah Turki
Utsmani ke-33, diangkat menjadi sultan tanggal 28
Juli 1808, menggantikan kakaknya, Mustafa IV,
ayahnya adalah Sultan Salim (khalifah ke-31),
masa pemerintahannya antara 1808-1839. Ia
adalah Khalifah yang mendorong Dunia Islam
meniru Barat.Di Bawah kepemimpinannya sebagai
Daulah Islamiyah Ustmaniyah (Benteng umat
Islam) Turki Utsmani sangat maju pesat dan
Negara maju.

Mahmud II semasa kecilnya selain memperoleh


pendidikan tradisional dalam agama, juga
memperoleh pendidikan dan sastra Arab, Turki
dan Persia.

Dalam suatu pemberontakan tentara Janissary tahun 1808, seluruh anggota keluarga Turki
Utsmani terbunuh kecuali Mahmud II yang berhasil meloloskan diri.Dalam kondisi seperti
inilah Mahmud II naik takhta.

Tahun 1826 Mahmud II membentuk korps tentara baru yang disebut Muallem Eshkinji
dengan maksud menggeser korps tentara lama (Janissary) yang sering ikut campur dan
memberontak terhadap khalifah, tentara Janissary menolak hal ini dan kembali
memberontak, namun dapat dihancurkan oleh Mahmud II, bahkan pengaruh Janissary
akhirnya hilang sama sekali tahun 1831.

Sultan Mahmud II dikenal sebagai sultan yang tidak mau terikat dengan tradisi dan bersikap
demokratis dan banyak melakukan perubahan dalam sistem pemerintahan termasuk
melakukan inovasi baru dalam sistem paspor dan pos.

PAGE 1
Ia diangkat menjadi Sultan pada tahun 1807 dan meninggal pada tahun 1839. Pembaharuan
di Kerajaan Utsmani abad ke19, sama halnya dengan pembaharuan di Mesir, juga dipelopori
oleh Raja. Kalau di Mesir Muhammad Ali Pasyalah raja yang memelopori pembaharuan, di
Kerajaan Utsmani, raja yang menjadi pelopor pembaharuan adalah Sultan Mahmud II. Di
bagian pertama dari masa kesultanannya, ia disibukkan oleh peperangan dengan Rusia dan
usaha menundukkan daerah-daerah yang mempunyai kekuasaan otonomi besar.
Peperangan dengan Rusia selesai pada tahun 1812 dan kekuasaan otonomi daerah akhirnya
dapat ia perkecil kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah otonomi
lain di Eropa.

Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Utsmani bertambah kuat,


Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai usaha-usaha
pembaharuan yang telah lama ada dalam pemikirannya. Sebagaimana sultan-sultan lain,
hal pertama yang menarik perhatiannya ialah pembaharuan di bidang militer. Sultan
Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam, yaitu sebagai
berikut.

a. Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.

b. Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.

c. Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan madrasah.

d. Mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-tenaga administrasi,


dan Maktebi Ulum’i edebiyet yang mempersiapkan tenagatenaga ahli penerjemah.

e. Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.


Terima kasih sudah berkunjung.

PAGE 2
Sultan Mahmud II
Sultan Mahmud II adalah seorang pembaharuan pada kerajaan Usmani tepatnya

pada abad ke-19. Sultan Mahmud dilaharkan pada tahun 1785. Dan Beliau mempunyai latar

belakang pendidikannya antara lain tentang pengetahuan agama, pengetahuan

pemerintahan, sejarah dan sastra arab, Turki dan persia. Sultan Mahmud diangkat menjadi

seorang sultan tepatnya pada tahun 1807 dan meninggal di tahun 1839.

Pada bagiab pertama dari masa kesultananya dia disibukan dengan

peperangan dengan Rusia dan usaha-usaha menundukan daerah-daerah yang mempunyai

otonomi besar. Dan pada tahun 1812 peperangan itu telah selesai dan kekuasaan otonomi

daerah akhirnya dapat diperkecil kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasyha dimesir dan satu

daerah otonomi lain di eropa.

Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan usmani bertambah kuat,

kini Sultan Mahmud II telah melihat bahwa sudah tiba saatnya untuk memulai usaha-

usahanya untuk melakukan pembaharuan dimana sikap tersebut telah lama ia sudah

fikikan. Sebagai sultan lain, hal yang pertama yang menarik perhatiannya ialah

pembaharuan dibidang militer.

Pada tahun 1826 ia membentuk suatu korps tentara baru yang diasuh oleh pelatih

pelatih yang dikirim oleh Muhamad Ali Pasya dari Mesir. Ia menjauhi pemakaian pelatih-

pelatih Eropa atau Kristen yang dimasa lampau mendapat tantangan dari pihak-pihak yang

tidak setuju dengan pembaharuan. Dalam pembentukan korps ini ada pihak-pihak yang

menyetujui dan ada yang tidak setuju dalam pembentukan korps ini. Dan pihak yang

PAGE 3
menyetujui pembentukan itu yaitu para perwira-perwira tinggi Yuniseri dan yang menolak

atas pembentukan itu yaitu para perwira bawahan. Beberapa hari sebelum korps baru itu

mengadakan parade, yuniseri berontak. Dengan restu dari Mufti besar dari kerajaan

Usmani, Sultan member perintah untuk mengepung Yeniseri yang sedang berontak dan

menghujani gernisium mereka dengan tembakan ,meriam. Hal itu menyebabkan

pertumpahan darah dan sekitar seribu Yuniseri meninggal. Tempat-tempat yang menjadi

perkumpulan mereka dihancurkan dan penyokong-penyokong dari golongan sipil

ditangkap. Tarekat Bektsyi, sebagai tarekat yang banyak mempunyai anggota dari kalangan

Yeniseri dibubarkan. Kemudian Yeniseri dibubarkan.

Dengan hilangnya Yeniseri, golongan ulama yang anti pembaharuan kini sudah

melemah. Sokongan Yeniseri dan tarekat Bektasyi sudah tidak ada lagi. Dan kini usaha-

usaha pembabaharuan pada abad 19 dikerajaan Usmani mulai lancar.

Sultan Mahmud sendiri dikenal sosok sultan yang bersifat revolusioner, dimana

beliau tidak mau terikat oleh tradisi lama yang terdapat dalam dalam pemerintahan

sebelumnya. Hal ini diperlihatkan dengan cara Sultan Mahmun dengan melanggar

kebiasaan tradisi lama. Dimana yang sebelumnya sultan-sultan menganggab diri mereka

tinggi dan tidak pantas bergaul dengan masyarakat. Oleh karena itu mereka lebih sering

mengasingkan diri dan menyerahkan soal mengurus rakyat kepada bawahanya. Dengan hal

itu, timbullah anggapan bahwa mereka bukanlah manusia biasa dan pembesar-pembesar

pejabat Negara tidak berani duduk ketika menghadap sultan.

PAGE 4
Dengan kehadiranya Sultan Mahmud II tradisi-tradisi tersebut dilanggar , dimana

tradisi aristokrasi digantikan oleh Sultan Mahmud dengan sikap lebih demokratis. Dengan

sikap demikratisnya, Sultan Mahmud sering muncul dihadapan rakyatnya untuk berbicara

ataupun menggunting pita dalam upacara-upacara resmi. Mentri dan pembesar-pembesar

Negara lainya ia biasakan untuk duduk saat mengahadap. Dan dalam hal pakaian, Sultan

Mahmud mengganti pakaian yang biasan menjadi pakaian kerajaan yang biasa ditentukan

oleh sultan, kini ia ganti dengan pakaian yang biasa atau sederhana. Seakan-akan tanda-

tanda kebesaran telah hilang. Dan yang tidak kalah menariknya Sultan

Mahmud menerapkan budaya barat, dimana rakyat biasa ia anjurkan untuk meninggalkan

pakain-pakain tradisional dan menukarnya dengan pakaian barat. Perubahab tersebut

benar-bear menghilangkan status soial yang nyata pada kelihatan pada pakaian tradisional.

Dalam pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II setidaknya ada tiga sistem

yang ia rubah, diantaranya adalah:

1. Dalam bidang sisitem Hukum

Dalam bidang ini, kekuasaan-kekuasaan luar biasa yang menurut tradisi dimiliki oleh

penguasa-penguasa Usmani ia batasi . kekuasaan Pasya atau gubernur untuk

menjatuhkakan hukuman mati dengan isyarat tangan ia hapuskan. Hukuman bunuh untuk

masa selanjutnya hanya dapat dikeluarkan oleh hakim. Penyitaan Negara terhadap harta

orang yang dibuang atau hukuman mati juga ia tiadakan. Kekuasaan kepala-kepala feudal

untuk mengangkat pengganti dengan sekehendak hati juga ia hilangkan.

2. Perubahan dalan sistem organisasi pemerintahan

PAGE 5
Menurut tradisi dalam pemerintahan kerajaan usmani dikepalai seorang Sultan yang

menjabat dan mempunyai kekuasaaan tamporal atau duniawi dan sepiritual atau

kerohanian. Sebagai penguasa duniawi ia memakai titel Sultan dan sebagai kepala rohanian

umat islam ia memakai gelar khalifah. Dengan demikian kerajaan Usmani mempunyai dua

bentu kekuasaan, kekuasaan pemerntah Negara dan kekuasaan menyiarkan dan membela

islam.

Dalalam pelaksanakan kedua kekuasaan diatas Sultan dibantu oleh dua penggawai

tinggi, sadrazam untuk urusan pemerintahan dan syaik Al-islam untuk urusan keagamaan.

Keduanya tidak mempunyai suara dalam soal pemerintahan dan hanya melaksanakan tugas

dari sultan . dikala sultan sedang berhalangan atau sedang berpergian, ia diantikan oleh

sadrazam dalam menjalankan tugas pemerintahan. Sebagai wakil sultan, sadrazam

mempunyai kekuasaan yang besar sekali.

Kedudukan Sadrazam sebagi pelaksana tunggal dihapuskan oleh Sultan Mahmaud

II dan digantikan oleh seorang perdana mentri yang membawahi mentri-mentri untuk

dalalm negri, luar negri, keuangan dan pemendidikan. Departemen-departemen yang

mereka kepalai mempunyai kedudukan semi-otonom. Perdana mentri merupakan

penghubung antara para mentri dengan sultan. Kekuasaanya sudah jauh dengan kekuasaan

sadarzam.

Kekuasaan yang selama ini ditangan sadarzam kini dipindahkan ke-tangan Syaikh

Al-islam. Tetapi dalam sisitem yang baru ini, disamping hukum Syariat yang digunakan

PAGE 6
diadakan pula hukum sekuler. Yang terletak dibawah kekuasaan syehk islam hanyalah

hukum syariat dan hukum sekuler diserahkan oleh perancang hukum untuk mengaturnya.

Ditahun 1838 keluarlah ketentuan tentang kewajiban-kewajiban Hakim dan pegawai

Negara dan prosedur yang harus dijalani terhadap hakim dan pegawai yang melalaikan

kewajiban. Juga ditentukan hukum terhadap perbuatan korupsi. Dan sultan Mahmud lah

yang pertama kali dikerajaan usmani yang dengan tegas mengadakan perbedaan antara

urusan agama dan urusan pemerintahan.

3.Perubahan dalam bidang pendidikan

Perubahan penting yang diadakan oleh Sultan Mahmud II dan yang kemudian

mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pembaharuan di Kerajaan Usmani ialah

perubahan dalam bidang pendidikan. Seperti halnya di Dunia Islam lain di zaman itu,

Madrasah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan umum yang ada di Kerajaan

Usmani. Di Madrasah hanya diajarkan agama sedangkan p-engetahuan umum tidak

diajarkan. Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan Madrasah tradisional tidak sesuai lagi

dengan tuntutan zaman abad ke-19.

Di masa pemerintahannya orang kurang giat memasukkan anak-anak mereka ke

Madrasah dan mengutamakan mengirim mereka belajar keterampilan secara praktis di

perusahaan industri. Oleh karena itu, ia mengadakan perubahan dalam kurikulum

Madrasah dengan menambah pengetahuan-pengetahuan umum di dalamnya, seperti

halnya di Dunia Islam lain pada waktu itu memang sulit. Madrasah tradisional tetap berjalan

tetapi disampingnya Sultan mendirikan dua sekolah pengetahuan umum. Mekteb-i Ma’arif

PAGE 7
(Sekolah Pengetahuan Umun) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye (Sekolah Sastra). Siswa untuk

kedua sekolah itu dipilih dari lulusan Madrasah yang bermutu tinggi.

Selain itu, Sultan Mahmud II juga mendirikan Sekolah Militer, Sekolah Teknik,

Sekolah Kedokteran dan Sekolah Pembedahan. Lulusan Madrasah banyak meneruskan

pelajaran di sekolah-sekolah yang baru didirikannya. Selain dari mendirikan Sekolah Sultan

Mahmud II juga mengirim siswa-siswa ke Eropa yang setelah kembali ke tanah air juga

mempunyai pengaruh dalam penyebaran ide-ide baru di Kerajaan Usmani.

Pembaharuan-pembaharuan yang diadakan Sultan Mahmud II diataslah yang menjadi dasar

bagi pemikiran dan usaha pembaharuan selanjutnya di Kerajaan Usmani abad ke-19 dan

Turki abad ke-20.

PAGE 8
PAGE 9

Anda mungkin juga menyukai