Daulah Turki Usmani dalam perkembangannya bisa dikatakan cukup gemilang. Pada
masa keemasannya, Islam menyebar sampai ke wilayah Balkan di Eropa Timur. Jika kita
saksikan di Bosnia, mayoritas penduduknya beragama Islam tidak lain karena wilayah
tersebut dahulu menjadi salah satu kekuasaan Turki Usmani. Zaman keemasan Turki Usmani
terjadi pada masa Sultan Sulaiman I yang bergelar al-Qanuni, peletak undang-undang.
Meskipun demikian, proses menuju zaman keemasan sudah dimulai seabad sebelumnya
dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah di daratan Eropa.
Penaklukan Konstantinopel
Kemajuan dan kejayaan Turki Usmani meliputi berbagai bidang, antara lain
wilayahnya yang demikian luas menjangkau daratan Asia, Afrika, dan Eropa bertumpu pada
pasukan militer yang tangguh, yaitu Janissary dan Taujiyah, di samping ada angkatan laut
yang kuat.
1. Bidang Hukum
Sultan Sulaiman adalah peletak peraturan perundang-undangan pada masa keja yaan
Kerajaan Usmani. Segala tindakan dalam masyarakat diatur dengan undang undang yang
harus dipedomani oleh para pejabat Usmani, sehingga Sultan Sulaiman diberi gelar al-
Qanuni. Beliau memberi tugas kepada Ibrahim al-Halabi (w. 1549 M) lahir di Aleppo, imam
dan khatib Masjid Jami' Muhammad al-Fatih di Istanbul-untuk menyusun kitab undang-
undang yang bernama al-Muntaqa al-Abhur, yang berarti.
Pertemuan laut-laut, yang melambangkan luasnya kekuasaan Kerajaan Usmani yang
meliputi berbagai laut beserta daratannya. Kitab tersebut merupakan salah satu buku
terpenting karya ulama Mazhab Hanafi di bidang hukum yang dijadikan rujukan para hakim
pada Kerajaan Usmani.
2. Bidang Militer
Unsur kemiliteran menempati kedudukan penting dalam basis sosial politik Kerajaan
Usmani. Pasukan Usmani berkembang menurut kehendak alam, belum diorganisasi secara
rapi. Oleh sebab itulah, dibentuklah pasukan baru yang personilnya terdiri atas anak-anak
yang dididik secara khusus. Dari sinilah terbentuk pasukan elite Usmani yang bernama
Janissary atau Inkisyariyah (tentara baru). Mereka ditempatkan di asrama militer di
Andrinopel dan Istanbul.
Faktor utama yang yang mendorong kemajuan di bidang militer bagi Kerajaan
Usmani adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri, yaitu mereka memiliki kedisiplinan dan patuh
pada peraturan.
Usmani banyak mengadopsi dan protokoler istana raja-raja Persia, karena ada
hubungan historis yang melatarbelakangi kehidupan Usmani sebelum dan sesudah pindah ke
Asia Barat. Usmani banyak mengikuti sistem organisasi tentara dan pemerintahan
Binzantium yang telah ada lebih dahulu. Usmani juga meneliti dan mengembangkan ilmu
ekonomi, sosial, kemasyarakatan, hukum, dan huruf dari budaya Arab melalui ajaran Islam
yang mereka peluk.
4. Bidang Keagamaan
Masyarakat Turki mempunyai tradisi keagamaan yang kuat. Mereka mewarisi tradisi
itu sejak dari tanah asalnya, yakni Asia Tengah, yang selalu bimbang dan ragu terhadap
kepercayaan lain, kecuali kepercayaan Islam. Mereka menganut Islam Sunni dengan
berpegang pada Mazhab Hanafi. Dalam masyarakat Turki juga berkembang. ajaran tasawuf
atau sufi yang dianut oleh kalangan penguasa maupun kaum awam. Paham sufi lebih
menekankan pada aspek batin daripada aspek lahir dalam kehidupan keagamaan untuk
mendekat diri kepada Allah. Banyak maqam (tingkatan) yang harus dilalui oleh seorang
murid atau calon pengamal ajaran sufi (mutasawwif) sebelum mencapai tingkatan sufi.
Selain Tarekat Maulawiah juga berkembang Tarekat Bektasyi. Tarekat itu
berkembang cukup pesat terutama pada masyarakat awam, termasuk pasukan Janissary.
Namun tarekat itu mengalami surut karena masalah politik, ketika keterlibatan dengan
pasukan Janissary yang membangkang terhadap sultan dan akhirnya dibubarkan oleh Sultan
Mahmud II. pada 1826 M.
Selain itu, berkembang pula Tarekat Naqsyabandiyah di Turki. Tarekat ini sebarkan
oleh Muhammad bin Muhammad Bahauddin Naqsyabandi yang lahir, hidup, hingga wafat
pada tahun 791 H/1389 M di Bukhara. Tarekat ini mengajarkan zikir dalam hati atau zikir
diam, dan tidak disuarakan dengan keras.