Anda di halaman 1dari 3

Nama : ZAHRA ANGGUN WULANDARI

Kelas : IX D

Konferensi Meja Bundar


Latar belakang/penyebab terjadinya Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan karena dunia internasional mengecam
keras perbuatan belanda yang masih berusaha meredam kemerdekaan Indonesia dengan
serangkaian aksi militer. Bahkan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi pada 28
januari 1949 yang mengecam keras aksi militer belanda serta memerintahkan kedua pihak
melakukan perundingan kembali karena perundingan sebelumnya jelas gagal, yakni Renville
dan Linggarjati.
Indonesia dan Belanda kemudian mengadakan perjanjian lain yang dikenal dengan
nama Roem-Roijen (kadang ditulis Roem-Royen) yang tujuannya untuk menyelesaikan
masalah masalah terkait kemerdekaan bangsa Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar
dilaksanakan pada tahun yang sama. Hasil perjanjian ini adalah Indonesia bersedia mengikuti
KMB agar penyerahan kedaulatan disegerakan.

Proses Terjadinya Konferensi Meja Bundar


Agresi Militer II Belanda pada 19 Desember 1948, merupakan pelanggaran terhadap
perjanjian Renville dan mendapatkan kecaman dari dunia internasional. DK PBB, pada
tanggal 28 Januari 1949 mengeluarkan Resolusi 67 yang salah satu isinya adalah melanjutkan
perundingan antara Indonesia dan Belanda.
Belanda yang menerima kecaman dunia Internasional terpaksa memenuhi resolusi DK
PBB untuk melanjutkan perundingan. Perjanjian Roem-Royen ditandatangani pada tanggal 7
Mei 1949, sebagai langkah awal sebelum diadakan konferensi meja bundar. Pada tanggal 6
Juli 1949, Presiden Sukarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta kembali dari
pengasingan. Pada tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949, diadakan Konferensi Inter-
Indonesia untuk menyamakan persepsi antara pemimpin-pemimpin Indonesia dan perwakilan
otoritas yang akan dibentuk dalam RIS. Perwakilan Republik Indonesia untuk menghadiri
Konferensi Meja Bundar (KMB) terbentuk pada tanggal 11 Agustus 1949, dengan dipimpin
oleh Mohammad Hatta.
Konferensi Meja Bundar akhirnya diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus sampai 2
November 1949 di Den Haag, Belanda. Ada dua topik yang paling alot dalam perundingan.
Yang pertama adalah tentang hutang luar negeri pemerintah kolonial Hindia Belanda yang
akhirnya disetujui untuk dibayarkan oleh Indonesia. Yang kedua adalah wilayah Papua
bagian barat yang diklaim oleh Indonesia sebagai wilayahnya namun ditolak oleh Belanda.
Akhirnya disepakati bahwa status Papua bagian barat akan ditentukan dalam perundingan
terpisah yang akan dilaksanakan satu tahun setelah pengakuan kedaulatan.
Hasil paling penting dari KMB ini antara lain adalah pengakuan kedaulatan dari
Belanda atas Indonesia, dan terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS). pada 2
November 1949, Perjanjian Meja Bundar ditandatangani oleh Mohammad Hatta, mewakili
Indonesia.
Tokoh-tokohnya 3. Sultan Hamid II dari Pontianak,
pimpinan delegasi BFO (negara
federal bentukan Belanda)

1. Muhammad Hatta, pemimpin


delegasi Indonesia
4. Johan van Maarseveen, Menteri
Wilayah Seberang Laut dan
pemimpin delegasi Belanda

2. Muhammad Roem, wakil pimpinan


delegasi Indonesia 5. Tom Critchley, diplomat dari
Australia dan pengamat PBB
Akhir dari Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar dilaksanakan setelah beberapa perundingan pendahuluan, di
antaranya perundingan Roem-Royen dan Konferensi Inter-Indonesia

Hasil Atau Isi Keputusan Konferensi Meja Bundar adalah


1. Indonesia menjadi negara Serikat dengan nama : Republik Indonesia Serikat.
2. RIS dan Kerajaan Belanda merupakan UNI, UNI Indonesia- Belanda itu dikepalai
oleh Ratu Kerajaan Belanda.
3. Penyerahan kedaulatan oleh, Belanda kepada Indonesia akan diIakukan selambat-
Iambatnya pada akhir tahun 1949 (Yang benar pengakuan kedaulatan bukan
penyerahan kedaulatan.)
4. Semua hutang bekas Hindia-Belanda akan dipikul RIS.
5. TNI menjadi inti tentera RIS dan berangsur-angsur akan mengambil-alih penjagaan
keamanan di seluruh wilayah RIS.
6. 6.Kedudukan Irian Barat akan ditentukan selama-lamanya 1 tahun sesudah
penyerahan kedaulatan.
7. Keradjaan Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang sepenuhnja kepada
Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat lagi dan tidak dapat ditjabut, dan
karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan
berdaulat.
8. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-ketentuan
pada Konstitusinja, rantjangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada Keradjaan
Nederland. Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnja pada tanggal 30
Desember 1949.

Anda mungkin juga menyukai