Anda di halaman 1dari 21

Kembalinya

NKRI
kelmpok 2
Anggota Kelompok

1.Aisyah putri ramadahani (04)

2. Khoirul Ikhsan (16)

3. Mei Rahma Anggita (18)

4. Prayoga Anwar Mulana (25)

NAMA

NAMA
Peta Konsep

Konferensi meja
bundar

Kembalinya NKRI Republik Serikat


Indonesia

kembali ke RI
Ada tiga pihak yang terlibat dalam
LATAR BELAKANG konferensi Meja Bundar, yakni pihak
kegagalan Belanda untuk meredam Indonesia, pihak Belanda yang diwakili
kemerdekaan Indonesia dengan jalan BFO dan pihak UNCI (United Nations
kekerasan karena adanya kecaman dari Comissioner for Indonesia) selaku
dunia internasional penengah

TEMPAT DAN WAKTU 1. Konferensi


.
diselenggarakan di kota Den Meja Bundar
Haag, Belanda. Waktu
pelaksanaannya diadakan mulai
tanggal 23 Agustus 1949 sampai
2 November 1949.
TUJUAN
Mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan cara
melaksanakan perjanjian-perjanjian yang sudah dibuat antara Republik
Indonesia dengan Belanda, khususnya mengenai pembentukan Negara
Indonesia Serikat (RIS).
Dengan tercapainya kesepakatan Meja Bundar, maka Indonesia telah
diakui sebagai negara yang berdaulat penuh oleh Belanda, walaupun tanpa
Irian Barat
 3 Pihak yg terlibat

diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta


dan terdiri dari 12 delegasi secara
keseluruhan:
Pihak indonesia

pihak Belanda diwakili oleh BFO


(Bijeenkomst voor Federaal Overleg) yang
Pihak belanda mewakili berbagai negara yang diciptakan
Belanda di kepulauan indonesia

Pihak UNCI pihak UNCI atau United Nations Comissioner for


Indonesia bertindak sebagai penengah jalannya
konferensi antara Indonesia dan Belanda. Pembentukan
UNCI dilakukan sebagai penengah dan mediator
perdamaian perselisihan Indonesia dan Belanda
 Kesepakatan Konferensi

1. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai sebuah negara
yang merdeka.
2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949
3. Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama dalam waktu setahun setelah
pengakuan kedaulatan.
4. Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk mengadakan kerjasama antara RIS dan
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
5. Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan
hak-hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
6.. Republik indonesia Serikat harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942.
7. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
8 .Tentara Kerajaan Belanda akan ditarik mundur, sedangkan Tentara Kerajaan Hindia
Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa anggotanya yang diperlukan akan
dimasukkan dalam kesatuan TNI
Kesepakatan Konferensi

1. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai sebuah negara
yang merdeka.
2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949
3. Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama dalam waktu setahun setelah
pengakuan kedaulatan.
4. Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk mengadakan kerjasama antara RIS dan
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
5. Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan
hak-hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
6.. Republik indonesia Serikat harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942.
7. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
8 .Tentara Kerajaan Belanda akan ditarik mundur, sedangkan Tentara Kerajaan Hindia
Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa anggotanya yang diperlukan akan
dimasukkan dalam kesatuan TNI
Kesepakatan Konferensi

Pengesahan dan penandatanganan isi Konferensi Meja Bundar dilakukan pada tanggal 29
Oktober 1949. Hasil KMB ini kemudian disampaikan kepada Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP). Selanjutnya KNIP melakukan sidang pada tanggal 6-14 Desember 1949
untuk membahas hasil dari KMB. Pada akhirnya KNIP menyetujui hasil KMB. Pada 15
Desember 1949, Soekarno sebagai calon tunggal terpilih sebagai presiden Republik
Indonesia Serikat. Indonesia Serikat dibentuk seperti republik federasi berdaulat yang
terdiri dari 16 negara bagian dan merupakan persekutuan dengan Kerajaan Belanda.
Kabinet RIS terbentuk di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta yang menjadi Perdana
Menteri.
2. Republik Indonesia Serikat

 Ide tentang negara yang bersatu dalam sebuah visi


kebangsaan
 dimanifestasikan pada 1949. Lebih tepatnya pada tanggal
27
 Desember.Melalui Konferensi Meja Bundar, tiga pihak
duduk
 berunding. Seperti yang dikutip via Lentera Timur, tiga
pihak itu adalah Negara Kerajaan Belanda, Perhimpunan
untuk Permusyawaratan Federal (BFO) yang terdiri
 dari sejumlah negara dan daerah otonom, dan Negara
Republik Indonesia (NRI). Di sini, dua pihak menyerahkan
kedaulatannya kepada Republik Indonesia Serikat, yakni
Kerajaan Belanda dan Negara Republik Indonesia. Kabinet
Republik Indonesia Serikat atau Kabinet RIS adalah
kabinet yang dibentuk sebagai hasil dari pembentukan
negara Republik Indonesia Serikat setelah pengakuan
kedaulatan dari kekuasaan Kolonial Belanda.
Republik Indonesia Serikat

PEMBENTUKAN KABINET RIS

 Dalam sidang bersama Parlemen dan Senat RIS tanggal 16 Desember 1949 Ir. Soekarno terpilih
sebagai Presiden RIS. Untuk membentuk kabinet, Presiden menunjuk empat orang formatur, dua
orang dari RI yakni Mohammad Hatta dan Sultan Hamengku Buwono IX dan dua orang dari Negara
federal yakni Anak Agung Gde Agung dan Sultan Hamid II.
 Pada tanggal 20 Desember, kabinet RIS terbentuk dengan Mohammad Hatta sebagai Perdana
Menteri. Kabinet ini terdiri atas 13 menteri dan tiga menteri Negara, 11 orang diantaranya
adalah Republiken. Tokoh-tokoh terkemuka yang duduk dalam kabinet ini antara lain dari pihak
Republik Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ir, Djuanda, Mr. Wilopo, Prof. Dr. Supomo, dr.
Leimena, Arnold Mononutu, Ir, Herling Laoh, sedangkan dari BFO adalah Sultan Hamid II dan Ide
Anak Agung Gde Agung.
Susuan Kabinet RIS

dengan mengikutsertakan pihak RI (Yogyakarta) serta PMF

 Perdana Menteri Drs Mohammad Hatta


 Menteri luar Negeri Drs.Mohammad Hatta
 Menteri dalam Negeri Anak Agung Gede Agung
 Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX
 Menteri Kehakiman Prof Mr. Supomo
 Menteri Penerangan Arnold Mononutu
 Menteri Keuangan Mr Syafruddin Prawiranegara
 Menteri Kemakmuran Ir Djuanda
 Menteri Perhubungan Ir Hering Laoh
 Menteri Perburuhan Mr. Wilopo
 Menteri Sosial Mr Moh Kosasih Purwanegara
 Menteri PPK Dr Abu Hanifah
 Menteri Agama KH Wahid Hasyim
Republik Indonesia Serikat

 Kabinet ini merupakan zaken kabinet (yang mengutamakan keahlian anggotaanggotanya) dan
bukan kabinet koalisi yang bersandar pada kekuatan partai-partai 8 politik.
 Kabinet RIS di bawah pimpinan Hatta memerintah sampai dengan tanggal 17 Agustus 1950.
 Tepat hari itu , RIS menjelma menjadi Negara kesatuan Republik Indonesia (RI). Dengan
demikian, Negara federal itu tidak sampai mencapai usia satu tahun . Kabinet Hatta
menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif, walaupun hubungan diplomatik masih lebih
banyak dilakukan dengan negara-negara Barat daripada dengan Negara komunis . Atas
inisiatif pihak RI, pada bulan April 1950 di Jakarta dilangsungkan Konferensi Tingkat
Menteri yang pertama antara Indonesia dan Belanda. Tugas komisi ini ialah mengadakan
penyelidikan di Irian Barat serta melaporkan hasilnya. Konferensi selanjutnya memutuskan
untuk melanjutkan perundingan mengenai masalah Irian Barat atas dasar laporan Komisi dalam
Konferensi Tingkat Menteri Kedua di Den Haag pada tanggal 4 Desember 1950.
Republik Indonesia Serikat

 Delegasi RI yang diketuai oleh Menteri Luar Negeri Mr. Mohammad Roem mengajukan dua
usul kompromi, yaitu agar pengakuan kedaulatan atas Irian Barat dilaksanakan pada tanggal
27 Desember 1950, sedangkan penyerahannya dapat dilaksanakan pada pertengahan tahun
1951.
 Delegasi Indonesia juga memberikan jaminan mengenai kemerdekaan agama, hak-hak 9 asasi
manusia, dan otonomi seluas-seluasnya bagi penduduk Irian Barat serta jaminan perlindungan
atas kepentingan-kepentingan Belanda.
 Sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), pada akhir tahun 1949 dibentuk
Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejalan dengan itu, dibentuk pula Angkatan Perang RIS
(APRIS) yang merupakan gabungan TNI dan KNIL dengan TNI sebagai intinya. Pada bulan
Agustus 1950 RIS dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk Negara kesatuan. APRIS pun
berganti nama menjadi Angkatan Perang RI (APRI).
 Reorganisasi tentara menjadi salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh pemerintah RIS.
Penyelesaian masalah peleburan KNIL harus dilakukan dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan
kedaulatan. Pemerintah RIS membentuk sebuah panitia persiapannasional yang diketuai oleh
Sultan Hamengku Buwono IX.
Republik Indonesia Serikat

 Pemerintahan militer dinyatakan tetap berlaku dalam rangka pemindahan tanggung jawab dari
angakatan perang Belanda kepada APRIS. Pemindahan tanggung jawab dari angkatan perang
Belanda kepada APRIS meliputi materil, personil, dan kependidikan. Setelah KNIL dibubarkan
pada tanggal 26 Juli 1950, sesuai dengan hasil perjanjian KMB, maka seluruh peralatan KNIL
akan diserahkan kepada APRIS.Serah terima dari angkatan perang Belanda kepada APRIS
diwakilkan kepada Gubernur militer dan komandan pasukan angkatan perang Belanda.
 Permasalah psikologis yang timbul antara bekas tentara KNIL dengan tentara APRIS yang
berasal dari unsur TNI disebabkan oleh latar belakang yang berbeda diantara keduanya. TNI
lahir sebagai tentara rakyat yang memperjuangkan kemerdekaan, sedangkan tentara KNIL
adalah tentara yang dibentuk oleh Belanda dan bekerja di bawah komando Belanda, maka
tidak mengherankan jika pemberontakan yang terjadi pada masa RIS sebagian besar didukung
oleh tentara KNIL yang dimanfaatkan oleh beberapa golongan yang ingin mempertahankan
bentuk federal di Indonesia.
Republik Indonesia Serikat

 Pada masa RIS, APRIS menjadi angkatan perang nasional bagi RIS. APRIS melakukan
penyempurnaan dalam segala bidang salah satunya dalam struktur organisasi sebagai sebuah
angkatan perang. Struktur organisasi APRIS disesuaikan dengan pekerjaan yang harus mereka
selesaikan pada awal tahun 1950
 Penyelesaian masalah reorganisasi KNIL pada masa awal dibentuknya APRIS mempengaruhi
struktur angkatan perang pada masa itu. Pada masa APRIS, struktur pemerintahan militer
dinyatakan tetap berlaku. Jabatan gubernur militer bertanggung jawab atas keamanan daerah
serta merangkap sebagai koordinator keamanan untuk daerah kekuasaannya. Strukrur
oraganisasi APRIS pada awal pembentukannya disesuaikan pada masalah peleburan eks KNIL ke
dalam APRIS yang sebagian besar adalah Angkatan Darat. Struktur organisasi APRIS terdiri
atas Staf G, Staf A, dan Staf Q.
 Penetapan struktur organisasi ini didasarkan pada penetapan yang dikeluarkan oleh menteri
pertahanan pada tanggal 10 Desember 1949 No. 126/MP/1949 yang menerangkan bahwa
organisasi angkatan darat terdiri dari kepala staf, kepala direktorat, Inspektorat,
Republik Indonesia Serikat
 Di berbagai perundingan RI dengan Belanda, terutama Konferensi Meja Bundar (23 Agustus-2
November 1949), nasib KNIL turut dibahas. Dalam pengakuan kedaulatan Republik Indonesia
Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949, disepakati para serdadu KNIL, yang ditetapkan akan
dibubarkan pada 26 Juli 1950 pukul 00.01, diberi pilihan untuk bergabung ke dalam APRIS
(Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).
 Penyerahan markas besar dan alutsista KNIL dari tiga matra dilakukan dalam sebuah upacara
di kediaman Komisaris Tinggi Belanda Hirschfeld pada 25 Juli 1950 malam. Pihak republik
diwakili Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kepala Staf Angkatan Perang
(KSAP) Kolonel TB Simatupang, dan KSAD Kolonel AH Nasution. Peresmiannya ditandai dengan
penurunan bendera triwarna Belanda dan digantikan sangsaka merah-putih.
 Di Belanda pun, dihelat upacara pembubaran serupa. Suratkabar Provinciale Drentsche en
Asser Courant, 26 Juli 1950, memberitakan upacaranya dipimpin Menteri Zonder Portfolio L.
Götzen, ditemani Menteri Perang W.F. Schokking, Sekretaris Kementerian Perang W.H.
Fockema, dan perwakilan KNIL Jenderal E. Engles beserta Jenderal J.J Mojet. Ratu Juliana
turut memberi pidato dalam resepsi di Den Haag itu. “KNIL dibubarkan pada 26 Juli 1950.
Hari yang mengakhiri kejayaan 120 tahun dalam sejarah. Saya menyadari transisi dari
kehidupan militer ke sipil akan berdampak pada kehidupan Anda sekalian
Republik Indonesia Serikat
 Pembubaran itu mengakibatkan sekira 3.250 serdadu KNIL berkulit putih dipulangkan ke
Belanda. Sejumlah 26 ribu serdadu dilebur ke APRIS, dan 18.750 personil lainnya
dibebastugaskan meski masih menyisakan 17 ribu yang menunggu penyelesaian. Banyak mantan
serdadu KNIL, terlebih yang berasal dari Indonesia Timur, enggan bergabung dengan TNI
lantaran ogah bersanding dengan bekas lawan. TNI merupakan kekuatan inti APRIS, lawan
mereka dalam beragam bertempuran sejak 1946. Mantan KNIL dari Indonesia Timur merasa
beda (prasangka)
 Bagi kebanyakan orang Indonesia, sistem federal dianggap sebagai warisan kolonial sehingga
harus segera diganti. Dalam pandangan rakyat Indonesia, sistem federal dipandang sebagai
alat pengawasan Belanda, sehingga sistem federal merupakan halangan bagi tercapainya
kemerdekaan Indonesia. Mempertahankan sistem federal berarti mempertahankan warisan
penjajahan masa lampau yang tidak disukai.
3. Kembali ke NKRI

 Setelah pengakuan kedaulatan RIS, tuntutan bergabung dengan negara RIS semakin luas. Tuntutan semacam
ini memang dibenarkan oleh konstitusi RIS pada pasal 43 dan 44. Penggabungan antara negara atau daerah
dimungkinkan karena kehendak rakyat.Maka, pada 8 Maret 1950 pemerintah RIS dengan persetujuan DPR
dan Senat RIS mengeluarkan Undang-undang Darurat No. 11 Tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan
Susunan Kenegaraan RIS.Setelah dikeluarkan UU Darurat No. 11 itu, maka negara-negara bagian atau
daerah otonom seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Madura bergabung dengan RI di Yogayakarta
 Karena semakin banyak negara-negara bagian atau daerah yang bergabung dengan RI, maka sejak 22 April
1950, negara RIS hanya tinggal tiga yaitu Republik Indonesia, Negara Sumatera Timur dan Negara
Indonesia Timur.Perdana Menteri Republik Indonesia RIS, Moh Hatta mengadakan pertemuan dengan
Sukawati (NIT) dan Mansur (Negara Sumatera Timur). Mereka sepakat membentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
3. Kembali ke NKRI

 Piagam Persetujuan 19 Mei 1950Sesuai dengan usul DPR Sumatera Timur, proses
pembentukan NKRI tidak melalui penggabungan dengan RI tetapi penggabungan dengan
RIS.Setelah itu, diadakan konferensi yang dihadiri oleh wakil-wakil RIS (termasuk NIT
dan Negara Sumatera Timur). Melalui konferensi tersebut, akhirnya pada 19 Mei 1950
tercapai persetujuan yang dituangkan dalam Piagam Persetujuan.Isi penting Piagam
Persetujuan 19 Mei 1950 adalah:Kesediaan bersama untuk membentuk negara kesatuan
sebagai penjelmaan dari negara RI yang berdasarkan pada Proklamasi 17 Agustus
1945.Penyempurnaan Konstitusi RIS, dengan memasukkan bagian-bagian penting dari UUD
RI tahun 1945. Untuk ini diserahkan kepada panitia bersama untuk menyusun Rencana
UUD Negara Kesatuan.Panitia bersama juga ditugaskan untuk melaksanakan isi Piagam
Persetujuan 19 Mei 1950.
3. Kembali ke NKRI

 Kronologis kembali ke NKRI


 Pada 12 Agustus 1950, pihak KNIP RI menyetujui Rancangan UUD itu menjadi UUD
Sementara.Pada 14 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS mengesahkan Rancangan UUD
Sementara KNIP menjadi UUD yang disebut Undang-undang Dasar Sementara (UUDS)
tahun 1950.Pada 15 Agustus 1950, diadakan rapat gabungan parlemen (DPR) dan Senat
RIS. Dalam rapat gabungan ini Presiden Soekarno membacakan Piagam Persetujuan
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 Pada hari itu, Presiden Soekarno langsung ke Yogyakarta untuk menerima kembali jabatan
Presiden Negara Kesatuan dari pejabat Presiden RI, Mr Asaat.Dengan demikian, negara
RIS berakhir dan secara resmi pada 17 Agustus 1950 terbentuk kembali NKRI. Dengan
Soekarno sebagai Presiden dan Moh Hatta sebagai Wakil Presiden RI.
Terima Kasih

Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai