Anda di halaman 1dari 8

Konferensi Meja

Bundar
kELOMPOK
8
- Andi NURUL ANASTASYA
- KHAERY RESKILLAH
- MUH. ARIF ANUGRAH
- NADIYAH NAQIYAH F.
- SITI FADHILAH RIZAL
Latar belakang
Sebelum KMB, Indonesia dan Belanda sudah beberapa kali
mengupayakan kemerdekaan lewat diplomasi. Ada perjanjian
Linggarjati pada 1946, perjanjian Renville pada 1948, dan
perjanjian Roem-Royen pada 1949.

Diadakannya Konferensi Meja Bundar juga menjadi salah satu


kesepakatan dalam Perjanjian Roem-Royen. Tujuan dari
diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar adalah mengakhiri
perselisihan Indonesia dengan Belanda.
Pertempuran / isi
perjanjian
1. Pengakuan kedaulatan atas Republik Indonesia (RI) dilaksanakan oleh Belanda selambat-
lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
2. Pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berkewajiban menanggung
utang Hindia Belanda (HB) sebesar 4,3 miliar gulden.
3. Penyerahan kedaulatan atas wilayah bekas Hindia Belanda kepada Indonesia akan dilakukan
oleh Belanda pada 27 Desember 1949, terkecuali kedaulatan atas Irian Barat yang akan
ditentukan kemudian, berarti tetap berada dalam kekuasaan Belanda.
4. Penarikan mundur pasukan Belanda dari Indonesia dan pembubaran KNIL. Eks anggota
KNIL dapat masuk APRIS.
5. Masalah Irian akan diselesaikan dalam waktu setahun setelah pengakuan kedaulatan.
6. Kerajaan Belanda dan RIS membentuk Uni Indonesia-Belanda.
Dampak
Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagibangsa
Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa
Indonesia,sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak
dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:
a) Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b) Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
c) Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.

d) Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17


Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya
Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk
Tokoh Konferensi Meja Bundar
(KMB).
Indonesia membentuk delegasi pada tanggal 11 Agustus 1949
yang akan turut dalam perundingan KMB di Den Haag,
Belanda. Selain Mohammad Hatta sebagai ketua delegasi,
beberapa tokoh juga turut dilibatkan. Mereka adalah
Mohammad Roem, Mr. Supomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali
Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, Sukiman, Mr. Sujono Hadinoto,
Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo,
Kolonel T.B. Simatupang, serta Mr. Muwardi.
TOKOH-TOKOH KMB
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai