Anda di halaman 1dari 6

Nama

Kelas
NIS/No.Absen

: Hery Akbar Herman


: XI IPA 5
: 123159
Konferensi Inter Indonesia

Konferensi Inter Indonesia merupakan konferensi yang berlangsung


antara negara Republik Indonesia dengan negara-negara boneka atau
negara bagian bentukkan Belanda yang tergabung dalam BFO. Pada
awalnya pembentukkan BFO ini diharapkan oleh Belanda akan
mempermudah Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia. Namun
sikap negara-negara yang tergabung dalam BFO berubah setelah Belanda
melancarkan agresi militernya yang kedua terhadap Indonesia. Karena
simpati dari negara-negara BFO ini maka pemimpin-pemimpin Republik
Indonesia dapat dibebaskan dan BFO jugalah yang turut berjasa dalam
terselenggaranya
Konferensi
Inter-Indonesia.
Hal
itulah
yang
melatarbelakangi dilaksanaklannya Konferensi Inter-Indonesia pada bulan
Juli
1949.
BFO yang didirikan di Bandung pada 29 Mei 1948 merupakan
lembaga permusyawaratan dari negara-negara federal yang memisahkan
dari RI. Perdana Menteri negara Pasundan, Mr. Adil Poeradiredja, dan
Perdana Menteri Negara Indonesia Timur, Gede Agung, memainkan peran
penting dalam pembentukan BFO.
BFO yang dibentuk di Bandung tentu saja tak bisa dilepaskan dari
strategi van Mook mendirikan negara boneka di wilayah Indonesia yang
dimulai sejak 1946. Beberapa negara federal yang tergabung dalam BFO
masih menyisakan jejak-jejak van Mook.
Tetapi tidak berarti BFO sepenuhnya dikendalikan oleh van Mook atau
Belanda. Bahkan dalam beberapa hal, BFO dan van Mook berseberangan
sudut pandang. BFO yang lahir di Bandung bergerak dalam kerangka
negara Indonesia yang merdeka, berdaulat dan berbentuk negara federal.
BFO ingin agar badan federasi inilah yang kelak juga menaungi RI di
bawah payung Republik Indonesia Serikat.
Ini berbeda titik pijak dengan van Mook yang jusrtu berharap BFO
bisa menjadi pintu masuk untuk meniadakan pemerintah Indonesia,
persisnya Republik Indonesia. Kegagalan mengendalikan sepenuhnya BFO
inilah yang menjadi salah satu penyebab mundurnya van Mook sebagai
orang yang ditunjuk oleh pemerintah Belanda guna mengusahakan
kembalinya tatanan kolonial. Alasan itu menjadi penyebab Wakil Tinggi
Pemerintah Belanda di Jakarta, Beel, juga mengundurkan diri dari
jabatannya.
BFO ikut pula memainkan peran penting dalam membebaskan para
petinggi RI yang ditangkap Belanda pada Agresi Militer II. Para pemimpin
BFO mengambil sikap yang tak diduga oleh Belanda tersebut menyusul

Agresi Militer II yang diangap melecehkan kedaulatan sebuah bangsa di


tanah airnya. Agresi Militer II tak cuma melahirkan simpati dunia
internasional, melainkan juga simpati negara-negara federal yang
sebelumnya memisahkan dari RI.
Selain
membahas
aspek-aspek
mendasar
hingga
teknis
perencanaan membangun dan membentuk RIS, Konferensi InternIndonesia juga digunakan sebagai konsolidasi internal menjelang
digelarnya Konferensi Meja Bundar yang dimulai pada 23 Agustus 1949.
Bagi pemerintah RI sendiri, kesediaan menggelar Konferensi InterIndonesia bukan semata karena ketiadaan pilihan lain yang lebih baik,
melainkan juga karena pemerintah RI menganggap BFO tidak lagi sama
persis dengan BFO yang direncanakan van Mook. Soekarno menyebut
konferensi ini sebagai trace baru bagi arah perjuangan Indonesia.
Konferensi yang berlangsung hingga 22 Juli itu banyak didominasi
perbincangan mengenai konsep dan teknis pembentukan RIS, terutama
mengenai susunan kenegaraaan berikut hak dan kewajiban antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hasil kesepakatan dari
Konferensi Inter-Indonesia adalah:
1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia
Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat),
2. RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menterimenteri yang bertanggung jawab kepada Presiden,
3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik
Indonesia maupun dari kerajaan Belanda,
4. Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan
Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS, dan
5. Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal
bangsa Indonesia sendiri. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh
Pemerintah RIS dengan inti dari TNI dan KNIL serta kesatuankesatuan Belanda lainnya.
Dampak dari Konferensi Inter-Indonesia adalah adanya konsensus yang
dibangun melalui Konferensi Intern-Indonesia yang menjadi modal
berharga bagi pemerintah RI, terutama delegasi Indonesia yan dtunjuk
untuk berunding dengan Belanda pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di
Den Haag. Keberadaan BFO dan sikap tegas Gde Agung untuk menolak
intervensi Belanda membuat pemerintah Indonesia memiliki legitimasi
yang makin kuat untuk berunding dengan Belanda di KMB.
Konferensi ini banyak didominasi perbincangan mengenai konsep dan
teknis pembentukan RIS, terutama mengenai susunan kenegaraaan
berikut hak dan kewajiban antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah. Hasil kesepakatan dari Konferensi Inter-Indonesia adalah:

1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia


Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat).
2. RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri
yang bertanggung jawab kepada Presiden.
3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik
Indonesia maupun dari kerajaan Belanda.
4. Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden
RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.
5. Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa
Indonesia sendiri. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS
dengan inti dari TNI dan KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya.
Sidang kedua Konferensi Inter Indonesia di selenggrakan di Jakarta
pada tanggal 30 Juli dengan keputusan:
1. Bendera RIS adalah Sang Merah Putih
2. Lagu kebangsaan Indonesia Raya
3. Bahasa resmi RIS adalah Bahsa Indonesia
4. Presiden RIS dipilih wakil RI dan BFO. Pengisian anggota MPRS
diserahkan kepada kebijakan negara-negara bagian yang jumlahnya enam
belas negara. Kedua delegasi juga setuju untuk membentuk panitia
persiapan nasional yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan Konferensi Meja Bundar.
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah perundingan tindak
lanjut dari semuaperundingan yang telah ada. KMB dilaksanakan pada 23
Agustus 1949 sampai 2November 1949 di Den Haag, Belanda.
Perundingan ini dilakukan untuk meredam segalabentuk kekerasan yang
dilakukan oleh Belanda yang berujung kegagalan pada pihakBelanda. KMB
adalah sebuah titik terang bagi bangsa Indonesia untuk
memperolehpengakuan kedaulatan dari Belanda, menyelesaikan sengketa
antara Indonesia-Belanda,dan berusaha menjadi negara yang merdeka
dari para penjajah.
Suasana KMB
Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia,
Belanda, danperwakilan badan yang mengurusi sengketa antara
Indonesia-Belanda. Berikut ini paradelegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr.
Soepomo.
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil
dari konferensi
tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30
Desember 1949.

c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1


tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni
Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan
bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam
kesatuan TNI.

Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup


menggembirakan bagibangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari
KMB berpihak pada bangsa Indonesia,sehingga dampak positif pun
diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja
Bundar bagi Indonesia:
a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat
dimulai.
c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif,
yaitu belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga
Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian
Barat merupakan bagian dari NKRI.

Soal Pilihan Ganda


9.
Perjanjian Renville, Perjanjian Linggarjati, dan Konferensi Meja Bundar,
merupakan hasil...
A.
Kemenangan politik Indonesia
B.
Gencatan senjata
C.
Perjuangan diplomasi
D.
Kemenangan peperangan Indonesia
JAWAB: C
11.
Konferensi Meja Bundar yang diadakan akhir tahun 1949 merupakan
perjanjian tentang...
A.
Gencatan senjata antaa Indonesia - Belanda
B.
Hubungan bilateral antara Indonesia - Belanda
C.
Pakta pertahanan bersams antara Indonesia - Belanda
D.
Pengangkatan kedaulatan Rl oleh Belanda
JAWAB: D
1.Perundingan apa yang di selenggarakan di Linggajati
a.Perundingan Linggajati
b.Perundingan di Hooge Veluwe
c.Perundingan Renville
d.Perundingan Sjahrir-Van mook
2.Pimpinan AFNEI adalah
a.Ir.Soekarno
b.Moh.Hatta
c.Letnan Jendral Sir Philip Christison
d.Lord Louis Mountbatten
3.Apa kepanjangan PBB
a.Perkumpulan Bangsa Bangsa
b.Perserikatan Bangsa Bangsa
c.Persatuan Bangsa Bangsa
d.Perwakilan Bangsa Bangsa
4.Dimana Perjanjian Renville Dilaksanakan
a.Kapal Malaysia
b.Kapal Jepang
c.Kapal USS Renville
d.Kapal Belanda
5.Dibawah ini yang termasuk salah satu Negara KTN adalah
a.Rusia
b.Italia
c.Amerika Serikat
d.Mesir
6.Kedatangan pasukan Sekutu akhirnya disambut dengan perlawanan
oleh rakyat Indonesia karena

a.melucuti tentara jepang


b.mengubah pemerintah RI
c.membantu pasukan Jepang
d.membawa serta NICA
7.Dibawah ini tempat dilaksanakan KMB adalah
a.Cirebon(Indonesia)
b.USS Renville
c.Den Haag(Belanda)
d.Kuala Lumpur(Malaysia)
8.Kota bandung Dibakar oleh Pejuang Indonesia di bagian
a.Utara
b.Selatan
c.Barat
d.Timur
9.Dimana Pusat pemerintahan ibu kota RI Pada saat Belanda melancarkan
agresinya yang kedua
a.Samarinda
b.Yogyakarta
c.Jakarta
d.Cirebon
10.Pada tanggal berapa Belanda melakukan Agresi militer pertama
a.17 Agustus 1945
b.21 Juli 1947
c.17 Januari 1948
d.21 Juli 1948

Anda mungkin juga menyukai