Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................2
ISI..........................................................................................................................................................2
ALASAN BELANDA MELAKUKAN BLOKADE EKONOMI DI INDONESIA...........................9
BAB II.................................................................................................................................................10
KESIMPULAN...................................................................................................................................10
Usaha Menembus Blokade Ekonomi Pada 1945.....................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................14

1
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
BAB I
ISI

Salah satu sektor yang diperbaiki oleh pemerintah Republik Indonesia


saat itu adalah sektor perekonomian. Perekonomian merupakan salah
satu bagian penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika
Republik Indonesia terbentuk, kondisi perekonomian Indonesia masih
kacau. Berbagai permasalahan seperti hiperinflasi, blokade ekonomi,
dan kekosongan kas negara.
1. Kebijakan untuk Mengatasi Hiperinflasi

Salah satu permasalahan yang menyebabkan kacaunya perekonomian


Indonesia pada awal kemerdekaan adalah hiperinflasi. Hiperinflasi
adalah keadaan menurunnya nilai mata uang secara berlebihan. Kondisi
tersebut disebabkan peredaran mata uang Jepang secara besar-
besaran dalam masyarakat. Dengan kondisi tersebut dibutuhkan uang
dalam jumlah banyak untuk membeli barang. Sementara itu, pemerintah
Indonesia belum dapat menghentikan peredaran mata uang Jepang
karena belum memiliki mata uang pengganti. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia melakukan beberapa kebijakan untuk mengatasi
masalah tersebut.
a. Pinjaman Nasional

Kekosongan kas negara menjadi salah satu pemicu besarnya inflasi di


Indonesia pada awal kemerdekaan. Oleh karena itu, pemerintah
Indonesia berupaya mengatasinya dengan melakukan pinjaman
nasional.
Pinjaman nasional merupakan kebijakan yang dicetuskan oleh Menteri
Keuangan Ir. Surachman dan dilaksanakan atas persetujuan Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP). Untuk mendukung
program tersebut, pemerintah membentuk Bank Tabungan Pos yang
berguna menyalurkan pinjaman.
Banyak rakyat Indonesia yang mendukung kebijakan ini. Rakyat dengan
sukarela pergi ke Bank Tabungan Pos dan rumah-rumah pegadaian
untuk mengumpulkan uang dan dipinjamkan kepada negara. Pada
tahap pertama, pinjaman nasional berhasil mengumpulkan uang
sejumlah Rp. 500.000.000.00.

2
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
b. Mengeluarkan Oeang Republik Indonesia (ORI)

Ketika Indonesia merdeka, Indonesia belum memiliki mata uang sendiri.


Akhirnya, pada tanggal 30 Oktober 1946 pemerintah Indonesia
mengeluarkan uang kertas pertama yang dikenal dengan nama Oeang
Repoeblik Indonesia(ORI).
Mata uang ORI digunakan sebagai alat pembayaran yang sah sekaligus
sebagai mata uang pengganti mata uang Jepang dengan kurs satu per
seribu. Setiap seribu mata uang Jepang bernilai satu Rupiah ORI.
Pemerintah juga membatasi bahwa setiap keluarga hanya boleh memilik
Rp. 300.00 dan bagi yang tidak berkeluarga Rp. 100.00. Sejak saat itu,
mata uang Belanda dan Jepang yang beredar dinyatakan tidak berlaku
lagi.
Peredaran uang ORI mulai mengalami permasalahan sejak Agresi
Militer I dan Agresi Militer II Belanda. Dalam agresi militer tersebut setiap
daerah di Indonesia mengeluarkan banyak biaya untuk perang.
Sementara itu, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah mulai
mengalami kesulitan sejak intensifnya serangan Belanda. Oleh karena
itu, muncul inisiatif dari setiap pemimpin daerah untuk menerbitkan
Oeang Repoeblik Indonesia Daerah (ORIDA).
Tindakan tersebut disetujui oleh pemerintah pusar dan dilakukan dengan
tujuan mengatasi masalah kekurangan pasokan uang tunai karena
sulitnya hubungan pemerintah pusat dengan daerah. Tindakan
mencetak uang daerah tersebut salah satunya dilakukan oleh Teuku
Moh. Hassan, Gubernur Sumatra yang mengeluarkan Oeang Repoeblik
Indonesia Provinsi Soematra (OERIPS) pada tanggal 12 Desember
1947.
c. Membentuk Bank Negara Indonesia

Keluarnya ORI ternyata menimbulkan masalah baru dalam


perekonomian Indonesia. Masalah tersebut disebabkan peredaran ORI
dalam masyarakat yang tidak terkendali. Oleh karena itu, pemerintah
merasa perlu mengatur percetakan dan peredaran ORI dalam satu
sistem perbankan Republik Indonesia. Selanjutnya, pemerintah
Indonesia meresmikan pembentukan Bank Negara Indonesia 46 (BNI
46) sebagai bank induk pada tanggal 1 November 1946.
Pendirian BNI berawal dari Yayasan Pusat Bank yang didirikan oleh
Margono Djojohadikusumo pada bulan Juli 1946. Bank Negara
Indonesia (BNI 46) dikelola oleh pemerintah Indonesia dibawah menteri

3
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
keuangan Syafruddin Prawiranegara. Sebagai direktur diangkat
Margono Djojohadikusumo dan wakil direktur Sabaroedin. Bank Negara
Indonesia dibentuk untuk melaksanakan koordinasi dalam pengurusan
bidang ekonomi dan keuangan. Selain itu, BNI juga bertugas mengatur
nilai tukar ORI terhadap valuta asing.
2. Menembus Blokade Ekonomi Belanda
Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda berambisi ingin menguasai
kembali wilayah Indonesia. Keinginan untuk menguasai Indonesia
terlihat jelas ketika Belanda melakukan blokade ekonomi sejak bulan
November 1945. Dalam pelaksanaannya, Belanda memusatkan blokade
di jalur perdagangan laut. Tujuan Belanda untuk melakukan blokade
ekonomi sebagai berikut.
a. Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke
Indonesia.
b. Mencegah keluarnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda
dan milik asing lainnya.
c. Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan dan perbuatan
yang dilakukan oleh bangsa asing.
Dengan adanya blokade ekonomi ini, Belanda berharap keadaan sosial
dan ekonomi bangsa Indonesia memburuk sehingga rakyat tidak
percaya terhadap pemerintah Indonesia. Dalam keadaan demikian,
Belanda akan mudah mengembalikan kekuasaannya di Indonesia.
Pemerintah Indonesia berusaha menembus blokade ekonomi yang
dilakukan oleh Belanda dengan berbagai usaha. Adapun usaha yang
dilakukan pemerintah Indonesia sebagai berikut.
a. Melaksanakan Diplomasi Beras

Pemerintah Indonesia berusaha menembus blokade ekonomi


Belanda dengan melaksanakan diplomasi beras ke India. Tindakan
tersebut dilakukan atas inisiatif Perdana Menteri Sultan Sjahrir. Pada
tahun 1946 pemerintah Indonesia mendengar bahwa rakyat India
dilanda bencana kelaparan. Pada saat yang sama, pemerintah
Indonesia mengalami surplus beras sekitar 200.000-400.000 ton.
Akhirnya, pemerintah Indonesia memutuskan mengirim bantuan
beras 500.000 ton kepada India. Bagi Indonesia, bantuan beras ke
India tersebut mengandung muatan politis. Sebagai negara yang
baru merdeka, Indonesia membutuhkan rekan yang mengakui
keberadaannya. Bantuan yang diberikan Indonesia kepada India

4
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
membuat India menjadi negara Asia yang paling aktif membantu
perjuangan diplomasi Republik Indonesia dalam forum internasional.
b. Membentuk Lembaga Banking and Trading Company (BTC)
Usaha menembus blokade ekonomi juga dilakukan dengan
mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri. Usaha
tersebut dilakukan dengan Banking and Trading Company (BTC)
yang dikenal dengan sebutan Badan Pusat Jual Beli. Organisasi
tersebut diketuai oleh Dr. Soemitro Djojohadikusumo yang
merupakan putra dari Margono Djojohadikusumo dan diwakili Dr.
Ong Eng Die yang merupakan ahli hukum asal Manado.
BTC berperan sebagai agen perusahaan pemerintah untuk
mengawasi seluruh kegiatan perdagangan ke luar atau masuk
daerah Republik Indonesia. BTC juga berperan melakukan kegiatan
ekspor impor. Hasil-hasil bumi indonesia dibeli BTC dari rakyat.
Selanjutnya, barang-barang tersebut diperjualbelikan ke luar negeri
dengan sistem barter. Dari sistem tersebut, pemerintah Indonesia
memperoleh alat-alat keperluan kantor, alat-alat industri, obat-obat,
dan perlengkapan militer.
Hubungan dagang yang dilakukan pemerintah Indonesia mulai
meluas seiring dengan perkembangan BTC. Melalui BTC,
pemerintah Indonesia berhasil melakukan hubungan dagang dengan
salah satu perusahaan Amerika Serikat yaitu Isbrantsen Inc.
Perusahaan Amerika Serikat tersebut akhirnya mengirim kapal
Martin Behrmann untuk mengangkut barang dari pelabuhan Cirebon.
Pada tanggal 7 Februari 1947, kapal Martin Behrmann berangkat
dengan muatan hasil bumi Indonesia menuju New York. Mengetahui
hal tersebut, Belanda mengerahkan angkatan lautnya dan
menghentikan kapal Martin Behrmann di pelabuhan Tanjung Priok.

c. Membentuk Indonesia Office (Indoff)


Pemerintah Indonesia membentuk Indonesia Office (Indoff) di
Singapura pada tahun 1947. Pembentukan Indoff ini dikarenakan
Indonesia ingin menjadikan Sumatra sebagai pintu gerbang
perdagangan internasional. Sumatra dipilih karena Sumatra
merupakan daerah yang sejak dahulu menjadi daerah lalu lintas
perdagangan internasional. Hasil-hasil bumi Sumatra merupakan
komoditas perdagangan yang laku di pasar internasional. Wilayah
perairan Sumatra yang luas juga menyulitkan Belanda melakukan
pengawasan secara ketat.

5
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
Indonesia Office (Indoff) dipimpin oleh Mr. Oetojo Ramelan dan
dibantu Soerjono Darusman, Mr. Zairin Zain, Thaharudin Ahmad,
dan Dr. Soeroso. Indoff bertujuan untuk memperjuangkan
kepentingan politik di luar negeri Indonesia. Selain itu, Indoff secara
rahasia berfungsi sebagai pengendali upaya menembus blokadi
Belanda serta melakukan perdagangan barter dengan bantuan
Angkatan Laut Republik Indonesia dan pemerintah daerah penghasil
barang ekspor. Salah satu upaya Indoff adalah mengirim karet
secara diam-diam dari pelabuhan Belawan, Medan menuju
Singapura.

d. Membentuk Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPULN)


Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan membentuk
perwakilannya di luar negeri dengan nama Kementerian Pertahanan
Usaha Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro.
Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri bertugas membeli
senjata dan perlengkapan perang. Tokoh-tokoh yang tergabung
dalam organisasi tersebut antara lain John Lie, O.P. Koesno, Ibrahim
Saleh, dan Chris Tampenawas. Tokoh-tokoh tersebut berperan besar
dalam upaya menembus blokade laut yang dilakukan Belanda.

3. Konferensi Ekonomi

Pada awal kemerdekaan, pemerintah masih berkonsentrasi pada


pemulihan dampak pendudukan Jepang dan mengatasi kedatangan
Belanda beserta sekutu. Oleh karena itu, pada bulan Februari 1946
pemerintah mengadakan Konferensi Ekonomi yang dipimpin oleh
Menteri Kemakmuran Darmawan Mangunkusumo. Konferensi Ekonomi
dilaksanakan dengan agenda menyamakan persepsi dan meraih
kesepakatan dalam menanggulangi masalah perekonomian.
Konferensi Ekonomi tersebut dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur,
dan pejabat. Dalam konferensi Ekonomi tersebut dihasilkan keputusan
mengenai perubahan sistem ekonomi perang Jepang yang bersifat
desentralisasi menjadi sentralisasi. Selanjutnya, perubahan organisasi
Pengawasan Makanan Rakyat menjadi Badan Persediaan dan
Pembagian Makanan (BPPM) yang dipimpin oleh dr. Sudarsono.
Organisasi tersebut merupakan awal berdirinya Badan Urusan Logistik
(Bulog).

6
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
Keberhasilan penyelenggaraan Konferensi Ekonomi berlanjut hingga
Konferensi Ekonomi kedua di Solo pada tanggal 6 Mei 1946. Agenda
Konferensi Ekonomi kedua membahas masalah program ekonomi
pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi,
dan alokasi tenaga manusia. Dalam Konferensi Ekonomi kedua tersebut
Wakil Presiden Moh. Hatta mengusulkan adanya rehabilitasi pabrik gula
karena gula merupakan komoditas ekspor penting yang harus dikuasai
oleh negara. Untuk merealisasikan gagasan tersebut pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1946 tanggal 21 Mei
1946 tentang pembentukan Badan Penyelenggara Perusahaan Gula
Negara (BPPGN) dengan status perusahaan Negara di bawah pimpinan
Notosudirjo. Selanjutnya, muncul Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun
1946 tanggal 6 Juni 1946 mengenai pembentukan Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN).

4. Planning Board

Pemerintah Indonesia membentuk Planning Board (Badan Perancang


Ekonomi). Planning Board dibentuk atas usul Menteri Kemakmuran A.K.
Gani. Lembaga yang terbentuk pada tanggal 19 Januari 1947 ini
bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu
tertentu. Pada awalnya dihasilkan keputusan mengenai rencana
pembangunan jangka waktu 2-3 tahun. Dalam perkembangannya
disepakati Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun.
Sesudah badan perancang ini bersidang. Menteri Kemakmuran A.K.
Gani mengumumkan kebijakan pemerintah tentang Rencana
Pembangunan Sepuluh Tahun. Langkah awal untuk merealisasikan
rencana tersebut sebagai berikut.
a. Pemerintah Indonesia mengambil alih semua bangunan umum,
perkebunan, dan industri yang sebelum perang menjadi milik
Belanda.
b. Bangunan vital milik asing akan dinasionalisasikan dengan
pembayaran ganti rugi.
c. Perusahaan milik Jepang akan disita sebagai ganti rugi terhadap
pemerintah Indonesia.
d. Perusahaan modal asing lainnya akan dikembalikan kepada yang
berhak sesudah diadakan perjanjian Indonesia-Belanda.
Pada bulan April 1947 Badan Perancang Ekonomi ini berubah menjadi
Panitia Pemikir Siasat Ekonomi (PPSE) yang bertugas mempelajari,
mengumpulkan data, dan memberikan saran kepada pemerintah dalam

7
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
merencanakan pembangunan ekonomi. Rencana Pembangunan
Sepuluh Tahun yang disepakati memiliki beberapa prioritas seperti
bangunan-bangunan umum l, perkebunan, dan industri yang telah ada
sebelum perang menjadi milik negara. Akan tetapi, pelaksanaan
rencana tersebut baru terealisasi pada tahun 1957.

5. Plan Kasimo

Indonesia merupakan negara agraris. Sebagian besar penduduk


Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Melihat kondisi tersebut,
Menteri Persediaan Makanan Rakyat I.J. Kasimo mencetuskan
kebijakan yang disebut Plan Kasimo. Plan Kasimo merupakan kebijakan
yang bertujuan meningkatkan produksi pangan dan mencapai
swasembada pangan. Plan Kasimo akhirnya terlaksana melalui
Rencana Produksi Tiga Tahun (1948-1950). Adapun pokok-pokok Plan
Kasimo meliputi beberapa aspek sebagai berikut
a. Perluasan kebun bibit dan padi unggul.
b. Pencegahan penyembelihan hewan pertanian.
c. Penanaman kembali tanah kosong.
d. Pemindahan penduduk (transmigrasi) 20 juta jiwa dari Jawa ke
Sumatra dalam jangka waktu 10-15 tahun.

6. Persatuan Tenaga Ekonomi

Beberapa bulan sebelum kekalahan Jepang hingga Proklamasi


Kemerdekaan Indonesia, para pemimpin bangsa Indonesia mengadakan
beberapa kali rapat membahas perekonomian bangsa. Dalam
pertemuan di Bandung pada tanggal 6-8 April 1945, Moh. Hatta
mencetuskan ide mengenai ekonomi kerakyatan sebagai dasar
pembangunan ekonomi Indonesia. Ekonomi kerakyatan dapat diartikan
sebagai ekonomi koperasi. Dari gagasan ekonomi kerakyatan pula
muncul gagasan mengenai pembentukan Persatuan Tenaga Ekonomi.
Persatuan Tenaga Ekonomi terbentuk pada bulan September 1945 di
Jakarta dengan ketua Basyaruddin Rahman Motik. Tujuan pembentukan
Persatuan Tenaga Ekonomi yaitu menggiatkan kembali partisipasi
pengusaha swasta untuk memperkuat persatuan dan mengembangkan
perekonomian nasional. Selain itu, Persatuan Tenaga Ekonomi
berupaya melenyapkan individualisme di kalangan organisasi pedagang
untuk memperkukuh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia. Beberapa

8
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
organisasi pedagang yang tergabung dalam Persatuan Tenaga Ekonomi
antara lain Gabungan Perusahaan Perindustrian, Pusat Perusahaan
Tembakau dan Gabungan Saudagar Indonesia daerah Aceh (Gasida).

ALASAN BELANDA MELAKUKAN BLOKADE EKONOMI DI


INDONESIA
Adapun Belanda melakukan Blokade Ekonomi di Indonesia Alasannya
adalah :

- Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan militer ke


Indonesia

- Mencegah dikeluarkannya hasil - hasil perkebunan milik Belanda dan


milik asing lainnya

- Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan - tindakan yang dilakukan


oleh orang bukan Indonesia

BAB II
KESIMPULAN

9
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
Usaha Menembus Blokade Ekonomi Pada 1945

Foto: llustrasi Indonesia Awal Kemerdekaan | www.flickr.com by


Boobook48

Kas negara kosong, pajak dan bea masuk sangat berkurang, sehingga
pendapatan pemeritah semakin tidak sebanding dengan
pengeluarannya. Penghasilan pemerintah hanya bergantung kepada
produksi pertanian. Karena dukungan petani inilah pemerintah RI masih
bertahan, sekali pun keadaan ekonomi sangat buruk.

Usaha-usaha untuk menembus blokade ekonomi yang dilakukan oleh


pihak Belanda dilaksanakan oleh pemerintah dengan berbagai cara,
diantaranya sebagai berikut :

1. Diplomasi Beras ke India

10
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
Usaha ini lebih bersifat politis daripada ekonomis. Ketika terdengar
berita bahwa rakyat India sedang ditimpa bahaya kelaparan, pemerintah
RI segera menyatakan kesediaannya untuk membantu pemerintah India
dengan mengirimkan 500.000 ton beras, dengan harga sangat rendah.
Pemerintah bersedia

melakukan hal ini karena diperkirakan pada musim panen tahun 1946
akan diperoleh surplus sebesar 200.000 sampai 400.000 ton.

Sebagai imbalannya pemerintah India menjanjikan akan mengirimkan


bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia.
Keuntungan politik yang diperoleh oleh pemerintah RI adalah dalam
forum internasional India adalah negara Asia yang paling aktif
membantu perjuangan kemerdekaan RI.

2. Mengadakan Hubungan Dagang Langsung ke Luar Negeri

Usaha untuk membuka hubungan langsung ke luar negeri, dilakukan


oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Diantara usaha-usaha
tersebut adalah sebagai berikut :

a. Mengadakan kontak hubungan dengan perusahaan swasta Amerika


(Isbrantsen Inc.). Usaha ini dirintis oleh BTC (Banking and Trading
Corporation), suatu badan perdagangan semi-pemerintah yang dipimpin
oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo dan Dr. Ong Eng Die. Dalam
transaksi pertama pihak Amerika Serikat bersedia membeli barang-
barang ekspor dari Indonesia seperti gula, karet, teh, dan sebagainya.
Kapal Isbrantsen Inc. yang masuk ke pelabuhan Cirebon adalah kapal
Martin Behrmann yang mengangkut barang-barang pesanan RI dan
akan memuat barang-barang ekspor dari RI. Akan tetapi kapal itu
dicegat oleh kapal Angkatan Laut Belanda dan diseret ke pelabuhan
Tanjung Priuk dan seluruh muatannya disita.
11
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
Foto: llustrasi Indonesia Awal Kemerdekaan

b. Menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan


Singapura dan Malaysia. Oleh karena jarak perairan yang relatif dekat,
maka usaha ini

dilakukan dengan perahu layar dan kapal motor cepat. Usaha ini secara
sistimatis dilakukan sejak tahun 1946 sampai dengan akhir masa
Perang Kemerdekaan. Pelaksanaan penembusan blokade ini dilakukan
oleh Angkatan Laut RI dengan dibantu oleh pemerintah daerah
penghasil barang-barang ekspor.

Sejak awal tahun 1947, Pemerintah RI membentuk perwakilan resmi di


Singapura yang diberi nama Indonesia Office (Indoff). Secara resmi
Indoff ini merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di
luar negeri, namun secara rahasia juga berusaha menembus blokade
dan usaha perdagangan barter.4
12
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA
Kementerian Pertahanan juga membentuk perwakilannya di luar negeri
yang disebut Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPLULN)
yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah
membeli senjata dan perlengkapan Angkatan Perang. Sebagai
pelaksana upaya menembus blokade ini yang terkenal adalah John Lie,
O.P. Koesno, Ibrahim Saleh dan Chris Tampenawas. Selama tahun
1946 pelabuhan di Sumatera hanya Belawan yang berhasil diduduki
Belanda. Karena perairan di Sumatera sangatlah luas, maka pihak
Belanda tidak mampu melakukan pengawasan secara ketat. Hasil-hasil
dari Sumatera terutama karet yang berhasil diselundupkan ke luar
negeri, utamanya ke Singapura, mencapai jumlah puluhan ribu ton.
Selama tahun 1946 saja barang-barang yang diterima oleh Singapura
dari Sumatera seharga straits $ 20.000.000,-. Sedangkan yang berasal
dari Jawa hanya straits $ 1.000.000,-. Sebaliknya barang-barang yang
dikirim ke Sumatera dari Singapura seharga straits $ 3.000.000,- dan
dari Singapura ke Jawa seharga Straits $ 2.000.000,-.

DAFTAR PUSTAKA

http://duniainformasisemasa360.blogspot.com/2012/10/usaha-indonesia-
menembus-blokade-ekonomi.html

13
UPAYA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI BELANDA

Anda mungkin juga menyukai