Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
Tentang
PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI
TERPIMPIN
Guru Mata Pelajaran
SUFAMI, S.Pd.M.Pd.I

KELOMPOK 1 :
Anggota
Riska Haniriadi
Jumriani
Aisyah Amaliyah
Rahma Amelia
Reski Amalia
Eva Yusnita
Aisyah
Namira

MADRASAH ALIYAH AL-MUBARAK DDI TOBARAKKA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
karena kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun dalam penulisan
makalah ini, materi yang akan dibahas adalah “Perekonomian Indonesia pada masa
Demokrasi Terpimpin.”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini terdapat


banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan sumber yang telah membantu
penyusunan makalah ini, khususnya kepada guru pembimbing mata pelajaran yang
bersangkutan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari “Sejarah Indonesia” serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Tobarakka, 03 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


A. LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2


A. KEBIJAKAN SANERING MATA UANG ................................................................ 2
B. POLA PEMBANGUNAN SEMESTA BERENCANA .............................................. 2
C. PENURUNAN NILAI UANG DAN PEMBEKUAN SIMPANAN DI BANK ......... 3

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 5


A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 5
B. SARAN ....................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia menjadi negara
yang independen, negara yang seharusnya berdiri sendiri tanpa pengaruh dan pengawasan dari
pihak lain terutama dalam hal ini ialah penjajah. Oleh karena itu bangsa Indonesia harus dapat
mengatur kehidupannya sendiri tanpa ada pengaturan dari negara lain, karena tentu saja sejak
Indonesia merdeka, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Dasar 1945 dan pancasila
sebagai ideologi dan dasar hidup bernegara dan berbangsa bagi seluruh rakyatnya. Termasuk
dalam kehidupan ekonomi Indonesia pasca merdeka dari pihak kolonial Belanda.
Indonesia harus dapat menentukan kebijakan dan mengatur masalah ekonominya
sendiri. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan sebuah bank sentral sebagai pengatur kebijakan-
kebijakan ekonomi Indonesia dan juga sebagai kasir bagi pemerintah. Pada tahun 1946,
berdasarkan Undang-Undang No. 2 Prp Tahun 1946, pemerintah Indonesia mendirikan sebuah
bank yang ditujukan untuk menjadi bank sirkulasi dan bank sentral di Indonesia yaitu Bank
Negara Indonesia (BNI 46) yang merupakan hasil peleburan dari Jajasan Poesat Bank Indonesia
untuk menggantikan peran De Javasche Bank pada jaman pemerintahan Hindia Belanda yang
pada saat itu masih dimiliki oleh pemerintah Belanda (Rahardjo, 2005:2).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Sajakah Kebijakan Sanering Mata Uang ?
2. Bagaimanakah Pola Pembangunan Semesta Berencana ?
3. Penurunan Nilai Uang dan Pembentukan Simpana Di Bank ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEBIJAKAN SANERING MATA UANG


1. Pengertian Sanering Mata Uang
Sanering adalah suatu proses pemotongan nilai mata uang yang sedang
beredar di masyarakat. Sanering merupakan kebijakan pemotongan nilai uang pada
saat inflasi.
Contoh sanering yaitu dengan menurunkan nilai uang pecahan Rp 500 menjadi
Rp 50.

2. Sejarah Sanering Mata Uang


Tanggal 3 Agustus 2010 Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution
merencanakan untuk melakukan Redenominasi mata uang rupiah yaitu
penyederhanaan penyebutan satuan harga dan nilai nominal mata uang dengan
mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai real mata uang tersebut.
Apabila menelusuri sejarah, Indonesia pernah menerapkan kebijakan sanering
beberapa kali. Kata sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti pembersihan,
penyehatan, atau reorganisasi. Dalam konteks ilmu moneter, sanering adalah
kebijakan pemotongan nilai uang tanpa mengurangi nilai harga di pasar, sehingga
daya beli masyarakat menjadi turun.
Contohnya adalah, nilai uang Rp 100.000 dipotong nilainya menjadi Rp 100.
Jumlah barang yang dibeli dengan uang baru akan lebih sedikit dibandingkan dengan
uang lama. Apabila sebelumnya Rp 100.000 bisa dapat satu baju, maka setelah
dilakukan sanering, Rp 100.000 hanya bernilai Rp 100 dan tidak dapat digunakan
untuk membeli baju.

3. Tujuan Sanering Mata Uang


Tujuan sanering adalah untuk menekan laju inflasi yang semakin tinggi,
mengendalikan harga, meningkatkan nilai mata uang, dan memungut keuntungan dari
perdagangan.

4. Dampak Sanering Mata Uang


Sanering memiliki beberapa dampak positif, salah satunya yaitu memperbaiki
perekonomian negara dengan kebijakan penurunan harga, mengendalikan laju inflasi
dan hiperinflasi pada suatu negara, dan mengurangi jumlah uang beredar.
Namun sayanya kebijakan ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat,
karena uang yang dipegang masyarakat secara otomatis nilainya berkurang drastis.
Kebijakan sanering yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1959 didasarkan pada
Peraturan Pemerintah (Perpu) No 2 dan No 3 tahun 1959. Saat itu, dilakukan
pemotongan nilai uang kertas Rp 500 dan Rp 1.000 menjadi Rp 50 dan Rp 100, serta
pembekuan simpanan di bank-bank.

B. POLA PEMBANGUNAN SEMESTA BERENCANA


1. Pengertian Pola Pembangunan Semesta Berencana
Pola pembangunan semesta berencana adalah pola pembangunan yang
menyeluruh di segala aspek kehidupan masyarakat dan terencana sesuai dengan skala
prioritas. Dengan demikian, maka pembangunan yang dilakukan akan efektif, tepat
sasaran, dan roduktif.
Pola pembangunan semesta berencana meliputi perencanaan segala segi
pembangunan jasmaniah, rohania, teknik, mental, etis, dan spiritual berdasarkan
norma-norma dan nilai-nilai yang tersimpul dalam alam adil dan makmur.

2. Sejarah Pola Pembangunan Semesta Berencana

2
Pembangunan semesta berencana adalah pembangunan yang bersifat
menyeluruh untuk menuju tercapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila. Istilah ini pertama kali dipergunakan pada Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/ 1960 tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta
Berencana Tahun 1961-1969. Meski Ketetapan MPRS ini tidak dapat
diimplementasikan dengan baik karena ada peristiwa Trikora, kemudian Dwikora, dan
akhirnya pemberontakan G30S/PKI, Tap MPRS ini dapat disebut tonggak kesadaran
bangsa Indonesia untuk menyusun perencanaan pembangunan dengan benar.
Ketetapan yang memuat rancangan pembangunan yang disusun oleh Dewan
Perancang Nasional (Depernas) ini kemudian menjadi dasar bagi perencanaan
pembangunan pada masamasa sesudahnya.

3. Tujuan Pola Pembangunan Semesta Berencana


Tujuan pola pembangunan semesta berencana adalah membentuk susunan
masyarakat Indonesia baru, yang menjamin terlaksananya masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.

C. PENURUNAN NILAI UANG DAN PEMBEKUAN SIMPANAN


DI BANK
Buruknya perekonomian pada masa Demokrasi Terpimpin membuat pemerintah
mengeluarkan sejumlah kebijakan yang signifikan. Beberapa kebijakan yang cukup dikenal
yakni Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas), Penurunan nilai
uang (devaluasi), Deklarasi Ekonomi (Dekon), Meningkatkan perdagangan dan perkreditan
luar negeri, Peleburan bank.
Kebijakan devaluasi atau penurunan nilai mata uang bertujuan untuk membendung
inflasi dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, pada tanggal 25 Agustus 1950
pemerintah mengumumkan penurunan nilai uang. Sebagai contoh, untuk uang kertas pecahan
Rp500,00 nilainya akan berubah menjadi Rp50,00 dan uang kertas Rp 1.000 menjadi Rp 100.
Lalu melakukan pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000.
Pemotongan nilai uang memang berdampak harga barang menjadi murah. Namun
tetap saja rakyat kesusahan karena tidak memiliki uang. Kas negara sendiri defisit akibat
proyek politik yang menghabiskan anggaran. Untuk menyetop defisit, pemerintah justru
mencetak uang baru tanpa perhitungan matang. Devaluasi kembali dilakukan pada 1965
dengan menjadikan uang Rp 1.000 menjadi Rp 1. Akibatnya, bukannya berkurang, inflasi
malah makin parah. Indonesia mengalami hiperinflasi pada 1963-1965. Inflasi mencapai 600
persen pada 1965.
Dengan demikian, pemotongan nilai uang dan pembekuan simpanan di bank pada
masa Demokrasi Terpimpin dilatarbelakangi oleh adanya inflasi pada saat itu. Sayangnya
kebijakan pemotongan uang dan pembekuan simpanan di bank tersebut tidak memperbaiki
kondisi ekonomi. Bahkan pada 1965, Indonesia harus mengalami hiperinflasi, dan melakukan
kebijakan pemotongan nilai uang kembali.
Inflasi ialah suatu proses naiknya harga-harga secara umum dan berlangsung secara
terus menerus (kontinyu). Artinya inflasi merupakan proses/peristiwa dan bukan karena tinggi
atau rendahnya tingkat harga. Dengan kata lain, tingkat harga yang tinggi belum tentu
menunjukkan terjadinya inflasi. Keadaan dianggap inflasi apabila terjadi proses kenaikan harga
yang terus menerus dan saling mempengaruhi. Inflasi merupakan suatu proses peristiwa
kenaikan harga barang-barang secara umum. Atau bisa diartikan sebagai proses menurunnya
nilai uang secara terus menerus. Inflasi dapat menyebabkan tidak seimbangnya perekonomian
dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi.
1) Inflasi mendorong penanam modal spekulatif
Jika terjadi inflasi, para pengusaha dan pemilik modal biasanya akan lebih memilih
investasi yang spekulatif seperti membeli tanah, rumah, barang berharga dan
menyimpannya. Investasi ini dianngap lebih menguntungkan dibandingkan dengan
investasi yang produktif.

3
2) Inflasi akan mengurangi kegairahan penanam modal untuk mengembangkan usaha
produktif.
3) Inflasi menimbulkan ketidakpastian ekonomi di masa depan.
4) Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran.
Inflasi akan menyebabkan harga barang impor cenderung lebih murah
dibandingkan harga barang hasil produksi dalam negeri. Akibatnya impor akan
berkembang dengan cepat, sebaliknya kegiatan ekspor akan melambat. Sebaliknya,
arus modal ke luar negeri akan meningkat dibandingkan dengan arus modal yang
masuk ke dalam negeri. Keadaan tersebut akan mengakibatkan kemerosotan nilai mata
uang dalam negeri dan defisit neraca pembayaran.
Cara untuk mengatasi inflasi yang sangat parah yaitu sneering (pemotongan nilai mata
uang). Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan,
reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain penurunan nilai uang. Pembekuan sebagian
simpanan pada bank–bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti
menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah. Senering ini pernah dilakukan oleh
pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai
mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
Untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin,
pemerintah juga menerapkan devaluasi atau penurunan nilai uang. Tujuan adanya devaluasi
adalah: Membendung inflasi yang tinggi. Mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat

4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada masa Demokrasi Terpimpin pada masa Sukarno, keadaan ekonomi dan
keuangan Indonesia mengalami krisis. Untuk menanggulangi keadaan ekonomi tersebut,
pemerintah mengeluarkan kebijakan di bidang ekonomi dan keuangan, yaitu :
1. Pada tahun 1963, dibentuklah Depernas atau Badan Perancang Pembangunan
Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Adapun tugas
Bappenas adalah sebagai berikut :
a) Menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan jangka pendek.
b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan.
c) Menilai kerja mandataris MPRS.
2. Penurunan nilai uang (Devaluasi)yang bertujuan untuk membendung inflasi yang
tetap tinggi, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, dan
meningkatkan nilai rupiah, sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
3. Pembentukan dekon yang bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang bersifat
nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami
semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://finance.detik.com/moneter/d-5828141/apa-itu-kebijakan-sanering-simak-
penjelasannya-di-sini
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sanering_(ekonomi)
https://kumparan.com/berita-terkini/10-contoh-karya-seni-rupa-3-dimensi-dan-fungsinya-
1yntleqDQlB
https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/08/150000879/sanering-kebijakan-
pengguntingan-nilai-uang
https://www.mas-software.com/
https://nasional.sindonews.com/berita/916967/18/pembangunan-semesta-berencana
http://scholar.unand.ac.id/
http://ejournal.baliprov.go.id/index.php/jbmb/article/download/17/14/#:~:text=Tujuan%20p
ola%20pembangunan%20semesta%20berencana,adil%20dan%20makmur%20berdasarkan
%20Pancasila
https://wargamasyarakat.org/penurunan-nilai-uang-dan-penbekuan-simpanan-di-bank/

Anda mungkin juga menyukai