Anda di halaman 1dari 4

METODE PERSIDANGAN

Dipublikasi pada Desember 15, 2018 oleh mapala umaha

Pengertian Persidangan
Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya
menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan. Keputusan dari persidangan ini
akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan. Keputusan ini
sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun tidak setuju, hadir atau tidak
hadir dalam persidangan.

Peristilahan dalam Persidangan


1. Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau
prinsip.
2. Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying, dikarenakan sulitnya
mencapai kesepakatan antarpeserta sidang yang berseteru.
3. Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.
4. Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi
antara peserta sidang yang lain.
5. Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan
musyawarah mengalami kebuntuan.
6. Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah.
7. Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.
8. Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).
9. Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.
Jenis-Jenis Sidang
Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:

1. Sidang Pleno
A. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan;
B. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
C. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
permusyawaratan.
2. Sidang Komisi
A. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
B. Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan peserta peninjau yang
ditentukan oleh Sidang Pleno;
C. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi;
D. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut;
E. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang
bersangkutan.
Aturan Sidang
1. Peserta
Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta peninjau.
Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam suatu organisasi, sedangkan peserta
peninjau adalah orang-orang yang diundang, atau pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun
hadir dalam persidangan.

1. Hak Peserta Penuh


 Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan kepada 
pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
 Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
 Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
 Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
1. Hak Peserta Peninjau
Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara.

1. Kewajiban peserta penuh dan peninjau


 Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
 Menjaga ketenangan persidangan.
 

2. Presidium Sidang
Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang
dipandu oleh

1. Panitia Pengarah (Steering Committee).


2. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti aturan
yang disepakati bersama.
3. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.
 
Aturan Ketuk Palu
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu sidang berkaitan dengan jumlah
ketukannya.

1. Satu Kali Ketukan


A. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;
B. Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara);
C. Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, sehingga
peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;
D. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
E. Memberi peringatan kepada peserta sidang.
 

2. Dua Kali Ketukan


Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya untuk
lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan sebagainya.

3. Tiga Kali Ketukan


A. Membuka atau menutup sidang secara resmi
B. Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.
 

4. Ketukan Berulang-ulang
Menenangkan peserta sidang atau forum.

Contoh kalimat pengucapannya:

1. Membuka Sidang
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, sidang saya nyatakan dibuka, tok…tok…
tok…..”

2. Menutup Sidang
“Dengan mengucapkan alhamdulillahirabbilalamin, sidang saya nyatakan ditutup, tok…tok…
tok….”

3. Mengalihkan Pimpinan Sidang


“Dengan ini pimpinan sidang yang lama saya alihkan kepada pimpinan sidang yang baru, tok…”

4. Menskorsing Sidang
“Dengan ini saya skorsing sidang selama lima belas menit, tok….tok…”

5. Memberi peringatan kepada peserta sidang “tok…., peserta sidang harap tenang”
 
Interupsi
1. Macam-Macam Interupsi (Interruption)
1. Interruption Point of Order
Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya
pesidangan. (jika pembahasan melebar atau tidak konsisten)

1. Interruption Point of Clarification


Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi, agar tidak
terjadi pendangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan
terhadap suatu pernyataan.

1. Interruption Point of Information


Dilakukan untuk menyampaiakan informasi tambahan yang dianggap membantu maupun
informasi yang sifatnya teknis.

1. Interruption Point of Personal Previllage


Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar substansi
permasalahan

1. Interruption of Explanation
Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak ditanggapi keliru.

2. Pelaksanaan Interupsi
1. Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
minta izin dari presidium sidang.
2. Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih
jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta Sidang.

Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan
memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.

Sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta.

Anda mungkin juga menyukai