Anda di halaman 1dari 22

TEKNIK SIDANG

DI SAM PAI K AN DALAM ACARA


M ABI M - H I M P UNAN M AH ASI SWA I LM U ADM INI S TRASI P UBLI K
1 3 O K TO BER 20 1 9

O LEH :
I RPAN : P RESI DI UM 1
W I LDAN : P RESI DI UM 2
M EI S YA : P RESI DI UM 3
SIDANG ?
◦ Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam
upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan dan aturan-aturan yang
jelas.
◦ Keputusan dari persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum
diadakan perubahan. Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju
maupun tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan
FUNGSI PERSIDANGAN
1) Sebagai sarana untuk bermusyawarah dalam pemecahan suatu permasalahan.
2) Untuk meninjau kembali keputusan yang telah diambil, apakah sesuai terhadap masalah.
3) Persidangan juga berfungsi untuk menyampaikan pendapat mengenai suatu permasalah dan
mencari solusi yang tepat.
4) Sebagai sarana untuk mempertangung jawabkan laporan Kerja.
5) Sebagai sarana untuk penetapan suatu kebijakan. Dimana dalam penetapan harus mengikuti
berbagai peraturan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan tata tertib serta dapat di
pertanggung jawabkan.
TUJUAN PERSIDANGAN
Membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan
sebagai sebuah Ketetapan bersama.
JENIS PERSIDANGAN
1. Sidang Pleno
◦ Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
◦ Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
◦ Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
◦ Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan Permusyawaratan

2. Sidang Paripurna
◦ Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
◦ Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
◦ Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan
Permusyawaratan
Lanjut. . .
3. Sidang Komisi
◦ Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
◦ Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno
◦ Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi
◦ Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut
◦ Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan
UNSUR – UNSUR PERSIDANGAN
1. Pimpinan sidang
Pimpinan sidang merupakan orang yang dipilih untuk memimpin jalannya sidang. Umumnya
pemimpin sidang ini terdiri dari tiga orang yaitu pimpinan sidang 1, pimpinan sidang 2 dan satu orang
notulen. Pimpinan sidang ini dipilih oleh peserta sidang.
2. Peserta sidang
Peserta sidang adalah semua orang yang ikut dalam persidangan kecuali notulen dan pimpinan sidang.
Peserta sidang ini ditentukan oleh tata tertib yang telah disepakati bersama. Umumnya peserta sidang
ini terbagi menjadi dua jenis yaitu peserta aktif dan peserta peninjau.

3. Notulen
Dalam persidangan, notulen metupakan orang yang mengemban tugas untuk mencatat jalannya
persidangan hingga pengambilan keputusan di tetapkan.
ATURAN UMUM SEBUAH
PERSIDANGAN
1. Peserta
Peserta Penuh
◦ Hak peserta penuh :
◦ Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan
baik secara lisan maupun tertulis
◦ Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
◦ Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
◦ Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
◦ Kewajiban peserta penuh :
◦ Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
◦ Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
Lanjutan. . .
2. Peserta Peninjau
Hak Peninjau :
◦ Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan menajukan usulan kepada
pimpinan baik secara lisan maupun tertulis

Kewajiban Peninjau:
◦ Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
◦ Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
Lanjutan. . .
3. Presidium Sidang
Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang
dipandu oleh Panitia Pengarah
Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan
yang disepakati peserta
Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan
Syarat-syarat Presidium Sidang :

oMempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab


oMemiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
oPeka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
oMampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan

Sikap Presidium Sidang :


oSimpatik, menarik, tegas dan disiplin
oSopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
oAdil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
Quorum dan Pengambilan Keputusan

Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 dari peserta


yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan melalui konsensus)
Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil
melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan
Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan
lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang
ALAT – ALAT PERSIDANGAN
1. Palu
2. Proyektor
3. Papan tulis
4. Pengeras suara
5. Kertas (berisi LPJ, tata tertib, dll).
Aturan Ketukan Palu dan kondisi-kondisi lain :
1. 1 (satu) kali ketukan
◦ Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
◦ Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin (keputusan sementara).
◦ Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
◦ Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama (biasanya
skor 1X??menit, dll) sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
◦ Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
Lanjutan . . . .
2. 2(dua) kali ketukan
Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama (biasanya 2 X ?? menit),
misalnya istirahat, lobying, sembahyang,makan.
Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.
Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam
pengambilan keputusan

3. 3(tiga) kali ketukan


◦ Membuka/menutup sidang atau acara resmi.
◦ Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang
Contoh kalimat yang dipakai oleh
Presidium Sidang
Membuka sidang 3x
“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya nyatakan dibuka. ” tok…….tok…….tok

Menutup sidang 3x
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, sidang pleno I saya nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok

Mengalihkan pimpinan sidang 1x


“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok.

Mengambil alih pimpinan sidang 1x


“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih ” tok

Menskorsing sidang 2x
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.
Lanjut . . .

Mencabut skorsing 2x
“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan” tok…….tok.

Memberi peringatan kepada peserta sidang 1x


Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
ISTILAH – ISTILAH DALAM
PERSIDANGAN
1.Skorsing:
memberhentikan sidang untuk sementara dengan menentukan alokasi waktunya. Misalkan skorsing 5 menit.

2.Pending :
memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang dan langsung menetapkan
waktu, jam, dan hari. Misalkan: pending sampai hari kamis, tanggal 2 februari 2012. jam 10.00 wib.

3.PK/Peninjauan kembali :
mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan

4.Interupsi :
memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sagat penting untuk diungkapkan

5.Lobying :
suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan
MACAM-MACAM INTERUPSI
1.Point of Clarification :
interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan atau isi pembahasan.
2.Point of View :
interupsi untuk menyampaikan pendapat, tanggapan, usulan, saran
3.Point of Order :
interupsi yang digunakan untuk menyampaikan redaksi/hasil/poin pembahasan atau juga dapat untuk meminta
pimpinan sidang meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap janggal.
4.Point of Solution :
interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dibahas.
5.Point of Information :
interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan
dengan kondisi yang menjadi pokok pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk diinformasikan.
6.Point of Privilege (rehabilitation) :
interupsi yang berfungsi untuk membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok karena dipandang
pembicaraan tersebut menyimpang dari etika atau menyinggung perasaan.
Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
mendapat ijin dari Presidium Sidang
Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih
jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan dengan
memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.

Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta siding yang
lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan kepada peserta
(biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium sidang boleh
mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa
kesepakatan peserta sidang yang lain.
Sekian

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai