Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK SIDANG

A. Pengertian Persidangan
Sidang adalah pertemuan formal organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk
menghasilkan keputusan sebagai sebuah kebijakan tertinggi yang tidak dapat diganggu gugat.

B. Tingkatan Sidang
1. Sidang Pleno
2. Sidang Komisi

C. Syarat-syarat / Unsur-unsur persidangan


1. Tempat / Ruang sidang
2. Waktu sidang
3. Acara sidang
4. Peserta sidang
5. Perlengkapan
6. Tata tertib sidang
7. Pimpinan dan sekertaris sidang
8. Keputusan / Kesimpulan sidang

D. Tempat sidang
Sebagai pertemuan formal, sidang memerlukan tempat yang memadai, agar sidang berjalan
dengan lancar dan tertib, serta tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

E. Waktu sidang
Waktu sidang hendaknya ditentukan sebaik mungkin, sehingga tidak memberatkan dan
menjenuhkan para peserta sidang, seperti lamanya sidang, waktu istirahat, waktu shalat, waktu
makan, dan lain sebagainya.

F. Perlengkapan & Peralatan sidang


Dalam melaksanakan persidangan, mak peralatan yang dibutuhkan hendaknya dipenuhi:
1. Palu sidang
2. Kursi dan meja sidang
3. Podium
4. Pengeras suara dan lainnya.

G. Pimpinan sidang
1. Sidang Pleno: Pimpinan sidang berbentuk presidium: Presidium sidang, Sekretaris Presidium,
Anggota Presidium. Ketiga presidium tersebut berasal dari ketua Sidang Komisi.
2. Sidang komisi: Berbentuk Pimpinan Tunggal, yakni Ketua Komisi, dibantu oleh seorang
sekretaris komisi.

H. Keputusan sidang
Keputusan / kesimpulan sidang merupakan hasil dari seluruh proses dan pelaksanaan persidangan
setelah diformulasikan dari semua pendapat peserta sidang yang kemudian disepakati bersama.
Dan keputusan inilah yang kemudian dijadiakan bahan atau landasan bagi anggota organisasi
dalam pengembangannya.

I. Pengambilan Keputusan
Keputusan harus diambil dengan jalan musyawarah dan mufakat. Karena itu langkah-
langkahuntuk mengambil keputusan bisa dilakukan dengan system demokrasi (suara terbayak),
prinsip aklamasi dan berdasarkan kompromi (Lobying), yaitu dimana para peserta dan pimpinan
sidang terdapat kesepakatan. Untuk mengacu ke arah prinsip-prinsip itu di atas, dalam sidang
dilakukan proses :
a. Kualifikasi : Saling menyatakan pendapat di antara peserta.
b. lnterpretasi : Penafsiran pendapat agar diperoleh kejelasan.
c. Motivikasi : Penggunaan alasan yang logis.
d. lntegrasi : Pernyataan semua pendapat, sebagai kesimpulan yang dapat diterima oleh
peserta sidang, serta dijadikan sebagai keputusan sidang.

J. Move-move Persidangan
1. Skorsing (penundaan) untuk sementara atau dalam waktu tertentu.
2. Lobying (obrolan-obrolan) antara peserta dan pimpinan sidang dalam waktu tertentu, untuk
mencari kesesuaian faham yang tidak dapat diambll dalam persidanngan. Kedua point ini,
dalam persidangan mengalami jalan buntu, atau peserta sidang mengalami kelelahan maka
dilakukan skorsing.
3. lnteruption(memotong pembicaraan):Usaha pemotongan pembicaraan dari seorang peserta
terhadap peserta lainnya atau pimpinan sidang sekalipun.. Ada 4 (empat) istilah intrupsi
1) lnterruption point of order (meminta untuk kembali ke permasalahan inti): digunakan
oleh peserta sidang manakala yang diintrupsi, baik itu peserta atau pimpinan sidang,
dipandang melakukan pembicaraan yang menyimpang dari masalah yang
dibicarakan.
2) lnterruption point of information (meminta atau memberikan Penjelasan): dilakukan
peserta terhadap peserta lain atau pimpinan sidang, untuk diberikan dan atau
memberikan informasi sebagai pelengkap dari apa yang telah disampaikan.
3) lnterruption point of clarification (minta diperjelas) Hal ini dilakukan untuk
memperjelas masalah, agar tidak terjadi perdebatan pendapat yang menajam dalam
Persidangan.

K. Ketukan Palu
Dalam persidangan, palu sidang mempunyai peranan penting untuk kelancaran. Palu sidang
meiliki fungsi untuk mengesahkan keputusan dan menenangkan peserta sidang.Adapun
penggunaan atau ketukan-ketukan palu sidang adalah sebagai berikut :
1. Satu kali (1x) ketukan digunakan untuk:
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang
b. Mengesahkan keputusan sidang point demi point
c. Memberikan perhatian kpeserta sidang untuk tidak gaduh.
d. Menskorsing atau mencabut kembali skorsing sidang yang hanya satu kali 15 menit.
e. Mencabut kembali /membatalkan ketulan terdahulu yang dianggap keliru.
2. Dua kali {2x} ketukan digunakan untuk:
Skorsing sidang yang lamanya 2x15 atau 2x30 menit atau lebih
3. Tiga kali (3x) ketukan digunakan :
a. Membuka/menutup sidang atau acara sidang.
b. Mengambil keputusan mengesahkan hasil sidang akhir secara keseluruhan,

Contoh-contoh dalam menggunakan ketukan palu


1) Membuka acara sidang. Dengan mengucapkan Bismillahilahmanirrahim' sidang /acara
.....'.secara resmi saya buka/ dibuka' tok,.tok,.tok,.
2) Menutup sidang acara resmi. Dengan mengucapkan Alhamdulillah, hasil sidang /rapat
dinyatakan sah, tok,.tok,.tok,.
3) Pengesahan keputusan. Dengan membaca alhamdulliahirabilalamin, hasil sidang/rapat
dinyatakan sah, tok,.tok,'tok'
4) Menskorsing/mencabut skorsing. Dengan membaca bismillah....sidang kita schor selama
1x15 menit,tok. 2x15 menit, 2x24 iam' tok.tok,. atau sidang kita cabut/buka kembali,tok'
5) Menerima dan menyearahkan palu sidang. Dengan membaca bismillah, palu sidang saya
terima ketuk (1x) kemudian membaca salam. Atau dengan membaca alhamdulillah palu
sidang, saya serahkan kepada presedium,pimpinan sidang yang lain (1x) kemudian
mengucapkan salam
6) Mengesahkan keputusan sidang point perpoint (1x) dan lain-lain.
7) Menegur peserta, “Harap tenang!” tok tok tok tok tok

Anda mungkin juga menyukai