Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN

Gambar 1. Suasana Gedung DPR-MPR RI

TENTANG PERSIDANGAN
Persidangan merupakan salah satu alat atau unsur dari suatu
organisasi yang juga memiliki peranan penting. Secara sempit
persidangan diartikan sebagai pertemuan (meeting), rapat, musyawarah
atau berkumpul untuk proses pengambilan keputusan penting. Sehingga
wajar bila dalam dinamika persidangan, terjadi dialetika yang cukup keras
diantara peserta untuk saling mempertahankan gagasannya.
Agar dalam proses mempertahankan gagasan tersebut tidak terjadi
debat kusir, maka dibutuhkan sebuah mekanisme menyampaikan
pendapat, pengambilan keputusan, dan hal-hal lain yang selalu menyertai
dalam proses persidangan tersebut.

LATAR BELAKANG SEBUAH PERSIDANGAN


Setiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti
membutuhkan persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus
dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan
ketaatan terhadap aturan didalam sebuah persidangan. Persidangan
didefinisikan sebagai pertemuan formal sebuah organisasi guna
membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan
yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan bersama.
Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh
elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan

MPM Politeknik Negeri Bandung

tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju
ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika persidangan
berlangsung.

Gambar 2. Presiden RI ketika menyampaikan pidato kenegaraan pada saat


Sidang Paripurna DPR

CIRI-CIRI PERSIDANGAN
1. Forum yang dibentuk untuk sebuah tujuan berdasarkan hasil
kesepakatan bersama,
2. Peserta adalah orang-orang tertentu yang merupakan perwakilan
dari sub organisasi atau kelompok-kelompok tertentu. Biasanya
dalam persidangan dapat pula dihadiri oleh orang-orang yang
termasuk dalam kelompok peninjau,
3. Hasil keputusan dalam persidangan memiliki kekuatan hukum yang
mengikat para anggotanya untuk mematuhi apa yang telah
disepakati bersama.
KELENGKAPAN PERSIDANGAN :
1. Presidium sidang
a. Ketua Sidang (Presidium 1)
b. Wakil Ketua Sidang (Presidium 2)
c. Notulen (Presidium 3)
2. Peserta sidang
3. Draft keputusan atau ketetepan sidang, agenda acara, tata tertib
sidang, dan lembar rekomendasi.

MPM Politeknik Negeri Bandung

4. Palu sidang
5. Simbol-simbol atau panji-panji organisasi
6. Bendera merah putih

TEKNIK PERSIDANGAN
Tata cara, Peraturan, Etika atau segala hal yang berkaitan dengan
kegiatan persidangan

TUJUAN PERSIDANGAN
Membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan
yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan bersama.

SIAPA YANG MELAKUKAN PERSIDANGAN?


Semua orang, organisasi, instansi pemerintahan, kejaksaan, legislatif,
eksekutif, dll

JENIS PERSIDANGAN :
1. Sidang Pleno
a.

Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau


Permusyawaratan

b.

Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang

c.

Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee

d.

Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu


yang berhubungan dengan Permusyawaratan

2. Sidang Paripurna
a.
b.
c.

Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau


Permusyawaratan
Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan
keputusan yang berhubungan dengan Permusyawaratan

dan

3. Sidang Komisi
a.

Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi

MPM Politeknik Negeri Bandung

b.

Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau


yang ditentukan oleh Sidang Pleno

c.

Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu


seorang Sekretaris Sidang Komisi

d.

Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi


dalam Komisi tersebut

e.

Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas


dari Komisi yang bersangkutan

ATURAN UMUM SEBUAH PERSIDANGAN


1. Peserta (Penuh & Peninjau)
2. Pimpinan Sidang

PESERTA PENUH
1.

Hak peserta penuh :


a. Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun
tertulis
b. Hak Suara, adalah hak
pengambilan keputusan

untuk

ikut

ambil

bagian

dalam

c. Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses


pemilihan
d. Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
2.

Kewajiban peserta penuh :


a. Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
b. Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan

PESERTA PENINJAU
1. Hak Peninjau :
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun
tertulis
2. Kewajiban Peninjau:
a.
b.

Mentaati
persidangan/permusyawaratan

tata

tertib

Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan

MPM Politeknik Negeri Bandung

PIMPINAN/PRESIDIUM SIDANG

Presidium
Sidang
dipilih
dari
dan
oleh
peserta
Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia
Pengarah

Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur


jalannya persidangan seperti aturan yang disepakati peserta

Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan


tata tertib persidangan

Gambar 3. Presidium Sidang Paripurna DPR-RI

SYARAT-SYARAT PRESIDIUM SIDANG :


1. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
3. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi
kritis
4. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi
persidangan

SIKAP PRESIDIUM SIDANG :


1. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin

MPM Politeknik Negeri Bandung

2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan


3. Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta

Gambar 4. Presidium dan Anggota Sidang sedang menyanyikan Lagu


Kebangsaan Indonesia Raya

LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN:


1.

Musyawarah untuk mufakat: pengambilan berdasarkan


kesepakatan bersama seluruh peserta sidang

2.

Lobby: apabila dalam musyawarah tidak mendapatkan


kesepakatan bersama maka langkah yang digunakan adalah
lobbying antara peserta sidang yang pro dan kontra.

3.

Voting: apabila dalam lobbying tidak mendapatkan


kesepakatan bersama maka langkah yang digunakan adalah voting.
a.

voting terbuka: setiap peserta langsung memberikan hak


suaranya secara terbuka, misalkan dengan mengangkat tangan
ataupun berdiri.

b.

Voting tertutup : setiap peserta memberikan hak suaranya


secara tertutup, misalkan dengan menggunakan kertas.

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1. Persidangan dinyatakan syah/ quorum apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia
(bisa juga ditentukan melalui konsensus)

MPM Politeknik Negeri Bandung

2. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan


jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak ( + 1) dari
peserta yang hadir di persidangan
3. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi
suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan
pemungutan suara ulang
ISTILAH DALAM PERSIDANGAN
1.

Skorsing: memberhentikan sidang untuk sementara


dengan menentukan alokasi waktunya. Misalkan skorsing 5 menit.

2.

Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu


dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang
dan langsung menetapkan waktu, jam, dan hari. Misalkan: pending
sampai hari kamis, tanggal 2 februari 2012. jam 10.00 wib.

3.

PK/Peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan


untuk mengulang kembali pembahasan/ putusan yang telah
ditetapkan

4.

Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan


ada hal-hal yang sagat penting untuk diungkapkan

5.

Lobying : suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan


perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan

ATURAN KETUKAN PALU DAN KONDISI-KONDISI LAIN


1. Satu (1) kali ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
b. Mengesahkan keputusan/ kesepakatan peserta sidang poin per
poin (keputusan sementara).
c. Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya
tidak terlalu lama (biasanya skor 1X??menit, dll) sehingga peserta
sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
d. Mencabut kembali
dianggap keliru

membatalkan

ketukan

terdahulu

yang

2. Dua (2) kali ketukan


Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang
cukup lama (biasanya 2 X ?? menit), misalnya istirahat, lobying,
sembahyang, makan.
3. Tiga (3) kali ketukan

MPM Politeknik Negeri Bandung

a. Membuka/menutup sidang atau acara resmi.


b. Mengesahkan keputusan final /akhir hasil siding
4. Ketukan lebih dari tiga (3) kali
a. Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
b. Untuk menertibkan dan menenangkan persidangan.

CONTOH KALIMAT YANG DIPAKAI OLEH PRESIDIUM SIDANG


1. Membuka sidang
Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I
saya nyatakan dibuka. tok.tok.tok
2. Menutup sidang
Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil Alamin, sidang pleno I
saya nyatakan ditutup. Tok..tok..tok
3. Mengalihkan pimpinan sidang
Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang
berikutnya tok....
4. Mengambil alih pimpinan sidang
Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih tok
5. Menskorsing sidang
Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit tok
6. Mencabut skorsing
Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang
dilanjutkan tok
7. Pending, Skorsing / cabut Skorsing Sidang
Dengan ini sidang saya skorsing 2x30 menit tok..tok..
8. Memberi peringatan kepada peserta sidang
Tok. Peserta sidang harap tenang !

INTERUPSI
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam
sidang karena adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk
pelaksanaan sidang tersebut.

MPM Politeknik Negeri Bandung

PELAKSANAAN INTERUPSI
1. Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang
2. Interupsi diatas
persidangan.

hanya

berlaku

selama

tidak

menggangu

3. Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu


menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia
Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya
persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta
Sidang

Gambar 5. Peserta Sidang sedang melakukan Interupsi

MACAM-MACAM INTERUPSI
1. Point of Clarification :
interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan atau isi
pembahasan.
2. Point of View :
interupsi untuk menyampaikan pendapat, tanggapan, usulan, saran
3. Point of Order :
interupsi yang digunakan untuk menyampaikan redaksi/hasil/poin
pembahasan atau juga dapat untuk meminta pimpinan sidang
meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang
dianggap janggal.
4. Point of Solution :

MPM Politeknik Negeri Bandung

interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dibahas.


5. Point of Information :
interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang pembicaraan
yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan dengan kondisi yang
menjadi pokok pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen
untuk diinformasikan.
6. Point of Privilege (rehabilitation) :
interupsi yang berfungsi untuk membersihkan nama baik atau
kehormatan seseorang/kelompok karena dipandang pembicaraan
tersebut menyimpang dari etika atau menyinggung perasaan.

TATA TERTIB
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh
peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum
organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.

SANKSI-SANKSI
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang
ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan
mempertimbangkan saran, dan usulan peserta sidang yang lain.
Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan
kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan
bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari
forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan
peserta sidang yang lain.

10

MPM Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai