Anda di halaman 1dari 25

#44 - Qowaidul Hisan 27/06/2021

Kaidah 28 – Dalam penyebutan sifat2 yang komprehensif yang Allah sifati dengannya seorang
muslim

Iman merupakan asal dari kebaikan dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Allah memperingatkan
hal tersebut banyak sekali dalam kitabNya, dengan :

1. Memerintahakan
2. Melarang dari dhodh
3. Memotivasi surga
4. Mensifati ciri2 penghuni surga
5. Memberi kabar hadiah untuk mereka di dunia dan akhirat

Maka saat Allah memanggil seperti ya ayuhal muminun maka maksudnya seluruh orang beriman,
baik yang sempurna ataupun yang iman nya kurang. Karena iman bertambah dengan ketaatan dan
berkurang dengan kemaksiatan.

Sedangkan pujian, ditunjukan pada orang mukmin yang iman nya kamil.

 Contoh : Al- anfal 19 : Allah bersama orang-orang beriman.

Allah mensifati mereka (mu’min) dengan :

 Membenarkan seluruh ajaran agama


 Kemauan yang dicintai Allah dan diridhoiNya
 Amal yang dicintai Allah dan diridhoiNya
 Meninggalkan seluruh kemaksiatan
 Bersegera dalam bertaubat

Dampak pada mereka:

 Akhlak mereka baik


 Perkataan baik
 Perbuatan mereka pengaruh baik

Mereka beriman pada :

 Ushul Jami’ah (Allah, malaikat, nabi rasul, kitab, hari akhir, takdir baik buruk
 Beriman pada seluruh ajaran dan rasul
 Beriman pada yang ghaib

Mereka disifati dengan :

 Mendengar dan langsung ta’at


 Tunduk pada dzohir dan bathin
 Kulit mereka bergetar
 Mata mereka menangis
 Hati mereka takut
 Mereka khusyu, terkhusus dalam shalat mereka
 Berpaling dari hal sia2
 Membayar zakat
 Menjaga kemaluan mereka kecuali dari istri dan budak
 Melakukan persaksikan mereka
 Menuntaskan amanah dan janji
 Mereka tidak ada keraguan didalamnya
 Mereka berjihad dengan harta dan diri mereka
 Ikhlas kepada Rabb mereka dalam setiap perbuatan dan tinggalkan. Ikhlas maksudnya
menginginkan ridho Allah dari perbuatan tersebut
 Mencintai orang-orang mukmin
 Mendoakan saudara-saudara mukmin mereka
 Bersemangat untuk menghilangkan rasa permusuhan
 Berwala
 Baro dari berwala pada musuh agama
 Memerintahkan ma’ruf
 Melarang mungkar
 Tunduk pada Allah dan Rasul di tiap urusan

Dalam kitab terdapat lebih dari 100 faedah ketaatan. Setiap faedah lebih baik dari dunia dan
seisinya. Sifat-sifat mulia tersebut membuat orang :

 Selamat dari hukuman


 Selamat dari adzzab kubur
 Dari kesulitan hari kiamat
 Dari situasi di hari akhir
 Kabar gembira di kehidupan dunia dan akhirat
 Keteguhan diatas ketaatan di dunia
 Diteguhkan saat di kubur diatas iman dan tauhid

Di dunia akan diberi kebaikan hidup:

 Allah beri rezeki, kebaikan, mudahkan hambanya jalan didunia


 Dihindari dari kesulitan
 Ketenangan hati
 Jiwa tenang
 Kepuasan batin
 Kondisi baik
 Keturunan baik
 Keturunan sebagai penyejuk mata mukmin
 Kesabaran dari ujian dan musibah
 Mengangkat darinya beban
 Mendhindarkan darinya keburukan
 Menollongnya dari musuh
 Tidak menghukumnya karena lupa, jahil, tergelincir
 Mengampuni dosa-dsoa merkea
 Memberi mereka taufik untuk bertaubat

#45 - Qowaidul Hisan 28/06/2021

Kaidah 29 – Faidah-faidah yang Didapatkan Seorang Hamba Ketika dia Memahami Berbagai Jenis
Ilmu Qur’an
Al-Qur’an akan didapati terdiri dari ilmu yang bermacam-macam. Kaidah ini hampir menjadi kaidah
paling penting. Oleh karena itu wajib seorang hamba mengikuti ayat sehingga tercapai padanya :

1. ilmu,
2. pembenaran,
3. kondisi yang membaik, dan
4. dia megamalkannya.

Dan ilmu yang terpenting adalah ilmu tauhid. Saat seorang mempelajarinya, maka dia akan
menumbuhkan kecintaan pada kesempurnaan dan keagungannya. Dan dia mengetahui fondasi
ilmuadalah iman kepada Allah, semakin kuat atau semakin lemahnya tergantung pada ilmu
seseorang pada Rabb-nya dan tergantung pemahamannya pada nama dan sifat-sifat Allah ta’ala.
Setelah dia menyempurnakan ilmu tauhidnya, maka sempurna lah fondasi ilmu nya dan fondasi
penghambaannya.

--Diantara ilmu Qur’an yang ke-2 adalah sifat para rasul dan bagaimana muamalah mereka
dengan orang-orang yang mengiktui serta yang menentang mereka.—

Di Al-Qur’an banyak sekali cerita mereka sehingga bisa diambil pelajaran bagaimana mereka
membimbing makhluq, berdakwah dengan baik, jawaban mereka baik, kesabaran mereka sempurna,
tidaklah tujuan Allah menceritakan kisah mereka hanya sekedar menjadi cerita, namun agar menjadi
ibrah.

--Ibrah dari kisah Rasul ada dua sisi :


1. Dari sisi akhlak mereka. Kesabaran mereka, bagaimana mereka menghadapi kondisi para
makhluk, dan bagaimana mereka berdakwah.
2. Dari sisi bagaimana kaum mereka. Kaum tersebut tidak menerimanya dari awal, mereka
menolaknya, menentangnya bahkan memeranginya. Lihatlah nabi Nuh, syirik pertama
terjadi di kaumnya.--

Jangan berharap mereka menerima dakwah langsung diawal, akan tetapi bersabarlah dan jangan
putus asa.

Dan diantara ilmu Qur’an yang ke-3 adalah tentang orang ahlul sa’aadah wa khoir dan ahlul
syaqoowah wa syar. Sehingga kita bisa mengambil jalan dari mereka berdua, mengetahui pembeda
antara yang satu dengan yang lainnya.

Jenis ilmu yang ke-4 adalah apa balasan di dunia, di alam barzakh, dan di akhirat. Sehingga kita
mengetahui luasnya karunia Allah. Darisana kita dapat mengetahui tentang hari akhir. Sehingga kita
mendapat motivasi dan peringatan setelah kita mengetahui balasan dari amalan.

Jenis Ilmu yang ke-5 adalah perintah dan larangan. Terdapat tujuan agung didalamnya yaitu
mengetahui batasan-batasan tentang apa yang Allah turunkan pada rasulnya. Karena para mukallaf
diwajibkan mengetahui apa yang dibebankan pada mereka dan mengamalkannya. Sehingga wajib
berilmu terlebih dahulu atasnya. Kita harus mengetahui apa yang diperintahkan atau dilarang
terlebih dahulu, dilarang ghuluw pada Rasulullah namun harus mengetahui hudud. Apabila dia telah
meninggalkan larangan tersebut maka pujilah Allah karena telah membuatnya meninggalkannya dan
berdoa kepada Allah. Dan hendaknya dia lakukan itu karena takut pada Allah supaya sifat nya
menjadi ibadah. Jangan sampai syahwat yang rendah itu menghalanginya dari menghindari
keburukan.

--Kesimpulannya Ilmu Qur’an bermacam-macam, didalamnya ada ilmu tentang Allah, nama-
nama dan sifatnya, dan itu adalah jenis ilmu yang paling mulia. Kemudian ilmu rasul, ilmu
hari akhir, ilmu hukum-hukum Allah, ilmu tentang hukum-hukum Qauniyyah, Ilmu tentang
balasan, Ilmu tentang apa yang ada di alam semesta ini yang menunjukan kesempurnaan
Allah, serta ilmu sifat-sifat kebaikan dan ilmu sifat keburukan.--

Ta’rif, tamtsil, takyif, ta’thil.

#46 - Qowaidul Hisan 29/06/2021

Kaidah 30 – Rukun Iman kepada Nama Allah yang Sempurna ada Tiga : Iman Kepada Nama
Tersebut, Dan Juga Iman Kepada Makna yang Dikandungnya, dan Iman Kepada Konsekuensi Nama
Tersebut.

DI dalam Qur’an disebutkan melebihi 80-an nama, diulang-ulang dalam ayat yang banyak sesuai
dengan konteks ayat-nya.

Pilar pertama adalah kita meyakini bahwa al-Alim adalah nama Allah ta’ala. Kedua Allah “dzuu
‘ilmin” yaitu memilik ilmu, yakni sifat yang terkandung dalam nama tersebut. Ketiga, konsekuensinya
Allah mengetahui segalanya – gerak-gerik kita, semua ilmu yang kita pelajari berasal dari-Nya, dan
lainnya.

Selain itu Allah al-Qodiir : dzuu qodaroh wa quwwah adziimah. Yaqdiru ala kuli syai’

Ar-Rahiim : dzuu rahmah adziimah. Wa rahmatahu wa sa’tu kulla syai’

--Ringkasan dari faedah ini adalah, kadiah tersebut berlaku untuk nama Allah yang
muta’adi / butuh objek contoh as-sami’, al-‘alim. Sedangkan untuk yang lazim maka hanya
dua pilar, tidak ada pilar ketiga karena tidak ada objek seperti al-hayyu. Apabila kita hanya
mengimani pilar pertama namun tidak pilar kedua, maka inilah paham mu’tazilah, seperti
mengimani allah as-sami’, namun tidak percaya Allah sam’un / mendengarkan.

Kaidah 31 – Rububiyyah Allah dalam Qur’an terbagi dua jenis : Umum dan Khusus

Rububiyyah ‘Aammah : yaitu rububiyyah Allah terhadap seluruh makhluk baik yang takwa atau fajir,
mukallaf atau tidak mukallaf, bahkan benda mati : Allah satu-satunya yang menciptakan mereka,
memberinya rezeki, mengatur perkaranya, memberikan apa yang dia butuhkan, atau yang darurat,
memudahkan manfaat dan tujuan yang ingin dicapai makhluknya.

Rububiyyah Khossoh : hanya kepada wali-walinya untuk menyempurnakan iman mereka. Seluruh
muslim adalah wali, namun mereka bertingkat-tingkat. Hakikat nya adalah Allah memberikan taufik
pada segala urusan, menjaga mereka dari keburukan, memudahkan mendapatkan sesuatu yang
dicintai baik oleh Allah ataupun mereka.

Jika Allah memberikan keterangan rububiyyah tanpa keterangan, maka maksudnya ‘aammah.
Seperti pada (Al-An’am : 164) . Sedangkan yang khossoh maksudnya pada yang diberi keterangan
atau ketika nabi dan pengikutnya berdoa dengan “Ya Rabb”. Pada khossoh juga terlingkup ‘ammah
seperti hidup sehingga dapat berdoa. Contoh khossoh : “Mahasuci yang menggerakan hambanya”
(Al-Isro : 1), hamba disitu khusus yaitu Rasulullah.

Perbedaan antara rububiyyah dan ubudiyyah: Rububiyyah adalah sifat Allah sedangkan Ubudiyyah
adalah sifat makhluk yaitu penghambaan.

--Allah menetapkan ketentuan untuk makhluknya sehingga ubuudiyah ‘ammah terkait


dengan rububiyyah ‘ammah. Ubudiyah khossoh terkait dengan rububiyyah khosoh. Contoh
“Sesungguhnya seluruh hambaku engkau tidak memiliki kekuasaan atas mereka” (Al-hajr :
42)Khossoh, kemudian (An-Nahl : 99-100) khossoh, (Sod : 82-83) khossoh. Contoh lain
(Maryam : 93) ‘Ammah.

*Perbedaan nama dan sifat Allah : Ar-Rahman (Nama) , Rahmah (Sifat), Al-‘Alim (Nama), ‘Ilm (Sifat).
Manusia, nama dan sifatnya bisa jadi berbeda, sedangkah Allah nama dan sifatnya pasti sama.
Contoh sifat Allah yang tidak ada nama nya : Istiwa, tidak ada nama Al-Mustawi. Termasuk khosoh ke
arsy’. Untuk sifat Allah lainnya seperti tangan tidak memiliki objek.

#47 - Qowaidul Hisan 05/07/2021

Kaidah 32 – Apabila Allah memerintahkan sesuatu, artinya hal yang sebaliknya dilarang. Apabila
Allah melarang sesuatu, maka hal sebaliknya juga diperintahkan. Dan jika Allah menafikan sesuatu
terhadap dirinya sendiri atau terhadap walinya dan orang-orang yang terpilih dengan menafikan
sifat-sifat yang penuh kekurangan, maka itu adalah penetapan terhadap sifat yang sempurna yang
kebalikan dari sifat tercela yang dinafikan.

Maknanya saat kita mendapat perintah untuk shalat, haji, dan sebagainya di Al-Qur’an dan Hadits,
maka tidak boleh beralasan tidak shalat karena tidak ada larangan untuk tidak shalat.

Begitu juga ketika Allah memuji diriNya, maka menafikan sifat-sifat kekurangan dan aib. Dan apabila
Allah menafikan sifat seperti ngantuk dan tidur, maknanya tidak hanya sampai disitu namun Allah
juga Mahasempurna sifat hidupNya.

Sifat-sifat yang ditolak dari Qur’an menunjukan kesempurnannya Qur’an

Sifat-sifat rasul yang dinafikan juga menunjukan kesempurnaannya.

- Meninggalkan hal yang dianjurkan tidak langsung berarti makruh. Saat Allah menafikan sifat
lelah, menunjukan kesempurnaan kekuasaan dan kemampuanNya

Kaidah 33 - Penyakit syubhat dan keraguan serta penyakit syahwat dan keharoman.

Jalan untuk membedakannya banyak di Qur’an. Apabila konteksnya menyelisihi orang munafik dan
menyelisihi agama maka merupakan penyakit syubhat dan keraguan. Jika konteksnya menyebutkan
maksiat dan kecenderungan kepadanya maka itu syahwat.

Kesehatan hati yang sempurna tercapai dari dua hal : kesempurnaan ilmu dan keyaikannya serta
kesempurnaan keinginan dan tekad untuk melakukan yang Allah ridhai. Contoh orang yang memiliki
syubhat : orang muanfik yang hatinya bertentangan dengan risalah rasulullah. Allah tambahkan
syubhat bagi orang-orang yang dihati nya memiliki keraguan.

Contoh kedua : “Jangan tundukan suara karena orang yang dihatinya memiliki penyakit akan muncul
keinginan melakukannya” (Al-Ahzab : 32) Penyakit hati disitu adalah syahwat. Maka siapa yang ingin
bermaksiat maka dia memiliki penyakit hati. Sebaliknya orang yang hatinya bersih diberikan iman
dihati mereka dan dihiasi iman baginya (Al-ahzab : 7-8)

- Penyakit syubhat disebabkan kecacatan ilmu. Sedangkan penyakit syahwat disebabkan


kecacatan dalam masalah tekad. Sehatnya hati adalah ketika Allah memberikan
kesempurnaan ilmu dan iradah.
Maka kita seharusnya memeriksa dan menganalisa hati kita kebersihannya setiap hari
sebagaimana kita membersihkan badan. Orang mukmin, Qur’an akan menambah iman
mereka sedangkan yang dihatinya ada penyakit saat turun ayat mereka sombong dan
meragukan serta mendustakannya- maka bertambahlah penyakit mereka diatas penyakti
yang sudah ada sebelumnya.

Kaidah 34 -Alquran menunjukan dalam beberapa ayat bahwa siapa yang meninggalkan yang
bermanfaat baginya padahal mungkin untuk dia mendapatakanya maka dia akan diberi musibah
dengan sibuk pada sesuatu yang membahayakanya dan perkara yang awal akan dihalangi dari
dirinya

Orang musyrik diberi hukuman sehingga mereka tunduk pada orang yang bingung di agamanya
karena mereka tidak mau beribadah pada Allah.

- Ketika mereka berpaling dari beribadah pada Allah, mereka jadi mengikuti Abu Jahl

Ketika datang kepada mereka ayat yang jelas maka Allah tutup hati mereka sehingga mereka hanya
akan beriman setelah mereka melihat adzab yang pedih. Maka Allah balas orang yang tidak mau
tunduk dengan dihinakan. Sebaliknya orang yang tunduk maka akan Allah muliakan. “Diantara
mereka ada yang berjanji jika mendapat karunia Allah maka sungguh dia akan menafkahkah, dan
sungguh kami akan menjadi orang Soleh” “Dan ketika datang karunia tersebut mereka kemudian
kikir, dan berpaling dan membelakangi” “ Maka Allah menghukum mereka dengan nifaq di hati
mereka, sampai hari dimana mereka bertemu Allah karena mereka telah menyelisihi janji dengan
Allah dan mereka mendustakan ayat-ayat dan syariat Allah” (At-Taubah : 75-77)

Kitab pertama memuliakan mereka karena diberikan kitab. Kitab kedua menunjukan mereka sangat
buruk karena membuang kitab Allah dibelakang punggung mereka. Karena mereka meninggalkan
kitab yang paling bermanfaat, paling benar,maka Allah jadikan mereka mengikuti yang paling hina,
paling dusta, paling mudharat.

Kaidah 35 - Didalam Quran ada beberapa ayat yang didalamnya ada motivasi untuk mendapatkan
maslahat yang paling tinggi, memilih dari dua jalan yang mafsadat (mudharat) , dan syariat
melarang yang mafsadat paling besar

Kaidah pertama adalah memilih dari dua amalan dan mendahulukan yang lebih besar maslahatnya.
“tidak sama yang berinfak sebelum al-fath” (Hadid : 10) Begitu juga dengan jihad dibandingkan
memberi minum pada jamaah haji dan memakmurkan masjid (At-Taubah : 19)

Kaidah kedua, menghalangi orang masuk ke masjidil haram lebih besar dosanya dari berperang di
bulan haram. Dan fitnah lebih besar dari pembunuhan. (Al-Baqarah : 217). Masuk dalam kaidah ini
juga perjanjian hudaiybiyah yang didalamnya ada kerugian untuk muslimin. Dakwah lebih mudah
saat kondisi negri stabil karena orang tidak memikirkan peperangan. Allah juga memerintahkan
rasul untuk menahan tangan sebelum hijrah.

--Takhrij Hadits : mengumpulkan sanad hadits dari kitab-kitab. Setelah terkumpul, mengecek
madarusanad. Madarusanad adalah titik berkumpulnya perawi di puncak antar sanad. Sehingga saat
mermeriksa hadits bisa megecek dari puncak. Tadris : melihat langsung ke hadits.

Robiatu Ro’yi : Guru Imam Malik. Hadits pada awalnya tidak butuh perawi karean masih dekat pada
Rasul (sahabat, tabi’in). Namun mulai dari tabi’ut tabi’in karena muncul pertanyaan natural “antum
dengan dari siapa” sehingga butuh perawi, kemudian barulah di bukukan untuk mempermudah.
DI zaman ini, sanad sudah tidak krusial karena hadits, matan qiro’ah sudah dibukukan. Sanad hanya
untuk membuat hati calon pengajar tenang karena telah teruji oleh gurunya. Kalau pengajar, tidak
harus ditanyakan sanad nya. Apalagi sanad nya tidak punya juga seperti LDII.

Ketiga, apabila terkumpul maslahat dan mafsadat nya lebih besar, maka hindari mafsadat. Seperti
ayat tentang khamr dan maysir (Al-Baqoroh : 219).

 Menghindari maslahat lebih dikedepankan dibandingkan mendatangkan masalahat. Tentu


menghina tuhan kafir adalah maslahat, namun mereka yang akan balas menghina Allah
tentu lebih buruk. Al-Mashaaleh dan Al-Mursalah bukan dalil. Al-Masoleh terbagi 3 :
Mu’tabaroh ,diperintahkan syariat. Mulghoh, dinafikan oleh syariat seperti khamr. Mursalah,
terdapat perbedaan baik dari definisi dan hukum. Tidak disebutkan dalam dalil namun
memiliki masoleh. Ada yang berpendapat tidak ada masoleh ini seperti syeikh Utsaimin
karena takut orang mudah berkata masuk ke bagian ini seperti riba bank, sudah ada kaidah
umum yang mencakupnya. Pendapat lain berkata ini merupakan bentuk hizfu din, sehingga
masuk mu’tabaroh. 3 jenis yang lain tahsiniyat, dharuriyah, hajiyat.

Faedah, sebagaimana syaikhul Islam saat orang mongol menguasai syam. Beliau melewati
sekelompok tentara minum khamr dan bermain musik, lalu tidak dilarang karena jika dilarang
mereka akan berbuat kerusakan dan mengganggu orang muslim.

Logat syam -> dibelakang menjadi ‘leh’. Logat misr -> jim jadi gah

Sakhsiyyah -> pemahaman pribadi.

Kaidah 36 – Metode al-Quran adalah membolehkan mengqisos orang yang berbuat pelanggaran
dan membalasnya sesuai pelanggaran yang dilakukan dan malarang dari kedzaliman yang dia
lakukan dan mensunahkan untuk memaafkan dan berbuat baik

--Memaafkan hanya boleh jika dia memperbaiki kondisinya. Dalil nya As-Syuuro : 40,
Sedangkan orang yang apabila kita maafkan tetap akan berbuat kedzaliman, tidak pantas mereka
untuk kita maakan meskipun orang berkata kasihanilah dia. Cara qasas kita pergi ke ulil amri. Bila
kita memaafkan orang yang seperti demikian, justru perbuatan baik tersebut sebetulnya dzalim.—

Dan hal ini banyak di ayat-ayat. An-Nahl : 126. Maka Allah menyebutkan tiga tingkatan
seperi di As-Syuuro : 40, membalas sesuai dengan perlakuan, memaafkan dengan perbaikan.
Diantara ayat lainnya Al-Baqoroh : 191-194, 178, Al-Maidah : 45, Al-Isro : 33, An-Nisa : 148

--yang dimaksud sulthon disini hak untuk mengqisas, dan juga hak kauniy yaitu betul2 di
qisos. Namun jangan juga melampaui batas dalam membunuh (fala yusrif fil qotl)

#48 - Qowaidul Hisan 09/08/2021

 Jahl Muroqqab : mereka tidak tahu bahwa mereka tidak punya ilmunya. Contohnya dalam
akidah dan adab.
Jahl Basith : mereka tahu mereka tidak punya ilmunya. Contohnya dalam fikih.
3 cara mempelajari adab :
1. Dengar kajian, baca kitab, baca artikel. Jangan sampai menjadi benalu dakwah
2. Dinasehati langsung sebelum kesalahan terjadi, spesifik terhadap kesalahan pribadi
3.

Kaidah 37 –

#50 – Qowaidul Hisan 28/09/2021

Di dalam perkara syariat ada yang lebih mengutamakan maslahat umum (‘ammah) daripada
maslahat yang lebih sempit. Contoh :
-- Tasyabbuh bil Kuffar tetap dinilai perbuatan begitu walaupun pelaku nya tidak berniat sama sekali
untuk melakukannya. Wajib ulil amri menegurnya.
-- Mendamaikan 2 suku berselisih, tidak masalah bagi pendamai untuk berbohong. Bahkan jika kita
ucapkan bahwa kelompok sebelah tidak bermaksud demikian. ->sampai2 suatu perbuatan yang
hukumnya harom diperbolehkan. Jika mendamaikan 2 ustadz tidak boleh. Termasuk adu domba
meski tidak dimaksudkan karena syariat melihat islahnya
-- Suami berbohong pada istri masaknnya enak
- Dalam qital, diperbolehkan muslim tipu daya missal yang tua diwarnai rambutnya jadi hitam
bahkan boleh, kemudian kita miskin namun menghias sampai terlihat kaya, menipu bahwa di balik
bukit terdapat banyak pasukan

Boleh dilakukan individu namun tidak boleh untuk ‘ammah Tidak masalah saat dia lakukan sendiri
dan tidak ada maksud, missal :
--kepala gundul menggunakan selimut oranye
--memutuskan untuk berangkat safar saat sedang marah. Yang tidak boleh saat memutuskan untuk
masyarakat
-- mengajarkan rawadul murbae’ ke kelompok dengan marhalah tertentu
-- maslahat qosiroh , seorang belajar untuk dirinya sendiri. Namun saat berdakwah tidak boleh.

Kaidah 38 – Banyak ayat yang menunjukan disyariatkannya menghibur hati orang yang sedang
bersedih hati, dan kepada orang2 yang berharap pada sesuatu, dan disyariatkan denagan perintah
wajib atau mustahab

Ini adalah kaidah yg sangat bagus , , dan Allah telah menunjukan dalam banyak ayat, diantaranya
Wanita yg diceraikan, Wanita yg ditalak Ketika dia ditalak maka dia bersedih, maka Allah
memerintahkan untuk memberikan pemberian kepada mereka.

Dan begitu juga yang suaminya meninggal, maka termasuk bentuk menghibur hatinya yg paling
sempurna adalah dia tinggal Bersama keluarganya setahun penuh. Begitu juga wajib bagi suami
terhadap istrinya untuk menafkahi di periode iddah ataupun hamil.

Allah berfirman dalam (An-Nisa : 8) Jika (saat pembagian waris) dan orang miskin, yatim, dll, maka
berikanlah Sebagian harta tersebut (meski bukan ahli waris)

Masuk kedalam wajib dan mustahab dalam (Al-an’am : 141) bayarlah zakat pada hari memanen (biji-
bijian dan buah-buahan)
– alasannya karena biasanya pada hari tersebut datang orang miskin (walaupun mereka tidak hadir
tetap wajib diberikan, dan disunahkan (mustahab) juga untuk memberi sedekah)
Kami kabarkan kepada kalian kisah mengenai pemilik kebun yang ditimpa musibah, Ketika mereka
bersumpah untuk memanen kebunnya besok sementara mereka tidak berkata insyaAllah. Sehingga
mereka mendaapti kebunnya hangus esoknya.

Dan Allah berkata dalam (al -Isro : 23-24) untuk menyayangi orang tua dan tunduk pada mereka
khusunya saat mereka sudah renta.

 Orangtua saat sudah renta biasanya butuh ada yang menyayangi mereka, di sisi lain biasanya
anaknya capek dan mereasa malas untuk mengurus orangtuanya

Dan orangyang safar beriakanlah hak nya (Al-isro

Allah juga menyebutkan bagaimana Allah menghibur hati para walinya dan orang-orang yang dicintai
di waktu mereka butuh pertolongan, dan Allah menjawab doa mereka pada waktu hajat dan
doruroh. Dan Allah mengabarkan hambanya untuk menunggu ijabah saat kondisi sedang darurat.

 Merupakan adab yang sangat tinggi, Ketika engkau melihat orang yang sedang patah hati,
bisa karena orang yang dicintain meninggal, atau sebab lain, wajib bagi anda untuk
memasukan kebahagiaan kedalam hatinya, dan wajib bagi kita meringankan musibah
baginya dengan meningatkan padanya musibah yang lebih besar, berkata pada yang
ditinggal keraabt bahwa ada yang ditinggal lebih banyak, orang yang sakit mata bahwa ada
orang buta, sampai kondisinya merasa ringan, dan juga yang diwajibkan syariat untuk
mengunjungi orang yang mendapat musibah

Kaidah 39 – Dalam jalan islam bermusyawarah untuk bersiasat internal ataupun eksternal

(Kaidah ini seharusnya yg paling banyak mengambil manfaatnya adalah ulil amri). Maka mereka
maju menyerang dan harus mundur Ketika maslahat menunjukan harus mundur. Secara umum
kaidahnya tidaklah suatu kaum menuju suatu maslahaat (ineternal / eksternal) baik kecil / besar
kecuali mereka telah bermusyawarah dalam maslahat tersebut. Mereka juga harus bermusyawarah
cara merawat maslahat tersebut. Dan juga mereka harus bermusyawarah dalam menghindari hal2
yang bisa bertentangan / mengurangi maslahat tersebut. (Contohnya masalah sekarang Pendidikan,
maka beri motivasi agar kau muslimin focus mengembangkan Pendidikan yang bagus dan
mendukung universitas2 islam serta persempit Gerakan orang akidah menyimpang. Meotode
nidzom/musyawarah ini yang paling baik di islam).

Diantara metode dalam qur’an : siapkan untuk orang kafir apa yang kalian punya untuk orang kafir
(al-anfal : 60). Menunjukan agar muslim menyiapkan kekuatan, akal ataupun materi. Setiap zaman
memiliki kekuatan yang sesuai masing-masing (contoh di zaman dulu kuda zaman sekarang kapal. Ini
Quwwah materi. Sedangkan Quwwah ma’nawi sama yaitu akidah. Quwwah aqliyah maksudnya
seperti ilmu dunia. ). Diantara metode dalam qur’an juga adalah : wahai orang beriman bersiap-
siagalah (An-Nisa : 71). Dan ayat2 lain dimana Allah memerintahkan muslimin untuk siap siaga. Maka
setiap jalan/sebab yang merupakan sebab meningkatkan kewaspadaan dari musuh termasuk. Akan
tetapi di setiap waktu terdapat pakaiannya masing2.

DIantara yang menakjubkan apa yang telah disebutkan dalam quran, Allah mencela orang mukminin
(ali – imron : 144). Qur;an memerintahkan jangan satu umat bergantung pada satu orang
pemimpinnya. (hingga apabila pemimpinnya mati maka jadi tercerai berai Kembali). Maka supaya
umat tetap Bersatu caranya adalah mempersiapkan setiap perkara umat agama/dunia maka
ditunjuk beberapa orang sehinga jika salah-satu tidak ada akan ada penggantinya. (masalah ini
dibahas ulama karena dijelaskan di dalam qur’an). Cara kedua, umat harus Bersatu dalam cita-cita
umat (an takuna kalimatullah… meningginkan kalimat Allah)

(at-taghobun : 12) Artinya takutlah kepada Allah dengan hisab dan azabnya dengan cara melakukan
setiap perintah yang diperintahkan baik masalahatnya Kembali pada jamaah atau individu . (…)Maka
demikian pula tiap mafsadat/ muhdarat tidka mungkin ditempuh kecuali sebab2 tertentu yang
berarti sebabnya juga diperintahkan (dengan catatan wasilah nya mubah, contoh yg salah seperti
robin hood)

// ukhuwah watonniyah (sama2 tanah air) dan basyariyyah (sama2 manusia) tidak termasuk kaidah
ini

Jangan fokus dakwah di lemabaga yang kedepannya tidak dapat dikendalikan

Nasihat agar mengikhlaskan niat dalam setiap amalan termasuk menuntut ilmu syar’i. Agar kita
diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Wajib kita merasa apabila kita tidak ada, makai slam tidak
akan rugi sama sekali karena Allah lah yang menjaganya. DIjaga lafzon, fahman, istidlalan, bayanan.
Bahkan dijaga disaat diturunkan. Wajib menjaga lafadz (tajwid) dan ma’na. Ahlul bid’ah umumnya
hanya perhatian di tajwid saja supaya tetap laku. Matn halfiyah ibn malik matn asy’ariyyah. Dalam
masalah hadits juga tidak boleh masalah lafadz (sanad) saja. Di zaman ini sanad hanya hiasan saja,
tidak seperti zaman dahulu sebagai parameter keabsahan hadits. Sanad hadits di zaman ini 13-18an
orang. Sehingga belajar harus kita prioritaskan apakah Tafakku (memahami agama) atau hanya
memburu sanad.
Dakwah juga harus mengikhlaskan niat dan memperhatikan thoriqoh yang benar dalam berdakwah.
Contoh thoriqah yang tidak benar adalah masuk ke dalam lini dakwah padahal ia bukan ahlinya,
belum boleh masuk kedalam lini dakwah tersebut. Contohnya da’i-da’I aneh di zaman ini seperti
hanan attaki, abu takeru, rahmat baequni yang seharusnya mereka menghabiskan waktu untuk diri
sendiri lebih utama daripada membuka majelis untuk orang lain. Fiqih dakwah adalah bidang ilmu
syar’I tersendiri.

Di zaman salaf dahulu tidak ada fenomena seperti zaman sekarang. Orang yang mengajar adalah
memang ahli ilmu. TIdak ada panitia kajian yang bebas seperti zaman sekarang. Jangan apa-apa
ditambahkan sunnah , nasihat dari ustadz Yazid dan atau Ustadz Hakim. Lama-kelamaan muncul
kulkas sunnah, hp sunnah, kemeja sunnah, perumahan sunnah. Orang kebanyakan inisiatif,
munculnya niat yang baik. Al-Jadal wal munadoroh, contoh pelajaran ilmu mantik. Hampir tidak ada
orang yang menyebutnya di zaman ini terlebih di Indonesia. Kyai yang cukup ahli di bidang itu kyai di
al-amin madura. Merupakan bidang ilmu untuk mujtahidin. DI zaman salaf komunitas ini hanya
dalam bentuk ta’mir masjid dan pengurus mahad. Ulama lah yang inisiatif untuk membuka kajian,
thalib hanya tinggal hadir. Sehingga komunitas-komunitas mengaji di zaman ini butuh Pembina.

Inisiatif seperti itu di Saudi selalu didampingi ulama / dibuat ulama itu sendiri. Apabila tidak maka
umumnya dibuat oleh tabligh. Contoh yang tidak mengindahkan kaidah ini adalah misalkan orang-
orang yang membuat seperti komunitas bikers sunnah dan lain-lain. Maka telah diperingatkan oleh
misalkan Ustadz Yazid dan Ustadz Abdul Hakim bahwa tidak boleh membuat seperti ini tanpa
bimbingan Ustadz. Ghaul maknanya setan. Ustadz gaul membuat lifestyle seperti mad’u. Fitrah nya
seorang yang ingin menuntut ilmu akan mencari orang yang lifestyle nya mirip dengan rasullullah.
Jangankan rasul, bayangkan sahabat seperti Abu Bakar, Umar, atau bahkan Imam seperti Imam
syafi’i. Sehingga thoriqoh dakwah tersebut salah, sehingga Sebagian Ustadz sunnah di tahdzir oleh
Ustadz lainnya (Ustadz Yazid misalnya). Para ulama mengatakan seharusnya kita mengangkat
lifestyle mad’u bukan mengikutinya. Para ulama kontemporer masa kini yang Rabbani, tidak ada
yang gaul. Apabila Ustadz tidak mengangkat lifestyle mereka , maka mereka akan tetap seperti itu.

Contoh lain dakwah yang tidak sesuai dengan masalah niat adalah dakwah untuk banyak-banyakan
jama’ah, banyak-banyakan donator, dan kepentingan dunia lainnya. Contoh dakwah yang tidak
sesuai dengan thoriqoh dakwah misalkan -hal ini tidak sepenuhnya salah namun berkaitan dengan
madharat di zaman ini- fatu Sayyaf, seorang anak cerdas yang sudah akselerasi sekali, dipesankan
ustd firanda untuk bertanya ke ust andy. Kebanyakan anak akselerasi berhenti motivasi nya semakin
bertambah umurnya, karena anak akselerasi dahulu merasa ada gap yang cukup antara dirinya dan
orang disekitarnya. Namun di saat usia seperti kuliah, gap nya sudah tidak sebesar dahulu sehingga
dia kehilangan motivasi. Tidak boleh menggenjot anak terlalu keras dan mewajibkan mereka ikut
beigtu banyak kegiatan. Cukup ajarkan mereka motivasi dan keteladanan para salaf, lebih penting
daripada mengajarkan ilmu. Jangan sampai anak belajar karena diminta untuk belajar.

Yang lebih bermaslahat di zaman ini apabila ingin membuat komunitas dakwah adalah harus
membuat Pembina, dan harus diarahkan kepada Pendidikan bagi orang awam. Pendidikan bagi
tholibul ‘ilm penting namun sebaiknya diserahkan pada ulama dan Ustadz secara langsung. Contoh
yang bikin mahad untuk tholibul ‘ilm harus bisa Bahasa arab. Banyak kekacauan terjadi Ketika orang
yang tidak tahu tholibul ‘ilm masuk lini dakwah. Sebagain ustadz seperti Ustadz Yazid mewajibkan
panitia kajian dari tholibul ‘ilm. Usatdz Hari Badr sungguh sakit hati, Usatz Abu Umar Indra merasa
dianggap tamu saja di udrusunnah.

 Pertama, al-qur’an memerintahkan agar bermusyawarah karena merupakan buah pemikiran


dari beberapa orang. Dan sebagaimana diketahui jika merupakan buah beberapa pemikiran
maka lebih mendekati kebenaran. Karena manusia akan sadar jika pemikiran yang pertama
kalinya itu salah. Dia akan berpikir seandainya tidak memutuskan, sendainya ia masih
memikirkannya, sampai keputusan yg akan aku laksanakan mencapai derajat yakin dan
teguh. Itu adalah keadaan sendiri Ketika dia memikirkan Kembali apa yang terbaik dalam
suatu perkara, bagaimana jika Bersama-sama? Akan tetapi yang masalah di zaman ini
hampir2 engkau tidak dapat menemukan orang yg niatnya baik, yg ikhlas dan ini adalah
musibah. Hampir2 kita tidak menemuka orang yang berbicara tersebut yang benar2
menginginkan masalahat dari umat. Apa manfaat musyawarah sementara orang2 disana
hanya ingin masalahat untuk dirinya/kelompok khusus. Renungkanlah as-syurur : 38,
seharusnya berpikir untuk orang banyak. Maka seorang harus berpikir bagaimana
menemukan orang yang lurus dan semangat untuk umat. Mereka sedikit. Jika ditemukan
yang ikhlas bisa jadi tidak baik manajemen nya. Jika ada yang ikhlas maka kurang baik
pemikirannya. Maka yang masalah jika kita tidak menemukan ahlu syuro.
 Kedua, wajib bagi orang di tiap negri untuk tidak boleh sangat bergantung pada pemimpin /
tokoh tertentu. Karena jika menjadikan seluruh kekuasaan pada satu orang saja, maka akan
membuat kacau negri bila orang tersebut meninggal. Tidak lah Muhammad kecuali rasul (ali-
imron : 144). Maka wajib kita memiliki tanggung jawab dalam porsi kita masing-masing
sehingga bila figure nya meninggal bisa langsung kita gantikan, serta mempersiapkan agar
perkara umat berjalan seperti biasa setelahnya.(ini adalah perintah untuk rakyat agar
memiliki peran dan agar pemimpin menyiapkan regenerasi). Itulah mengapa Umar Ketika ia
menunjuk orang menjadi pemimpin di sebuah negri, jika orang kagum dengan performa
seorang, maka akan Umar ganti orang tersebut. Sebab pertama supaya tidak bersandar,
sebab kedua adalah menghukum orang tersebut dari takabbur / antisipasi agar tidak
takabbur. (contohnya khalid bin walid). Oleh karena itu kita mendengar dari Sebagian
khutobah / pembesar orang arab beliau berkata “aku bukan ana” (maksdunya orang besar)
“aku hanya fulan. Kalian semua adalah fulan. Ketika siasat yang ana buat mengagumkan
kalian dan ana tempat kalian kagum maka tidak wajib antum menjadikan ana pusat segala
sesuatu.”

# Qowaidul Hisan 17/11/2021

 Diantara yang penting juga, menyiapkan kekuatan untuk musuh (al-anfal : 20). Kekuatan nya
nakrioh itsbats namun bermakna umum. Jika musuh memerangi dengan senjata maka kita
siapkan senjata, jika dengan pemikiran maka kita siapkan pemikiran juga. Yaitu dengan
memperlajri pemikiran mereka sehingga bis akita bantah, karena kita tidak mungkin
memahami suatu pemikiran. Sebagaimana hadits rasul pada muadz bin jabal “sesungguhnya
engkau mendatangi suatu kaum yaitu ahlil kitab” itu isyarat untuk mempelajari ajaran
mereka kalau engkau mau membantah orang2 yang memiliki oemahaman batil sementara
engkau tidak mengetahui kebatilannya maka tidak akan bisa. Bagaimana syaikhul islam
membantah pemikiran orang2 ahli filsafat, ahli mantiq, ahli kalam, karena beliau
mempelajarinya dan mengetahui hal2 tersebut. Dan ini adalah metodenya ulama.
 Maka senjata apapun yang mereka siapkan, kita siapkan kekuatan yang mampu untuk
melawan kekuatan tersewbut. Maka kalu mereka memerangi dengan akhlak ,pemikiran
senjatam, wajib kita mempersiapkan semua dari tiga aspek tersebut.
 Apakah disyaratkan senjata kita sama dengan mereka ? harusnya justru lebih canggih dan
lebih banyak. Akan tetapi jika tidak mampu maka semampu kita , dan musuh kita di zaman
sekarang telah mendahului kita beberapa tingkatan ,tetapi apakah tidak mungkin
mempelajari ilmu mereka ? membeli dari mereka ? walaupun mereka hakikatnya suka
menipu dan memperdayai sehingga menjual barang sangat mahal sehinga menguras kas.
Dan membuat masalah diantara kita , mereka itu orang yg buruk, tidak menginginkan
perdamaian sama sekali, tetapi mereka cerdik, Ketika kita lebih maju mereka mengatakan
kita jual pada mereka senjata yg ketinggalan jaman ,jual ke orang miskin tersebut, lalu kita
buat masalah, dan kita buat mereka saling berperang. Adapun kita muslimin, menerapkan
islam dengan kebaikan ,dan hukum2 syariat islam , dan Ketika kita menunaikan yg wajib
dalam berdakwah, niscaya mereka datang ke kita dan meninggalkan kesesatan mereka
karena agama di sisi Allah hanyalah islam.

--label mujtahid sulit dikuantisasim lebih mudah label bahits (peneliti)

- Maka keadilan adalah sumber umur dan ruhnya, kalau tidak ada keadilan sumber hukum
akan rusak. Kalau kita inign menetaplkkan keadilan di tiap perkara, kita harus mengetahui
terlebih dahulu apa yang merupakan keadilan. Maka Ketika orang2 yang berkuasa memiliki
kemampuan serta adil, dan manajemen mereka dalam mengurusinya dibangung diatas
keadilan (fasad) dan sesuai aturan serta tidak dzolim (syadad) maka umat akan maju dan
perkaranya jadi baik.
 Taat pada ulil amri kita ikuti seperti taat pada Allah dan rasulnya sebagaimana an-nisa : 59.
Disebutkan langsung “dan ulil amri” bukan “dan taatilah ulil amri” sehingga menunjukan
ketaatan serupa. Pertama, jika pada hal yang disyariatkan maka wajib perlu taat. Kedua ,jika
bukan terkait syariat yaitu bukan maksiat atau ketaatan wajib kita patuh juga. Apabila
dimaknai hanya aturan yang merupakan ketaatan pada Allah, maka tidak ada bedanya
dengan orang biasa. Sedangkan jika ada seorang yang mengajak pada keataan, memang
sudah kewajiban kita mendengarkannya (sehingga dalil tersebut jadi tidak tepat).
 Maka wajib taat pada mereka terhadap peraturan yang telah mereka rumuskan walaupun
bukan ketaatan pada Allah namun mubah bukan maksiat. Jika ada yang berkata tidak mau
taat pada aturan bukan dari Allah, maka ini membatalkan dalil nash tersebut. Dzohir makna
wa ulil amri adalah walaupun mereka fasik karena illah nya adalah selama mereka punya
kekuasaan.

-Syufaha lebih parah dari juhala karena syufaha tidak memiliki pengetahuan sama sekali sedangkan
jahil menolak kebenaran.

Bacalah tarij sejak terjadinya perselisihan diantara pemimpin muslimin pada zaman dulu sampai
sekarang. Kerusakan dan keburukan terjadi setelah mereka keluar dan membunuh ulil amri. Mereka
menamai pergerakan tersebut sebagai sebuah perubahan. Maka adakah ketertiban setelahnya?
Tidak sama sekali.

-di zaman tabi’in ada ulama yang Bernama muthorif. Banyak orang yang ingin memberontak di
zaman tersebut. Maka beliau tetap diam di rumah tidak ikut ke jalan. Sampai2 orang2 mencelanya
dikatakan pengecut dan sebagainya. Setelah beberapa lama baru terungkap pemimpin
pemberontakan tersebut karena ingin kekuasaan bukan karena kedzoliiman pemimpin. Kalau ingin
membuat masa jabatan tidak masalah karena tidak diatur, namun setelah periode habis harus
dengan majelis syuro bukan pemilu. Namun pada akhirnya akan susah karena jika pemimpinnya
bagus dia akan berusaha agar terpilih lagi. Jika ingin membicarakan keburukan pemimpin, bahas
agenda nya bukan pemimpinnya. Jika tinggal di negri kafir, merkea bukan ulil amri tapi tetap ada
kewajiban taat karena masalahat mudharat.

Qowaidul Hisan – 15/12/2021

 Terdapat Sebagian khalifah di masa bani umaiyah yang mendengar Sebagian masyarakat
berkata : mengapa tidak kita dapati khalifah2 seperti umar , ali, dan lainnya dahulu?
Kemudian dikumpulkan manusia dan dikatakan pada mereka “kalian mencari untuk aku
berikan pada kalian seperti umar bin khattab ?” “betul” mereka berkata “kalian berikan aku
rakyat seperti rakyatnya umar, aku berikan kalian seperti umarb bin khattab” maka mereka
bertengkar.
 Dan ini merupakan himah Allah, bagaimana engkau sikap akan menunjukan sikap pemimpin
pada mu. Bukan merupakan hikmah saat pemimpin seperti Umar bin Khattab namun
masyarakatnya jauh dari masyarakat Umar bin Khattab.
 Datang seorang dari khawarij pada ali, berkata “mengapa orang2 sikapnya tidak seperi
terhadap umar dan abu bakar (mereka menjauh)” beliau menjawab “karna rakyat di zaman
abu bakar dan umar adalah aku dan sepertiku, sedangkan rakyat di zaman ku adalah engkau
dan semisalnya”.
 Sekarang wajib bagi kita untuk memohon pada Allah agar diberi taufik pada penguasa dan
ampunan atas perbuatan mereka. Namun jangan memprovokasi masyarakat untuk melawan
mereka, karena itu tidak bermanfaat sama sekali, bahkan malah menambah keburukan.
Orang2 yang itulah yang dijadikan pemimpin, jika ingin melihat seperti khulafah, justru
diamati mereka berbuat keburukan yang banyak sekali. Jika direnungkan engkau lihat
mereka hanya ingin jabatan yang tinggi, tidak kau temukan takwa haqiqi, Kembali pada
Allah. Tetapi engkau temukan mereka bermudah2an di masalah ini. INi adalah perkara
masyhur yang akan kau temukan pada orang2 yang ingin melakukan revolusi. TIdak perlu
kita menaruh titik diatas huruf (sudah terlalu banyak contohnya). Dahulu orang saat menjadi
khilafah ingin menegakkan hukum Allah.
 Siasat syariah adalah sekedar kita menegakan hukum kitab Allah. Walaupun punggung kita
dicambuk, kalau kau lihat ada sesuatu yang dibenci maka bersabarlah selama tidak
menuruti perintah yang merupakan masiat pada Allah.

Diantara ayat2 terkait siasat syariah adalah semua hukum had terkait perbuatan criminal dan
hukuman kepada orang2 yang melanggar hak2 dirinya sendiri dan hak orang lain. Aturan tersebut
sempurna untuk menanggulangi kriminal2 tersebut. Terdapat penjagaan terhadap darah2 manusia
(hukuman pembunuhan sangat keras). Demikian juga ayat terkait siyasah melarang buruk dan
mungkar, menyampaikan keberanan dan haq pada siapapun, juga bicara haq di setiap kondisi. Dan
dalam perkara yang tidak ada larangan baginya. Sebagaimana hudud dan uqubat (hukuman
lainnya) .Karena kebenaran shahih itu yang telah ditunjukan qur’an. Perkataan yang dapat membuat
mudharat, akan membuat perkara rusak dan kacau. Hasil dari kebebasan yang baik akan baik, dan
kebebasan buruk akan buruk. Maka syariat membuka pintu pertama dalam rangka mencegah
mudahart dan mafsadat.

 Ini adalah hal benar, kemerdekaan atas seseorang harus dilandaskan atas kemerdekaan
orang lain. Kalau tidak mereka akan ingin menikmati harta, rumah, kendaraan, bahkan istri2
orang lain. Kemerdekakan adalah keuntungan bagi orang lain, akan tetapi syariat memberi
petunjuk kebebasan seorang sesuai hak yang dia miliki. Dan bagi orang lain mereka miliki
apa yang merkea miliki. TIdak ada satupun yang lebih bijaksana dan adil dari Allah. Kalau
mereka menginginkan kebebasan, pada akhirnya mereka ingin membatasi orang yang bicara
haq dan batil. Kebebasan yang benar adalah seorang boleh bicara dan berbuat namun pada
kondisi masing-masing.
 Siyasah berasal dari kata saasus- syai. Dan saaisus maknanya : penjaga hewan. Dan mereka
orang yang menegakan keadilan. Maka siasah syariah dibangun atas syariah. Sedangkan
siasah wadi’ah dibangun dari manusia. Sebagian manusia berkata siasah bukan bagian dari
agama. Kita katakana kalian dusta, siasah yang benar adalah yang syar’i.

-kaum liberal mengganggu muslim melalui pemikiran dan ucapan mereka, sehingga nanti akan
muncul perbuatan yang menyakiti orang lain. Contohnya kebebasan mereka, dapat menimbulkan
perselingkuhan, sehingga akan sangat mengganggu orang lain. Dalil mereka suka-sama-suka juga
dapat mengganggu kehidupan muslim saat terdapat perzinaan bebas, kemudian berdampak pada
aborsi dan seterusnya.

# Kaidah 40 – Diantara petunjuk Qur’an adalah ushul / fondasi ilmu kedokteran (Page : 177)

- Dua jenis kalimat dalam ilmu balaghah -> Khabar : kalimat yang bisa dimasukan benar/salah
(contoh : fulan berasal dari Sulawesi, maka dapat di crosscheck) . Insya : kalimat yang tidak
bisa dimasukan benar/salah (contoh : pertanyaan seperti “antum darimana?” , kalimat
perintah seperti “silahkan duduk”, dan firman Allah / sabda nabi)
- Hubungan islam dengan ilmu kedokteran seperti hubungan islam dengan akal. Akal yang
lurus akan membenarkan Al-Qur’an. Begitu juga dengan sains karena sains adalah hasil
penelaahan manusia dan manusia itu lemah, sehingga sains juga lemah.
- Contoh : TRU Einstein dapat menghasilkan peta akurat pada GPS. Sehingga dikatakan khabar
qot’I akibat statement “ini lebih baik” setelah kita lihat secara musyahadah dan muayyanah.
Namun, TRU nya sendiri belum tentu benar karena suatu prediksi bisa didapat dari asumsi
dan model yang berbeda. Karena TRU dan Newton pun hampir mirip hasil di dunia nyatanya
pada benda umum. Asumsi TRU yang bisa jadi salah adalah tidak ada benda dengan
kecepatan lebih dari c.
- Pada qur’an dalil tentang ilmu hadits pun tersirat cukup dalam satu ayat sebagai dalalah
iltizam (konsekuensi) yaitu ayat untuk bertabayyun apabila datang orang munafik membawa
kabar. Akibatnya menghasilkan berbagai ilmu hadits seperti jarh wa ta’dil (ilmu rijal)
- Sehingga jangan sampai ada yang mengatakan “TRU telah dibuktikan qur’an 1400 tahun
lalu” atau “ana ingin membuktikan qur’an itu benar” karena belum ada khabar yang qot’I
maksudnya belum ada penelitian yang berhasil. Boleh Ketika “hasil penelitian kami terbukti
sesuai dengan al-qur’an”

# Kaidah 42 – Allah telah membedakkan dalam kitabnya hak yang khusus bagi Allah, hak khusus bagi
rasulnya, dan hak bagi Allah dan Rasulnya

Hak itu ada 3 : Pertama khusus bagi Allah, beribadah kepada Allah saja dengan semua jenis ibadah.
Kedua khusus bagi rasul, yaitu memuliakan dan menghormati, dan menunaikan hak yang layak
dimilikinya, meneladani tuntunannya (contoh : tidak boleh menolak jika rasul minta saran, minimal
jawab allahua’lam). Ketiga yang musytarok, yaitu iman kepada Allah dan rasulnya, taat kepada Allah
dan rasulNya, cinta kepada Allah dan rasulNya. Dan Allah telah menyebutkan tiga hak di banyak ayat
dalam qur’an Adapun hak yg khusus bagi Allah, semua ayat yang diperintahkan untuk beribadah
padaNya, ikhlas, dan targhib. Tidak dapat dihitung jumlahnya. Seperti (Al-Fath : 9, li tuminu billahi
warosuulih) merupakan musytarok, lanjutannya (wa tu’azziruuhu wa tuwaqqiruuhu) merujuk pada
rasul, lanjutannya (wa tusabihuuHu bukrotaw wa asiila) adalah hak Allah semata.

Kita tidak menggunakan kata ta’zir pada Allah. Pada (At-taubah : 59) didahulukan “inna
ilallahi raagiibun” menunjukan hanya kepadaNya.

Demikian juga ayat (atiiu Allahu wa atii u rosuuluh) dalam banyak ayat. Serta banyak ayat lainnya.

Tetapi dalam penyebutan hak Allah dan rasul tetap tidak sama levelnya. Contohnya cinta pada Allah
dan rasulnya, harus disertai dengan beribadah kepada Allah (karena dzat Nya ta’dzim), Sedangkan
cinta pada Rasul karena kita cinta pada Allah, demikian juga taat, tetapi hak rasul pada umat beliau
sebenarnya merupakan hak Allah. Maka seorang mukmin Ketika menunaikan hak pada rasul
sebenarnya ia menaati perintah Allah dalam rangka beribadah pada Allah, mendirikan hak, taat,
dinamakan hak rasul. Bila kita sebut semua hak seperti hak rasul, hak orangtua, hak kerabat, maka
ini semua termasuk hak Allah. Perbuatan kita terhadap mereka tergolong ihsan, kecuali pada rasul,
merupakan rasul yang berbuat ihsan pada kita karena tidak ada kebaikan yang sampai pada kita
kecuali melalui tangan beliau.

 Ringkasannya hak terbagi 3 : khusus pada Allah, khusus pada Rasul, dan hak musytarok.
Kemudian ada juga hak Raabi’, seperti pada orangtua dan lainnya. Seluruh perbuatan kita
pada yang lainnya sejatinya bentuk taat pada perintah Allah. Begitu juga rasul, bila tidak
diberi risalah maka beliau hanya akan sekedar menjadi pria quraisy. Beda tingkat antara
iman kepada Allah dan kepada rasulNya. Diantara kebodohan(safah, tidak dapat diangkat
dengan ilmu seperti jahl) Sebagian manusia mendahulukan hak rasul diatas hak Allah,
mereka tidak tahu mengagungkan rasul adalah bentuk mengagungkan Allah, dan tidak
berlaku sebaliknya. Sebagaimana (An-Nisa : 80). Kaidah ini merupakan kaidah tafsir. Bila kita
merenungkan ayat quran maka didapatkan empat haq. Termasuk hak rasul karena tidak bis
akita beribadah pada Allah tanpa mengikuti rasul. Cara membedakan haq pada (Al-fath : 9)
karena kita tahu tasbih hanya kepada Allah, tidak boleh pada rasul. Sehingga dapat
dibedakan baik dengan ayat yang sama atau ayat lainnya

# Kaidah 43 – Allah memerintahkan kita untuk tatsabbut (invesitgasi), tidak terburu2 dalam perkara
yang dikhawatirkan konsekuensinya. Namun Allah memerintahkan bersegera dalam beramal yang
dikhawatikan hilang.

Untuk bagian pertama, dalilnya (An-Nisa : 94) untuk bertabayyun saat berperang agar membedakan
mana musuh mana bukan. Juga ayat tabayyun (Al- Hujuroot : 6). Allah telah mencela orang yang
terburu2 menyebarkan kabar. Allah berfirman (An-Nisa : 84) dan (Yuunus : 39)

Termasuk perintah bab ini untuk musyawarah dalam perkara2, berhati2, dan larangan untuk berkata
sesuatu yang tidak ketahui, dalam banyak ayat.

Bagian kedua, Allah memerintahkan untuk bersegera dan memotivasi untuk beramal yang
dikhawatirkan akan hilang momennya. (Ali – Imron : 133) (Al-Baqoroh : 148) (Al-Mu’minun : 61) (Al-
Waaqi’ah : 10) yaitu terdepan dalam kebaikan dunia dan akhirat menuju surga dan kemuliaan. Dan
banyak ayat dalam makna serupa.

Maka yang Allah tuntunkan di ayat2 ini adalah yang sempurna, memiliki tekad kuat, tidak melewait
kesempatan kebaikan, dan berhati2 khawatir jatuh pada hal yang dibenci. Siapakah yang lebih baik
hukumnya daripada Allah (Al-Maaidah : 50)

 Merupakan kaidah penting, Perkara terbagi 3 : Diketahui mudhorotnya, maka tidak boleh
dilakukan segera ataupun ditunda. Diketahui maslahatnya, maka segera dilakukan, wajib
atau sunnah dikembalikan pada perkaranya. Sesuatu sebetulnya manfaat, namun seorang
bingung apakah hal ini lebih bermanfaat dari hal lainnya atau tidak. Maka wajib untuk
mengecek terlebih dahulu. Sebagaimana sya’ir :

bisa jadi orang yang bersantai-santai mencapai hal yang ingin dia capai, bisa jadi orang yang
terburu-buru malah tergelincir. Bisa jadi suatu kaum karena bersantai kehilangan hajatnya,
dan bisa jadi mendapatkannya saat terburu-buru.

Itulah kenapa rasul ketika terkena benda najis, akan segera dihilangkan atau memerintahkan
untuk membersihkannya (jika di orang lain). Contohnnya ketika anak kecil kencing di
pangkuan beliau, maka beliau langsung memercikkan air. Contoh kedua ketika ada a’robi
yang kencing di masjid, langsung diperintahkan untuk mengambil air. Lihatlah ketika qomat
telah dikumandangkan dan rasul lupa untuk mandi, rasul menyuruh sahabat tinggal dan
rasul mandi terlebih dahulu. Lihatlah akibat dari mengakhirkannya mandi. Namun itu terjadi
tentu atas dasar hikmah, supaya Allah hendak mengajarkan pada hambanya apa yang harus
dilakukan.
# Kaidah 46 – Apa yang Allah perintahkan dalam kitabnya, adalah untuk orang yang belum masuk
perintahnya, ataupun orang yang sudah masuk ke dalam perintah tersebut untuk memperbagusnya
dan menyempurnakannya yang belum ia lakukan (08/02/2022)

Kaidah ini penting sekali, Ketika Allah mengarahkan khitob (orang yg dijadikan tujuan perkataan)
kepada seseorang yang belum disifati (melakukan) hal tersebut maka itu perintah baginya untuk
melaksanakannya. Contoh (Al-Baqoroh : 21) tidak semua manusia beribadah kepada Allah, maka
diarahkan kepada orang kafir supaya beribadah, dan apabila diarahkan bagi yang sudah maka
perintah supaya memperbagus dan menyempurnakannya. Begitu juga (an-Nisa : 136) , dan yang
semisalnya. Kaidah ini penting karena manusia bertanya2 terhadap “wahai orang beriman,
berimanlah kepada Allah..” padahal mereka sudah beriman. Maka perintah itu untuk
menempurnakannya.

Kaidah ini berlaku untuk seluruh perkara di quran, baik ushul atau furu, Contoh yang pertama (An-
Nisa : 47) contoh yang kedua-ketiga (An-Nisa : 132). Ini juga perintah ikhlas, larangan perusak /
pengurang iman. Demikian pula perintah shalat, zakat, puasa, adalah perintah untuk
menyempurnakan. Dan perintah untuk melakukan semua pelengkap syariat tersebut. Demikian juga
perintah untuk tawakkal dan ibadah hati.

Dengan kaidah ini kita bisa memahami jawaban atas syubhat tentang bagaimana kaum mukminin
masih meminta jalan yang lurus sementara Allah telah memberi hidayah untuk jalan yang lurus.
Jawabannya adalah yg di kaidah ini.

Para mukmin berkata ihdina shirotol mustaqim, engkau telah diberi petunjuk akan tetapi
masih ada yang harus kita sempurnakan. Melengkapi yang kurang2. Misalnya shalat, apakah
sudah rawatib semuanya, apakah shalaatnya sempurna, misalnya shalat tapi hanya dapat
1/10 pahalanya. Kaidah ini penting melawan syubhat serta menghadirkan di hari Ketika
berkata ihdina shirotol mustaqim.

# Kaidah 47 – Apabila ada hukum khusus namun Allah menginginkan hukum umum atasnya, maka
Allah akan mendatangkan hukum umum yang mencakup khusus dan lainnya(08/02/2022)

Ini merupakan kaidah yang menunjukan salah satu rahasia qur’an, menunjukan ketertaturannya.
Contohnya saat Allah menyebutkan orang munafik, kemudian mengecualikan orang2 yang
bertaubat. (An-Nisa : 136), berikutnya saat Allah membicarakan orang yang bertaubat, tidak disebut
“dan bagi mereka (munafik bertaubat) pahala besar” namun “dan Allah akan memberikan pada
orang mukmin pahala besar” (An-Nisa : 136) dan supaya menghindari prasangka cara mendapat
pahala besar hanya dengan munafiq dulu.
Dan saat Allah berfirman (An-Nisa : 110) -> mereka mengambil jalan diantara dua jalan (iman/kufur)
misal hanya beriman pada Sebagian nabi, maka mereka kufur juga. Berikutnya disebutkan “mereka
adalah kafir haqqon” “dan bagi orang kafir adzab yang yang menghinakan” bukan “dan bagi mereka”

Contoh lain “allah menyelamatkan kalian” yaitu dari kondisi tersebut “dan dari segla musibah” (Al-
An’am : 64)

Kaidah ini juga banyak terjadi di yang dzohir padahal tidak harus dizohirkan agar menunjukan
keumuman. Seperti contoh ayat munafiq diatas. Allah umumkan mencakup mereka dan selain
mereka. Terdapat faidah lain bahwa pahal besar diberikan Allah karena keimanan, maka setiap
mukmin walau tidak munafiq dulu akan diberi pahala besar. ---

 demikian juga lafadz Allah diberikan dengan tegas untuk mempertegas yang memberi
balasan adalah Allah.

# Kaidah 50 – Tanda / Mukjizat dari rasul ada lah yg ditampakan al barri (Allah) ,Adapun yg diusulkan
para pendusta yg mereka minta maka itu buka tanda dari Allah, akan tetapi itu adalah bentuk keras
kepala mereka dan hanya mau menyelesaikan perkara (melihat saja)

-Yang dimaksud ayat baroohin, jama Burhan , pembeda.

Maka maknanya adalah tidak mungkin Allah menurunkan rasul tanpa ayat sehingga manusia
mengikutinya. Adapun tanda yang diturunkan pada Nabi Muhammad shallalahu alaihi wa salam
maka tidak dapat dihitung dan dibatasi, karena sangkin banyaknya dan qouti nya dan wadhuhi nya.
Ketika orang kafir bertanya /meminta pada rasul, mereka ingin memastikan keraguan mereka
dihadapan orang2 bodoh yaitu kalangan mereka sendiri. Dan ini merupakan jalan orang yang tidak
mau tobat sama sekali. Itulah mengapa Allah berkata jika Allah menjawab tantangan mereka,
mereka tetap tidak akan beriman. (padahal Allah telah menjawab beberapa tantangan mereka).

-Ayat nya baik al-qur’an atau pun mukjizat yang menyelisihi hukum alam. Sifat dalil yang Allah
turunkan, apabila dibaca oleh hati yg hanif maka akan mengikutinya

Kondisi(al-haal) mereka saat meminta tanda maka mereka bukan mencari kebenaran, Ketika tanda
ditampakan dan mereka tidak beriman maka pasti mereka langsung mendapat adzab.

Konsekuensi(al-maal) mereka (beriman/tidak) : berucap tanpa keraguan. Apabila ditunjukan pada


orang beriman maka mereka membenarkannya, sementara mereka tidak akan beriman.

 Mereka minta dunia ,mata air ,rumah dari emas, taman, atau mereka menginginkan perkara
yang cukup untuk dilihat saja. TIdak ada yang menghalagni manusia kecuali perkataan
“apakah benar Allah mengutus seorang untuk kami”(Al-Isro : 90-94)
 Mereka tetap tidak akan beriman (Yunus : 96-97). Maka itulah yang dimaksudkan penulis.
Sementara yang diusulkan orang-orang kafir bukanlah merupakan ayat, Sebagian
didatangkan oleh Allah maka itu adalah tanda. Yang tidak Allah datangkan bukan berarti
rasul tidak benar.
 Contohnya kaum nabi sholeh yang meminta ayat, maka dikirimkan unta. Orang kafir juga
meminta tanda pada rasul dan Allah menampakan terbelahnya bulan

Mereka tidak akan beriman (Al-an’am :111). Tanda2 yang mereka usulkan sebetulnya bukan
termasuk dalil, apabila Allah tampakan maka sebetulnya itu tanda idhthiror, percuma karena sudah
selesai urusannya dan tidak bermanfaat imannya. Maka ini bukan tanda namun persaksian, iman
yang bermanfaat adalah terhadap hal ghaib bukan yang disaksikan.

 Hashil : apabila tanda yg diminta mereka betul2 didatangkan, maka ini bukan iman kepada
ghaib lagi namun persaksian

Orang yang berkata hukum harusnya begini begitu maka dia telah melanggar hak Allah, maka begitu
juga terkait barohin. Siapa yang mengusulkan maka dia telah mengclaim dia membersamai Allah
dalam tanda, dan dia telah mencampuri metode memberi hidayah pada hamba.

 Orang yang mengusulkan hukum, meminta mengapa puasa tidak disebar saja sebulan 3 hari,
maka dia telah mencampuri hukum syari Allah. Begitu juga ketika dia berkata bahwa tanda
yang engkau tampakkan itu belum cukup, sampai engkau tunjukan tanda yang kami usulkan.
Ini merupakan pelanggaran besar pada Allah
- Kalau mendapat tawawran sesuatu, masih dzun kita bisa merubah jadi lebih baik maka tidak
boleh. Adapun kalau sudah berada didalamnya, maka boleh atas ghulabati dzon.

# Kaidah 51 : Setiap yang disebut dalam quran, perintah doa, larangna doa selain Allah, pujian pada
orang beriabdah, termasuk doa mas’alah dan doa ibadah

Merupakan kaidah yang naafi’ah bermanfaat. Kebanyakan orang ketika mendengar kata doa berpikir
doa mas’alah. (Ghoofir :60)

--ibadah lain seperti solat, zakat, sebtulnya kita meminta ridho Allah dan pahala sehingga termasuk
doa ibadah.

 Penulis menjelaskan bahwa doa, mencakup mas’alah dan ibadah. Perkataan allahumaghfirli
adalah doa ibadah. Dan solat supaya Allah mengampunimu adalah doa mas’alah.
 Dengan Lisanul hal (pengungkapan dengan gerak-gerik) : shalat, dzakat.
 Lisanul Qoul (pengungkapan dengan ucapan)

Sesungguhnya orang yang sombong dari doa pada ku kekal dalam nereka (Ghofir : 60), ini termasuk
lisnanul hal. Bukan dengan lisanul maqool. Merupakan syarat sah dan sempurna amalaan. (niat, baru
merupakan syarat sah).

Contoh (Al-Qomar :10) dan (Yunus : 12) termasuk doa mas’alah dan ibadah. Doa mas’alah dia terus
menerus meminta. Doa ibadaha karna hatinya terus sangat mengharapkan pada Allah, memutuskan
hubungan pada selain Allah, mengetahui hanya Allah yg bisa menghilangkan keburukan.

Berdoalah kalian dalam merendah dan tersembunyi (diam2) (al-a’rof : 55), masuk ke dua kategori
ibadah. Jika orang bersungguh2 dalam berdoa (hatinya ikut berdoa) namanya islah. Menunjukan kita
benar2 butuh
Begitu juga berkataan Allah pada rasul, mereka berlomba dalam kebaikan dan menghadirkan roghba
(berharap), rohba (takut) (al-mu’minun : 117) siapa yg beribadah pada selain allah bersamaan kafir.
(al-jinn :18)

 Barangsiapa minta kepada selain Allah untuk memenuhi hajat tertentu, maka bukan
kesyirikan. Syirik ketika meminta dikabulkan doa yg tidak bisa dilakukan kecuali olleh Allah.
 Sebagian orang sampai padanya keharaman suatu hal. Maka itu kenikmatan, namun dia
memben;akan kepada keadalam pasir supaya tidak diliat pemburu (pura2 tidak tau).

02/04

Yang semisalnya : janganlah engkau berdoa pada selain Allah .. (Yuunus : 106), Doa nya termasuk
dua2nya. Juga dalam : “dan Allah memiliki nama2 yang indah” (Al-a’rof :180). Doa mas’alah adalaah
ketika dia meminta pada Allah dengan menyebut nama Allah yang sesuai dengan kondisinya.
Misalnya rohmah dan ghoofur : bismillahirohiimigofuur. Dan ketika meminta rizky : rozaq. Dan
selainnya.

 Maksud fad’una biha adalah jadikan nama Allah sebagai washilah. Washilah nya harus sesuai
dengan yang diminta. Bila meminta ampunan lamu menyebut Allah yang memiliki adzab
yang keras, ini penafian adab.

Adapun dua2 ibadah caranya adalah beribadah dengan nama2 Allah asmaul husna. Pertama saat
kita mempelajari asma wa shifat Allah, pahami maknanya. Kedua senantiasa menghadirkan makna
tersebut di hati kita (jangan hanya teori), dan hatika dipernuhi oleh hal itu. Terhadapt sifat adzim,
hati kita penuh rasa takjub, mengangungkan, memuliakan Allah. Terhadap sifat rahmah, hati kita
dipenuhi harapan mendapat rahmatnya. Terhadap nama terkait cinta dan kesempurnaan, hati kita
dipenuhi cinta ,tauhid, dan kembali pada Allah.

--Perbedaan al-khoobir dengan al-alim : Allah mengetahui segalanya yang terkecil pun

 Inti kaidah ini adalah doa pada Allah ada doa mas’alah dan ibadah, selama tidak dijelaskan
hanya kepada salah satu saja. Seperti saat nabi nuh berdoa pada Allah, ini doa mas’alah.

# Kaidah 52- Ketika alhaqq telas jelas dan terang bendrang, tidak ada tempat lagi untuk menolaknya
secara ilmiyyah atau amaliyyah

Ini adalah kaidah syari, fitri, dan aqliyah. Disebutkan dalam banyak ayat. Bantahan, protes, diam
saja , atau musyawarah hanya untuk perkara yang memiliki banyak kemungkinan. Karena itu semua
adalah metode menuju kejelasan. Adapaun ketika sesuatu tidak mungkin memiliki makna
lain,maslahatnya sudah jelas, maka diskusi, debat, bantah2an termasuk bab main2 dan siasia (al-
abas). Karena itu termasuk bab sombong menolak kebenaran.

 Maka firman Allah tidak ada paksaan dalam agama, (makna utamanya) adalah khabar, bukan
larangan.

Yang serupa dengan ayat tersebut : famansyaa a fal yu Min waman syaa a fal yakfur. Juga dalil “dan
sungguh allah telah jelaskan yang haram pada kalian”

 Dalil “dan sungguh allah telah jelaskan yang haram pada kalian” Adalah isyarat sesautu yang
didiamkan dalam dalil maka bukan termasuk hal harom. Juga dalil bahwa yg harom itu yang
sudah diperinci dan diperjelas. Apa2 yang didiamkan oleh syaariat maka itu dimaafkan
syariat
Terhadapt nikmat nya : fabiayyi ala irobika tatamaro, dan ayat lainnya. “Apalagi yang engkau
temukan setelah kebenaran kecuali kesesatan” (Yunus :32)

 Ini merupakan kaidah bahwa sesuatu yang jelas, baik amal atau ilmu, tidak perlu debat jika
sudah jelas dalilnya. Maka tidak mungkin setelah ini masih terjadi perdebatan.

# Kaidah 53- Al-Quran menjelaskan bahwa pahala itu tergantung pada tingkat kesulitan saat
mengerjakan suatu ibadah. Dan menjelaskan diantara nikmat dari Allah adalah Allah mempermudah
kita melakukan ibadah tersebut, dan itu tidak mengurangi pahalanya sama sekali

Ini merupakan tanda untuk mengetahui nikmat dari Allah, karunianya, penyayang dan pengasihnya.
Diantara tandanya “diwajibkan atas kalian berperang sementara itu kalian benci… Allah mengetahui
sedangkan kalian tidak mengetahui” (Al-Baqoroh : 216). Bisa jadi jiwa membencinya karena perang
dekat dengan banyak bahaya, yaitu jiwa dan harta bisa gugur. Tetapi, kesulitan2 ini jika
dibandingkan dengan faidah dari jihad syari maka jauh lebih mulia, bahkan merupakan kebaikan
yang murni dari hamba pada Allah. Ibadah ini membuat mereka dapat mencapai derajat tertentu.
“kalau kalian mereka merasa sakit sungguh mereka juga merasa sakit, tetapi kalian mengharapkan
janji dari Allah” (An-Nisa : 104) “sungguh kami akan menguji kalian dengan SEBAGIAN dari rasa
takut..” (Al-Baqoroh : 155-156)

--nafhah artinya wewangian tapi maksudnya tanda.

-- Fawaid amma : meninggikan izzah agama Allah dari orang kafir

-- Fawaid khossoh : setiap orang mendapat derajat tinggi

Maka semakin sulit ujiannya , semakin besar dorongan syahwat untuk melakukan maksiat, maka
sabar atasnya pahalanya akan semakin besar. Makna dari ayat “fasa nuyasiruhu lil yusro” Allah akan
mempermudah hamba melakukan ketaatan lain apabila telah melakukan suatu ketaatan. Diantara
kehidupan baik bagi mereka, mereka tidak merasa kesusahan.

- Meski seharusnya amalan tersebut susah berdasarkan hitung2an manusia, jadi mudah
karena kita melakukannya untuk Allah. Hal itu bagian dari hayyatan thoyyibah.
 Inti kaidah, pahala itu sesuai amalan

# Kaidah 54- Banyak dari yang Allah nafikan karena faedah dari amalan tersebut tidak ada

Nikmat-nikmat indra yang dimiliki seorang, pendengeran, pengelihatan, akal. Maka itu semua
diberikan dengan tujuan hamba dapat mengenal Rabbanya. Apabila nikmat tersebut tidak digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut, maka justru akan menjadi hujjah atas pemiliknya. Itu mengapa
ketika Allah menafikan hadzil umur ats-tsalatsah (pendengaran, pengelihatan, hati)

--tiga kemampuan itu adalah satu2nya jalan untuk mengetahui al haq

-- makna pertama aqal : sebagai salah satu washilah (jarang sekali). Makna kedua aqal : alat
pemroses dari pengelihatan dan pendengaran. Kalau tidak diberikan, maka dia ma’dzur

“Sesungguhnya engkau muhammad tidak bisa membuat mereka mendengar”. ada sebagain dari
mereka yang memisahkan iman pada Allah dan rasul. Mereka ada yang beriman sebagian pada rasul
dan tidak pada sebagian lain
-----

5 Hubungan Niat, Amal, dan Pahala

1. Siapa yang beramal, maka dituliskan baginya pahala


2. Seorang yang berniat namun memiliki udzur, maka tetap mendapat pahala
3. Seorang yang melakukan amalan, berniat hanya untuk amalan tersebut, namun ternyata ada
buah amalannya, tetap akan diberi ganjaran buah amalannya
4. Seorang yang terbiasa beramal kemudian tidak bisa mengerjakan karena udzur, akan diberi
pahal seperti biasa dia beramal
5. Seorang yang berharap melakukan sesuatu namun tidak mampu mengamalkannya, maka
diberi pahala niat (saja)

Dalil yang ke -5 hanya pahala niat adalah hadits terkait para sahabat yang miskin : “wahai rasulullah,
sahabat yang kaya mengungguli kami dalam pahala dan derajat tinggi…” maka mereka diperintahkan
tasbih, tahmid, takbir 33x setelah shalat. Orang kaya pun mengikuti. Kemudian sahabat miskin
protes dan rasul jawab dengan (al-maidah : 54). Rasul tidak menjawab “kalian mendapat pahala
dengan niat2 kalian”

Begitu juga dengan hadits wanita tentang haidh, mereka disifati kurang akal dan diin. Akan tetapi ini
kekurangan yang tidak dicela, pahala mereka diluar udzur mencukupi mereka.

Seperti orang yang tidak memiliki harta, ia tidak mampu mengeluarkan zakat. Wanita yang terhalang
dari ibadah tersebut, memang tidak bisa beribadah. Namun dengan mematuhi perintah Allah untuk
tidak shalat dan ibadah saat haid, itu sendiri adalah ibadah. Mereka tidak mendapat pahala karena
terbiasa shalat lalu meninggalkannya, namun mendapat pahala menuruti perintah Allah.

Perbedaan wanita haidh dengan orang beriman sakit adalah : pada wanita haidh, waktu tersebut
memang bukann rukshosh, sementara orang haidh azimah (hukum asal).

Adapun amal yg dilakukan hamba akan mendapat pahala, dalilnya banyak sekali. Orang yang keluar
untuk berhijrah kemudian meninggal, Allah telah memberikan dia pahala. Siapa yang melakukan
amalan lalu tidak mampu menyelesaikannya karena mati, hilang kekuatan, harta, eksternal/internal,
maka mereka mendapat pahala. (selama kita bersungguh2 dan berniat dengan baik)

--Orang yang khawatir kalau dia mempelajari agama, beramal, akan mengurangi image dan karakter
nya, maka tidak. Emas akan tetap emas. Manusia seperti barang tambang.

--Apabila terdapat penghalang kita dari ilmu, atau suatu amal, jangan bersedih hati.

Adapun buah amalan yang tidak ia sadari, dalilnya (Yaasin : 12)

 Dalil nya hadits : “man sanna fil islam..” siapa yang memberi contoh (amal kebaikan atapun
kebrurukan dalam islam , akan mednapat pahala atas amalannya dan pahala orang yang
mengamalakan setelahnya. (zara’ : lebih ke menanam benih, ghorsa : menanam) Seorang
akan mendapat buah amalan meski dia tidak meniatkannya

Dan Allah berkata tentang mujahidin “Tidak lah mereka ditimpa haur,lapar, .. di jalan Allah…”
Buah amalan ada dua jenis :

1. Tanpa ia niatkan : orang beramal baik, kemudian orang lain mengikutinya. Seperti orang
nikah namun tidak terpikrikan untuk punya anak soleh, hanya untuk menjaga kehormatan.
Dia akan tetap mendapat mandfaat dari anak soleh tsb
2. Ketika kita berniat (lebih utama) : seperti orang yang mengajarkan ilmu bermanfaat. Ini
seperti orang yang menanam, atau membangun sesuatu yang bermanfaat bagi manusia
dalam agama atau dunianya, maka ini tercatat buah amalannya. Walaupun perbuatannya
ada upah dan harga, ia tetap mendapat pahala atasnya. Seperti pemanah, ada yang
menyiapkan, mengarahkan, dan menembak

--maksudnya amalan A jadi pemantik amalan B orang lain, maka ia mendapat pahalanya. Misal
seorang mengajar bahasa arab, dengan ajaran tersebut orang itu menjadi ahli fiqih, maka ia
mendaapat pahala atasnya.

#Kadiah 58 – Ketika Allah menghendaki kemuliaan para nabinya untuk ditampakkan, dan
menyifati mereka dengan sifat sempurna, maka Allah akan tampakkan kekurangan kesempurnaan
tersebut dari orang lain yang diduga sempurna

Hal ini banyak perkaranya dalam Quran. Seperti nabi Adam yang Allah tampakkan kesempurnaannya
dihadapan para malaikat dengan mampu menyebutkan seluruh nama benda yang malaikat tidak
mampu menyebutnya.

Begitu juga Allah menampakan keluasan ilmu nabi yusuf, maka Allah menakdirkan raja untuk
bermimpi. Raja menceritakan mimpinya pada orang2 berilmu dan bijak. Tetapi mereka tidak
mampu.

 Ditunjukan pada raja 7 sapi gemuk dimakan 7 sapi kurus. Juga melihat 7 bulir2 hijau subur
dan bulir kering. Dan tidak didapati bulir saling memakan. Maka mereka berkata kami tidak
tau, itu adalah mimpi yang tidak jeas. Namun yusuf mampu menerangkan mimpi tersebut.
Maka yusuf berkata, hendaknya kalian menanam 7 tahun seperti biasa. Tetapi saat dipanen
biarkan di tangkai kecuali sedikit untuk kalian makan. Kemudian akan datang 7 tahun
paceklik, kalian akan memakan yang kalian sisakan kecuali sedikit. Mereka pun saling
menasihati untuk menyimpan. Kemudian setelahnya akan datang hujan. Nabi Yusuf
mengetahuinya dari batasan, 7 dan 7. Maka perkara terjadi sebagaimana yang disebut nabi
Yusuf.

Berikutnya firaun menantang nabi musa, mendatangkan saharun alim. Maka dikumpulkan seluruh
orang pada hari yang ditentukan. Maka datang tukang sihir dan melemparkan tongkat mereka
dihadapan orang banyak. “Mereka menyihir mata2 manusia dan membuat takut, mereka
mendatangkan sihir yang dahsyat.” (Al-a’rof : 116). Maka kemudian tongkat nabi musa mengejar
ular2 tersebut dan memakannya, disaksikan oleh orang2. Ketika mereka melihatnya, maka orang
yang berilmu (ahlusunnah) merekalah yang pertamakali beriman.

Ketika orang2 di bumi tidak ingin menolong rasul, merka membuat makar2. Pada saat itu Allah
menolong rasul dengan pertolongan yang mencengangkan. Karena dengan kebencian yang begitu
besar dari musuhnya, dengan makar yang besar, mereka berkumpul untuk menimpatkan bencana
pada rasul, saat rasul berhasil keluar dari perkara tersebut maka kita tau itu adalah randa
pertolongan yang dahsyat. Contohnya saat rasul bersama abu bakar di gua. Begitu juga dalam
perang hunain. Jumlah membuat mereka (kafir) sombong, namun rasul tetap tenang.

Demikian juga diantara ushul quran Allah meningatkan nikmat yang diberi pada mereka dengan
mengalihkan pandangan mereka agar mereka meliaht bagaimana jika nikmat mereka tidak ada. (Al-
An’am :46) Bagaimana jika Allah menjadikan siang terus menerus sampai kiamat. (Al-An;am )
Maka yang masuk diayat ini adalah kisah nabi yaqub dan putra2nya. Maka nabi yaqub berkata
masuklah mesir dengan aman. Menunjukan kesulitan diganti dengan kebahagiaan. Hal itu tidak
membuat merkea sadar sama sekali salama ini, akan teteapi akhirnya mereka sadar.

Begitu juga kaidah yang althaf (teliti, kebaikannya sangat detil)

#Kaidah 60 – diantara kaidah dalam mengajarkan ilmu yang Allah berikan petunjuknya adlah kisah2
panjang disebutkan secara umum kemudian baru diperinci. Dan perkara yang penting berjenjang
dari kecil ketinggi dan tinggi ke kecil

Diantaranya seperti kisah nabi yusuf. Begitu juga ashabul kahfi, kesolehan pemuda, tidurnya mereka,
bangunnya mereka, termasuk ibadah. Begitu juga pada kisah musa dan firaun (al-qosos : 203). Begitu
juga nabi adam yang lupa akan janjinya (toha :115)

- Tanda ilmu berkah : hadir saat kita membutuhkannya


- Pelajaran dari kisah nabi adam

2 kandungan : 1. 2. Menetapkan dari yang mudah dahulu, yang sulit dari syariat

Tidaklah perkataan tanpa ilmu tersebut. Kemudian disebutkan itu adalah kedustaan.

Awalnya adisebut ilmunya tidak sampai, kedua disebut itu adalah keraguan dan bukan ilmu. (An-nam
: 22) bahkan mereka buta. Dan buta adalah puncak dari kesesatan jalan. Nabi nuh berkata ketika
beliau menetapkan kerasulan beliau”kaum ku, aku ini tidak sesat. Dia tunjukan kesesatan dari segala
sisi, lalu iatunjukan kebenaran dari segala sisii.

 Kaidah ini membahas dua hal : 1. Umum 2.terpericni. Termasuk balaghoh, karena sesuatu yg
umum lebih mudah diingat, dan apabila disebut lebih dahulu jiwa manusia lebih cenderung
untuk mencari rinciannya
 Perincian masuk kedalam hati setelah dijelaskan umumnya.
 Karena hal yang tidak mungkin masuk ke hati manusia secara sekaligus maka diturunkan
perlahan-lahan. Seperi shalat, zakat, puasa. Shalat awalnya hanya di pagi petang, zakat
hanya ketika dipanen tanpa ada perincian. Baru ditetapkan kadarnya. Puasa, awalnya orang
diberi pilihan boleh bayar fidyah saja. Kemudian baru diwajibkan.
 Dalam perkara yang dilarang Allah menyebutkan perkara yang susah untuk dilarang
serempak maka perlahan seperti khamr dan judi. Maka dijadikan bertingkat supaya mudah
meninggalkannya.

#Kaidah 65 – Quran telah memberikan kita petunjuk untuk melarang perkara mubah jika perkara
tersebut bisa mengarahkan pada hal harom atau meninggalkan yang wajib

Kaidah ini disebutkan dalam beberapa tempat, termasuk dalam “al wasaail laha ahkama almaqosid”

 Perkara mubah jika mengarah ke haram jadi haram, jika mengarah pada wajib jadi wajib.
Wudhu untuk mengerjakan solat wajib. Wudhu harus punya air, kalau wudhu nya tidak
mungkin dilakukan dengan membeli air, maka membeli air jadi wajib. Contoh lainnya,
seorang membeli wadah untuk membeli khamr
-wasilah ini hanya berlaku saat washilahnya hanya satu. Contoh seperti wudhu hanya bisa
dengan beli air. Dalilah isti’nasiyah : dalil sekunder

Beberapa ayatnya : larangan wanita menghentakkan kaki saat menggunakan perhiasan di kakinya,
meninggalkan jual beli pada hari jumat

 Contoh lain seperti larangan menceal sesembahan orang kafir agar Allah tidak dicela.
Kemudian wanita tidak menghentakan kaki agar terdengar perhiasan mereka. Ketiga
meninggalkan jual beli wajib dilakukan untuk jumatan. Akad nya tidak hanya jual beli, begitu
juga akad nikah tidak sah apabila sudah adzan kedua shalat jumat
 Nikah dan akad2 lain sah karena ini hal yg jarang sehingga tidak diperhatikan dalam masalah
hukum. Pendapat lainnya adalah nikah dan akad apapun tidak sah karena illah dari jual beli
yaitu membuat lalai dari jumatan tetap ada

Kaidah 66 – Berdalil dengan perkataan dan perbuatan untuk menghasilkan perkataan dan perbuatan
tersebut

Manusia jarang memikirkan akhlaq dibalik perkataan dan perbuatan tertentu. Orang cerdas
mengetahui ahlaqnya dibalik hal itu. Diantaranya adalah firman Allah tetntang ibadurrahman,
mereka jalan di muka bumi dengan tunduk. Contoh lain nabi sulaiman dan pasukannnya,
menunjukan bagusnya pengaturan dari nabi sulaiman.

 Setiap hewan/pasukan punya tugas sendiri, menunjukan bagusnya pengaturran di kerajaan


nabi sulaiman

Contoh lainnya perbuatan orang jahil membunuh anak karena takut miskin. Demikian juga friman
Allah tentang musuh2 rasul : kalau seandainya kami mengikuti perkataan mu, kami akan diusir.
Merka suudzon pada Allah bahwa Allah tidak akan menolong mereka.

 Maksud kaidah ini : perkataan dan perbuatan seorang dapat dijadikan sebab untuk melihat
sfat darii seseorang yang sesungguhnya

Kaidah 70 – Al-Qur’an telah memiliki peran untuk melawan seluruh orang yang melakukan
kerusakan dan tidak ada cara lain untuk bertahan kecuali memegang ushul dan furu al-qur’an

-=Ushul : kaidah dasar secara umum. Contoh : ismi wal udwan

--Furu : ayat yang berisikan hal terperinci. Contoh : wala taqrobu zina

Demikian juga bagaimana alquran menghindarkan seorang dari ahlul bathil. Orang yang berbuat
kerusakan dan kejahatan ada 2 jenis : Orang yang batal akidahnya, yaitu yang menyeru pada hal
tersebut. Dalilnya yang menjadi hujjah atas mereka adalah. Dahiyyin (ateis), Madiyyin (materialistis,
hanya percaya yg terlihat), mmuathillin (pembohon), petunjuk yang telah dihapus dari yahudi dan
nasrani. 2. Selain agama nya salah, mereka juga menghancurkan keteraturan dunia, merusak
manusia. Mereka adalah komunis.

Anda mungkin juga menyukai