Anda di halaman 1dari 5

MHMMD: Suatu Model Pendidikan Karakter Bangsa

Last Updated on Sunday, 15 April 2012 08:28 Written by icmijabar Thursday, 15 December 2011
08:24

Model pendidikan karakter bangsa yang dikembangkan Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia (ICMI) adalah Metode Pelatihan Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan
(MHMMD) yang terdiri atas tiga hal: perubahan mindset dan karakter, pembiasaan, dan berbagi
kisah sukses. Tiga hal inilah yang dilakukan peserta selama pelatihan.

Yang aktif adalah peserta, merekalah tokoh utama dan sentral. Ramuan metode inilah yang telah
membantu peserta menemukan potensi diri, fokus, dan cara menggapai fokus mereka dalam
hidup yang singkat ini.

Materi model MHMMD yang diciptakan Presidium ICMI Pusat Marwah Daud Ibrahim ini terdiri
dari 12 Langkah dan 4 Etape, antara lain sebagai berikut:
Pada pelatihan ini, setiap peserta diajak untuk mengenal potensi diri. Pengenalan potensi diri
adalah sebuah keterampilan hidup yang sangat mendasar. Hanya dengan mengenal potensi diri
dalam kerangka masa lalu, masa kini, dan masa depan, seseorang dapat berpikir positif
memandang dirinya, orang lain, lingkungan, dan bangsanya. Singkatnya, setiap orang harus tahu
potensi besar dirinya, tahu akar hidup dan budayanya, dan menyadari multidimensi hidupnya.

Peserta diajak memiliki mindset yang baik terhadap hidupnya sebagai sebuah mata rantai tak
terputus dari peradaban dunia. Bila tercapai, maka pada gilirannya setiap individu dapat
menghasilkan karya terbaiknya. Keterampilan ini membantu setiap peserta mengenal diri mereka
secara utuh.

Orang sukses bukan semata-mata mereka yang tahu potensi, tetapi juga adalah mereka yang
memiliki visi, pandai mencari, meraih, dan menciptakan peluang. Peluang sangat erat dengan
potensi. Penting bagi setiap orang untuk mengenal sebanyak mungkin kesempatan dan peluang
pengembangan diri berdasarkan potensi dasarnya. Selain itu, ia pun harus jeli melihat peluang
berdasarkan perspektif tempat (kewilayahan). Bumi terhampar untuk manusia dan di hamparan
itulah ada peluang bagi mereka yang siap.

Selanjutnya peserta diajak untuk memiliki keterampilan dalam menetapkan tujuan, cita-cita
spesifik, dan fokus (pilihan pengabdian yang akan ditekuni). Mereka diharapkan dapat
memvisualisasikan cita-cita dan target spesifik secara detil dengan membuat rencana dan
merealisasikannya lewat proses yang wajar. Proses menjadi sebuah keniscayaan. Tidak ada yang
instant di dunia ini. Bahkan Allah SWT mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu harus
melewati proses.

Tahap selanjutnya adalah tahap yang sangat penting yaitu menyusun peta hidup, manajemen
waktu, dan menetapkan role model. Keterampilan menyusun peta hidup akan sangat membantu
untuk berpikir jangka panjang sebagai blue print atau grand design hidup. Instrumen ini
mengajak Anda menempatkan masa lalu, masa kini, dan masa depan pada satu lembar kertas.
Perjalanan waktu adalah sesuatu yang luar biasa cepat. Peta hidup ini akan diurai menjadi target
dan aktivitas serta prioritas lima tahunan, tahunan, bulanan, mingguan, dan harian. Akhirnya, kita
menyadari bahwa ada salah satu langkah menarik untuk sukses, yaitu memiliki role model atau
dengan kata lai uswatun hasanah.
LIFE MAPPING (II)
Anggaplah anda sekarang mau berangkat ke suatu tujuan, melewati rute perjalanan
tertentu, dengan sebuah kendaraan yang anda kemudikan sendiri. Perencanaan
perjalanan anda hendaknya tertulis dalam sebuah peta peta dimaksud lengkap
dengan target-target terukur tentang apa-apa yang diperkirakan akan terjadi di
perjalanan.

Tidak cukup menyusun peta hidup, mengelola waktu, tapi yang paling diperlukan
adalah kedisiplinan, kegigihan dan keuletan untuk berusaha agar apa yang sudah
direncanakan dapat tecapai.

Dalam peta hidup tersebut, jangan lupa memasukkan keseluruhan substansi materi-
materi sebelumnya, termasuk proses dan capaian atau prestasi hingga saat.
Masukkan juga pengalaman-pengalaman tak terlupakan, terutama yang
mempengaruhi pola pikir dan perilaku anda. Hal ini bertujuan untuk mengukur
konsistensi dan laju peningkatan pengembangan diri dari waktu ke waktu. Juga
untuk mengingatkan agar standard dan kualitas hidup, capaian dan dedikasi kita
semestinya makin meningkat, seirama dengan peralihan tahap-tahap kehidupan
kita

Oleh karena itu sebelum membuat peta hidup saya yang lebih komprehensif,
pikirkanlah matang-matang bagaimana selayaknya anda berubah ke arah yang
lebih baik. Oleh karena itu tanyakanlah pada diri anda apa gerangan target dari
setiap dimensi kehidupan pada tahun ini, tahun depan, tahun ketiga dst. Ingatlah
bahwa proses lanjutan dari seluruh dimensi dan seisinya itu adalah proses yang
harus fokus pada tujuan dan cita-cita anda di masa depan dan juga fokus pada
target-target kuantitatif atau kualitatif tahap demi tahap.

Selain itu sebaiknya anda sudah harus melek tentang mengapa dan untuk apa
target dan cita-cita itu diwujudkan. Ini terkait dengan visi pembelajaran dan misi
pelayanan atau pengabdian kita, baik selaku individu, warga masyarakat, dan
tentunya sebagai khalifah di muka bumi.

Menempatkan seluruh masa lalu, sekarang, dan masa depan di satu kertas
membantu anda melihat bahwa waktu dan usia kita terlalu singkat untuk berbuat
baik, terlalu panjang untuk disia-siakan, dimubazirkan. Menulis kegiatan dalam
berbagai bidang kehidupan yang harus dijalani sebagai makhluk Tuhan, sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara membuat kita bisa mengatur prioritas,
bisa membedakan keinginan dan kebutuhan, menyeimbangkan antara hak dan
kewajiban. Jika anda tidak mempunyai perencanaan hidup, boleh jadi anda tidak
punya target kapan suatu tujuan anda dapat tercapai.

Peta hidup yang meliputi masa lalu, sekarang, dan masa depan harus dilengkapi
dengan rencana ynag lebih detail: lima tahunan, tahunan, bulanan, mingguan, dan
harian. Peta hidup yang mencakup seluruh aktivitas kita bisa mengungkap cita-cita
kita, sedangkan jadwal tahunan bisa menggambarkan sasaran khusus yang kita
capai, jadwal semesteran atau bulanan bisa menggambarkan langkah dan tindakan
yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Jadwal mingguan dan harian merupakan
aktivitas yang memperkukuh langkah-langkah kita.
(Tulisan ini bersumber dari buku Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan
karya Dr. Marwah Daud Ibrahim)

Anda mungkin juga menyukai