Anda di halaman 1dari 4

Wanita Yang Dirindukan Surga

Kita barangkali sering mendengar sebuah quote yang mengatakan:


“DIBALIK KESUKSESAN SEORANG LELAKI ADA PEREMPUAN
HEBAT DIBELAKANGNYA”

Begitu pula dengan kesuksesan yang telah diraih oleh junjungan kita
Nabi agung Muhammad Saw. dimana dibalik kesuksesan beliau ada
seorang wanita hebat yang menjadi pendukung utama perjuangannya
yakni Siti Khadijah binti Khuwailid Istri setia rasulullah Saw.

Berikut kisah menarik dari ummul Mukminin Siti Khadijah radiallahuanha


Siti Khadijah dilahirkan di lingkungan keluarga yang mulia dan
terhormat. Beliau tumbuh dalam suasana yang dipenuhi dengan perilaku
terpuji, jujur, cerdas, penyayang, penuh welas asih telah menjadi
karakter kepribadiannya. Sehingga masyarakat di zaman Jahiliyah
menjuluki beliau sebagai At-Thahirah (seorang wanita yang suci).

Lalu pada suatu ketika beliau mendengar tentang pribadi rasulullah


Saw, tentang kejujurannya, amanahnya, dan kemuliaan akhlak
rasulullah Saw, akhirnya singkat cerita beliau berdua secara resmi
melangsungkan pernikahan dan sejak saat itu mereka tidak pernah
hidup sendirian. Mereka senantiasa berdua dalam suka dan duka, dalam
pernikahannya Nabi Muhammad dan Siti Khadijah telah dikaruniai 6
orang anak yang terdiri 4 anak perempuan dan 2 anak laki laki. Mereka
adalah Zainab, Kulthum, Ruqqayah, dan Fatimah sedangkan 2 anak
laki-lakinya yaitu Qasim dan Abdullah yang meninggal ketika mereka
masih kecil.

Dukungan utama Khadijah terlihat saat Nabi Muhammad SAW


menerima wahyu pertama di Gua Hira. Beliaupun pulang dalam kondisi
ketakutan, gemetar dan bergegas hingga masuk ke rumah Khadijah.
Kemudian Nabi berkata kepadanya: Selimuti aku, selimuti aku. Maka
Khadijah pun menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Maka
Khadijah mengatakan, 'sekali-kali janganlah takut! Demi Allah, Dia tidak
akan menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh engkau adalah orang
yang menyambung tali silaturahmi, pemikul beban orang lain yang
susah, pemberi orang yang miskin, penjamu tamu serta penolong orang
yang menegakkan kebenaran." (HR Bukhari).

Pada saat itulah suaminya diangkat menjadi utusan Allah dan Siti
Khadijah adalah wanita pertama yang membenarkan wahyu dari Allah
Swt. dan beliau menyatakan beriman kepada Allah Swt. beliau adalah
sosok wanita mulia yang dirindukan syurga, Subhanallah.

Rasulullah begitu cintanya dengan Siti Khadijah sehingga pada saat


wafatnya beliau dijadikan sebagai tahun ‘amul husni.

Bukti cintanya Rasulullah Saw. kepada Siti Khadijah yaitu saat


terjadinya Fathul Makkah (bukan penanklukan kota makkah tapi
pembebasan kota makkah, Rasulullah tidak pernah menaklukkan kota
makkah) usai pembebasan kota makkah para sahabar anshar dan
muhajirin pulang ke rumah masing-masing, Abu BakarAs-Shidiq, Umar
bin Khotob, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib pulang ke rumahnya
masing-masing tapi Rasulullah tidak pulang ke rumahnya yang di
makkah melainkan menuju jauh ke Ma’la tempat dimana Siti Khadijah di
makamkan dan mendirikan tenda persis di sebelah makamnya Siti
Khadijah, disana untuk bermalam, Rasulullah berdo’a di depan
makamnya siti Khadijah dan beliau mengatakan : Yaa Khadijah
Shodaqti yaa Khadijah, shodaqti yaa khidijah.. kamu benar yaa Khidijah,
kamu benar, apa yang dulu pernah kamu ucapkan itu benar. Apa yang
dibenarkan oleh Rasulullah tentang Siti Khadijah, dulu ketika awal
dakwah nabi di kota Mekah Rasulullah mendapatkan celaan, hinaan,
dimusuhi, dihujat bahkan ingin dibunuh, pada saat itu Siti Khadijah
menghibur beliau dengan mengatakan Duhai Rasulullah demi Allah,
janganlah khawatir nanti Allah akan memenangkan Agamamu ini dan
Allah tidak akan mengecewakan engkau. Ini adalah bentuk dukungan
moril dari seorang istri yang sangat dibutuhkan oleh Rasulullah pada
saat itu. Ternyata saat itu Rasulullah membuktikan kebenaran ucapan
istrinya, pengorbanan Siti Khadijah tidaklah sia-sia dan
akhirnyamendapatkan pertolongan dari Allah Swt berhasil
membebaskan kota Mekah serta memperoleh kemenangan yang gilang
gemilang tanpa ada pertumpahan darah.

Cintanya Siti Khadijah kepada Rasulullah sedemikian total, habis-


habisan di dalam bahasa arab di kenal dengan istilah Wafa’, jadi apapun
yang dibutuhkan oleh Rasulullah untuk dakwah niscaya beliau berikan
semuanya, beliau rela mengorbankan seluruh harta benda yang ia miliki
bahkan rela mengorbankan jiwa raganya demi Rasulullah Saw, selalu
setia menemani Rasulullah Saw. dalam suka dan duka.
Membenarkan wahyu dari Allah SWT

Keistimewaan Siti Khadijah juga terlihat saat Nabi Muhammad


SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira. Khadijah tidak bersikap
masa bodoh, namun ikut mencari tahu kebenaran wahyu yang diterima
Nabi Muhammad SAW.

Saat itu Khadijah mendatangi pamannya Waraqah bin Naufal yang bisa
bahasa Ibrani. Waraqah diceritakan sebagai orang tua yang kehilangan
penglihatan, namun dipercaya Khadijah. Kisah ini dituliskan dalam
hadist seperti diceritakan Siti Aisyah.

Artinya: "Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi menemui Waraqah


bin Naufal, ia adalah saudara dari ayahnya Khadijah. Waraqah telah
memeluk agama Nasrani sejak zaman jahiliyah. Ia pandai menulis Al
Kitab dalam bahasa Arab. Maka disalinnya Kitab Injil dalam bahasa Arab
seberapa yang dikehendaki Allah untuk dapat ditulis. Namun usianya
ketika itu telah lanjut dan matanya telah buta.

Khadijah berkata kepada Waraqah, "wahai paman. Dengarkan kabar


dari anak saudaramu ini". Waraqah berkata, "Wahai anak saudaraku.
Apa yang terjadi atas dirimu?". Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam
menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya.
Waraqah berkata, "(Jibril) ini adalah Namus yang pernah diutus Allah
kepada Nabi Musa. Duhai, semoga saya masih hidup ketika kamu diusir
oleh kaummu". Nabi bertanya, "Apakah mereka akan mengusir aku?"
Waraqah menjawab, "Ya, betul. Tidak ada seorang pun yang diberi
wahyu seperti engkau kecuali pasti dimusuhi orang. Jika aku masih
mendapati hari itu niscaya aku akan menolongmu sekuat-kuatnya".
Tidak berapa lama kemudian Waraqah meninggal dunia." (HR Bukhari).

Kisah sedih Rasulullah dan Khadijah

Kisah sedih pasangan ini terangkum dalam amul huzni (tahun


kesedihan) pada kehidupan Rasulullah SAW. Saat itu, Rasulullah SAW
kehilangan pamannya Abu Tholib dan Khadijah karena menghadap
Allah SWT. Keduanya adalah pendukung utama Nabi Muhammad SAW
saat pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT hingga berpulang.

Khadijah yang lahir pada 555 AD atau Sebelum Masehi, berpulang pada
11 Ramadhan tahun ketiga sebelum hijrah. Momen tersebut kira-kira
sama dengan 22 November 619 Setelah Masehi. Menjelang wafat,
Khadijah kembali menegaskan kesetiaan pada Rasulullah SAW dan
kebenaran atas wahyu Allah SWT. Khadijah dikisahkan meninggal di
pangkuan Rasulullah SAW.

Anak Khadijah dan Rasulullah

Pasangan Khadijah dan Rasulullah SAW diceritakan memiliki dua anak


laki-laki dan empat anak perempuan. Namun Qasim dan Abdullah
meninggal saat masih berusia anak-anak, selanjutnya pasangan
tersebut tak lagi dikarunai anak laki-laki.

Sementara anak perempuan Khadijah dan Rasulullah tumbuh dewasa,


ikut dalam penyebaran Islam, dan menjadi contoh untuk para muslim.
Mereka adalah Zainab, Fatimah, Ruqayyah, dan Ummu Kultsum.

HR. Bukhari: 4700 – Tentang Wanita Dinikahi Karena Empat Hal

Rasulullah saw mengajarkan dalam hal memilih jodoh, Ada empat hal
mengapa wanita dinikahi:

1. Cantiknya
2. Hartanya
3. Keturunannya
4. Agamanya

Poin 1, 2 dan 3 akan cepat sirna, kecuali karena agamanya  "Liddiiniha


taribat yadak" Sungguh siapa yang mengutamakan nikah karena
agamanya, dia akan sangat bahagia dunia akhirat".Maka pilihlah karena
agamanya, niscaya kamu akan beruntung.
Dari hadis tersebut kita mendapatkan empat kriteria mengenai
perempuan yang akan dinikahi. Perempuan yang baik agamanya
merupakan pilihan tepat untuk didahulukan.
Siti Khadijah RA menjadi satu dari empat wanita yang menjadi teladan
dalam kehidupan muslim. Keempatnya dijanjikan surga sesuai hadist
yang dinarasikan Ad-Dzahabi.

Artinya: "Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran,
Fatimah bintu Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam, Khadijah bintu
Khuwailid, dan Asiyah." (HR Muslim).

Anda mungkin juga menyukai