Anda di halaman 1dari 8

Bolehnya Menisbatkan diri dengan salaf dan menamai diri / laqob dengan

salafiyyah

-- Semuanya adalah shifat, bukan nama


Telah diketahui bahwa dakwah salafiyyah ini adalah ajakan/seruan untuk
kembali pada islam sebagaimana diturunkan nabi dan sebagaimana diperoleh
sahabat dari nabi muhammad. Maka tidak diragukan lagi dakwah ini adalah
haq dan menisbatkan padanya ialah haq, dan sungguh para ulama islam
memiliki dakwah yang besar pada jalan sunnah dan memiliki pengaruh besar
untuk kembali pada jalan beragama para salaf. Diantara imam tersebut
adalah imamnya ahli sunnah wal jamaah ahmad bin hambal, dan imam abu bakr
muhammad... imam abu bakar in husein alajuri, imam abu abdillah bin abt,
... (Ibn Katsir dan Adz-Dzhabai murid Ibn Taimiyyah), Syaikhul islam
muhammad ibn abdil wahhab.. Mereka berlandaskan pada kitabullah, sunnah,
jalan salafu sholih, 3 generasi terbaik
-- maka kita lihat dari ulama madzhab2 tersebut berakidah lurus
-- tugas penuntut ilmu juga untuk mengajarkan aqidah

Ketika hal ini sudah dipahami maka kembali ke bahasan bolehnya laqob
dengan salafiyyah. "Bukan merupakan sebuah aib bagi seorang yang
menonjolkan dirinya berada diatas madzhab salaf dan menisbatkan diri
pada dakwah salaf serta bersandar diri, akan tetapi wajib menerima ini"
berkata syaikul islam ibn taimiyah
Dan berkata as-sam'ani dalam ansaab : As-salafi menisbatkan salaf
pada diri mereka sehingga kita mendengar...
-- itulah motivasi, tidak ada kebutuhan mempelajari mantiq dan kalam
Berkata ibn atsir "tidak masalah..."

Syaikhul islam ibn taimiyyah menggunakan laqob salafiyyah untuk orang


yang membahas sifat fauqiyyah Allah maha tinggi dengan pendapat orang
terdahulu. Al Imam adz-dzahabi berkata dalam siyyar a'mali mubala :
"yang dibutuhkanseorang hafidz (ulama menghafal dan mempelajari hadits)->
takwa, cerdas, dan salafi."
imam darquni diceritakan oleh adz-dzhabi : orang ini tidak masuk sama
sekali dalam ilmu kalam, dan tidak pernah bahas dalam padanya, tetapi
ia adalah salafi"

aku katakan : "dalam zaman ini sebagian ulama yang mulia menggunakan
laqob ini, mereka2 dikenal berpegang teguh pada sunnah dan membela dari
penyimpangan. Seperti syeikh abdurroman al mualimy dalam kitabnya..
begitu juga syeikh bin baz dalam risalahnya.. beliau ditanya apakah
ini termasuk tazqiyah (memuji diri sendiri) ?
jawab : kalau memang benar tidak masalah, bahkan tazqiyah yang wajib

begitu juga syeikh albani dalam syarh aqidah thohawiyyah


-- keponakannya al muzani, murid asy syafii. Bermadzhab hanafi,
-- merupakan salafi meski ada sedikit tergelincir

begitu juga syaikh fauzan dalam al ajiibah al mufidah

juga syeikh fadil ali bin nashir

"salafiyyin itu orang2 yang megikuti para ulama sebelumnya"


Sebagian orang berpikir mereka itu sebetulnya sekelompok yang sekedar
mengiktui pemikiran imam ahmad lalu ibn taimiyah, lalu bin abdil wahhab,
dan ini adalah kesalahan karena ini bukan pemikiran baru. Mereka mengklaim
mereka yang menamakan diri mereka sendiri
-- itu adalah laqob, bukan shifat. Sementara yang kita pelajari adalah
shifat. Kata sebagian orang yang mengikuti ulama adalah kami.
Sebagian orang ada yang menganggap salafi hanya periode waktu sejenak,
bukan sebuah shifat/cara beragama. Ini pemikiran syeikh buuti. ia berpikir
ini hanya sekedar nama tapi tidak memiliki shifat
-- tidak ada ulama mutaqoddimin sampai zaman kita yang mengingkari
perkataan tersetbut
paling minimum terkait ber laqob adalah ini hanya sekedar istilah

maka ibrohnya pada makna dan hakikat, bukan lafadz

-----------------------------------------------------------------------------
Dzikru Ba'dil adillah
penunjukan beberapa dalil yang menunjukan untuk mengikuti madzhab mereka.

Allah berfirman ikutilah jalan2 orang yang kembali kepadaku, maka Allah telah
memerintahkan untuk mengikuti jalan rasul, menapaki jejak mereka dan meniti manhaj
mereka. Berkata ibnul qoyyim : dan seluruh sahabat kembali pada Allah sehingga
wajib untuk mengikuti jalannya. Perkataan dan aqidah mereka yang dimaksud.
Allah telah memperingatkan agar tidak menyelisihi jalan mereka , dan mengancam
yang menyelisihi dengan jahannam. "barangsiapa yang mendurhakai rasul setelah
jelas baginya petunjuk dan mengikuti jalan selainjalan mukmin, ... kami akan
masukan mereka ke jahannam, sungguh buruk tempat kembali.

-- ketika seorang mengandung sifat, sifatnya nyata. Misalnya disebut mukmin


maka benar2 mukmin, jika tidak bisa jadi ada penyimpangan. Maka kaum mukmin
yang paling pantas adalah sahabat karena mereka yang pertama dan paling pantas
ketika ada ayat ini. (Dalam kaidah tafsir)

Allah mengabarkan bahwa Allah ridho dengan orang2 yang mengikuti mereka dengan
baik, dan Allah menyediakan pahala yang besar bagi mereka. "Orang2 terdahulu
dari muhajirin dan anshor, mereka berlomba2 dalam kebaikan. Dan yang mengikuti
setelahnya ALlah ridha kepada mereka dan disiapkan bagi mereka surga-surga
mengalir dibawahnya sungai2 Allah ridho pada mereka"

-- Maksudnya sahabat. Tapi ada juga yang assabiqunal akhiirun, yang kedua
Selain ALlah mengancam pengikuti jalan menyimpang dengan jahannam, pengikut
sahabat dijanjikan surga. Nabi muhammad telah memerintahkan untuk mengikuti
sunnahnya dan sunnah sahabatnya. "Sesungguhnya orang yang hidup setelah kalian
akan melihat perselisihan yang banayak maka wajib bagi kalian untuk mengikuti
sunnah ku dan khulafaurrasyiddin, berpegang tegulah padanya.."
"Sebaik baik manusia adalah generasiku kemudian setelahnya kemudian setelahnya"
al hadits.

-- maksud al hadits, haditsnya masih ada lanjutannya

Dan sifat firqoh najiyah : yang mengikuti sahabat


maka barangsaiapa yang berada diatas pijakan rasul dan sahabat mereka yang
ada di golongan selamat, siapa yang menyelisihi dan menjauhi mereka maka termasuk
yang terkena ancaman.
Dari abdullah bin mas;ud iya berkata "ittiba lah jangan berbuat bidah
sesungguhnya kalian telah dicukupi, sesungguhnya kami itu meneladani dan bukan
mengadakan perkara2 baru, sesungguhnya kami tidak akan sesat selama berpegangg
teguh pada atsar. (kami mengikuti bukan bidah..)
Berkata ubai bin kaab : "wajib bagi kalian mengikuti jalan orang terdahulu
dan sunnah rasul, sungguh tidak ada orang yg beribadah pada Allah yang sesuai
dengan jalannya rasul kemudian mengingat arrohman kemudian air kedua matanya
mengalir karena takut pada Allah disentuh neraka sama sekali. Maka sesungguhnya
bersikap pertengahan dalam ketaatan melebihi menyalahi jalan terdahulu"
abu aliyah berkata : wajib bagi kalian mengikuti al amri awwal (perkara pertama)
yaitu pemahaman generasi pertama yang mereka memiliki akidah tersebut sebelum
kaum mukminin berpecah belah
Berkata auzaai : bersabarlah mu atas sunnah, berhentilah ketika mereka (sahabat
dan pengikutnya) saat berhenti, katakan yang mereka katakan, hindari yang mereka
hindari, ikuti jalan pendahulu mu yang sholeh, sesungguhnya itu telah mencukupi mu
sebagaimana mencukupi mereka dan melapangkanmu sebagai mana mereka lapang.
Berkata juga : wajib bagi kalian mengikuti atsar terdahulu walau manusia semua
menolakmu, dan berhati2 dari pemikiran orang2 (bukan dari dalil) walaupun
mereka telah mempermanis kata-kata mereka untuk kalian
Berkata imam ahmad : pondasi sunnah menurut kami (ulama ahlisunnah) adalah
berpegang teguh pada apa2 yang dipijak oleh para sahabat rasulullah dan
meneladani mereka dan meninggalkan bid'ah.
Maka tidak pernah berhenti para ulama dari imam ahli sunnah, generasi ke generasi
selalu menyeru jalan dari ulama terdahulu, meneladani mereka, mengikuti jejaknya,
dan menuruti atsar

Manhaj assaaluf sholeh dalam akidah

Manhaj mereka dapat diringkas dalam point2 berikut :


1. Mereka membatasi mashdar talaqqi (sumber kebenaran) dalam aqidah hanya pada
kitabullah dan sunnah rasulullah
2. Mereka berhujjah dengan sunnah yang shahih dalam masalah aqidah baik sunnah
tersebut mutawattir atau ahad
- berbeda dengan keyakinan sebagian kelompok tidak mau berhujjah dengan ahad
- padahal rasul dulu hanya mengirim muadz bin jabbal ke yaman, ahad
- hadits innamal a'malu binniyyah selama 3 tobaqoh diriwayatkan secara ahad
3. Berserah diri pada wahyu, tidak menolak wahyu dengan aql dan tidak melakukan
khout (bicara dengan berlebihan) dalam perkara ghaib yang bukan urusan aqlnya
4. Tidak bicara terlalu banyak dalam ilmu kalam dan filsafah
- terlalu banyak biasanya menjadi penyimpang, sedikit untuk fiqih
- ilmu kalam yang dimaksud aqidah, karena biasanya dalam bab aqidah orang
menyebut bab "al kalamu fi..syafaah.. dll" banyak yg menulis begini dari
mutazillah asyairoh, kalau dari assunnah tidak begitu bahasannya
5. Menolak takwil yang bathil
- takwil yang shahih itu dalam masalah fiqh banyak
6. Menjama baina nushuhs (banyak dalil) dalam satu masalah
- wajib bagi ahlisunnah mengumpulkan dalil sebelum menjawab masalah
jangan hanya mengambil satu dalil dan meninggalkan yang lain, ada dua jenis:
a. tidak tau ada dalil lain : kalau sudah usaha untuk mencari dalil, semoga
ia mendapatkan udzur. Kalau mencari nya teledor maka berdosa. Yang mampu
melakukan ini tentunya mujtahid.
b. tau ada dalil : namun ditolak karena tidak sesuai keinginan mereka
7. Maka inilah aqidah yang diambil dari sumber yang murni, jauh dari syubhat
mereka akan mengagungkan dalil2 (quran sunnah) karena mereka mengetahui semua
didalamnya itu haqqun dan sawwab (kebenaran)

Maka ini adalah aqidah yang diambil dari sumber yang shahih, jauh dari hawa nafsu
dan syahwat, maka orang yang berpegang teguh padanya adalah orang2 yang berpegang
teguh pada dalil, karena ia mengetauhi apa yang di dalam quran dan sunnah adalah
kebenaran.
- baik dalam masalah aqidah, fiqih, dan lainnya
Berkata imam al barbahari : "ketahuilah semoga kau dirahamati Allah bahwa agama
datang dari sisi Allah, tidak ditaruh di akal manusia, maka ilmu itu dari Allah
dan rasulnya maka jangan ikuti hawan nafsumu sehingga kau keluar dari islam. Maka
sesungguhnya tidak ada hujjah bagimu jika masih mengikuti akal dan nafsumu, karena
rasul telah menjelaskan pada umatnya yaitu sahabatnya sunnah. Mereka adalah jamaah,
mayoritas kaum muslimin (awal2).
- jamaah pada ahlu sunnah wal jamaah maksudnya sahabat, kemudian baru pengikut
mereka
:maka pondasi jamaah adalah sahabat rasulullah siapa yg tidak mengambil dari merka
telah melakukan bid'ah"
"berkata umar : tidak ada udzur bagi seorang dalam hidayah yang ia tinggalkan,
karena hujjah telah tegak"

maka diantara karakteristik manhaj salaf :


1. Mereka kokoh diatas kebenaran, tidak labil dalam agama, sebagaimana kebiasaan
orang2 ahlil bid'ah (ahlul ahwa, penyimpang)
- beda dari perkara ikhtilaf ijtihadiyyah
Berkata hudzaifah masud : sesungguhnya kesesatan adalah kau mengingkari yang
sebelumnya, hati2lah dari menjadi bunglon dalam agama
Berkata ibn taimiyah: mereka lebih kokoh dari ahlul kalam dan falsafah.
"sesungguhnya orang awam pada mukmin dan ulamanya, pengetahuan mereka.
dan perkataan yang kokoh di kaum mukminin adalah perkara yang jelas dan tidak
usah diperdebatkan lagi, kecuali orang yang akal nya hilang"
- maksudnya, orang awam ditanya alquran itu apa akan menjawab kalamullah, demikian
juga orang ahlusunnah
2. diantara karakteristik manhaj salaf adalah orang diatasnya sepakat dalam aqidah
tidak berselisih walau beda zaman dan daerah.
3. Mereka adalah orang yang paling mengetahui tentang perbuatan dan perkataan nabi
paling mengetahu mana shahih mana dhoif dari hadits. Merekalah yang paling semangat
mengikuti sunnah. Paling banyak berwala pada pemegang sunnah. Berkata ibn taimiyah:
"ketika rasul makhluk paling sempurna, paling mengetahui hakikat, paling lurus
perkataan dan perbuatannya, maka orang yang paling mengetahui tentang nabi adalah
orang yang paling mengetahui tentang itu semua. Dan yang paling mengikuti syariat
Allah adlaah maklhuk yang paling sempurna" (haqooiq : syariat/ agama Allah)
- karakteristik aqidah shahih senang mempelajari hadits, sementara ahli kalam
perbendaharaan haditsnya dikit sekali
4. Keyakinan ahlu sunnah wal jamaah bahwa jalan salafus sholih adalah paling
selamat, paling berilmu dan paling bijak. namun ahlu kalam berkata kholaf lah yang
paling berilmu dan paling bijak.
berkata ibn taimiyah : mereka telah tersesat dalam menjelaskan jalannya salaf,
mereka menggabungkan kejahilan tentang jalannya salaf dengan kejahilan kholaf.
- kejahilan tentang jalan salaf : mereka tidak lebih berilmu dan bijak
- kejahilan tentnag jalan kholaf : mereka lebih berilmu dan bijak
5. Semangatny aswaja untuk menuju agama shohih dan aqidah lurus, semangat mereka
dalam menegakan aqidah lurus dan membantah bidah
6. aswaja itu pertengahan diantara kelompok2. Berkata syaikhul islam : ahlusunnah
di dalam islam seperti ahlu islam diantara agama lain, yaitu pertengahan.
Pertengahan dalam masalah asma wa shifat diantara penafik (seperti jahmiyah) dan
ahlu tamtsil. Dalam perbuatan Allah antara qodariyyah (tidak menetapkan) dan
jabriyyah (makhluk dipaksa oleh ketetapan). Dalam perkara ancaman antara murji'ah
(tidak merasa terancam) dan putus asa dari rahmat Allah (qodariyyah)
- lawan dari murji'ah adalah khawarij, wallahua'lam
dalam masalah iman, pertengahan antara haruriyyah (khawarij) dan mutazilah dengan
murjiah.
- khawarij mutazilah yakin pelaku dosa besar mereka kekal di neraka, bedanya
khawarij
yakin dari dunia mereka kafir, sedangkan mutazilah berkata mereka antara kafir dan
tidak. Murjiah yakin seluruh muslim tidak ada yang masuk neraka.

Ahlusunnah pertengahan dalam sahabat nabi antara khawarij (memusuhi ali) dan syiah
rafidhah (mengkultuskan ali)
- Urutan belajar hadits:
- al manzumah baiquniyyah, nukhbatul fikar, al fiyyatul niroqi/suyuti
- atbain nawawi, umdatul ahkam, bulugul muarom, kutubus sittah

------------------------------------------------------------------------------
7. Manhajnya ahlul bidah dan ahlul hawa
telah berlalu pembahasan mengenai karakteristik manhaj salaf, maka hal yang paling
membedakan adalah manhaj salaf membatasi talaqqi atau sumber ilmu pada kitabullah
dan sunnah. Tidak hanya itu, pemahaman juga sesuai salafus sholih.
Sebaliknya, manhaj ahlul hawa dan bidah, mashdar talaqqi menurut mereka bukan
quran dan sunnah. Akan tetapi itu adalah prinsip yang diada2kan imam dan syeikh
mereka. Kemudian men tawil apa2 supaya sesuai dengan prinsip mereka.
- diantara tafsir menyimpang adalah bi ro'yi, tapi tidak semua contoh nya ijtihad.
- yang menyimpang adalah memahami quran dan sunnah sesuai hawa nafsu (kasful
basoir)

Mereka berpegang teguh pada hadits palsu dan mengikuti dalil mutasyabih
-supaya mudah untuk dipelintir

kalau tidak bisa ditawil maka mereka mentakhrif


- istawa maksudnya istawla , atau mutazilah tidak setuju dengan ayat quran. ini
- sama seperti kelakuan yahudi mengubah apa yang mereka tidak setuju. Namun quran
- dijaga Allah, sehingga paling yang dirubah adalah pemahamannya

mereka mentawil dengan tawil yang tercela


- yang terpuji adalah tawil dengan dalil, banyak dalam fiqih
- sedangkan tawil nama sifat, tidak ada ayat lain yang mengindikasikannya
- tawil buruk ada 2 : tidak ada indikasi sama sekali dan indikasi dari hawa nafsu

ibnul qoyyim berkata sesungguhnya adanya perpecahan ahlul kitab dan umat ini jadi
73 disebabkan karena tawil
- bahkan di zaman rasul orang yahudi semacam punya pondok mengajarkan ilmu2, tetapi
- mereka mentawil dan merubah ayat2 kitab mereka

berkata ibnu abil iz al hanafi : tidaklah khawarij keluar dari ketaatan ulil amri,
tidaklah mutazilah keluar, tidaklah rafidhah menolak (sebagian sahabat), tidaklah
umat terpecah 73, kecuali karena tawil yang fasik.
perpecahan diawali dari perbedaan dalam perdalil. An-Nadzor dan Istidlal
- jangan alergi dengan tarjih (menguatkan satu pendapat).
- An Nadzor cara melihat dalil, istidlal berdalil
- jangan sampai hanya taqlid melihat ada ulama yang berpendapat B, harusnya telaah
- Pertengahan paling tepat, ada kurikulum / madzhab dan berdalil

7. Jalan untuk selamat itu dengan ittiba dan tinggalkan bidah


Berkata syaikhul islam dalam al ubudiyyah : jima uddin (gabungan, pondasi agama)
ada 2 pokok : tidak beribadah kecuali pada Allah, tidak beribadah padanya kecuali
dengan yang disyariatkan. dalilnya (Al-kahf : 110). Disini Allah memerintahkan kita
untuk amal sholih, maksudnya sesuai syariat. Lalu memerintahkan pelakunya agar
ikhlas
pada Allah semata saja.
Berkata ibnu katsir : "hal ini adalah dua rukum amalan yang diterima, harus ikhlas
pada Allah dan harus sesuai syariat rasulullah"

Telah diriwayatkan yang semisal dari qodhy eiyyadh


Setiap amalan itu untuk sah harus terpenuhi dua syarat mendasar yaitu :
1. Ikhlas pada Allah saja
2. Tajriid dalam mengikuti rosul
Dalilnya (az-zumar : 2), (al-qisos : 77), berkata Allah dalam hadits qudsi :
"aku adalah dzat yang paling tidak membutuhkan syirik, barangsiapa beramal yang
didalamnya melakukan kesyirikan, akan kutinggalkan ia dan kesyirikannya tersebut"
Iklhas itu tidak bisa dilaksanakan ketika ada kesyirikan, ria, ingin dunia, harus
meniatkan untuk melihat wajah allah saja (masuk juga niat benar mengharap pahala,
surga, ridho Allah)
Ini terkait dengan point pertama (ikhalul ibadahti llah)
Untuk syarat yang kedua :
Maknanya adalah amalan yang kita lakukan untuk dekat pada Allah harus sesuai dengan
kitabullah dan sunnahnya. Allah berfirman "telah kusempurnakan agama mu.."
( al-maidah : 3) maka Allah telah sempurnakan islam dan tidak butuh
ditambah/dikurang
(Al-ahzab : 21), (al hasyr : 7), (ali -imron : 31), dalil untuk mengikuti rasul.
Dan dari sunnah ada banyak hadits untuk perintah ittiba dan melarang ibtida
(hadits bidah), (aku tinggalkan pada kalian suatu yang jika kalian pegang teguh
tidak akan menyimpang, kitabullah dan sunnah ku), (man amila amalan..)
- kadang mashdar digunakan makna fiil, roddun makna mardud

Allah telah memerintahkan umat untuk bersatu diatas pondasi, i'tishom bisunnati
wa kitabullah (itishom berpegang teguh). Allah melarang berpecah belah dan telah
menjelaskan bahayanya. Supaya perkara ini terwujud, kita diperintahkan untuk
mengikuti putusan Allah dalam masalah ushul (Aqidah) atau furu (fiqih), dan Allah
telah melarang kita untuk mengambil sebab perpecahan (ali imron : 103), dan
berpegang teguhlah pada quran (al-hasyr :7). Tidak boleh mengedepankan perkataan
seseorang diatas nya.
- Nash dari Allah dan Nash dari rasul sama-sama tidak boleh ditinggalkan

------------------------------------------------------------------------
HP SKIP

Bab 8 - Beberapa Kaidah dalam manhaj Salaf


Pertama, memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar. Yang dimaksud
maruf adalah seluruh kebaikan. Dan ketaatan yang paling besar adalah beribad
-ah pada Allah dan tidak menyekutukannya, memurnikan hanya padanya, dan me-
ninggalkan menyekutukannya. Barulah setelah ini perkara ketaatan lainnya
baik wajib atau sunnah (maruf).
Maka mungkar itu seluruh yang dilarang Allah dan rasulnya, dan yang paling
besar adalah kesyirikan pada Allah. Melarang munkar lainnya
- memperingatkan dari bidah juga termasuk melarang mungkar
- ketika orang bilang bidah sayyiah, apa contohnya, bagaimana kalian mem-
- peringati umat atas hal tersebut. Biasanya contohnya obvious (solat lebih)
- tidaklah teranggap bidah kecuali pelaakunya merasa itu baik

Amar maruf nahi mungkar wajib atas umat ini kifaaya, bukan ain. Jika sudah
dilakukan satu maka gugur yang lain. Tapi kalau tidak ada yang berbuat, atau
jumlah orangnya kurang maka dosa semuanya.
- ketika diberi kemampuan untuk belajar, maka harus belajar.
- bisa ilmu dunia tidak ada jalan lain harus tuntut ilmu agama
- setelah menuntut ilmu agama tidak ada jalan lain harus mengajar

Allah berkata (Ali Imron : 104) "jadilah kalian orang yang amar maruf nahi
munkar"
- kalian disini isyarat untuk umat keseluruhan
Berkata Ibn Taimiya : siapa yang ber amar maruf dan nahi mungkar, maka wajib
baginya untuk berilmu terhadap yang dia perintahkan dan ia larang.
- bisa jadi ia memaksakan hal yang khilaf mu'tabar (maklum)
Wajib juga melakukan dengan rofiq (lembut/supel) baik amr atau nahi. ..
Maka ilmu itu sebelum memerintahkan, lembut dan sabar dilakukan bersamaan
memerintahkan, kalau ia tidak berilmu tidak boleh ia tapaki area itu.
Kalau dia berilmu tapi tidak lembut dan supel seperti dokter yang kasar,
sehingga pasien tidak mendengarkan saran darinya.
Atau seperti pengajar kasar sehingga murid tidak mau menerima darinya.
Allah terlah berfirman pada musa dan harun (Toha : 44) agar lembut.
- Jangan juga meruntuhkan muru'ah seorang dai
Kemudian siapa yang memerintah/larang fala budda disakiti, maka wajib baginya
untuk sabar dan sabar. Allah berkata "perintahkan lah pada maruf, larang
dari mungkar, dan bersabarlah" (Luqman : 17)
- Indikasi harus sabar langsung setelah amr au nahi
- Kalau mau keridhoan semua orang, konsekuensinya tidak akan berdakwah

Beliau juga berkata : wajib perintah dan larangan untuk ketaatan pada Allah,
dan bahwa maksud dakwahnya untuk mewujudkan kebaikan dan menegakkan hujjah.
Dan bukanlah maksudnya ketika berdakwah untuk mencari kepemimpinan bagi diri
nya sendiri atau golongannya, atau merendahkan kelompok lain.
- maksudnya kekuasaan, seperti perilaku orang2 pergerakan. Awalnya maksud
- mereka baik untuk membuat kebijakan lebih pro islam, tapi langkah menuju
- kesana bukan langkah yang benar:masuk ke politik praktis, mencari simpatisan
- dampaknya mereka hanya fokus pada fiqhul waqi, trending. Tidak aqidah
- Nabi Musa saat diperintahkan menuju Firaun bukan membentuk simpatisan,
- melainkan menyebarkan ilmu. Ini yang akan diterima masyarakat

Landasan dari agama ini adalah cinta hanya pada Allah, benci karena Allah,
berwala hanya karena Allah, baro hanya karena Allah, ibadah hanya kepada Allah,
()takut, berharap, memberi, tidak memberi, dan semua ini hanya bisa dilakukan
dengan mengikuti rasul karena larangannya sebetulnya dari Allah.
Yang menurutinya menuruti Allah, mendurhakainya mendurhakai Allah, maksiat
padanya maksiat pada Allah(?)."

----------------------------------------------------------------------
Kaidah Kedua : Kaidah dalam Masalah Ibadah

Ibadah dibandung diam diatas tauqif (tawaquf, sampai ada dalil). Maka Allah
memerintahkan untuk mengikuti rasulnya (Ali-Imron :31) (An-Nisa : 13)
Di dalam shohihain umar bin khotob mencium hajar aswad dan berkata
"sesungguhnya aku mengetahui engkau adalah batu yang tidak bisa memberi
mudhorot dan manfaat, seandainya aku tidak melihat rasul mencium mu maka
aku tidak mencium mu"

Telah berlalu perkataan ulama terdahulu :"ikutilah rasul dan jangan berbuat
bidah karena kalian telah dicukupi"
- sama dengan ayat al yaum akmaltu lakum dinakum
Sebagaimana berlalu pembahsan syarat diterima amalan harus murni ittiba rasul
Telah datang banyak dalil perintah untuk patuh pada Allah dan rasul serta
larangan masiat pada Allah dan rasul, keluar dari sunnah dan pemahaman salaf

Kaidah Ketiga :Pondasi agama dibangun atas ilmu manfaat dan amal sholih

Sesungguhnya pijakan islam dibangun atas ilmu manfaat dan amal soleh.
Berkata ibn taimiyah
- tidak ada pekerjaan di dunia yang tidak berhubungan dengan syariat,
- karena syariat itu syamil ,mencakup seluruh aspek. Sehingga seluruh
- orang harus belajar ilmu syari sesuai kadarnya bagi yang himmah nya tinggi
- pun ilmu islam sangat luas
"Dan solah(kebaikan) dan kemaslahatan itu terbatasi pada dua hal saja ,
ilmu manfaat dan amal solih."
- maksudnya tidak bisa salah satu saja
"Allah telah mengutus nabi yang paling afdhol dalam keduanya"
- syariat nabi terdahulu juga meliputi 2 hal itu, tetapi rasul paling afdhal
"dan syariat itu adalah hidayah, agama yang haq, ditamapkkan atas seluruh
agama" (dinul haq = amal sholih)

"ahlu sunnah pengikut salafush sholih, mengikuti rasul dan tidak mengada2kan,
sementara ahlul bidah tidak, mereka landaskan akal, bahasa, filsafah"
Kaidah Keempat : Kaidah Mencegah keburukan dikedepankan dari membawa maslahat
Dalilnya :
1. (Al-Anam : 108), jangan mencela apa yang mereka sembah. Allah mengharamkan
kita mencelanya padahal itu bentuk pembelaan pada Allah dan syariatnya.
Namum dapat menyebabkan mereka mencela kembali Allah
2. Hadits dari Aisyah Muttafaqalaih. "wahai aisyah seandainya kamu bukan
termasuk orang haditsu ahdin-baru masuk islam (masih dekat dengan jahiliyah)
maka sungguh aku akan memerintahkan kabah ini dihancurkan dan aku keluaran
apa2 darinya dan aku ratakan"
- karena ada bagian kabah yang tidak dibangun dari hijr ismail
ada indikasi jelas di hadits ini, rasul meninggalkan masalahat membangun
kembali kabah dari pondasi nabi ibrohim untuk mencegah mafsadat yang akan
terjadi kalau beliau menghancurkannya kemudian membangun kembali. Yaitu
orang2 keluar dari islam. Maka nabi menghindari"
3. Nabi tidak membunuh orang munafik padahal nabi tau ada mereka ,padahal
itu maslahat, supaya tidak jadi jalan manusia keluar islam dan agar orang2
tidak mengatakan rasul membunuh sahabatnya sendiri
- karena orang2 tidak tau ada orang munafik
4. Nabi melarang membunuh ulil amri dan memberontak pada mereka walaupun
mereka dzolim dan tidak mengerjakan sholat dalam rangka menutup jalan
kemudhorotan dan keburukan besar sebagaimana telah terjadi karena sebab itu.
Maka sesungguhnya keburukan dan kemudhorotan setelah itu jauh lebih besar
dari yang ada sebelum pemberontakan. Dan umat islam sampai saat ini masih
terdampak dengan sisa2 hal ini. Berkata rasul "kalaau ada dua khalifah di
baiat, maka bunuh yang terakhir"

-------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai