Anda di halaman 1dari 5

AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH, [hal.82-88] Pembicaraan tentang hal ini ditinjau dari beberapa sisi.

Pertama : Sebab penamaan ini. Syaikhul Islam berkata di Majmu' Fatawa 3/157 dalam menjelaskan hal ini : Kemudian termasuk jalannya Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah mengikuti jejak langkah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam secara lahir dan batin dan mengikuti jalannya Assabiqunal Awalun (orag-orang pertama yang masuk Islam) dari kalangan kaum muhajirin dan anshor serta mengikuti wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika bersabda. "Artinya : Maka berpegang teguhlah kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah rasyidin yang memberi petunjuk berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah dia dengan gigi graham kalian. Dan waspadalah terhadap perkara-perkara yang baru (yang diada-adakan) karena hal itu adalah kebid'ahan dan setiap kebid'ahan adalah kesesatan" [Akan datang takhrijnya] Dan mereka mengetahui bahwa sebenar-sebenarnya kalam adalah kalamullah dan sebaik-baiknya contoh teladan adalah contoh teladan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, mendahulukan kalam Allah Subhanahu wa Ta'ala dari kalam selainNya dari semua jenis manusia dan mengedepankan contoh teladan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam atas yang lainnya, dengan demikian mereka dinamakan Alul Kitab dan Sunnah. Dinamakan Ahlul Jama'ah karena Jama'ah bermakna berkumpul dan lawannya berpecah belah walaupun kata jama'ah akhirnya menjadi nama untuk satu kaum yang berkumpul. Ijma' (konsesus) merupakan pokok ketiga yang menjadi sandaran ilmu dan agama. Mereka menimbang dengan ketiga pokok ini semua ucapan dan amalan manusia baik lahir maupun batin dari hal-hal yang berhubungan dengan agama. Ijma' yang otentik adalah yang ada padanya As-Salaf Ash-Shalih, karena setelah mereka terjadi bayak perselisihan dan umatpun telah bertebaran. Lalu beliaupun menjelaskan dalam kitabnya Minhajus Sunnah bahwa madzhab mereka (Ahlus Sunnah wal Jama'ah)telah ada sejak lama dan sudah dikenal sebelum Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan Abu Hanifah, Malik, Syafi'i dan Ahmad, karena dia adalah madzhabnya para sahabat yang telah mengambilnya dari Nabi mereka, dan siapa yang menyelisihi hal itu maka dianggap ahli bid'ah menurut Ahlus Sunnah. Kemudian beliau menjelaskan sebab penisbatan Ahlus Sunnah wal jama'ah kepada Imam Ahmad bin Hambal, dengan berkata : Dan Ahmad bin Hambal walaupun sudah terkenal sebagai imam Ahlus Sunnah dan kesabarannya dalam ujian, tidaklah itu semua karena dia bersendirian dalam pendapat tersebut atau mencetuskan satu pedapat yang baru akan tetapi karena As-Sunah sudah ada dan terkenal sebelumnya yang beliau ketahui dan dakwahkan serta bersabar dalam ujian yang menimpanya serta tidak menyempal darinya. Ketiga : Antara Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan Salafiyah Banyak dari kalangan kelompok ahlul bid'ah dan golongan-golongan sesat yang menggunakan nama Ahlus Sunnah wal Jama'ah untuk menyimpangkan orang-orang awam dari kaum muslimin dari fitrah mereka. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu' Fatawa 3/346 : "Banyak orang-orang yang menyebutkan tentang golongan-golongan ini dengan hukum prasangka dan hawa nafsu lalu menjadikan kelompoknya dan orang yang menisbatkan dirinya dan memberikan loyalitas kepada tokoh pemimpin yang

diikutinya adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan mejadikan orang-orang yang menyelisihinya sebagai Ahlul Bid'ah, hal ini merupakan kesesatan yang nyata, karena Ahlul Haq wa Sunnah wal Jama'ah tidak memiliki panutan kecuali Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian mereka memasukkan kelompok Asyariyah sebagai bagian dari Ahlus Sunnah wal Jama'ah sebagaimana yang dilakukan oleh Abdul Qahir bin Thoohir Al-Baghdadiy wafat tahun 429H dalam Al-Farqu Bainal Firaq hal.313, dalam perkatannya : "Ketahuilah -semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kebahagiaan kepada kalian- Sesungguhnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah ada delapan kelompok. Sekelompok dari mereka memiliki ilmu tentang bab-bab pembahasan Tauhid dan Nubuwah, hukum-hukum Alwa' wal wa'id, pahal dan dosa, syarat-syarat ijtihad, keimamahan dan kepemimpinan dan mereka ini berjalan pada bidang dari ilmu ini jalannya suifatiyah (orang yang menetapkan sifat) dari kalangan ahlil kalam yang terlepas diri dari Tasybih dan Ta'thil dan dari kebid'ahan Rafidhah, Khawarij, Jahmiyah dan An-Najriyah dan seluruh ahli hawa yang sesat".. Sebagian muta'akhirin menyangka bahwa umat Islam telah menyerahkan kepemimpinannya dalam masalah aqidah kepada Al-Asy'ariyah dan Maturudiyah, berkata Said Hawa dalam kitab 'Jaulatun fil Fiqhaini hal.22,66,81 dan 90 : "Dan umat ini telah menyerahkan permasalahan i'tikad kepada dua orang yaitu Abul Hasan Al-Asy'ariy dan Abu Manshur Al-Maturidiy" dan berkata Azzabidiy dalam kitab Ithaafis Saadatil Muttaqin (2/6) : "Jika disebutkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dimaksud adalah Al-Asy'ariyah dan Maturidiyah ...". Akhirnya istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah telah menjadi longggar yang masuk padanya orang-orang yang memiliki penyimpangan dalam aqidah khususnya masalah sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala, oleh karena itu sepatutnya menggunakan kata Salafiyah untuk menunjukkan Al-Firqatun Najiyah, Ath-Thaifah Al-Manshurah, Al-Ghuraba dan Ahlil Hadits. Sebagian da'i yang tetap terus mempergunakan kata Ahlus Sunnah wal Jama'ah berkata : Apa pendaptmu jika ada beberapa kaum lalu mengaku Salafiyah sedang mereka dari kelompok-kelompok yang menyimpang, apakah kamu akan akan meninggalkan kata Salafiyah dan menggantinya dengan nama lain .? Jawabannya dari beberapa sisi. 1. Anggapan ini menghasilkan mata rantai yang tidak ada ujungnya, maka hal itu adalah batil. 2. Ini merupakan anggapan (hipotesa) pada permasalahan yang belum terjadi lagi sedangkan para Salaf membenci pertanyaan tentang perkara-perkara yang dianggap ada masalah-masalah khayalan pemikiran. 3. Klaim (pengakuan) kelompok-kelompok ini yang belum kita lihat dan belum kita dengar terhadap Manhaj Salaf merupakan benturan terhadap pemikiran-pemikiran mereka karena Manhaj Salaf mengharuskan pengikutnya untuk mengikuti jalannya para sahabat, hal ini tampak jelas dengan keterangan berikut : 4. Semua kelompok-kelompok yang menisbatkan diri kepada Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak ada yang berani mengatakan : Saya Salfiy 5. Kelompok-kelompok yang telah terkenal kebid'ahannya tidak ada yang mengaku bermadzhab Salaf dan mengikuti ajarannya. -----------Kemudian, akan saya tambahkan pembahasan Ahlu Sunnah wal Jama'ah dari kitab "Adlwa'un 'Ala Kutubis-Salafi bi Aqidati (Pelita Dalam Kegelapan Antara Salaf dan Kholaf dalam buku Perbedaan Ahlus Sunnah dan Ahlul Bid'ah Menuju

Pemahaman Salaf) oleh Syaikh Muhammad bin Rabi' bin Hadi Al-Madkhali, Maktabah Salafy Press". SALAFIYAH DAN AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH,[Hal 23-29] Diantara para da'i, ada yang selalu mengelak untuk menyebutkan istilah Salafiyah dan mereka hanya terfokus dengan istilah "Ahlus Sunnah wal Jama'ah". Padahal dia mengakui beraqidah Salaf. Mereka hanya memperkenalkan sifat dakwah mereka dengan sebutan 'Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mereka menyatakan berkali-kali dalam muhadharah-muhadharah dan majlis ilmu mereka. Demikianlah sekalipun mereka tidak memaksudkan istilah (Salafiyah) maka ini termasuk dari bukti keagungan dan kemulyaan Allah, agar dakwah yang haq berbeda dengan segala yang mengotorinya dan agar tersaring dari segala kerancuan dan noda-noda. Penjelasannya bahwa istilah "Ahlus Sunnah wal Jama'ah' berkembang (muncul) ketika fitnah-fitnah itu berbenih bid'ah-bid'ah maka dari itu jama'ah kaum muslimin terbedakan dengan berpegang terhadap sunnah. Sehingga mereka dikatakan "Ahlus Sunnah" lawan "Ahlul Bid'ah" dan dikatakan juga kepada mereka "Al-Jama'ah". Istilah ini merupakan asal nama mereka, yang terpisah dari hawa nafsu dan bid'ah. Adapun pada masa kini setiap kaum dan jama'ah yang berbeda-beda memakai istilah "Ahlus Sunnah wal Jama'ah". Engkau menyaksikan mayoritas jama'ah menamakan diri dengan aturan-aturan yang mereka pakai dengan istilah "Ahlus Sunnah wal Jama'ah", sampai-sampai sejumlah tariqat sufi memakai istilah ini begitu juga Asy'ariyah, Maturidiyah, Barlawiyah dan yang semisalnya mengaku "Kami Ahlus Sunnah wal Jama'ah". Bersamaan dengan itu mereka takut kalau memakai dan mensifati dakwah mereka dengan istilah "Salafiyah". Mereka berusaha menjauh dari Manhaj Salaf sekalipun hanya sebatas nisbah apalagi mewujudkan Manhaj Salaf. Oleh karena itu syi'ar Ahlus Sunnah adalah mengikuti Salafus Shalih dan meninggalkan segala macam kebid'ahan dan perkara-perkara baru (dalam agama, maka barangsiapa yang mengingkari bahkan melecehkan begabung dengan Salaf maka harus dibantah dan dibatalkan ucapannya. Syaikhul Islam berkata, "Tidak ada kehinaan bagi siapa saja yang memperjuangkan madzhab Salaf, menisbahkan diri kepadanya bahkan wajib menerima yang demikian itu menurut kesepakatan (ulama), karena sesungguhnya madzhab Salaf pasti benar". Saya bertanya-tanya, kenapa sebagian saudara kita terus menerus memakai istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan mereka enggan untuk memakai istilah "Salafiyah" dan kita yakin mereka berada di atas aqidah salaf mereka menimba kebersihan aqidah tersebut bahkan mereka tumbuh dan berkembang di tengah-tengah keluarga dan berbagai pendidikan. Aku katakan kenapa mereka tidak mencukupkan saja dengan istilah 'muslimin' kalau seandainya mereka takut atau khawatir akan mengantarkan kepada perpecahan- menurut pendapat mereka ? Maka jika mereka membolehkan bernama dengan nama 'Ahlus Sunnah wal Jama'ah' maka tidak ada larangan jika memakai nama 'Salafiyah' sebagai nisbah kepada Salafus Shalih, Tabi'in dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan. Akan tetapi saya katakan. "Tidak tersembunnyi lagi, kenapa mereka terus mengulangi istilah "Ahlus Sunnah wal Jama'ah' yang demikian itu dikarenakan mereka ingin menampakkan toleransi dan kelemah lembutan mereka kepada para penyelisih Manhaj Salaf serta jalannya. Hal ini bertujuan agar luas ruang lingkupnya, bersemangat untuk mewujudkan kwantitas bukan kwalitas, dan

mengikuti jama'ah sebelum mereka hanyalah uji coba. Dan aku telah mendengar sebagian orang yang menisbahkan dirinya kepada dakwah dan kebaikan, bahwa mereka ingin menghilangkan lambang-lambang dan penamaan ini secara menyeluruh dan mereka masukkan juga di dalamnya nama 'Salafiyah' dengan dalil bahwa semua nama-nama dan lambang-lambang ini akan menjurus kepada perpecahan dan berpartai-partai. Keinginan dan tujuan ini mencakup hak dan bathil. Kita sepakat atas penghapusan setiap syi'ar-syi'ar yang diadakan dan bid'ah. Bahkan mayoritasnya tidak diketahui kecuali baru-baru saja kurang lebih lima puluh tahun dan sebagiannya bahkan tidak sampai umurnya tercatat oleh zaman. Akan tetapi syi'ar 'Salafiyah' dan Ahlus Sunnah' bukan kelompok hizbiyah dan tidak pula bergabung dengan kelompok apapun juga karena merupakan warisan pendahulu generasi pertama Islam ini. Syi'ar salafiyah merupakan jalan yang paling dasar untuk memahami Islam. Tidak boleh disamakan dengan syi'ar-syi'ar yang muncul di zaman belakangan ini. Manhaj Salaf bukanlah hasil karya orang-orang jaman sekarang akan tetapi Manhaj Salaf, Ahlus Sunnah, Ahlul Hadits, Ahlul Atsar termaktub di dalam wahyu yang diturunkan (Al-Qur'an dan As-Sunnah) dengan penafsiran dan pengamalan generasi yang pertama lagi utama, yaitu generasi sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Termasuk penyelewangan dan kedzoliman dalam menimbang apabila Manhaj Salafy disamakan dengan syi'ar-syi'ar baru dan bid'ah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Artinya : Dan Allah telah meninggalkan langit-langit dan meletakkan neraca (keadilan) supaya kalian jangan melapau batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kalian mengurangi neraca itu" [Ar-Rahman : 7-9] Termasuk dalam kekeliruan yang fatal dan kurang akal apabila Manhaj Salaf dimasukkan dalam ruang lingkup syi'ar Hizbiyun dan bid'ah. Dan siapa saja yang mengucapkan ini hendaklah dia bertaqwa kepada Allah, meng-instroeksi diri dan membersihkan diri dari hawa nafsu. Cukuplah untuk membatalkan ucapan tersebut kita lontarkan kepadanya pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1. Ceritakan kepada kami siapa yang mendirikan Manhajus Salaf ini ? 2. Dan kapan Manhajus Salaf didirikan ? 3. Apakah kamu berani mengatakan bahwa Manhajus Salaf adalah sebuah Manhaj yang mengandung kesalahan-kesalahan sebagaimana keadaannya Manhaj Bid'ah ? Bertaqwalah wahai Muslim, janganlah kamu terbawa oleh penentangan untuk sombong dihadapn Al-Haq serta menolaknya dan engkau memalsukan hakekat-hakekat yang kokoh. Ketahuilah bahwa Manhaj Salafy tidak didirikan oleh si fulan sepanjang zaman. Akan tetapi Manhaj Salafy adalah aqidah yang murni, syari'at yang kokoh, pengajaran-pengajaran ilmiyah yang telah diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Manhaj ini telah dipraktekkan oleh beliau bersama sahabat-sahabat beliau dan diikuti oleh orang-orang yang mengikutinya dalam kebaikan sehingga menjadi hujjah yang terang, jalan yang jelas, yang malamnya seperti siangnya.... dst ---------Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menambahkan kepada kita ilmu dan istiqomah di atas Al-Haq. Dia-lah Allah Maha Dermawan, Baik dan Maha Penyayang. Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Keluarganya dan segenap shabat beliau.

Subject: Re: [assunnah] Sunnah-2 >Assalamu 'alaikum wr. wb >Berhubungan dengan manhaj Salafi yang intinya yaitu >mengikuti Qur'an dan sunnah. Saya masih bingung >berkaitan dengan metodenya. Bagaimana caranya kita >dapat dengan sempurna mengikutinya. Sebelum anda mengikuti suatu perkara, maka salah satu yang harus anda ketahui adalah ; arti, maksud atau tujuan dari perkara tersebut, dan salah satu sebab kebingungan seseorang bisa dikarenakan, tidak mengetahui jalan mana yang harus ditempuh atau bisa juga dia berjalan tanpa tujuan yang jelas atau bisa juga dia berjalan tanpa disertai adanya suatu petunjuk yang benar. Disini, akan saya salinkan secara ringkas penjelasan tentang apa itu istilah Salaf dan apa itu Salafiyah, yang diambil dari kitab 'Limadza Ikhtartu Al-Manhaj as-Salafy (Mengapa Memilih Manhaj Salaf) oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied Al-Hilaly, Pustaka Imam Bukhari.

Anda mungkin juga menyukai