Anda di halaman 1dari 4

MENGENAL TRILOGI TAUHID WAHABI DAN BAHAYA NYA

=================================================

Istilah wahabi perlu di perjelas terlebih dahulu sebelum membahas lebih lanjut, mengapa disebut
wahabi? karena mereka pengikut syehk muhammad bin abdul wahab, mereka paling senang disebut
sebagai ahlul hadits, karena :
1. Mereka mengklaim sebagai Ahli hadits, dan label ini sangat populer,
2. Mereka juga sangat suka disebut al athai,
3. Mereka juga sangat senang disebut salafi, karena mereka mengklaim sebagai pengikut salaf,
4. Nawashib (nawashibah) karena mereka memiliki pandangan kebencian terhadap keluarga nabi
Muhammda, SAW. mereka paling anti dengan saidina abu bakar.
5. Mereka juga senang disebut takfiri,
6. Karena mereka juga suka disebut khawarij, mereka senang disebut khawarij karena dengan mudah
menghalalkan darah orang lain,
7. Mereka juga dilabel dengan mushafiq (menyerupakan Allah dengan makhluk),
8. Mereka juga disebut mujassid (menjasmanikan allah dalam bentuk) ruang dan tempat.
9. Mereka juga disebut ghulam shunni (karena mereka memasukkan kepercayaannya kedalam
kelompok ahlullsunnah waljamaah/ASWAJA).

Mengapa mereka menolak istilah wahabi? karena mereka mengimammi muhammad, bukan abdul wahab,
hal ini dapat dibantah dengan "karena penamaan mazhab tidak mesti diambil dari nama seorang
pembawa ajaran, nama mazhab juga dapat di sesuaikan dengan kesepakatan sebuah kelompok, bisa
nama suku, atau apasaja.

Oleh karena mereka lebih pantas disebut dengan istilah wahabi, karena ajaran yang mereka bawa
bertentangan dengan ahlullsunnah waljamaah.

Dalam ajaran wahabi prisip Tauhid membagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Rububiyah (Tauhidul Rububiyyah), pengakuan bahwa seorang manusia mengakui Allah sebagai sang
pencipta alam semesta.
2. Uluhiyyah (Tauhidul Uluhiyyah), pengakuan keesaan Allah sebagai satu-satunya tuhan yang berhak
disembah.
3. Asmak dan sifat (Tauhidul Asmak Wal Sifat), adanya pengakuan terhadap unsur-unsur sifat yang baik
kedalam sifat Allah.

Ketiga trilogi ini di perkenalakan oleh Syehk Ibnu Taimiyyah Pada abad ke 8 H, sebelumnya belum
pernah di munculkan istilah Trilogi Tauhid, ini menandakan pada masa Ibnu Taimiyyah telah mucul bidah
yang sangat meresahkan.

Prinsip dan Pedoman dalam Aswaja hanya satu yaitu Lailahailallah Muhammadurrasulullah, yang sudah
mencakup ketiga trilogi diatas, yang tidak terpisahkan dan ini yang diamalkan sejak sebelumnya.

Namun berbeda dengan Ajaran wahabi, mereka memisahkan dan memperbolehkan mengamalkan
sebagian atau salah salah satunya saja di antara tiga.

Misal hanya mengamalkan 1. Rububiyyah maka:


Bahaya apa? bila membolehkan mengamalkan salah-satunya..? Akhirnya mereka mengakui kafir sebagai
Ahli Tauhid. Ada kafir Ahli Tauhid ada yang bukan Ahli Tauhid, inilah yang akan terjadi, sehingga
akhirnya menyesatkan ummat.

Misal hanya mengamalkan 2. Uluhiyyah:


Akhirnya akan mengkafirkan Ahli Tauhid dari kalangan ahlullsunnah waljamaah dan mengakui kafir
sebagai Ahli Tauhid, menjadi kebalikannya.
Misal hanya mengamalkan 3. Asmak Wal Sifat, namun tidak mengakui yang kedua lainnya, maka yang
terjadi adalah: mereka membolehkan kaum kafir penyembah berhala juga dapat disebut sebagai Ahli
Tauhid, innalillahi wainnailaihi rajiun.

Pandangan Aswaja terhadap prisip trilogy Tauhid wahabi ini:


1. Rububiyyah (Tauhidul Rububiyyah), pengakuan bahwa seorang manusia mengakui Allah sebagai sang
pencipta alam semesta.
2. Uluhiyyah (Tauhidul Uluhiyyah), pengakuan keesaan Allah sebagai satu-satunya tuhan yang berhak
disembah.
3. Asmak dan sifat (Tauhidul Asmak Wal Sifat), adanya pengakuan terhadap unsur-unsur sifat yang
layak/baik kedalam sifat Allah,

(Pertanyaannya masalah pada Trilogi wahabi ini apasih? kan semuanya bagus?)

Bahaya Yang Pertama :


Masalahnya adalah: pada surat azzumak ayat 3 dan 38 tentang prilaku kaum musrikin pada masa nabi
Muhammad SAW, bahwa orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolongnya
(mempersekutukan Allah), tetapi kaum musrikin itu menjawab berhala-berhala itu hanya wasilah saja
sedangkan kami (kaum musrikin) mengakui beradaan Allah SWT, jika meraka di tanya siapakah yang
menciptakan langit dan bumi? kaum kafir musrikin menjawab Allah SWT, jadi menurut ibnu taymah kaum
musrikin pada masa itu punya Tauhidul rubibiyyah tetapi tidak memiliki Tauhidul Uluhiyyah.

Surat Azzumak ayat 3 dan 38 tadi member infomasi dari illahi, kaum musrikin di zaman nabi saw
mengakui adanya Allah SWT sebagai tuhan pencipta alam semesta, nah wahabi mengambil kesimpulan
kaulau begitu orang kafirpun "Ahli Tauhid rububiyyah" ini qhalid, tidak ada satupun ulama salaf yang
mengatakan orang kafir Ahli Tauhid. sehingga Trilogi Tauhid wahabi menggambarkan membolehkan
memisahkan dan mengamalkan salah satunya saja maka sudah dapat disebut Ahli Tauhid, inilah yang
bertentangan dengan aqidah Aswaja, bahaya aqidah wahabi yang menyebutkan orang kafir sebagai Ahli
Tauhid, ini di mulai dari ajaran Ibnu Taimiyyah pada abad ke-8-H, mengungkapkan "dahulu ulama
ASWAJA pada masa imam al- hamidi, syahrul rozi, imam al rozi mengatakan bahwa mereka telah masuk
kedalam kebathilan yang mengada-ngada dan mereka telah mengeluarkan nilai-nilai Tauhid itu sendiri,
Ibnu Taimiyyah menegaskan bahwa mereka semua tidak tahu tentang Tauhid, kecuali tentang Rububiyah
saja, seperti Tauhidnya orang kafir pada salah satu kitab karangnnya (bersifat qodhim/pendapat lama),
namun pendapat ibnu taymiah tersebut telah diperbaiki pendapatnya pada kitab karangan beliau pada
edisi berikutnya, karena beliau insaf dan meninggalkan sikap takfiri (suka-mengkafir-kafirkan orang lain),
sehingga beliau di beri gelar rozaq an takfir.

Bahaya yang kedua :


Aswaja dalam pandangan Wahabi, wahabi mengakui bahwa aswaja memiliki Tauhid Rububiyah dan
Uluhiyyah akan tetapi aswaja tidak mengakui Allah punya tangan, kaki, muka sehingga menurut wahabi
Aswaja bukan Ahli Tauhid Asmak wal Sifat, maka menurut wahabi aswaja adalah musrik semua, karena
wahabi menganggap Tauhid asmak wal sifat Allah SWT memiliki wajah, tangan kaki, perut pantat, dan
dzat Allah berwujud fisik, ini adalah bahaya yang paling mendasar anatara wahabi dan Aswaja,
sebetulnya dalam prinsip aqidah Trilogi Tauhid mereka telah mengkafirkan aswaja, kalau wahabi masih
berpegang pada ajaran Ibnu Taymiah maka wahabi termasuk kedalam Ahlul Bid'ah yang mengikuti hawa
nafsu dengan dalil yang dibuat-buat, karena sesungguhnya kaum kafir musrikin dijelaskan dalam
firmannya dalam ayat azzumak yang terakhir, allah menegaskan bahwa mereka kaum kafir musrikin
adalah pendusta yang sangat ingkar (kazim-kaffar). di ayat ke 38 Allah memerintahkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk membantah jawaban kafir musrikin tersebut dengan firmanNya "apakah engkau
tidak melihat bahwa Allah tidak dapat dipersekutukan dengan berhala-berhala.
Jadi mengagumi Syehk Ibnu Taimiyyah merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan dan di pelajari
dengan seksama, bahwa kitab karangan beliau yang lama sudah banyak beredar dan di ikuti oleh
kalangan wahabi, namun perlu di garisbawahi bahwa pengikut wahabi yang mengagumi syehk ibnu
taymiah harus mengetahui bahwa orang yang mereka kagumi, mereka ikuti dahulunya tidak dengan
mudah mengkafir-kafirkan orang lain, namun bila ada pendapatnya yang dengan mudah mengkafir-
kafirkan orang lain itu adalah pendapat qodhim yang telah lama di tinggalkan dan syehk ibnu taymiah
telah memperbaruhinya, sehingga syehk ibnu taymiah digelari rozaq an takfir.

Hal ini di perjelas dalam alqur'an surat alfatihah bahwa ketiga trilogi Tauhid tersebut tidak boleh dipisah-
pisahkan sehingga Allah mengikat dengan sebuah surah yaitu : surah alfatihah.

Ibnu Taimiyyah terkenal pada abad ke-8-H, sebelum muncul Syehk Ibnu Taimiyyah ada, Ulama-ulama
mazhab sebelumnya belum pernah memisahkan Tauhid menjadi Trilogi Tauhid (menjadi tiga bagian)
tersebut.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Kesimpulnnya kalau dilakukan pemilahan trilogi Tauhid Menjadi tiga maka akan membingungkan ummat
lebih jauhnya lagi akan menyesatkan ummat, jelas merupakan kebathilan yang sangat luarbiasa.
Innalillah, subhanallah.

Islam itu simple, jangan di bikin ribet, aqidah aswaja itu simple, muslim yang Ahli Tauhid itu ya muslim,
kalau tidak Ahli Tauhid maka jelas dia kafir.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Jika Tauhid di pisahkan menjadi kedalam tiga bagian, nanti justru akan menimbulkan kebingungan dan
menyesatkan ummat, dengan munculnya istilah baru:
A.
1. Muslim Ahli Tauhid = Mengakui dan mengamalkan ketiga trilogi
2. Muslim yang tidak Ahli Tauhid = kalau tidak mengakui ruhubhiah, atau yang kedua lainnya.

B.
1. Kafir Ahli Tauhid = mengakui ke-esaan Allah SWT dan Sifat namun tidak mengakui dan
mengamalkan kedua sifat lainnya.
2. Kafir yang tidak Ahli Tauhid = tidak mengamalkan lebih dari dua Trilogi.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Kondisi yang seperti ini akan sangat mudah di manfaatkan oleh kalangan liberal, sehingga
memungkinkan si Ahok nanti di sebut kafir si Ahli Tauhid. Padahal secara keyakinan sudah jelas berbeda
dia adalah kafir.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Konyolnya lagi istilah wahabi ini justru disematkan kepada imam-imam masjidil haram dan al-aqsha
untuk menjatuhkan kerajaan saudi arabia, subhanallah.
=================================================
SIKAP ASWAJA TERHADAPA PRINSIP TRILOGI WAHABI :
=================================================
1. Istilah Trilogi Tauhid tidak di kenal di zaman salaf, tetapi baru diperkenalkan oleh Ibnu Taimiyyah
pada abad Ke 8 Hijriyyah
2. Tidak ada satupun ayat maupun hadits atau pun atsar dari salaf yang menyebut orang Muslim
sebagai Bukan Ahli Tauhid.
3. Tidak ada satupun ayat maupun hadits ataupun Atsar dari salaf yang menyebut orang kafir sebagai
Ahli Tauhid.
4. Andai pun orang Kafir mengakui adanya Allah SWT yang menciptakan alam semesta, tetap saja tidak
bisa disebut sebagai Ahli Tauhid selama masih tetap mempersekutukan Allah SWT. sebagaimana di
jelaskan dalam firman Allah SWT dalam surah Azzumak "Allah menyebut mereka kadhim wal kaffar
(allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka si pendusta yang sangat ingkar)
5. Syarat agar Trilogi Tauhid yang diperkenalkan oleh Ibnu Taimiyyah tersebut dapat diterima oleh
Aswaja:
a. Harus jadi satu kesatuan yang tak terpisahkan karena inti Tauhid hanya satu tidak terbilang,
b. Trilogi Tersebut tidak dijadikan sebagai alat untuk pengkafiran sesama muslim atau alat
penyerupaan muslim dengan kafir.
c. Penyematan Ahli Tauhid hanya untuk orang beriman (muslim), sedangkan kafir apapun
alasannya tidak boleh disebut dengan Ahli Tauhid.
d. Ketiga macam Tauhid harus dimaknai sesuai dengan aqidah ASWAJA dengan Mazzhab Asy'ari
atau Al-Maturidi bukan dengan Paham WAHABI yang beraroma Tasybih dan Tajsim.

=================================================
Note: Pemisahan trilogi Tauhid menurut wahabi ini sangatlah keliru/ super gagal paham terhadap surah
al-fatihah
=================================================
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=pXBThgFaohg

*****
Di ketik ulang dari materi pelajaran yang disampaikan oleh Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab (Imam
Besar Ummat Islam Indonesia) dalam kuliah beliau di Markaz Syariah, Petamburan III Jakarta.

Note:
Jika ada penulisan yang keliru saya menyarankan agar pembaca menjadikan link video tersebut sebagai
rujukan sebagaimana sumber aslinya.

Wassalam
DDAR
----
Buktikan Anda Aswaja, Silahkan like, copas atau share kepada teman atau saudara agar mengenal apa
itu Wahabi dan Bagaimana Ajarannya?

Anda mungkin juga menyukai