Disusun oleh :
Dadang Nur Aldiansyah (1794094016)
Ahmad Dhiyaur Rahman (1794094015)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG JOMBANG
2019
i
Kata Pengantar
Bismillahirrohmaanirrohiim
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allag SWT yang telah memberikan ridho-Nya
kepada kita semua sehingga makalah kami dapat terselesaikan dengan judul “Pemikiran KH.
Wahab Hasbullah”.Makalah ini ditujukan untuk pembaca agar lebih memahami tentang
materi yang kami selesaikan.
Tidak lupa kami ucapkan terimah kasih kepada Bapak Akmam Mutrofin,
S.Sy.,M.Sy. selaku dosen mata kuliah Pemikiran Tokoh – tokoh Pesantren yang telah
membimbing kami. Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada teman-teman yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok. Kami hanya manusia
biasa tempat dimana ada kesalahan-kesalahan, maka kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ataupun kekurangan dalam makalah yang kami buat ini.Semoga makalah kami ini dapat
menambah pengetahuan kita semua.Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini kami
mohon kritik dan saran dari teman-teman yang membacanya.
ii
Daftar Isi
Cover........................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................13
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia: 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1980), 115.
iv
pendidikan. Salah satu organisasi tersebut adalah Taswirul Afkar. Perkumpulan
diskusi ini dapat dikatakan sebagai pendahulu berdirinya Nahdlatul Ulama.
Perkumpulan ini membahas berbagai permasalahan keagamaan, sosial
kemasyarakatan dan juga bagaimana mempertahankan sistem bermadhab. 2
Perkumpulan diskusi ini didirikan di Surabaya pada tahun 1914 oleh KH. Abdul
Wahab Chasbullah, KH. Mas Mansur, dan KH. Achmad Dahlan Achyad.
Untuk lebih jelasnya mengetahui pemikiran dan peran KH. Abdul Wahab
Hasbullah dalam Taswirul Afkar maka dalam penelitian ini akan dibahas secara
mendalam tentang pemikiran dan peranan KH. Abdul Wahab Hasbullah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup KH. Abdul Wahab Hasbullah ?
2. Bagaimana riwayat pendidikan KH. Abdul Wahab Hasbulla ?
3. Pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dari berbagai bidang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui riwayat hidup KH. Abdul Wahab Hasbullah.
2. Untuk mengetahui riwayat pendidikan KH. Abdul Wahab Hasbullah
3. Untuk mengetahui pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Silsilah dan Latar Belakang KH. Abdul Wahab Hasbullah
2
Choirul Anam, Pertumbuhan & Perkembangan NU (Sala: PT. Duta Aksara Mulia, 2010), 31.
v
Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret
1888 – meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun) adalah seorang
ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang
ulama yang berpandangan modern, dakwahnya dimulai dengan mendirikan
media massa atau surat kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama”
atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Ia diangkat sebagai Pahlawan
Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November
2014.
vi
KH. Abdul Wahab Hasbullah menjabat Rais Aam NU sampai akhir
hayatnya.10 Muktamar NU yang ke-25 di Surabaya adalah muktamar
terakhir yang diikutinya, sebagaimana doanya di hari-hari terakhir hidupnya
untuk dapat memberikan suara pilihannya kepada partai NU dan mengikuti
muktamar ini. Sebenarnya ia sudah dalam keadaan sakit. Khutbah iftitah
mukhtamar yang lazim dilakukan oleh Rais Aam kemudian diserahkan
kepada KH Bisri Syansuri yang biasaanya membantu dan menjalankan
tugas sebagai Rais Aam untuk membacakannya. KH. Abdul Wahab
Hasbullah meninggalkan mukhtamar dalam keadaan sakit yang akut.
Hampir lima tahun ia menderita sakit mata dan menyebabkan kesehatannya
menurun. Sejak mukhtamar yang pertama hingga ke-25, ia selalu hadir dan
mengarahkan garis perjuangan partai. Demikian pula dalam Mukhtamar ke-
25, garis perjuangan NU sebagaimana yang telah sukses kepemimpinannya
yang memperoleh dukungan bulat dari seluruh nahdliyin. Karena itu, tidak
heran jika kepemimpinannya mendapatkan kepercayaan penuh. Tidak
mengherankan pula mengapa suara bulat mukhtamar memilih kembali KH.
Abdul Wahab Hasbullah sebagai Rais Aam Partai Nahdlatul Ulama,
sekalipun saat itu belum waktunya pemilihan pengurus besar.5
5
Jamal Ghofir, Biografi Singkat Ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah Pendiri Dan Penggerak NU
(Yogyakarta: Aura Pustaka, 2012), p. 160
6
Saifuddin Zuhri, Mbah Wahab Hasbullah Kiai Nasionalis Pendiri NU ( Yogyakarta: Pustaka
Pesantren, 2010), p. 4
7
Saifuddin Zuhri, Mbah Wahab Hasbullah Kiai Nasionalis …, p.138.
vii
a. Kiai Mahfudz dari Termas (ulama Indonesia pertama yang mengajar
Shaih Bukhari di Makah. Syaikh Mahfudz adalah ahli dalam ilmu
hadis).8
b. Kiai Muchtarom Banyumas.
viii
3) Pesantren Cempaka. (di bawah asuhan Kiai Zainuddin)
4) Pesantren Tawangsari, Sepanjang.
5) Pesantren Kademangan Bangkalan, Madura, di bawah asuhan Kiai
Kholil Bangkalan.
10
Amirul Ulum, The Founding Fathers of…, p. 37.
11
Muhammad Rifai, K.H Wahab Hasbullah Biografi …,p. 24-29.
ix
gurunya di pesantren. Apalagi guru-gurunya ketika belajar di Mekkah juga
merupakan ulama dari Indonesia yang masih memegang teguh dan
menghormati ajaran imam madhab.
Nabi dan ijma’ para ulama.13 Para ulama lebih mengartikan paham
Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah dalam arti yang lebih sempit, sebagaimana
yang dijelaskan oleh KH. Bisri Mustafa bahwa paham Ahl al-Sunnah wa al-
Jama’ah adalah suatu paham yang berpegang teguh kepada tradisi-tradisi
sebagai berikut:14
x
pemahaman dan pengamalan ajaran Islam. Menurut mereka pemahaman isi
Alquran dan Hadis terkadang sulit untuk dipahami secara langsung oleh
setiap orang. Dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, kaum
muslim hendaknya kepada sumber-sumber yang dapat dipercaya, terutama
setelah wafatnya Nabi Muhammad. Sumber-sumber terpercaya tersebut
diantaranya para tabi’in, tabi’it tabi’in.
15
Ibid., 151.
16
Rifai, KH Wahab Hasbullah, 130-131.
xi
2. Bidang Pendidikan
xii
setelah Mubdil Fan menerapkan sistem pendidikan model Barat, pesantren-
pesantren di sekitarnya juga menerapkan sistem yang sama.17
Setelah Mubdil Fan berdiri pada tahun 1914, pada tahun 1918 Kiai
Wahab juga mendirikan madrasah yang bernama Taswirul Afkar
(sebelumnya berupa kelompok diskusi yang dibentuk pada tahun 1914).
Surabaya No. 238 dan madrasah tersebut masih berdiri hingga saat ini.18
17
Hasib Wahab Chasbullah, Wawancara, Jombang, 4 November 2015.
18
Hani’atul Mudjri, Wawancara, Surabaya, 6 Oktober 2015.
19
Yusuf, et al., Dinamika Kaum Santri, 7-8.
xiii
yang di kemudian hari juga dikembangkan menjadi sebuah madrasah
Nahdlatul Wathan. Dari sinilah lahir bermacam-macam madrasah yang
lahir dengan nama akhir wathan, seperti: Khitabul Wathan, Ahlul Wathan,
Farul Wathan dan Hidayatul Wathan.Meskipun Kiai Wahab tergolong
sebagai ulama pesantren yang diidentikkan dengan pemikiran lama, akan
tetapi pemikirannya dalam bidang pendidikan dapat dikategorikan sebagai
pembaru.
3. Bidang Pergerakan
4. Nasionalisme Islam
Nilai yang diajarkan oleh Kiai Wahab tentang Nasionalisme Islam memuat
dua hal yaitu:
a. Pertama, cinta tanah air sebagai bagian dari iman (hubbul wathan minal
iman).
b. Kedua, semangat kaum muda untuk membela bangsa dari penjajahan.
Wujud dari nasionalisme Islam Kiai Wahab adalah dengan didirikannya
organisasi Nahdlatul Wathan. Organisasi tersebut merupakan realisasi dari
keresahannya melihat tatanan masyarakat Indonesia sedang mengalami
kehancuran. Penderitaan, kemiskinan, kebodohan dan
xiv
ketidakberdayaan telah mendorongnya untuk melakukan sebuah
reaksi untuk keluar dari cengkeraman penjajah. Oleh karena itu,
dengan dibentuknya organisasi Nahdlatul Wathan maka dapat
mewadahi rakyat agar dapat mengenyam pendidikan, kemajuan dan
kesadaran akan pentingnya persatuan melawan penjajah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Hasib Wahab Chasbullah, Wawancara, Jombang, 4 November 2015.
xv
juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantara. Tahun 1914
mendirikan kursus bersama “tashwirul afkar”
Daftar Pustaka
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia: 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1980)
Choirul Anam, Pertumbuhan & Perkembangan NU (Sala: PT. Duta Aksara Mulia, 2010)
https://www.laduni.id/post/read/58801/biografi-kh-wahab-chasbullah
Muhammad Rifai, K.H Wahab Hasbullah Biografi Singkat 1888- 1971, (jogjakarta:
garasi house of book, 2010).
xvi
Jamal Ghofir, Biografi Singkat Ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah Pendiri Dan
Penggerak NU (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2012).
Saifuddin Zuhri, Mbah Wahab Hasbullah Kiai Nasionalis Pendiri NU ( Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2010).
Amirul Ulum, The Founding Fathers of Nahdlatoel Oelama’ Rekaman Biografi 23 Tokoh Pendiri
NU, (Surabaya: Bina Aswaja, 2014), p. 57
Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama Biografi KH. HasyimAsy’ari, (Yogyakarta: LKis Yogyakarta Pelangi
Aksara, 2008).
https://panutanmuslim.wordpress.com/tag/biografi-k-h-abdul-wahab-hasbullah/
xvii