Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MEDIA DAN SARANA PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah semantic Tafsir Tarbawi

Dosen pengampu Dr. H. Wawan Ahmad Ridwan M. Ag.

Disusun oleh:
Ahmad Fuad Adzis (2008101035)
Firna Dwinara Oktaviani (2008101028)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. PerjuanganBy Pass SunyaragiKesambi Cirebon Telp. (0231) 4891642

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada manusia terbaik sepanjang masa Nabi
Muhammad Saw., keluarganya, sahabatnya, serta umatnya yang taat kepada ajarannya.

Makalah yang berjudul “Media dan Sarana Pendidikan” ini disusun untuk memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah semantik Masail Fiqhiyyah yang diampu oleh Bapak Dr. H. Wawan Ahmad
Ridwan M. Ag. Semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat untuk kemajuan ilmu
pengetahuan.

Bagaimanapun makalah ini tidak terlepas dari segala bentuk kekurangan. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cirebon, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3

A. Pengertian Media dan Sarana Pendidikan.............................................................3


B. QS. At-Taubah ayat 108 .......................................................................................3
C. QS. Ibrahim ayat 24-26 .........................................................................................5
D. QS. An-Nur ayat 36 ..............................................................................................8
E. QS. Al-Kahfi ayat 25 ............................................................................................9
F. QS. Al-Qalam ayat 1-2 .......................................................................................10
G. QS. Ibrahim 33 ...................................................................................................12
H. Media dan sarana sesuai dengan penjelasan Al-Qur’an .....................................13

BAB III PENUTUP .......................................................................................................18

A. Kesimpulan .........................................................................................................18
B. Saran ...................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan Islam seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yakni untuk
mengabdi kepada-Nya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang
diwujudkan dalam amaliah untuk mencpai derajat orang yang taqwa disisinya,. Kemudian
Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakan tugasnya. Khalifah
dituntut menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik keperibadiannya untuk
mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah
merupakan jembatan untuk mencapai kebahagian hidup didunia dan akhirat.
Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif itu, alat/media
pendidikan atau pengajaran memounyai peranan yang sangat penting. Sebab alat/ media
merupakan sarana yang membantu prose pembelajaran terutama yang berkaitan dengan
indra pendengaran dan pengelihatan. Adanya alat/media bahkan dapat mempercapat prose
pembelajaran murid karena dapat membuat murid lebih capat menanggapai pelajaran.
Bahkan adanya alat/media maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat
diperkaya sengan berbagai alat/media pengajaran. Dengan tersedianya alat /media
pembelajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi yang berlainan dan menciptakan
iklim yang emosional yang sehat diantara murid-muridnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media dan sarana pendidikan?
2. Bagaimana lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. At-Taubah ayat 108?
3. Bagaimana lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. Ibrahim ayat 24-26?
4. Bagaimana lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. An-Nur ayat 36?
5. Bagaimana lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. Al-Kahfi ayat 25?

1
6. Bagaimana lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. Al-Qalam ayat 1-2?
7. Bagaimana lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. Ibrahim ayat 33?
8. Bagaimana media dan sarana sesuai dengan penjelasan Al-Qur’an?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan tentang pengertian media dan sarana pendidikan
2. Menjelaskan tentang lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. At-Taubah ayat 108
3. Menjelaskan tentang lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. Ibrahim ayat 24-26
4. Menjelaskan tentang lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. An-Nur ayat 36
5. Menjelaskan tentang lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. Al-Kahfi ayat 25
6. Menjelaskan tentang lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. Al-Qalam ayat 1-2
7. Menjelaskan tentang lafadz, terjemah, mufrodat, tafsir, dan kajian tafsir tarbawi yang
terkandung dalam QS. Ibrahim ayat 33
8. Menjelaskan tentang media dan sarana sesuai dengan penjelasan Al-Qur’an

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian media dan sarana pendidikan


Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jama’ dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gagne media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkingan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Sementara itu menurut Briggs, media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, pada umumnya media adalah
sebagai sarana segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, minat, dan perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Pendidikan Islam adalah bimbingan secara tidak sadar dari pendidik (orang dewasa)
kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya, berdasarkan norma-norma islami,
agar terbentuk kepribadiannya menjadi kepribadian muslim. Dengan demikian media
pendidikan memiliki peran yang penting dalam pengajaran khususnya dalam proses
pendidikan yaitu sebagai perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar-mengajar
agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Terkait dalam pendidikan Islam, media pendidikan Islam memiliki arti segala
benda/bentuk yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Media ini
mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk di dalamnya metode pendidikan Islam.
Media pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menuntun atau
membimbing anak didik/siswa dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia
berkepribadian muslim yang diridhai Allah Swt. Oleh karena itu, media dan sarana
pendidikan ini harus searah dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah dan tidak boleh bertentangan
dengan koridor agama Islam.
B. QS. At-Taubah ayat 108
 Lafadz dan Terjemahan
‫س ٌَ َدج َِسب َ اَدَبَأ ِِه ِي َْمُ َق َا‬ ِّ ِ ُ ‫قو ا َ َن ا َ َق َح ٍَ َق َو اَ َل ِو ِْ َن أٌىَ َم َق لت َىلَع ا‬
َ ‫س‬ َ ُ‫ِِه ِي َْم‬ ‫ه َط ُتل ا َ َن ٍ ُِنَُّقنَ ٌِ َلَ َو ِِه ِي‬
َ َ‫أٍَى‬ َ ‫َل‬
ُ ‫أّلل‬
َ ‫َأٌ ُد‬
َ‫ه ِ ِّط ِتٍنَ ٍ ُِنح‬

3
Artinya : Janganlah engkau melaksanakan salat di dalamnya (masjid itu) selama-
lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih
berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang
gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri.
 Mufrodat/Arti Perkata
َ ‫ٌَ َدج َِسب‬ ‫ا َ َدب ََأ‬ ‫ِِ َه ِي‬ ‫َْمُ َق َا‬
Sungguh, masjid selama-lamanya dalam masjid itu janganlah engkau
shalat
‫اَ َق َح‬ ‫ٍَ َق َو اَ َل ِو ِْ َن‬ ‫أٌىَ َم لقت َىلَع‬ ‫س‬ ِّ ِ ُ ‫ا‬
َ ‫س‬
adalah lebih sejak hari pertama atas dasar takwa yang didirikan
pantas
‫ٌِ َلَ َو‬ ‫ِِ َه ِي‬ ‫ِِ َه َِي‬ ‫َْمُ َق َو ا َ َن‬
ada orang-orang di dalamnya di dalamnya engkau
melaksanakan
shalat
َ ‫َأٌ ُد‬
َ‫ه ِ ِّط ِتٍَن‬ َ‫ٍ ُِنح‬ ‫َل ا‬
ُ‫أّلل‬ ‫ه َط ُت َل َأ ا َ َن‬
َ َ ‫ٍَى‬
orang-orang yang menyukai dan Allah membersihkan diri
bersih

 Tafsir
Karena masjid tersebut dibangun dengan niat jahat, maka Allah melarang Nabi
Muhammad, janganlah engkau melaksanakan salat dan kegiatan apa pun di dalam
masjid yang dibangun oleh orang-orang munafik itu untuk selama-lamanya. Sungguh,
masjid yang didirikan atas dasar takwa, yakni ketulusan semata-mata karena Allah,
sejak hari pertama dimulai pembangunannya, adalah lebih pantas, yakni wajar engkau
melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin, yakni
senang membersihkan diri, jasmani dengan cara berwudu maupun rohani dengan cara
bertobat dari dosa dan maksiat. Allah menyukai, melimpahkan karunia-Nya kepada
orang-orang yang bersih di manapun mereka berada. Setelah dijelaskan perbandingan

4
masjid yang di bangun Rasulullah dengan masjid yang dibangun orang-orang munafik,
lalu dijelaskan akhir riwayat kedua masjid tersebut dan orang-orang yang
membangunnya. Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya atas dasar
takwa kepada Allah dan keridaan-Nya itu yang lebih baik, ataukah orang-orang yang
mendirikan bangunannya atas dasar kedurhakaan kepada Allah, sehingga laksana
mendirikan bangunan di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunan itu roboh bersama-
sama dengan dia, pembangunnya masuk ke dalam neraka Jahanam' Allah tidak
memberi petunjuk, tidak memberi bimbingan kepada orang-orang yang zalim, karena
mereka tidak mau menerima petunjuk.orang
 Tafsir tarbawi/pendidikan
Menurut tafsir isyari, ayat ini Al-Ghazali menyebutkan dalam Mukhtashar Ihya’-nya
bahwa konsep bersuci terbagi menjadi 4 fase, yakni thathhir al-dzahir ‘an al-ahdats atau
membersihkan tubuh dari segala jenis hadas dan kotoran, thathhir al-jawarih ‘an al-
jara’im wa al-atsam atau membersihkan anggota tubuh dari tindak perbuatan kriminal
dan dosa, thathhir al-qalb ‘an al-akhlaq al-dhamimah atau membersihkan hati dari
pekerti yang buruk, dan thathhir al-sirr ‘amm siwa Allah atau mengosongkan hati dari
selain Allah.
Nilai aksentuasi dari thaharah sendiri terletak pada aspek yang lebih dalam. Semakin
dalam fase yang didapat, semakin sempurna pula ritual thaharah yang dilakukan.
Namun tidak menutup kemungkinan setiap fase memiliki aspek pentingnya tersendiri,
yakni sebagai media menuju fase yang lebih dalam.
Sebenarnya akan menarik pula jika mengetahui alasan pemilihan Al-Ghazali terhadap
QS. At-Taubah ayat 108 sebagai landasan dalil bersuci ini. Karena konteks peristiwa
ayat ini tidak secara langsung membicarakan aktivitas bersuci. Penulis sendiri menduga
adanya munasabah (kesesuaian) antara kisah dan nilai yang dikandung ayat 108 ini
dengan pesan yang ingin disampaikan Al-Ghazali.
C. QS. Ibrahim ayat 24-26
 Lafadz dan Terjemahan
‫َي ْ ََت اَ ٌَ َق‬
َ ‫ر ََه‬
َ ‫َ َت‬ َ ُ ‫أّلل‬ َ ‫ً ِهَُِّّلَ ََ ِل َدلَ َْل َ َث‬
َ ‫ة َس َت َش‬
َ ََ ‫ً ِهَُِّّ َل‬ َ َ ‫ى َطَ ٌََ ِداَ ا‬
َ َ‫هلُ َط‬ ُ ‫َس ِِف َلَِ َت‬ ِ ‫ج َد‬َ ٌ‫ أ‬٢٤
َ‫هن َُ َل ا ُ َُ َل َط‬
َ ‫أّللُ َل ٍَر َِترُ َ ٌَ ِدِّ َطَ ِدن ِ َذ ِن ِق‬ َ ‫َل أ َ َ َْلََ َو‬ ِ َ‫ ٍَىََُ ََ ُتلنَ ٌَ َملَ ُط َق ٌِلا‬٢٥
‫ة َس َت َش ٍَُِّهل َ َل ََ ِل َد َل َل َْل َ ُل‬ َ َ ‫و ِْ َن ألَ ىُل‬
َ ََ ‫ا ٍَُِّهل َ َل‬ ِ ٌَ َ َ ‫ ٍَ َت َأٌ ِْ َن ٌَ َطَ ََْ أ‬٢٦
ِ ‫أ َِ َق‬

5
Artinya : Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang)
ke langit (24). Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat (25). Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang
buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap
(tegak) sedikitpun (26).
 Mufrodat/Arti Perkata
‫َْلَ َث‬ ‫ر‬ َ ُ ‫أّللا‬
َ ‫َ َت‬ َ ‫ََه‬
‫َي‬ ‫ْ ََت اٌََ َق‬
perumpamaan Allah telah bagaimana tidakkah kamu
membuat memperhatikan
َ‫ًهَُِِّّل‬
َ َ ََ
‫ة َس َت َش‬ َ
‫ًهَُِِّّ َل‬ َ‫ََ ِل َدل‬
yang baik seperti pohon yang baik kalimat
‫َس ِِ َف‬
ِ ‫ج َد‬
َ ٌ‫أ‬ ُ ‫َلَِ َت‬
َ‫ى َط‬ َ‫ٌََ ِدا‬ َ َ‫ا‬
َ‫هلُ َط‬
(menjulang) ke dan cabangnya Kuat akarnya
langit

‫ٌَ ِدِّ َط ََ ِدنِذَ ِن‬ ‫ِقه ََن َُ َل‬ َ‫ا ُ َُلَ َط‬ ‫ُْيَ ِْ َف‬
dengan seizin (pada) setiap buahnya (pohon) itu
Tuhannya waktu menghasilkan
َ‫ٌَمَلَ ُط َق ٍَىََُ ََ ُت َلن‬ ِ َ‫ٌِلا‬
‫َل‬ ‫أ َ َ َْلََ َو‬ ‫ا‬
ُ‫أّللُ َلٍَر َِتر‬
agar mereka selalu untuk manusia perumpamaan itu dan Allah membuat
ingat

َ ََ
‫ة َس َت َش‬ ‫ٍَ ُِّ َهل َ َل‬ ‫ََ ِل َد َل‬ ‫َل َْل َ ُل‬
seperti pohon yang buruk kalimat dan perumpamaan
ِ ٌَ َ َ ‫أ‬
‫أ‬ ‫ٍَ َت َأٌ ِْ َن‬ ِ ‫َِ َق‬
‫و ِْ َن‬ َ َ ‫ألَ ىُل‬
‫ا ٍَُِّ َهل َ َل‬
bumi Tetap (tegak) dari permukaan Yang buruk, yang
telah dicabut akar-
akarnya

6
 Tafsir
Ayat 24, usai mengumpamakan amal orang kafir dengan abu yang ditiup angin
kencang, pada ayat ini Allah beralih memberikan perumpamaan bagi amal baik orang
mukmin. Tidakkah kamu memperhatikan dan merenungkan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik (kalimat tauhid) seperti pohon yang baik,
yaitu kurma. Akarnya menghunjam tanah dengan kuat dan cabangnya menjulang tinggi
ke arah langit. Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin
tuhannya. Seperti itulah pohon keimanan; akarnya terpatri dengan kuat di dada kaum
mukmin, dan cabangnya yang berupa amal saleh dipersembahkan kepada Allah setiap
waktu. Dan demikianlah, Allah membuat perumpamaan itu sebagai gambaran untuk
manusia renungkan agar mereka selalu ingat akan kebesaran dan kekuasaan Allah.
Ayat 25, pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin tuhannya.
Seperti itulah pohon keimanan; akarnya terpatri dengan kuat di dada kaum mukmin,
dan cabangnya yang berupa amal saleh dipersembahkan kepada Allah setiap waktu.
Dan demikianlah, Allah membuat perumpamaan itu sebagai gambaran untuk manusia
renungkan agar mereka selalu ingat akan kebesaran dan kekuasaan Allah. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk (kalimat kufur) seperti pohon yang buruk, yang telah
dicabut akar-akarnya dengan sangat mudah dari permukaan bumi. Akar pohon itu
tercerabut sehingga tidak lagi dapat menopangnya supaya dapat tetap tegak berdiri
sedikit pun seperti sedia kala. Demikianlah, orang kafir tidak mempunyai keyakinan
yang kuat dalam hati dan tidak ada amal darinya yang akan diterima oleh Allah.
Ayat 26, dan perumpamaan kalimat yang buruk (kalimat kufur) seperti pohon yang
buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dengan sangat mudah dari permukaan bumi.
Akar pohon itu tercerabut sehingga tidak lagi dapat menopangnya supaya dapat tetap
tegak berdiri sedikit pun seperti sedia kala. Demikianlah, orang kafir tidak mempunyai
keyakinan yang kuat dalam hati dan tidak ada amal darinya yang akan diterima oleh
Allah. Allah meneguhkan hati orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh,
yaitu kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan
Allah, dalam kehidupan mereka di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-
orang yang zalim dari jalan kebenaran, dan Allah berbuat apa saja yang dia kehendaki,

7
seperti memberi hidayah kepada orang mukmin dan membiarkan sesat orang yang
ingkar.
 Tafsir tarbawi/pendidikan
Dalam QS. Ibrahim 24-26 dijelaskan bahwa pendidik menggunakan metode
pendidikan perumpamaan supaya membuat peserta didik lebih mudah mengingat dan
mengambil pelajaran dari perumpamaan-perumpamaan tersebut. Dengan memberikan
perumpamaan pada peserta didik itu dapat memberikan kesan yang lebih mendalam
pada peserta didik.
D. QS. An-Nur ayat 36
 Lafadz dan Terjemahan
َ ‫جُِِّّ ُس ۥ َس ُديُٱ ِِه َطَ َلٍََُُ ََت ْ ُ َتَِ َر اَن َّلل ُٱ اَذِنَ دُهُق‬
‫ي ِِع‬ ِ ‫هَ ِو َٱل ٌَ ُب ِّ ُِلٱ‬
َ ٍُ ُ ‫ر ِِه َطَ ۥٌَي‬ َ ‫َو َسأ‬
Artinya : Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk
dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.
 Mufrodat/Arti Perkata
‫ْ ُ َتَِ َر ا َ َن‬ ‫َلٍََُُ ََت‬ َ‫أّللا ُ اَذِن‬ َ ‫دُه َُق‬
‫ي ِِ َف‬
dan menyebut untuk memuliakan yang telah (cahaya itu) di
diperintahkan Allah rumah-rumah
‫هَ ِو‬ ‫َل َ ل‬
َ ‫أا‬ ‫ِد ٌََ ُب ِّ ُِل‬ ‫جُِِّّ ُس‬
َ ٍُ َ‫أ َس ُد ْ سي ِِ َه َط‬
dan petang pada waktu pagi Bertasbih Nama-Nya, di
(menyucikan) sana

 Tafsir
Menurut Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad
14 H 36, maksudnya peribadahan karena Allah dilakukan “di masjid-masjid,” yang
agung dan penuh keutamaan, ia adalah tempat yang paling Allah cintai, yaitu masjid-
masjid “yang telah Allah perintahkan,” maksudnya Allah menyuruh dan
memerintahkan “untuk dimuliakan dan disebut namaNYa di dalamnya,” dua hal ini
merupakan himpunan hukum-hukum masjid. Termasuk tindakan memuliakannya
adalah, membangunnya, menyapunya, membersihkannya dari segala najis dan kotoran,
menjaganya dari orang-orang gila, anak-anak yang tidak bisa memelihara diri dari
najis, dan dari orang kafir, serta harus dijaga drai perkara-perkara yang melalaikan, dan

8
teriakan suara selain dzikir kepada Allah, “disebut namaNya didalamnya,” termasuk
dalam maknanya adalah seluruh shalat, baik yang wajib ataupun yang Sunnah,
membaca al-qur’an, bertasbih, tahlil, dan macam-macam dzikir yang lain, mempelajari
ilmu dan mengajarkannya, saling mendiskusikan ilmu, I’tikaf, dan ibadah-ibadah yang
lain yang dilakukan dimasjid. Karenanya, memakmurkan masjid itu ada dua macam;
memakmurkan bangunan dan pemeliharaannya secara fisik, dan menyemarakkannya
dengan cara berdzikir kepada Allah yaitu dengan cara shalat dan yang lain. Yang
terakhir inilah yang paling baik diantara keduanya. Oleh sebab itu, telah disyariatkan
shalat lima waktu dan shalat jum’at di masjid, secara wajib menurut pendapat mayoritas
para ulama, dan Sunnah menurut ulama yang lainnya.
 Tafsir tarbawi/pendidikan
Dari penjelasan ayat di atas, pembahasannya meliputi aspek ibadah mahdhah dan
ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah jelas meliputi aktifitas shalat berjamaah baik yang
fardlu maupun yang sunnah. Sementara aspek ghairu mahdhah meliputi seluruh
aktifitas muslim dalam kegiatan keberagamaannya seperti aktifitas dakwah dan
pendidikan, pembinaan ekonomi dan politik serta lainnya. Jadi fungsi masjid dalam
pendidikan Islam antara lain adalah sebagai tempat beribadah, sebagai tempat
menuntut ilmu, sebagai tempat bermusyawarah, sebagai pusat dakwah dan kebudayaan
islam, dan masjid sebagai tempat dakwah.
E. QS. Al-Kahfi ayat 25
 Lafadz dan Terjemahan

‫ٱَفَأف و‬
ََ‫ُلأ ِْ َجم‬ َ َ‫قأ ِِع ََ َط ِو ِط َق ٌَ لل‬
َ ‫َ ِْ وَََ َل ِساِهنَ َل‬ ‫َلٌَُِّل ُ و‬

Artinya : Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan
tahun (lagi).
 Mufrodat/Arti Perkata
َ ‫ٌَ لل‬
‫َ ََِْ َ َل‬ ‫ِِ َف ََ َط ِو ِط َق‬ ‫َلٌَُِّل ُ َقأ‬
(selama) tiga ratus dalam gua dan mereka tinggal
َ‫ِْ َج َم‬ َ ‫َل‬
‫أَفَأف َُلأ‬ َ‫ِساِهَن‬
Sembilan (tahun) dan ditambah tahun

9
 Tafsir
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta’aala melarang Beliau bertanya kepada Ahli Kitab
tentang As-habul Kahfi karena mereka tidak memiliki ilmu terhadapnya, sedang Allah
Subhaanahu wa Ta’aala Maha Mengetahui yang gaib dan yang nampak, maka Allah
Subhaanahu wa Ta’aala memberitahukan lama mereka tinggal di gua, dan bahwa yang
mengetahuinya hanya Dia, karena hal tersebut termasuk perkara gaib.
 Tafsir tarbawi/pendidikan
Setelah memberikan tuntunan kepada nabi Muhammad, ayat ini meneruskan kembali
kisah penghuni gua. Dan mereka tinggal dalam gua dalam keadaan tertidur di dalamnya
selama tiga ratus tahun menurut perhitungan tahun syamsiah yang digunakan kaum
yahudi dan nasrani dan ditambah sembilan tahun jika dihitung menurut perhitungan
tahun qamariah yang digunakan oleh penduduk negeri mekah saat itu. Katakanlah
kepada siapa yang tidak percaya atau membantah keterangan ini, Allah yang ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal di dalam gua;
betapa tidak, sebab milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi, tidak ada
sesuatu pun yang terluput dari pengetahuan-Nya. Alangkah terang penglihatan-Nya
terhadap segala sesuatu dan alangkah tajam pendengaran-Nya terhadap suara; tidak ada
seorang pelindung pun bagi mereka penduduk langit maupun bumi selain dia yang
mahakuasa atas segala sesuatu; dan dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-
Nya dalam menetapkan keputusan, sebab dia tidak membutuhkan siapa pun menjadi
sekutu bagi-Nya.
F. QS. Al-Qalam ayat 1-2
 Lafadz dan Terjemahan

َ‫ط ُرون‬ُ ‫ن َۚو ْالقَلَ ِم َو َما َي ْس‬


‫َما أ َ ْنتَ ِبنِ ْع َم ِة َربِِّكَ بِ َمجْ نُون‬
Artinya : Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan, dengan karunia Tuhanmu
engkau (Muhammad) bukanlah orang gila.
 Mufrodat/Arti Perkata
ُ ‫ٍَ َج‬
‫ه ُت َل‬ ََْ ‫َل‬ ‫َل َأٌمَ َل ِق‬ َ‫سن‬
mereka tulis dan apa demi qalam Nun

10
‫ِد َدسَ اُ َق َن‬ َ‫ٌَ ِدِّب‬ ‫ِد ِا َم َد ِل‬ َ‫َْ َْ أَ َا‬
Orang gila tuhanmu Dengan nikmat Tidaklah kamu

 Tafsir
Al-Qalam (Pena) ( ٓ‫ن‬Nun) adalah salah satu dari huruf hijaiah, hanya Allahlah yang
mengetahui arti dan maksudnya ( ‫و ۡٱلقَلَ ِم‬demi
َ qalam) yang dipakai untuk menulis nasib
ُ ‫و َما يَ ۡس‬dan
semua makhluk di Lohmahfuz ( َ‫ط ُرون‬ َ apa yang mereka tulis) apa yang ditulis
oleh para malaikat berupa kebaikan dan kesalehan.
 Tafsir tarbawi/pendidikan
Quraish Shihab pun juga berpendapat bahwa kata al-Qalam bila dimaknai dengan cara
sempit sehingga hanya dipahami sebagai pena tertentu. Selain itu ada pemaknaan
secara luas yakni segala alat tulis apapun sehingga semua alat hingga barang elektronik
juga termasuk. Adapun Quraish Shihab lebih condong pada pandangan yang terakhir.
ُ ‫ َما يَ ْس‬apa yang
(Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,14:379). Sedangkan lafad ( َ‫ط ُرون‬
mereka tulis), menurut Quraish Shihab kata “mereka” merujuk pada malaikat, para
penulis wahyu atau seluruh manusia sehingga lafad tersebut diartikan segala tulisan
yang dapat dibaca.
Dari makna keseluruhan ayat tersebut, bisa ditarik benang merah bahwa Allah
bersumpah dengan segala manfaat dan kebaikan yang diperoleh dari tulisan. Secara
tidak langsung ini merupakan anjuran kepada umat Islam untuk giat membaca dan
menulis karena dengan keduanya akan diperoleh manfaat yang banyak.
Al-Maraghi dalam tafsirnya pun menyadari akan keagungan qalam (pena). Ia
mengatakan bahwa Allah swt tidak akan bersumpah kecuali dengan perkara-perkara
yang besar. Sumpah dengan matahari, bulan, dan sebagainya menunjukan akan
besarnya ciptaan tersebut. Bila Allah bersumpah dengan pena dan tulisan, maka itu
juga menunjukan luasnya ilmu pengetahuan (Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi,
29:47). Oleh karenanya sebagai umat Islam sudah menjadi keharusan untuk semangat
dalam memperjuangkan literasi. Tidak hanya aktif membaca dan menulis untuk diri
sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Sedangkan yang paling utama ialah iqra’
bismi rabbika (bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu) yakni dengan niatan Lillahi
Ta’ala dan Taqarrub ila Allah. Wallahu a’lam.

11
G. QS. Ibrahim ayat 33
 Lafadz dan Terjemahan
َ ‫س ٌَ ُم ُق َل‬
‫س َخ َت‬ َ ٌ‫س َخ َت فَ ْأ يَُّْه َِن َل َأٌمَ َد َت أ‬
َ ‫ة َد‬ َ ‫ٌَ أٌَ َه َل ٌَ ُم ُق َل‬
َ ‫َلأٌاَ َط‬
Artinya : Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-
menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu.
 Mufrodat/Arti Perkata
‫س َخ َت‬
َ ‫َل‬ ‫س‬ َ ٌ‫أ‬
َ ‫ة َد‬ ‫ٌَ ُم ُق‬ ‫س َخ َت‬
َ ‫َل‬
dan bulan matahari bagimu dan Dia telah
menundukkan
َ ‫َلأٌاَ َط‬
ٌَ ‫أٌَ َه َل‬ ‫َل َأٌمَ َد َت‬ ‫فَأََُِّه َِن‬
dan siang malam dan telah Yang terus menerus
menundukkan beredar (dalam
orbitnya)

 Tafsir
Dan dia juga telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terusmenerus
beredar dalam orbitnya. Peredaran matahari sangat dibutuhkan oleh makhluk di bumi
untuk berbagai keperluan, demikian juga bulan. Dan Allah pun telah menundukkan
malam dan siang bagimu. Dengan begitu, kamu dapat beristirahat dengan tenang di
malam hari dan menjalani aktivitas keseharian di siang hari. Dan dia telah memberikan
kepadamu berbagai nikmat untuk keperluan hidup kamu sebagai anugerah atas segala
apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu berupaya menghitung nikmat
Allah tersebut, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh banyak
nikmat yang telah Allah karuniakan, tetapi banyak sekali manusia yang mengingkari
nikmat-nikmat itu. Mereka sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.
 Tafsir tarbawi/pendidikan
Dia menciptakan untuk kalian matahari dan bulan yang keduanya selalu bisa diambil
manfaatnya dan sinarnya, yang mana keduanya silih berganti di malam dan siang. Hal
itu bisa mewujudkan kemaslahatan bagi kalian dan untuk mengetahui tahun-tahun dan
perhitungannya. Dia juga menciptakan bagi kalian malam hari untuk istirahat dan siang

12
hari untuk bekerja dan mencari keutamaan Allah dengan berdagang, bertani, membuat
kerajinan dan lain-lain.
H. Media dan sarana pendidikan sayang sesuai dengan Al-Qur’an
Media pembelajaran pada dasarnya merupakan bagian dari media/alat pendidikan, karena
media pembelajaran salah satu bagian besar dari dua bagian media pendidikan. Media/alat
pendidikan meliputi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1. Perbuatan pendidik (biasa disebut software atau immaterial), mencakup : nasehat,
teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman.
Dalam Al-Qur’an Allah menjadi subyek sebagai pendidik alam semesta (‫)ٌر أٌ مٌَ د هن‬
tentunya hal itu sebagai gambaran bagi manusia untuk bisa mengaplikasikan ajaran
langit dengan meggunakan bahasa yang membumi. Dengan demikian diharapkan
bagaimana Allah sebagai pendidik “menjadi integral dengan manusia sebagai
pendidik”. Dalam Alquran Q.S Ali Imron : 26 dan 129, sangat jelas kedudukan Allah
sebagai Pendidik yang menjelaskan bahwa Allah adalah raja yang mengatur alam
semesta, yang berkehendak memberi hukuman, ancaman, pujian, perintah dan lainnya.
Dalam Tafsir Al- Misbah, Sungguh hanya wewenang Allahlah penciptaan dan
penguasaan segala yang ada di langit dan bumi. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,
mengampuni atau menyiksa siapa saja yang Dia kehendaki. Walaupun demikian,
ampunan-Nya jauh lebih dekat dan kasih sayang-Nya jauh lebih dapat diharapkan. Dia
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Allah mendidik manusia sesuatu yang
tidak manusia ketahui, pendidikan Allah menyangkut segala kebutuhan alam semesta
ini. Allah sebagai pendidik alam semesta dengan penuh kasih sayang sebagimana
firman-Nya dalam surat Al-Fatihah (…‫أٌ تقدن أٌ تق هق‬. ‫ ) ٌر أٌ مٌَ د هن‬Allah sebagai
pendidik telah mengajar nabi Muhammad berupa turunnya ayat-ayat Al-Qur-an untuk
di sampaikan kepada umatnya. Seperti Allah mengajari/ menganjurkan nabi berdakwah
(Q.S. Al-Muddatstsir/ 74) serta ayat-ayat lain yang pada intinya sebagai imtitsal yang
disampaikan pada Nabi untuk disebarkan pada umatnya. Karena pada umumnya
manusia memerlukan figur (uswah al-hasanah) yang dapat membimbing manusia ke
arah kebenaran, Allah SWT mengutus Nabi Muhammad Saw menjadi teladan bagi
manusia.
2. Benda-benda sebagai alat bantu (bisa disebut hardware atau material)

13
 Kitab (Al Qur’an dan Al Hadits), Al-Quran secara etimologis adalah bacaan yang
sempurna, sedangkan terminologisnya. Firman Allah yang diturunkan kepada
Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril ditulis dalam mushhaf. Firman Allah dalam
Q.S Al- Baqarah : 2, yaitu sebagai berikut :
َ‫َح َا َأٌ ِم لىحُ لذٌِب‬
َ ٌٍَ ‫ِِ َه ِي‬ ‫ٌِِّ َل ُدى َ ِمه سَنَ ُىبَت‬
Artinya : Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa.
Penjelasan pada Tafsi Al- Misbah, kata ( َ‫)أٌ ِم لىحُ لذٌِب‬
َ itulah Al-Kitab, ayat ini
menggunakan isyarat jauh untuk menunjuk Al-Quran, penggunaan isyarat jauh ini
bertujuan memberi kesan bahwa kitab suci ini berada dalam kedudukan yang amat
tinggi, dan sangat jauh dari jangkauan makhluk, karena di bersumber dari Allah Yang
Maha Tinggi, dan tidak ada keraguan padanya (Al-Quran) dan yang dipilih sebagai
petunjuk (Al- Kitab) yang mencapai kesempurnaan sehingga tidak hanya sekedar
petunjuk tetapi ia adalah perwujudan dari petunjuk itu.

 Buku teks, bacaan dan bersifat umum, seperti : koran, majalah, dan sebagainya. Secara
maknawi kata buku dalam hal ini penulis maksud dalam bentu shuhuf-shuhuf
berdasarkan firman Allah dalam surah Al-A’la: 18 terdapat kata shuhuf, yaitu sebagai
berikut :
‫ي ٌَ ِوع لىَُأ أ َِن‬
ِ ‫ف ُن‬َ ٌ‫َأاُ َل لٌ سع أ‬
ِ‫ي ٌَ ِوع لىَُأ َنأ‬ ِ ‫ف ُن‬َ ٌ‫َأاُ َل لٌ سع أ‬
(18). Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu,
(19). (yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa
Tafsir Al- Misbah , kata (‫ي‬
ِ ‫ف ُن‬
َ ٌ‫ )أ‬shuhuf adalah bentuk jamak dari shahifah yang pada
mulanya berarti sesuatu yang dihamparkan, dari sini sesuatu yang ditulisi, seperti buku
atau kertas dan sebagainya, dinamai shahifah.
 Pena (Qolam), Kata Al-Qalam terambil dari kata kerja qalama yang berarti memotong
ujung sesuatu. Memotong ujung kuku disebut taqlim. Tombak yang di potong ujungnya
sehingga meruncing dinamai maqalim. Anak panah yang rucing ujungnya yang
digunakan untuk mengundi dinamai Qalam (baca QS. Ali-Imron: 44). Alat yang
digunakan untuk menulis dinamai pula qalam, karena pada mulanya alat tersebut dari

14
suatu bahan yang di potong dan diperucing ujungnya. Hal jni bisa kita perhatikan pada
QS. Al-Alaq ayat 4-5, yaitu sebagai berikut :
َ ُِ ٌَ‫دِ ٌََمَلَ ِسق َىلَ َق أ‬
َّ
‫جَنَ َىلَ َق‬ ِ َ ََْ ‫ٍَ َملَ َ َق ٌَ َق‬
َ َ ‫أا‬
(4). Yang mengajar (manusia) dengan perantara Kalam (pena)
(5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat di atas melanjutkan dengan memberi contoh sebagian dari kemurahan-Nya itu
dengan menyatakan bahwa : Dia Yang Maha Pemurah itu yang mengajar manusia
dengan pena, yakni dengan sarana dan usaha mereka, dan Dia juga yang
mengajarmanusia tanpa alat dan usaha mereka apa yang belum diketahui-nya.
 Media Pembelajaran Audio, media ini hanya dapat didengar, berupa suara dengan
berbagai alat penyampai suara baik dari manusia maupun immanusia. Dalil yang
berhubungan dengan suara sebagai sumber penyampai pesan, dapat diambil dari kata
baca, menjelaskan, ceritakan, dan kata-kata lain yang semakna. Dalam hal ini terdapat
beberapa ayat yang memberikan keterangan adanya media pembelajaran audio di
dalam Al-Qur’an, di antaranya surah Al-‘Alaq (96) : 1, Al-Isra’ (17) : 14, Al-Ankabut
(29); 45, dan Al-Muzammil (73); 20.
Artinya: ‘Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu”. ( Q.S. Al- Muzammail:20) Kata lain yang mengisyaratkan penggunaan
media audio Artinya: “… lalu mereka berkata: “Apakah kamu menceritakan kepada
mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya
dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu : tidakkah
kamu mengerti?” Dari kata kerja “bacalah, Menjelaskan, dan ceritakan”, di atas
tentunya akan menimbulkan bunyi atau suara sehingga dapat dipahami apa isi yang
disampaikan, ketika pendidik menyampaikan bahan pembelajaran dengan
membacakan buku/kitab.
Namun yang lebih ditekankan dari kata baca, menjelaskan, dan ceritakan adalah
timbulnya suara yang dapat menyampaikan bahan pembelajaran. Dalam perkembangan
selanjutnya media audio dikembangkan dengan berbagai alat audio, seperti : Radio
merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita

15
yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa
penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
 Media Pembelajaran Visual merupakan seperangkat alat penyalur pesan dalam
pembelajaran yang dapat ditangkap melalui indera penglihatan tanpa adanya suara dari
alat tersebut, dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah (2) 31.
Dari ayat tersebut Allah mengajarkan kepada Nabi Adam as nama-nama benda
seluruhnya yang ada di bumi, kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat untuk
menyebutkannya, yang sebenarnya belum diketahui oleh para malaikat. Benda-benda
yang disebutkan oleh Nabi Adam as diperintahkan oleh Allah swt. Tentunya telah
diberikan gambaran bentuknya oleh Allah swt. Ayat ini menginformasikan bahwa
manusia dianugerahi Allah potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan
karakteristik benda-benda, misalnya fungsi api, fungsi angin dan sebagainya.
3. Media Pembelajaran berbasis Teknologi
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran merupakan media/alat komunikasi, malalui
perantara burung Hud-Hud. Hal ini diungkapkan dalam surah An-Naml 28-30.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, berkata Sulaiman kepada Hud-Hud (perantara), 28 Burung
Hudhud adalah burung yang dianugrahkan memiliki kemampuan khusus sebagai salah
satu bentuk mukjizat yang luar biasa.29 Di sini tidak disebutkan tentang isi surat itu.
Sehingga, kandungan surat tetap terahasiakan sebagai layaknya surat penting, sampai
surat dibuka oleh Ratu Balqis disana dan diumumkan isinya. Sesungguhnya itu
merupakan gambaran yang indah dan menakjubkan ditempatnya yang serasi dan
sesuai.
Dari potongan cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis tersebut terjadi teknologi
komunikasi yang canggih pada masa itu, Nabi Sulaiman menggunakan burung Hud-
Hud untuk menyampaikan pesan dalam bentuk surat yang disampaikan kepada Ratu
Balqis, sehingga yang disampaikan dapatdi terima dengan baik sampai pada tujuan
yang dikehendaki.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran pada masa sekarang (modern), tentunya
mempunyai perbedaan dalam wujudnya. Media pembelajaran berbasis teknologi
dewasa ini sangat maju dan cukup variatif, terbuka dan lebih canggih. Beberapa media
dalam pembelajaran yang berbasis teknologi, terkait ini penulis mengambil contoh

16
yang bisa di qiyaskan dengan kemajuan teknologi pada masa Nabi Sulaiman untuk
masa sekarang, seperti sebagai berikut :
 Model pembelajaran e-learning, sekarang proses belajar mengajar tidak harus tatap
muka, perantara e-learning ini menggunakan alat komputersasi melalui jaringan
internet dengan aplikasi email.
 Smarphone (handphone) yang memberikan banyak kemudahan untuk memperoleh
informasi, pada masa Nabi Sulaiman perantara surat adalah burung Hud-hud, masa
sekarang hud-hud berganti menjadi smarphone, penulis contohkan aplikasi Twiter,
WhatApp.

Peluang lain dalam menggunakan media teknologi ini dapat menyebarkan nilai-nilai
Islam ke seluruh pelosok dunia dengan menggunakan biaya minimal namun hasilnya
bisa maksimal. Sebagai contoh internet akan menjadi alat penyebaran bagi perangkat
teknologi informasi. Lembaga-lembaga pendidikan Islam dapat mendesain program-
program e-learning, seperti pengajaran Al-Qur’an, ceramah-ceramah ulama, kajian-
kajian agama Islam, materi pendidikan Islam, dapat di download dengan mudah oleh
siapa saja dari seluruh negara.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Media dan sarana pendidikan Islam memiliki arti segala benda/bentuk yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Sarana ini mencakup apa saja yang dapat
digunakan termasuk di dalamnya metode pendidikan Islam. Sarana pendidikan Islam yaitu
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak didik/siswa
dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia berkepribadian muslim yang
diridhai Allah Swt. Oleh karena itu, alat/media pendidikan ini harus searah dengan Al-
Qur'an dan As-Sunnah dan tidak boleh bertentangan dengan koridor agama Islam.
Media dan sarana pendidikan sangat banyak sehingga pemakalah hanya mengambil
beberapa contoh yang menurut pemakalah ada beberapa mufassir yang memberikan
penjelasan terhadap beberapa alat atau media sebagai sarana pendidikan. Berikut ini media
dan sarana pendidikan islam yang telah dibahas yaitu sebagai berikut :
 Perbuatan pendidik ( biasa disebut software atau immaterial), pendidik yang
sesungguhnya adalah Allah dan Rasulullah, sebagai media.
 Benda-benda sebagai alat bantu (bisa disebut hardware atau material), Kitab, buku,
surat kabar berupa koran dan majalah. dan pena, media visual, media audio sebagai alat
dalam proses pembelajaran yang dapat dibaca, dituliskan,diceritakan, dilihat, dan
didengar.
 Media teknologi dan informasi, yang penulis maknai dari kisah Nabi Sulaiman yang
memerintahkan burung Hudhud sebagai perantara surat untuk diberikan kepada ratu
Balqis yang berisikan pesan-pesan Tauhid. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa zaman
sekarang untuk menyampaikan pesan sudah semakin canggih yaitu melalui media
sosial seperti alat Handphone dengan aplikasinya, dan e-learning, website, dengan
menggunakan jaringan internet.
B. Saran
Dengan adanya penulis menyajikan tulisan berupa makalah ini diharapkan bermanfaat
hendaknya, terutama bagi penulis sendiri. Kritik dan saran penulis harapkan untuk
kesempurnaan penulisan kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Darliana Sormin dan Adek Kholijah Siregar. Sarana Pendidikan menurut Al-Qur'an. Hal. 262-274

M. Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : PT Rienka Cipta

M Resky S. 2020. Surah Ibrahim Ayat 24-26; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an.
https://pecihitam.org/surah-ibrahim-ayat-24-26-terjemahan-dan-tafsir-al-quran/, diakses pada 26
September 2021.

Nurdin, Arbain. 2019. Metode Pendidikan QS. Ibrahim Ayat 24-25.


https://ninik30.blogspot.com/2019/12/metode-pendidikan-qs-ibrahim-ayat-24-25.html?m=1.
diakses pada 26 September 2021.

19

Anda mungkin juga menyukai