Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAFSIR AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST NABI SAW


TENTANG ALAT/MEDIA PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir dan Hadist Tarbawi
Dosen Mata Kuliah : Drs. Rofi'I, M.Ag.

Oleh :

Alya Rohali Harahap (1901120092)


Usup Kurniawan (1901120090)
Nurlatifah (1901120016)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
2021 M / 1443 H

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah...
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah
mata kuliah Tafsir dan Hadist Tarbawi dengan judul “Al-Qur’an dan Hadist Sebagai
Pedoman Hidup Sekaligus Dasar dalam Penyelenggaran Pendidikan” dapat
dikerjakan dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah mengeluarkan manusia dari zaman kegelapan dan
kebodohan ke zaman yang terang benderang, semoga kelak kita semua mendapatkan
syafaat Nabi Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orang tua yang dengan do’a dan ridhonya telah membantu melancarkan proses
demi proses pembelajaran dan pembuatan makalah ini.
2. Bapak Drs. ROFI'I M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Teologi Islam, yang
telah membimbing dan mengampu mata kuliah tersebut.
3. Berbagai pihak yang telah membantu melancarkan dan mempermudah pembuatan
materi.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam membantu kegiatan
pembelajaran. Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah
ini terdapat kesalahan.
Wassalamu’alaikum warahmatullah.
Palangka Raya, 18 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PENDAHULUAN ................................................................................. 2


A. Pengertian Media Pendidikan ............................................................ 2
B. Alat/Media Pendidikan Menurut Al-Qur’an dan Hadits ................... 3
1. Media Manusia ........................................................................... 3
2. Media Bukan Manusia ............................................................... 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9


A. Kesimpulan ........................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah wahyu Allah dengan kebenaran mutlak yang menjadi
sumber ajaran Islam. Al-Qur’an adalah undang-undang syari’at dan sumber hukum,
yang harus ditaati dan diamalkan oleh setiap muslim. Di dalamnya termuat
masalah-masalah halal haram, serta amar ma’ruf nahi munkar. Al-Qur’an juga
sebagai sumber inspirasi sastra dan akhlak. Di situ, setiap muslim diperintahkan
untuk berpegang teguh pada prinsip-prinsip Al-Qur’an. Dengan demikian, mereka
akan memperoleh kebahagiaan dan petunjuk yang akan mengantarkan mereka di
dalam memperoleh keberuntungan di hadapanNya kelak di akhirat. Kehidupan
ummat manusia tidak terlepas dari pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi
umat manusia Islam. Sebagai seorang calon pendidik, tentunya diharapkan menjadi
seorang pendidik yang profesional.
Dalam Al–Qur’an telah dijelaskan bagaimana menjadi guru atau pendidik
yang baik dan profeional. Dengan demikian akan dapat bersikap dan bertingkah
laku sesuai dengan ajaran islam. Selain mendapatkan rizqi, juga akan mendapatkan
berkah dan ridho dari Allah swt. Berbicara mengenai pendidikan tentu tidak
terlepas dari yang namanya media. Ada beberapa ayat didalam al-qur’an yang
membahas mengenai media pendidikan. Artikel ini akan membahas secara singkat
mengenai ayat-ayat tentang media pendidikan menurut al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media Pendidikan ?
2. Apa saja media Pendidikan menurut Al-Qur’an dan Hadist ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media Pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja media Pendidikan menurut Al-Qur’an dan Hadis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pendidikan


Dari beberapa literature, tidak terdapat perbedaan pengertian antara alat
dan media pendidikan, Zakiah Darajat menyebutkan pengertian alat pendidikan
sama dengan media pendidikan sebagai sarana pendidikan. Term alat berarti barang
sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan media berasal dari
bahasa latin dan bentuk jamak dari medium yang secara hafifah berarti perantara
atau pengantar. Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan oleh
pendidik dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Langeveld mengartikan
alat pendidikan sebagai suatu perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan
untuk mencapai suatu tujuan dalam pendidikan.
Gegne menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Sementara
Brigs mendefinisikan media sebagai salah satu bentuk alat fisik yang dapat
menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Selanjutnya yang
dimaksud dengan alat atau media pendidikan Islam disini adalah jalan atau cara
yang dapat ditempuh unuk menyapaikan bahan atau materi pendidikan. Dalam
pengertiaN yang luas media pendidikan adalah semua yang di gunakan guru dan
murid dalam proses pendidikan ini mencakup perangkat keras dan perangkat.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (
‫ وسا ئل‬/‫)وسيلة‬, pengantar pesan atau pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan
Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Dengan demikian media
pendidikan dang pengajaran itu terdiri atas manusia dan bukan manusia.
Dalam proses pendidikan dan pengajaran Rasulullah saw juga
menggunakan kedua media ini. Media manusia adalah pribadi beliau sendiri, media
jari, lidah, tangan, dan hidung. Media bukan manusia mencakup langit, bumi,
matahari, bulan bangunan, dll.

2
B. Alat/Media Pendidikan Menurut Al-Qur’an dan Hadist
1. Media Manusia
Dalam proses pembelajaran dengan para sahabat, Rasulullah saw
menjadikan pribadinya sebagai media. Melalui ucapan, sifat, dan perilaku
beliau para sahabat dapat memahami ajaran Islam dan mampu pula
mengamalkannya dengan baik. Dalam hal ini Rasulullah mengajukan
pertanyaan kepada sahabat dan ketika diperlukan beliau menggunakan organ
tubuhnya sebagai media Berdasarkan beberapa hadis yang dijelaskan
Rasulullah saw. Maka media-media manusia dalam pengajaran dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a) Mengajukan pertanyaan
ُ‫الُوا ْال ُم ْفلِس‬UUَ‫ا ْال ُم ْفلِسُ ق‬UU‫ ْدرُونَ َم‬Uَ‫ا َل َأت‬UUَ‫لَّ َم ق‬U‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس‬ َ ِ ‫عَن َأبِي هُ َر ْي َرة َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
‫ْأتِي‬U َ‫ا ٍة َوي‬UU‫صيَ ٍام َو َز َك‬
ِ ‫صاَل ٍة َو‬ َ ِ‫س ِم ْن ُأ َّمتِي يَْأتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ب‬ َ ِ‫ال ِإ َّن ْال ُم ْفل‬
َ َ‫فِينَا َم ْن اَل ِدرْ هَ َم لَهُ َواَل َمتَا َع فَق‬
‫ َذا ِم ْن‬U َ‫نَاتِ ِه َوه‬U ‫ َذا ِم ْن َح َس‬U َ‫ َذا فَيُ ْعطَى ه‬U َ‫ب ه‬ َ ‫ض َر‬َ ‫ك َد َم هَ َذا َو‬ َ َ‫قَ ْد َشتَ َم هَ َذا َوقَ َذفَ هَ َذا َوَأ َك َل َما َل هَ َذا َو َسف‬
‫ت َعلَ ْي ِه ثُ َّم طُ ِر َح فِي النَّار‬ ‫ُأ‬
ْ ‫ضى َما َعلَ ْي ِه ِخ َذ ِم ْن َخطَايَاهُ ْم فَطُ ِر َح‬ َ ‫ت َح َسنَاتُهُ قَ ْب َل َأ ْن يُ ْق‬
ْ َ‫َح َسنَاتِ ِه فَِإ ْن فَنِي‬

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:


“Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan al-muflis(bankrut) ?” Sahabat
menjawab, “Al-muflis dikalangan kami orang yang tidak memiliki uang dan
harta benda.” Rasulullah bersabda: ” Sesungguhnya al-muflis dikalangan
umatku adalah orang yang datang pada hari qiamat membawa pahala shalat,
puasa, dan zakat. Selain itu, ia juga memfitnah, menuduh (berbuat maksiat),
memakan harta orang lain (dengan cara tidak halal), menumpahkan darah,
dan memukul orang lain. Lalu masing-masing kesalahan itu ditebus dengan
kebaikan (pahala)nya. Setelah kebaikan (pahala)nya habis sebelum
kesalahannya terselesaikan, maka dosa orang dizaliminya itu dilemparkan
kepadanya, kemudian ia dilemparkan kedalam neraka.”(HR.Muslim dan At-
Tirmidzi)

Dalam hadis terlihat bahwa Rasulullah saw memfungsikan dirinya sebagai


mediator, Beliau ajukan pertanyaan kepada para sahabatnya. Beliau dengarkan
jawaban mereka, kemudian beliau menjelaskan inti masalah yng sedang
dibicarakan sehingga tidak ada lagi tanda tanya dalam fikiran para sahabat,
melalui beliau peserta didik mendapat informasi. Dengan demikian beliau
adalah media pembelajaran. Hadis di atas menginformasikan bahwa media
yang diterapkan Nabi agar ajaran Agamanya dapat diterima dengan mudah
oleh umatnya, antara lain dapat dilihat dengan melalui media perbuatan Nabi
sendiri, di mana beliau memberikan contoh langsung yang dikenal dengan
istilah uswah hasanah (contoh teladan yang baik).

3
b) Media Hidung
‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما‬ِ ‫س َر‬ ٍ ‫س ع َْن َأبِي ِه ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َعلَّى بْنُ َأ َس ٍد قَا َل َح َّدثَنَا ُوهَيْبٌ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن طَا ُو‬
‫ار بِيَ ِد ِه َعلَى َأ ْنفِ ِه َو ْاليَ َدي ِْن‬
َ ‫ت َأ ْن َأ ْس ُج َد َعلَى َس ْب َع ِة َأ ْعظُ ٍم َعلَى ْال َج ْبهَ ِة َوَأ َش‬ ُ ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُأ ِمر‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬ َ َ‫ال ق‬ َ َ‫ق‬
‫اب َوال َّش َع َر‬َ َ ‫ي‬ِّ ‫ث‬ ‫ال‬ َ‫ت‬ ِ ‫ف‬ ْ
‫ك‬ َ ‫ن‬ ‫اَل‬‫و‬ ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫م‬‫د‬َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬
َ ِ ََ ِ َ َ ِ َ ‫اف‬ ‫ر‬ ْ
‫ط‬ ‫َأ‬‫و‬ ‫ن‬
U ْ
‫ي‬ َ ‫ت‬‫ب‬‫ك‬ْ ُّ‫الر‬ ‫َو‬

Telah menceritakan kepada kami Mu'alla bin Asad berkata, telah


menceritakan kepada kami Wuhaib dari 'Abdullah bin Thawus dari Bapaknya
dari Ibnu 'Abbas ra, ia berkata, "Nabi saw bersabda: "Aku diperintahkan
untuk melaksanakan sujud dengan tujuh tulang (anggota sujud); kening -
beliau lantas memberi isyarat dengan tangannya menunjuk hidung- kedua
telapak tangan, kedua lutut dan ujung jari dari kedua kaki dan tidak boleh
menahan rambut atau pakaian (sehingga menghalangi anggota sujud)." (HR.
Bukhari)

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW menyebutkan anggota-anggota tubuh


yang harus menyentuh lantai ketika bersujud dalam shalat. Anggota-anggota
tubuh itu adalah kening, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari
kedua kaki. Ketika menyebutkan kening, beliau menunjuk hidung sebagai
penekan bahwa hidung itu juga harus menyentuh lantai. Dalam hal ini beliau
telah menggunakan media hidung dalam pembelajaran terhadap para
sahabatnya.
c) Media lidah dan jari
Dalam mendidik dan mengajar, anggota tubuh pendidik dapat menjadi
media agar perhatian peserta didik terpusat dan dapat memahami pelajaran
dengan mudah. Sehubungan dengan metode ini,  terdapat hadis terdapat hadis
antara lain:
ِ ‫ير ْال َوا ِس ِط ُّي َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ُعبَ ْي ٍد هُ َو الطَّنَافِ ِس ُّي َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َع ْب ِد ْال َع ِز‬
‫يز‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َو ِز‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن‬
َ ِ ‫س قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ٍ َ‫ك ع َْن َأن‬ ِ ‫الرَّا ِسبِ ُّي ع َْن َأبِي بَ ْك ِر ْب ِن ُعبَ ْي ِد هَّللا ِ ْب ِن َأن‬
ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬
‫ُأ‬
‫ت َأنَا َوه َُو ْال َجنَّةَ َكهَاتَ ْي ِن َوَأ َشا َر بِ صْ بُ َع ْي ِه‬ ُ ‫اريَتَي ِْن َدخَ ْل‬
ِ ‫عَا َل َج‬ 
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Wazir Al Wasithi,
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid Ath Thannafisi, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Aziz Ar Rasibi dari Abu
Bakr bin Ubaidullah bin Anas bin Malik dari Anas ia berkata; Rasulullah saw
bersabda: "Barangsiapa yang memelihara dua orang anak wanita, maka aku
dan ia akan masuk ke dalam surga seperti kedua (jari) ini." Beliau sambil
memberi isyarat dengan kedua jari telunjuknya. (HR. At-Tirmidzi) 
Hadis lidah sebagai media

4
‫ي ع َْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْب ِن َما ِع ٍز‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬ُّ ‫ك ع َْن َم ْع َم ٍر ع َْن‬ ِ ‫ار‬َ َ‫َح َّدثَنَا س َُو ْي ُد بْنُ نَصْ ٍر َأ ْخبَ َرنَا ابْنُ ْال ُمب‬
ْ
ُ ‫ص ُم بِ ِه قَا َل قُلْ َربِّ َي هَّللا ُ ثُ َّم ا ْستَقِ ْم قُل‬
‫ت‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ْ
ِ َ‫ت يَا َرسُو َل هَّللا ِ َحدِّثنِي بِ ْم ٍر ْعت‬ ُ ‫ع َْن ُس ْفيَانَ ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ الثَّقَفِ ِّي قَا َل قُ ْل‬
‫ي فََأ َخ َذ بِلِ َسا ِن نَ ْف ِس ِه ثُ َّم قَا َل هَ َذا‬َّ َ‫يَا َرسُو َل هَّللا ِ َما َأ ْخ َوفُ َما تَخَافُ َعل‬ 
Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Nashr telah
mengkhabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarak dari Ma'mar dari Az Zuhri
dari Abdurrahman bin Ma'iz dari Sufyan bin Abdullah Ats Tsaqafi berkata:
Aku berkata: Wahai Rasulullah, ceritakan padaku suatu hal yang aku jadikan
pedoman. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Katakan:
Rabbku Allah kemudian beristiqamahlah." Aku bertanya: Wahai Rasulullah,
apa yang paling anda takutkan padaku? Beliau memegang lidah beliau lalu
menjawab: "Ini."   (HR. At-tirmidzi) 

Ketika menjelaskan yang salah, Rasulullah saw menggunakan media


jari dan lidahnya ”dengan sebab ini” sambil menunjuk lidahnya.  Dengan
demikian, beliau telah menggunakan media jari dan lidah untuk menyampaikan
pesan. Penggunaan media ini tentu sangat efektif untuk menjelaskan maksud
pelajaran yang diberikan oleh beliau.

d) Media tangan
‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما قَا َل‬
ِ ‫س َر‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ْال ُمثَنَّى َح َّدثَنَا َع ْب ُد اَأْل ْعلَى َح َّدثَنَا خَ الِ ٌد ع َْن ِع ْك ِر َمةَ ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬
َ َ‫ت قَب َْل َأ ْن َأ ْن َح َر ق‬
‫ال اَل َح َر َج‬ ُ ‫ْت فَقَا َل اَل َح َر َج قَا َل َحلَ ْق‬ُ ‫ْت بَ ْع َد َما َأ ْم َسي‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل َر َمي‬
َ ‫ُسِئ َل النَّبِ ُّي‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah


menceritakan kepada kami 'Abdul A'laa telah menceritakan kepada kami
Khalid dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas ra berkata: "Nabi saw ditanya, kata
orang itu: "Aku melempar jumrah setelah sore". Beliau bersabda: "Tidak
dosa". Orang itu berkata, lagi: "Aku mencukur rambut sebelum menyembelih
hewan qurban". Beliau bersabda: "Tidak dosa".  (HR. Bukhari )

Hadis ini menginformasikan bahwa Nabi saw ditanya tentang dua hal
sehubungan dengan pelaksanaan ibadah haji, yaitu tentang menyembelih
hewan sebelum melontar jumrah dan mencukur rambut sebelum menyembelih,
kedua pertanyaan itu secara berurutan dijawab oleh Rasulullah saw dengan
menggunakan isyarat tangan yang berarti “tidak apa-apa atau tidak salah”. Di
sini beliau menggunakan tangan sebagai media pembelajaran.

2. Media Bukan Manusia


a)  Media  Langit dan Bumi
Langit dan Bumi merupakan dua komponen besar di alam ini.
Keduanya dapat disaksikan oleh manusia. Oleh karena itu, keduanya

5
dijadikan media pembelajaran oleh Rasulullah saw. Rasulullsh saw
membangkitkan semangat jihad para sahabat dengan bangkit, berdiri dan
mengajak mereka untuk ke surga. Untuk menggambarkan surga, beliau
menggunakan langit dan bumi sebagai media. Apa yang beliau gambarkan
ini sesuai dengan apa yang ditegaskan Allah swt dalam al-Qur’an surah
Ali Imran: 133 :

Uْ U‫ َّد‬U‫ع‬Uِ ‫ ُأ‬U‫ض‬
U‫ َن‬U‫ ي‬Uِ‫ ق‬Uَّ‫ ت‬U‫ ُم‬U‫ ْل‬Uِ‫ ل‬U‫ت‬ Uُ U‫ر‬Uْ ‫َأْل‬U‫ ا‬U‫و‬Uَ U‫ت‬ ُ U‫ر‬Uْ U‫ َع‬U‫ ٍة‬Uَّ‫ ن‬U‫ َج‬U‫ َو‬U‫ ْم‬U‫ ُك‬UِّU‫ ب‬U‫ َر‬U‫ن‬Uْ U‫ ِم‬U‫ ٍة‬U‫ر‬Uَ Uِ‫ ف‬U‫غ‬Uْ U‫ َم‬U‫ى‬Uٰ Uَ‫ ِإ ل‬U‫ا‬U‫ و‬U‫ ُع‬U‫ ِر‬U‫ ا‬U‫ َس‬U‫و‬Uَ
Uُ U‫ ا‬U‫ َو‬U‫ ا‬U‫ َم‬UَّU‫س‬U‫ل‬U‫ ا‬U‫ ا‬Uَ‫ ه‬U‫ض‬

Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu


dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi  yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali-imran :11)

b) Media Matahari dan Bulan


Matahari dan bulan adalah benda  langit yang dapat disaksikan
oleh manusia dengan jelas karena keduanya memiliki cahaya yang terang.
Rasulullah saw menggunakan keduanya sebagai media pembelajaran.
َ‫ْت ْال ُم ِغي َرةَ ْبنَ ُش ْعبَة‬ ُ ‫ال َح َّدثَنَا ِزيَا ُد بْنُ ِعاَل قَةَ قَا َل َس ِمع‬ َ َ‫َح َّدثَنَا َأبُو ْال َولِي ِد قَا َل َح َّدثَنَا َزاِئ َدةُ ق‬
ُ ‫صلَّى هَّللا‬َ ِ ‫ت ِإ ْب َرا ِهي َم فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ْ‫ت لِ َمو‬ ْ َ‫ال النَّاسُ ا ْن َك َسف‬ َ َ‫ت ال َّش ْمسُ يَوْ َم َماتَ ِإ ْب َرا ِهي ُم فَق‬ ْ َ‫يَقُو ُل ا ْن َك َسف‬
‫َأ‬
‫ت َح ٍد َواَل لِ َحيَاتِ ِه فَِإ َذا َر ْيتُ ُموهُ َما‬‫َأ‬ ‫هَّللا‬
ِ ْ‫ت ِ اَل يَ ْن َك ِسفَا ِن لِ َمو‬ ِ ‫س َوالقَ َم َر آيَتَا ِن ِم ْن آيَا‬ْ َ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َّن ال َّش ْم‬
‫صلُّوا َحتَّى يَ ْن َجلِ َي‬َ ‫فَا ْدعُوا هَّللا َ َو‬

Telah menceritakan kepada kami Abu al-Walid berkata, telah


menceritakan kepada kami Zaidah berkata, telah menceritakan kepada
kami Ziyad bin 'Alaqah berkata, "Aku mendengar al-Mughirah bin
Syu'bah berkata, "Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya
Ibrahim. Kemudian Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya matahari
dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia
tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya
seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdo'alah
kepada Allah dan dirikan shalat hingga (matahari) kembali
nampak.”   (HR. Bukhari)

Informasi yang terkandung dalam hadis di atas adalah:


a.    Telah terjadi gerhana matahari pada saat kematian Ibrahim, putra
Rasulullah saw.
b.    Sahabat menduga bahwa gerhana itu terjadi karena kematian Ibrahim.
c.    Rasulullah saw menegaskan bahwa gerhana matahari dan bulan
merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.

6
d.    Peristiwa gerhana itu tidak ada hubungannya dengan kematian atau
kelahiran seseorang.
           
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa Rasulullah saw menegaskan
bahwa peristiwa gerhana matahari dan bulan itu merupakan tanda-tanda
kebesaran Allah, yang dikirimkannya untuk menakut-nakuti manusia.
Tepat pada waktu terjadinya peristiwa gerhana matahari, beliau
menjadikannya sebagai media untuk menanamkan keimanan kepada para
sahabat sekaligus membersihkan akidah mereka dari unsur-unsur khurafat.

c) Mimbar
ِ َ‫َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْنُ َس ِعي ٍد قَا َل َح َّدثَنَا يَ ْعقُوبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْب ِن ُم َح َّم ِد ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْب ٍد ْالق‬
ُّ‫اري‬
‫ي َوقَ ْد‬ َّ ‫َأ َّن ِر َجااًل َأتَوْ ا َسه َْل ْبنَ َس ْع ٍد السَّا ِع ِد‬     ‫َار‬ ٍ ‫از ِم بْنُ ِدين‬ ِ ‫ْالقُ َر ِش ُّي اِإْل ْس َك ْن َد َرانِ ُّي قَا َل َح َّدثَنَا َأبُو َح‬
‫ض َع‬ ِ ‫ك فَقَا َل َوهَّللا ِ ِإنِّي َأَل ْع ِرفُ ِم َّما هُ َو َولَقَ ْد َرَأ ْيتُهُ َأ َّو َل يَوْ ٍم ُو‬ َ ِ‫ا ْمتَ َروْ ا فِي ْال ِم ْنبَ ِر ِم َّم عُو ُدهُ فَ َسَألُوهُ ع َْن َذل‬
َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإلَى فُاَل نَة‬ َ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأرْ َس َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ ِ ‫س َعلَ ْي ِه َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫َوَأ َّو َل يَوْ ٍم َجل‬
‫ت‬ ُ ‫ك النَّجَّا َر َأ ْن يَ ْع َم َل لِي َأ ْع َوادًا َأجْ لِسُ َعلَ ْي ِه َّن ِإ َذا َكلَّ ْم‬ ِ ‫ار قَ ْد َس َّماهَا َس ْه ٌل ُم ِري غُاَل َم‬ ِ ‫ص‬َ ‫ا ْم َرَأ ٍة ِم ْن اَأْل ْن‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فََأ َم َر‬
َ ِ ‫ت ِإلَى َرسُو ِل هَّللا‬ ْ َ‫طرْ فَا ِء ْالغَابَ ِة ثُ َّم َجا َء بِهَا فََأرْ َسل‬َ ‫اس فََأ َم َر ْتهُ فَ َع ِملَهَا ِم ْن‬َ َّ‫الن‬
‫صلَّى َعلَ ْيهَا َو َكبَّ َر َوه َُو َعلَ ْيهَا ثُ َّم َر َك َع‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬ ُ ‫ت هَا هُنَا ثُ َّم َرَأي‬ ْ ‫ض َع‬
ِ ‫بِهَا فَ ُو‬
ُ‫ال َأيُّهَا النَّاس‬ َ َ‫اس فَق‬ ِ َّ‫َوهُ َو َعلَ ْيهَا ثُ َّم نَ َز َل ْالقَ ْهقَ َرى فَ َس َج َد فِي َأصْ ِل ْال ِم ْنبَ ِر ثُ َّم عَا َد فَلَ َّما فَ َر َغ َأ ْقبَ َل َعلَى الن‬
ِ ‫صاَل‬
‫ت‬ َ ‫ْت هَ َذا لِتَْأتَ ُّموا َولِتَ َعلَّ ُموا‬ ُ ‫صنَع‬ َ ‫ِإنَّ َما‬

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata, telah


menceritakan kepada kami Ya'qub bin 'Abdurrahman bin Muhammad bin
'Abdullah bin 'Abdul Qari al-Qurasyi al-Iskandarani berkata, telah
menceritakan kepada kami Abu Hazim bin Dinar bahwa ada orang-orang
mendatangi Sahl bin Sa'd As Sa'idi yang berdebat tentang mimbar dan
bahan membuatnya? Mereka menanyakan hal itu kepadanya. Sahl lalu
berkata, "Demi Allah, akulah orang yang paling mengerti tentang
masalah ini. Sungguh aku telah melihat hari pertama mimbar tersebut
dipasang dan hari saat Rasulullah saw duduk di atasnya. Rasulullah saw
mengutus orang untuk menemui seorang wanita Anshar, yang namanya
sudah disebutkan oleh Sahl, Sahl lalu berkata, "Perintahkanlah budak
lelakimu yang tukang kayu itu untuk membuat mimbar bertangga,
sehingga saat berbicara dengan orang banyak aku bisa duduk di
atasnya." Maka kemudian wanita itu memerintahkan budak lelakinya
membuat mimbar yang terbuat dari batang kayu hutan. Setelah diberikan
kepada wanita itu, lalu itu mengirimnya untuk Rasulullah saw. Maka
Beliau memerintahkan orang untuk meletakkan mimbar tersebut di sini.
Lalu aku melihat Rasulullah saw shalat diatasnya. Beliau bertakbir dalam
posisi di atas mimbar lalu rukuk dalam posisi masih di atas mimbar.
Kemudian Beliau turun dengan mundur ke belakang, lalu sujud di dasar

7
mimbar, kemudian Beliau mengulangi lagi (hingga shalat selesai). Setelah
selesai, beliau menghadap kepada orang banyak lalu bersabda: "Wahai
sekalian manusia, sesungguhnya aku berbuat seperti tadi agar kalian
mengikuti dan agar kalian dapat mengambil pelajaran tentang tata cara
shalatku."  (HR. Bukhari)

Hadis di atas menginformasikan bahwa Rasulullah saw mendidik


para sahabat agar menjadi orang yang pemurah. Beliau memotivasi mereka
untuk bersedekah. Dalam menyampaikan materi tersebut, beliau
menggunakan mimbar sebagai media. Hal ini dilakukan agar sahabat dapat
melihat beliau dengan jelas, sehingga informasi yang disampaikan dapat
diterima secara baik.

d) Sutra dan Emas


‫ب ع َْن َأبِي َأ ْفلَ َح ْالهَ ْمدَانِ ِّي ع َْن َع ْب ِد‬ ٍ ‫ْث ع َْن يَ ِزي َد ْب ِن َأبِي َحبِي‬ ُ ‫َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْنُ َس ِعي ٍد َح َّدثَنَا اللَّي‬
‫هَّللا‬
ُ ‫صلى‬ َّ َ ِ ‫ي‬ ‫هَّللا‬ ُ ‫هَّللا‬
َّ ِ‫ض َي ُ َع ْنهُ يَقو ُل ِإ َّن نَب‬ ِ ‫ب َر‬ ‫َأ‬
ٍ ِ‫ي ْبنَ بِي طَال‬ َّ ِ‫ي َأنَّهُ َس ِم َع َعل‬
َّ ِ‫هَّللا ِ ْب ِن ُز َري ٍْر يَ ْعنِي ْالغَافِق‬
ِ ‫ال ِإ َّن هَ َذي ِْن َح َرا ٌم َعلَى ُذ ُك‬
‫ور‬ َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َخ َذ َح ِريرًا فَ َج َعلَهُ فِي يَ ِمينِ ِه َوَأ َخ َذ َذهَبًا فَ َج َعلَهُ فِي ِش َمالِ ِه ثُ َّم ق‬
‫ُأ َّمتِي‬

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata, telah


menceritakan kepada kami al-Laits dari Yazid bin Abu Habib dari Abu
Aflah Al Hamdani dari Abdullah bin Zurair -yaitu al-Aghafiqi-
Bahwasanya ia mendengar Ali bin Abu Thalib ra, "Rasulullah pernah
mangambil sutera lalu meletakkannya pada sisi kanannya, dan mengambil
emas lalu meletakkannya pada sisi kirinya. Kemudian beliau bersabda:
"Sesugguhnya dua barang ini haram bagi umatku yang laki-laki." (HR.
Abu Dawud)

Dalam hadis ini Rasulullah saw menyebutkan dengan tegas bahwa


sutra dan emas itu bukan pakaian kaum laki-laki, beliau memegang kedua
benda itu, masing-masing benda di tangan kiri dan kanan, lalu menegaskan
kedua barang ini diharamkan bagi umatnya yang laki-laki. Itu berarti
bahwa Rasulullah saw telah menggunakan media barang sebenarnya untuk
mempermudah para sahabat memahaminya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Qur’an adalah wahyu Allah dengan kebenaran mutlak yang menjadi
sumber ajaran Islam. Al-Qur’an adalah undang-undang syari’at dan sumber hukum,
yang harus ditaati dan diamalkan oleh setiap muslim. Di dalamnya termuat
masalah-masalah halal haram, serta amar ma’ruf nahi munkar. Al-Qur’an juga
sebagai sumber inspirasi sastra dan akhlak.
Gegne menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Sementara
Brigs mendefinisikan media sebagai salah satu bentuk alat fisik yang dapat
menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Langit dan Bumi merupakan dua komponen besar di alam ini. Keduanya
dapat disaksikan oleh manusia. Oleh karena itu, keduanya dijadikan media
pembelajaran oleh Rasulullah saw. Rasulullsh saw membangkitkan semangat jihad
para sahabat dengan bangkit, berdiri dan mengajak mereka untuk ke surga.
B. Saran
Kami ucapkan terimaksih kepada seluruh penulis buku dan artikel yang
menjadi bahan referensi makalah ini semoga dapat bermanfaat dan dipergunakan
sebagai bahan bacaan. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini oleh karena itu penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik
dan saran guna menyempurnakan isi makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddiqi, Hasbi. (1991). Al-Qur’an dan Tafsir. Jakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf.

Kadar, M.Yusuf. (2013). Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan.


Jakarta : Amzah.

Nasib, Ar-Rifa Muhammad. (2000). Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir Jilid 3. Jakarta : Gema Insani Press.

Ramayulias, Samsul Nizar. (2006). Filsafat Pendidikan Islam dan Pemikiran Para
Tokohnya. Jakarta : Kalam Mulia.

Shihab, M. Quraish. (2004). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(Surah Al-Kahfi, Maryam, Thaha, Al-Anbiya). Jakarta : Lentera Hati

10

Anda mungkin juga menyukai