Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FILSAFAT DAKWAH

tentang

“Hakikat Manusia Sebagai Subjek dan Objek Dakwah”

Disusun oleh : Kelompok II

Risda Wulansari : 2212010059

Faizah Syadida : 2212010101

Rahmat Fauzan Eka Putra : 2212010117

Kafarizal : 2212010129

Dosen Pengampu : Drs. Sabiruddin, MA, Ph.D

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN

ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

IMAM BONJOL PADANG

2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah menempatkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai Hakikat Mnauisa
Sebagai Subjek dan Objek Dakwah Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Dakwah, dalam program studi Komunikasi dan
Penyiaran islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Imam
Bonjol Padang.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang turut
memberikan kontribusinya dalam penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Sabruddin, MA, Ph.D selaku dosen pengajar Mata Kuliah Pengantar
Antropologi yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat
kekurangan didalamnya baik dari penyusunan maupun tata Bahasa penyampaian yang
digunakan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar dapat
menjadi acuan dalam membuat makalah yang lebih baik di masa mendatang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaan dan juga inspirasi bagi
para pembaca serta seluruh pihak lainnya.

Padang, 4 September 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

C. Tujuan.......................................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

A. Hakikat Manusia Sebagai Subjek dan Objek Dakwah Dalam Prespektif ................... 2

Al-Quran ................................................................................................................................ 2

1. Manusia Sebagai Subjek Dakwah ........................................................................... 2

2. Manusia Sebagai Objek Dakwah ............................................................................. 4

B. Manusia Sebagai Subjek danObjek Dakwah Dalam Prespektif Teologi .................... 5

1. Objek dakwah: ............................................................................................................... 6

2. Subjek dakwah: .............................................................................................................. 6

3. Objek dan subjek dakwah: ............................................................................................. 7

BAB III ...................................................................................................................................... 8

PENUTUP.................................................................................................................................. 8

A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 8

B. Saran ............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan penyampaian ajaran Islam yang dilakukan oleh seorang
komunikator (da’i) kepada komunikan (mad’u) baik secaralisan maupun bentuk sikap dan
perilaku (bilhal), diarahkan supaya timbulkesadaran dalam mengamalkan setiap esensi ajaran
Islam. Menurut Muhammad Al-Bahby dakwah merupakan perubahan suatu situasi kesituasi
yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam

Dalam dakwah tentunya manusia adalah subjek dan objek dakwah yang membuat
dakwah tersebut berlansung. Ayat-ayat al-quran dan para ahli serta teologi membicarakan
tentang subjek dan objek dakwah tersebut.

Dalam pembahasan materi dibawah ini akan dijelaskan pandangan al-quran dan teologi
tentang subjek dan objek dakwah tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prespektif al-quran mengenai manusia sebagai subjek dan objek dakwah?
2. Bagaimana prespektif teologi mengenai manusia sebagai subjek dan objek dakwah?
3. Apa saja dalil-dalil al-qur’an tentang subjek dan objek dakwah?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang prespektif alqur’an mengenai manusia sebagai subjek dan objek
dakwah
2. Mengetahui pandangan teologi trhadap manusia sebagai subjek dan objek dakwah
3. Menerangkan dalil-dalil tentang manusia sebagai subjek dan objek dakwah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia Sebagai Subjek dan Objek Dakwah Dalam Prespektif


Al-Quran
1. Manusia Sebagai Subjek Dakwah
Dalam bahasa Arab subjek dakwah dikenal dengan istilah Da’i (orang yang
berdakwah), setimbangan dengan Isim Fa’il (orang yang melakukan pekerjaan), yang
akar katanya Da’a, Yad’u, Da’i. Menurut Abu al-Fath al-Bayanuni subjek dakwah
yaitu orang yang menyampaikan dan mengajarkan serta mengamalkan ajaran-ajaran
Islam. Orang yang seperti itulah baru bisa dikatakan sebagai seorang da’i. Subjek
dakwah adalah pelaku, atau orang yang melakukan.
Syamsuri Shiddiq mendefinisikan Da’i dengan suatu badan yang berusaha
untuk melakukan kegiatan yang disengaja dan berencana, bertujuan untuk mengajak,
meningkatkan dan mengembangkan kesadaran orang perorang dan masyarakat supaya
tertarik kepada ajaran Islam dan bersedia melaksanakannya.
Salmadanis mendefinisikan Da’i dengan orang perorangan dan atau lembaga
/badan yang bertugas membawa orang lain kepada jalan kebenaran, dilakukan melalui
hikmah, maw’izhah dan mujadalah al-lati hiya ahsan, baik oleh pemimpin,
pengarang/penulis, ataupun oleh siapapun sesuai dengan profesinya berusaha
meningkatkan, pemurnian kalbu dan mengembangkan kesadaran orang perorangan
dan masyarakat pada agama Islam dan bersedia mengamalkannya.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwasannya
subjek dakwah itu adalah setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan yang telah
baligh dan berakal sehat serta memahami ajaran agama Islam, menyampaikan dan
mengajarkannya sesuai dengan keahliannya masing-masing, dan mengamalkan
ajaran-ajaran serta mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pengertian ini mengandung isyarat bawasannya setiap orang yang mengajak manusia
kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang munkar atau keji, maka ia dapat
disebut seorang Da’i.

2
Dalam surat Yunus ayat 25.
Terjemahnnya “Allah menyeru (manusia)keDarussalam (surga), dan
menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”.
Dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan bawasannya Allah memanggil kalian
untuk masuk ke dalam surga-Nya yang telah Ia sediakan bagi para wali-Nya dan
memberikan hidayah kepada hamba-Nya yang dikehendaki, serta menunjukinya jalan
yang lurus, yaitu Islam. Arti kalimat Darussalam ialah tempat yang penuh kedamaian
dan keselamatan. Pimpinan (hidayah) Allah berupa akal dan wahyu untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam surat Yusuf ayat 108
Terjemahnnya: Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasukorang-orang yang musyrik".
Dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan bawasannya Allah berfirman Katakanlah
kepada mereka, Wahai Rasul, “Inilah jalanku, aku mengajak beribadah kepada Allah
semata dengan hujjah (bukti yang nyata) dari Allah dan keyakinan.
Yaitu, aku dan orang-orang yang mengikuti aku. Aku mensucikan Allah dari
segala sekutu, dan aku bukan termasuk orang-orang mempersekutukan Allah dengan
selain-Nya”.
Berdasarkan ayat di atas, dijelaskan bawasannya yang melakukan dakwah itu
adalah para Nabi dan orang-orang mukmin terhadap umat manusia, hal tersebut
dilakukan agar manusia mengikuti agama yang diakui oleh Allah SWT yakni Islam.
Dalam surat al-Qashash ayat 87
Terjemahnnya:”Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari
(menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan
serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”.
Dalam tafsir al-Qur’an Syaikh Abdurrahman dijelaskan bawasannya ”Dan
janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat
Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu,” akan tetapi sampaikanlah dan
laksanakanlah, dan janganlah kamu mempedulikan makar mereka dan jangan sekali-
kali hal itu menipumu darinya, dan jangan kamu ikuti kemauan mereka, “dan serulah
mereka kepada (jalan) Tuhanmu,”
3
maksudnya,jadikanlah dakwah kepada Tuhanmu sebagai puncak tujuanmu dan
sebagai visi amalmu.

Segala sesuatu yang menyelisihi hal itu, seperti riya’, sum’ah atau menyetujui
kehendak ahli batil, maka tolaklah. Karena sesungguhnya hal itu bisa menyebabkan
ikut serta bersama mereka dan membantu mereka atas kehendak yang mereka suka.
Maka dari itu, Allah berfirman, “dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-
orang yang mempersekutukan Tuhan,”baik dalam kesyirikan mereka ataupun dalam
sendi-sendi dan cabang-cabangnya, yang merupakan pengumpul semua kemaksiatan.
2. Manusia Sebagai Objek Dakwah
Objek kajian dakwah. Kata Objek dapat diartikan sebagai "sasaran yang akan
dituju", orang yang menjadi sasaran pertimbangan', "atau tempat yang ditinjau"dalam
kajian ilmu dakwah, objek dakwah, disebut juga dengan istilah ‘mad’u. Kata mad’u
merupakan isim maf’ul dan dari kata da’wahu, yad’uhu kemudian mad’u. Menurut
Istilah berarti ‘siapa saja yang kepadanya dihadapkan dakwahatu yang menjadi
sasaran dakwah.Manusia sebagai sasaran dakwah atau manusia sebagai penerima
dakwah baik individu maupun kelompok, baik beragama Islam maupun non Islam,
apakah kafir, musyrik, munafik, mulhid,fasiq dan sebagainya.
Firman allah dalam surat saba’ ayat 28
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia yang belum beragama Islam dakwah
disini bertujuan untuk mengajak mereka agar megikuti agama Islam sedangkan
berdakwah kepada yang sudah beragama Islam dakwah yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas Iman, Islam. dan Ihsan.
Manusia adalah objek kajian dalam dakwah karena mereka adalah penerima
pesan dakwah. Dakwah adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada
manusia dalam rangka mengajak mereka kepada kebenaran dan kebajikan serta
menjauhkan mereka dari kebatilan dan kejahatan.

4
Sebagai objek kajian dakwah, manusia memiliki berbagai karakteristik dan
perbedaan yang perlu dipahami oleh para dai atau pemberi dakwah. Setiap individu
memiliki kebutuhan dan kepribadian yang berbeda, sehingga pesan dakwah perlu
disampaikan secara sesuai dan efektif agar dapat diterima dengan baik.Selain itu,
dakwah juga perlu memperhatikan konteks sosial dan budaya dari masyarakat yang
menjadi objek dakwah.

Setiap masyarakat memiliki norma dan nilai-nilai yang berbeda, sehingga


pesan dakwah perlu disesuaikan dengan konteks tersebut agar dapat diterima dan
dipahami oleh mereka.Selain itu, dakwah juga perlu memperhatikan kondisi
psikologis manusia sebagai objek dakwah. Setiap individu memiliki keadaan
emosional, mental, dan spiritual yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pesan dakwah
perlu disampaikan dengan penuh empati dan kepekaan agar dapat memberikan
dampak yang baik bagi individu tersebut.Melalui pemahaman tentang manusia
sebagai objek kajian dakwah, para dai atau pemberi dakwah dapat menyampaikan
pesan dakwah dengan lebih efektif dan dapat mendorong manusia untuk
mengembangkan potensi dirinya serta menjalani kehidupan yang lebih baik sesuai
dengan ajaran Islam.
B. Manusia Sebagai Subjek danObjek Dakwah Dalam Prespektif Teologi
Dalam perspektif teologi, manusia dapat dilihat sebagai objek dan subjek
dakwah. Sebagai objek dakwah, manusia adalah individu yang membutuhkan
pencerahan dan bimbingan dalam memahami agama dan melakukan ibadah. Mereka
mendengarkan ceramah, membaca literatur keagamaan, atau mengikuti pengajaran
agama secara langsung.
Sebagai objek dakwah, manusia juga merupakan target sekumpulan aktivitas
dakwah seperti penyampaian pesan agama, khotbah, dan pengajian. Dalam hal ini,
manusia dianggap sebagai objek yang harus dipengaruhi dan dibimbing agar mereka
dapat mengenal Allah, menjalankan ibadah dengan baik, dan meningkatkan iman
mereka.

5
Namun, manusia juga dapat memainkan peran sebagai subjek dakwah. Dalam
konteks ini, manusia menjadi aktor aktif dalam menyebarkan ajaran agama kepada
orang lain. Mereka dapat memberikan nasihat, berbagi pengalaman, atau
mempraktekkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Sebagai subjek dakwah, manusia juga memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari agama dengan lebih mendalam, sehingga mereka dapat berpartisipasi
dalam dakwah dengan baik. Mereka diharapkan mampu menjawab pertanyaan dan
wawasan keagamaan orang lain, serta mampu membantu mereka dalam mengatasi
masalah-masalah kehidupan dengan bimbingan agama.
Dalam perspektif teologi, manusia sebagai objek dan subjek dakwah memiliki
potensi besar untuk menjadi pembawa pesan agama kepada dunia. Dengan
pengetahuan dan pengalaman agama yang cukup, mereka dapat membantu
menyebarkan nilai-nilai agama dan mendorong orang lain untuk mengenal dan
mengamalkan ajaran agama secara lebih baik.
Dalam Al-Quran, terdapat beberapa dalil yang menunjukkan bahwa manusia sebagai
objek dan subjek dakwah. Berikut ini beberapa diantaranya:

1. Objek dakwah:
Surah al-An'am, ayat 151: "Katakanlah: "Marilah aku bacakan kepada kamu
apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepada kamu, bahwa janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapa dan
janganlah membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan, Kamilah pemberi rezeki
kepada kamu dan kepada mereka.""
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia sebagai objek dakwah yang diharapkan
untuk mengikuti ajaran Tuhan dan menjalankan perintah-Nya.
2. Subjek dakwah:
Surah Al-Imran, ayat 104: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diharapkan menjadi subjek dakwah dengan
menyebarkan kebajikan, mendorong yang baik, dan mencegah yang buruk.

6
3. Objek dan subjek dakwah:
Surah Al-Hajj, ayat 77-78: "Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu dan
sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan agar kamu mendapat
kemenangan, dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya, Dia telah memilih kamu dan Dia tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan."

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia sebagai objek dakwah oleh Allah, yang
diharapkan untuk menjalankan perintah-Nya seperti rukuk dan sujud, serta sebagai
subjek dakwah yang mengikuti jalan Allah dan berjuang untuk kebaikan.
Dengan adanya dalil-dalil ini, dapat dipahami bahwa manusia memiliki peran
ganda dalam dakwah, baik sebagai objek yang harus mendapatkan pengajaran agama
dan petunjuk, maupun sebagai subjek yang bertanggung jawab untuk menyebarkan
pesan agama kepada orang lain.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari pembahasan materi diatas mengenai manusia sebagai subjek dan


objekdakwah dalam prespektif Al-Quran dan teologi,maka penulis dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Menurut prespektif Al-Quran manusia dikatakan sebagai subjek dan objek dakwah
adalah:
a) Sebagai subjek dakwah
bahwasannya subjek dakwah itu adalah setiap muslim baik laki-laki maupun
perempuan yang telah baligh dan berakal sehat serta memahami ajaran agama
Islam, menyampaikan dan mengajarkannya sesuai dengan keahliannya
masing-masing, dan mengamalkan ajaran-ajaran serta mempraktekkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
b) Sebagai objek dakwah
Manusia adalah objek kajian dalam dakwah karena mereka adalah penerima
pesan dakwah. Dakwah adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan Islam
kepada manusia dalam rangka mengajak mereka kepada kebenaran dan
kebajikan serta menjauhkan mereka dari kebatilan dan kejahatan.
2. Menurut prespektif teologi manusia dikatakan sebagai subjek dan objek dakwah
adalah:
a) Sebagai subjek dakwah, manusia juga memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari agama dengan lebih mendalam, sehingga mereka dapat
berpartisipasi dalam dakwah dengan baik. Mereka diharapkan mampu
menjawab pertanyaan dan wawasan keagamaan orang lain, serta mampu
membantu mereka dalam mengatasi masalah-masalah kehidupan dengan
bimbingan agama.
b) Sebagai objek dakwah, manusia juga merupakan target sekumpulan aktivitas
dakwah seperti penyampaian pesan agama, khotbah, dan pengajian. Dalam hal
ini, manusia dianggap sebagai objek yang harus dipengaruhi dan dibimbing
agar mereka dapat mengenal Allah, menjalankan ibadah dengan baik, dan
meningkatkan iman mereka.

8
B. Saran
Makalah yang telah disusun ini tentunya belum sepenuhnya memenuhi
kerektra penilaian pembaca atau pengamat,tentunya masih banyak terdapat kekurang
dan kekhilafan baik disegipenulisan, kalimat,maupun materi yang yang seharusnya
disampaikan. Untuk itu pemakalah berharap para pembaca dan pengamat bisa
membuka hati untuk memaafkan dan membuka pemikiran untuk mencari
pengetahuan yang lebih jelas berkenaan dengan makalah atau materi yang kurang
ataau terdapat kesalahan.Selanjutnya pemakalah jga tak lupa mengingatkan kepada
pembaca dan pengamat agar bisa memberikan saran dan kritik yang membangun
untuk pemakalah menjadi lebih baik dan teliti kedepanya.
Kepada pembaca dan pengamat pemakalah memmohon maaf dan kepada
Allah meminta ampun dan pertolongan. Semoga dengan adanya makalah ini bisa
menambah pengetahuan dan selalu diberikan oleh Allah kebaikan kepada pemakalah
dan para pembaca, aamin yarobbal ‘alamiin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Moh.Ali Aziz.MAg, ILMU DAKWAH,2017,Kencana,Jakarta


Dr.A.Ilyas Ismail,M.A,Prio Hotman,M.A,FILSAFAT DAKWAH,2013,Kencana,Jakarta
Sulaeman Mubaidi,TEOLOGI ISLAM,2022,CVPrabu Dua Satu,Wisata Baru
Ma’rifat Adi.M, SEJARAH LENGKAP AL-QURAN, Jakarta:Al-Huda,2010
Sulmadanis,FILSAFAT DAKWAH, Jakarta:Surau,2003.

Anda mungkin juga menyukai