tentang
Kafarizal : 2212010129
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah menempatkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai Hakikat Mnauisa
Sebagai Subjek dan Objek Dakwah Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Dakwah, dalam program studi Komunikasi dan
Penyiaran islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Imam
Bonjol Padang.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang turut
memberikan kontribusinya dalam penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Sabruddin, MA, Ph.D selaku dosen pengajar Mata Kuliah Pengantar
Antropologi yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat
kekurangan didalamnya baik dari penyusunan maupun tata Bahasa penyampaian yang
digunakan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar dapat
menjadi acuan dalam membuat makalah yang lebih baik di masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaan dan juga inspirasi bagi
para pembaca serta seluruh pihak lainnya.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Hakikat Manusia Sebagai Subjek dan Objek Dakwah Dalam Prespektif ................... 2
Al-Quran ................................................................................................................................ 2
PENUTUP.................................................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan penyampaian ajaran Islam yang dilakukan oleh seorang
komunikator (da’i) kepada komunikan (mad’u) baik secaralisan maupun bentuk sikap dan
perilaku (bilhal), diarahkan supaya timbulkesadaran dalam mengamalkan setiap esensi ajaran
Islam. Menurut Muhammad Al-Bahby dakwah merupakan perubahan suatu situasi kesituasi
yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam
Dalam dakwah tentunya manusia adalah subjek dan objek dakwah yang membuat
dakwah tersebut berlansung. Ayat-ayat al-quran dan para ahli serta teologi membicarakan
tentang subjek dan objek dakwah tersebut.
Dalam pembahasan materi dibawah ini akan dijelaskan pandangan al-quran dan teologi
tentang subjek dan objek dakwah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prespektif al-quran mengenai manusia sebagai subjek dan objek dakwah?
2. Bagaimana prespektif teologi mengenai manusia sebagai subjek dan objek dakwah?
3. Apa saja dalil-dalil al-qur’an tentang subjek dan objek dakwah?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang prespektif alqur’an mengenai manusia sebagai subjek dan objek
dakwah
2. Mengetahui pandangan teologi trhadap manusia sebagai subjek dan objek dakwah
3. Menerangkan dalil-dalil tentang manusia sebagai subjek dan objek dakwah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam surat Yunus ayat 25.
Terjemahnnya “Allah menyeru (manusia)keDarussalam (surga), dan
menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”.
Dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan bawasannya Allah memanggil kalian
untuk masuk ke dalam surga-Nya yang telah Ia sediakan bagi para wali-Nya dan
memberikan hidayah kepada hamba-Nya yang dikehendaki, serta menunjukinya jalan
yang lurus, yaitu Islam. Arti kalimat Darussalam ialah tempat yang penuh kedamaian
dan keselamatan. Pimpinan (hidayah) Allah berupa akal dan wahyu untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam surat Yusuf ayat 108
Terjemahnnya: Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasukorang-orang yang musyrik".
Dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan bawasannya Allah berfirman Katakanlah
kepada mereka, Wahai Rasul, “Inilah jalanku, aku mengajak beribadah kepada Allah
semata dengan hujjah (bukti yang nyata) dari Allah dan keyakinan.
Yaitu, aku dan orang-orang yang mengikuti aku. Aku mensucikan Allah dari
segala sekutu, dan aku bukan termasuk orang-orang mempersekutukan Allah dengan
selain-Nya”.
Berdasarkan ayat di atas, dijelaskan bawasannya yang melakukan dakwah itu
adalah para Nabi dan orang-orang mukmin terhadap umat manusia, hal tersebut
dilakukan agar manusia mengikuti agama yang diakui oleh Allah SWT yakni Islam.
Dalam surat al-Qashash ayat 87
Terjemahnnya:”Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari
(menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan
serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”.
Dalam tafsir al-Qur’an Syaikh Abdurrahman dijelaskan bawasannya ”Dan
janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat
Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu,” akan tetapi sampaikanlah dan
laksanakanlah, dan janganlah kamu mempedulikan makar mereka dan jangan sekali-
kali hal itu menipumu darinya, dan jangan kamu ikuti kemauan mereka, “dan serulah
mereka kepada (jalan) Tuhanmu,”
3
maksudnya,jadikanlah dakwah kepada Tuhanmu sebagai puncak tujuanmu dan
sebagai visi amalmu.
Segala sesuatu yang menyelisihi hal itu, seperti riya’, sum’ah atau menyetujui
kehendak ahli batil, maka tolaklah. Karena sesungguhnya hal itu bisa menyebabkan
ikut serta bersama mereka dan membantu mereka atas kehendak yang mereka suka.
Maka dari itu, Allah berfirman, “dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-
orang yang mempersekutukan Tuhan,”baik dalam kesyirikan mereka ataupun dalam
sendi-sendi dan cabang-cabangnya, yang merupakan pengumpul semua kemaksiatan.
2. Manusia Sebagai Objek Dakwah
Objek kajian dakwah. Kata Objek dapat diartikan sebagai "sasaran yang akan
dituju", orang yang menjadi sasaran pertimbangan', "atau tempat yang ditinjau"dalam
kajian ilmu dakwah, objek dakwah, disebut juga dengan istilah ‘mad’u. Kata mad’u
merupakan isim maf’ul dan dari kata da’wahu, yad’uhu kemudian mad’u. Menurut
Istilah berarti ‘siapa saja yang kepadanya dihadapkan dakwahatu yang menjadi
sasaran dakwah.Manusia sebagai sasaran dakwah atau manusia sebagai penerima
dakwah baik individu maupun kelompok, baik beragama Islam maupun non Islam,
apakah kafir, musyrik, munafik, mulhid,fasiq dan sebagainya.
Firman allah dalam surat saba’ ayat 28
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia yang belum beragama Islam dakwah
disini bertujuan untuk mengajak mereka agar megikuti agama Islam sedangkan
berdakwah kepada yang sudah beragama Islam dakwah yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas Iman, Islam. dan Ihsan.
Manusia adalah objek kajian dalam dakwah karena mereka adalah penerima
pesan dakwah. Dakwah adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada
manusia dalam rangka mengajak mereka kepada kebenaran dan kebajikan serta
menjauhkan mereka dari kebatilan dan kejahatan.
4
Sebagai objek kajian dakwah, manusia memiliki berbagai karakteristik dan
perbedaan yang perlu dipahami oleh para dai atau pemberi dakwah. Setiap individu
memiliki kebutuhan dan kepribadian yang berbeda, sehingga pesan dakwah perlu
disampaikan secara sesuai dan efektif agar dapat diterima dengan baik.Selain itu,
dakwah juga perlu memperhatikan konteks sosial dan budaya dari masyarakat yang
menjadi objek dakwah.
5
Namun, manusia juga dapat memainkan peran sebagai subjek dakwah. Dalam
konteks ini, manusia menjadi aktor aktif dalam menyebarkan ajaran agama kepada
orang lain. Mereka dapat memberikan nasihat, berbagi pengalaman, atau
mempraktekkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Sebagai subjek dakwah, manusia juga memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari agama dengan lebih mendalam, sehingga mereka dapat berpartisipasi
dalam dakwah dengan baik. Mereka diharapkan mampu menjawab pertanyaan dan
wawasan keagamaan orang lain, serta mampu membantu mereka dalam mengatasi
masalah-masalah kehidupan dengan bimbingan agama.
Dalam perspektif teologi, manusia sebagai objek dan subjek dakwah memiliki
potensi besar untuk menjadi pembawa pesan agama kepada dunia. Dengan
pengetahuan dan pengalaman agama yang cukup, mereka dapat membantu
menyebarkan nilai-nilai agama dan mendorong orang lain untuk mengenal dan
mengamalkan ajaran agama secara lebih baik.
Dalam Al-Quran, terdapat beberapa dalil yang menunjukkan bahwa manusia sebagai
objek dan subjek dakwah. Berikut ini beberapa diantaranya:
1. Objek dakwah:
Surah al-An'am, ayat 151: "Katakanlah: "Marilah aku bacakan kepada kamu
apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepada kamu, bahwa janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapa dan
janganlah membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan, Kamilah pemberi rezeki
kepada kamu dan kepada mereka.""
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia sebagai objek dakwah yang diharapkan
untuk mengikuti ajaran Tuhan dan menjalankan perintah-Nya.
2. Subjek dakwah:
Surah Al-Imran, ayat 104: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diharapkan menjadi subjek dakwah dengan
menyebarkan kebajikan, mendorong yang baik, dan mencegah yang buruk.
6
3. Objek dan subjek dakwah:
Surah Al-Hajj, ayat 77-78: "Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu dan
sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan agar kamu mendapat
kemenangan, dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya, Dia telah memilih kamu dan Dia tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan."
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia sebagai objek dakwah oleh Allah, yang
diharapkan untuk menjalankan perintah-Nya seperti rukuk dan sujud, serta sebagai
subjek dakwah yang mengikuti jalan Allah dan berjuang untuk kebaikan.
Dengan adanya dalil-dalil ini, dapat dipahami bahwa manusia memiliki peran
ganda dalam dakwah, baik sebagai objek yang harus mendapatkan pengajaran agama
dan petunjuk, maupun sebagai subjek yang bertanggung jawab untuk menyebarkan
pesan agama kepada orang lain.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
8
B. Saran
Makalah yang telah disusun ini tentunya belum sepenuhnya memenuhi
kerektra penilaian pembaca atau pengamat,tentunya masih banyak terdapat kekurang
dan kekhilafan baik disegipenulisan, kalimat,maupun materi yang yang seharusnya
disampaikan. Untuk itu pemakalah berharap para pembaca dan pengamat bisa
membuka hati untuk memaafkan dan membuka pemikiran untuk mencari
pengetahuan yang lebih jelas berkenaan dengan makalah atau materi yang kurang
ataau terdapat kesalahan.Selanjutnya pemakalah jga tak lupa mengingatkan kepada
pembaca dan pengamat agar bisa memberikan saran dan kritik yang membangun
untuk pemakalah menjadi lebih baik dan teliti kedepanya.
Kepada pembaca dan pengamat pemakalah memmohon maaf dan kepada
Allah meminta ampun dan pertolongan. Semoga dengan adanya makalah ini bisa
menambah pengetahuan dan selalu diberikan oleh Allah kebaikan kepada pemakalah
dan para pembaca, aamin yarobbal ‘alamiin.
9
DAFTAR PUSTAKA