Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Tafsir
Ayat-Ayat Dakwah
Dosen Pengampuh :
Dr. Mustaqimah, S.Pd.I.,MA
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Peryan Hulopi
Adrian Harmain
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang
“Kewajiban Dakwah Dalam Al-Qur’an” tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
karena pengetahuan yang saya miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, saya
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kenyataan bahwa tata cara
memberikan sesuatu lebih penting dari sesuatu yang diberikan itu sendiri.
Yang mana kita ibaratkan bagaikan semangkok teh pahit dan sepotong ubi
goreng yang disajikan dengan cara sopan,ramah dan tanpa sikap yang dibuat-
buat,akan lebih terasa enak disantap ketimbang seporsi makanan lezat,mewah
dan mahal harganya,tetapi disajikan dengan cara kurang ajar,tidak sopan dan
menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas membersitkan
ungkapan bahwa tata cara atau metode lebih penting dari materi,yang dalam
bahasa arab dikenal dengan “Al-Thariqah abammu min al-maddah”.
Ungkapan ini sangat releven dengan kegiatan dakwah. Aktivitas dakwah pada
awalnya hanyalah merupakan tugas sederhana yakni kewajiban untuk
menyampaikan apa yang diterima dari rasullullah SAW,walaupun hanya satu
ayat. Hal ini dapat dipahamai sebagaimana yang ditegaskan oleh hadits
Rasullah SAW : “Balighu ‘anni walau ayat”. Inilah yang membuat kegiatan
atau aktivitas dakwah boleh dan harus dilakukan oleh siapa saja yang
mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan nilai-nilai islam. Oleh
karena itu aktivitas dakwah memang harus berangkat dari kesadaran pribadi
yang dilakukan oleh orang per orang dengan kemampuan minimal dari siapa
saja yang dapat melakukan dakwah. Kegiatan dakwah sering digeluti oleh para
dai dan da’iyah secara tradisional secara lisan dalam bentuk ceramah dan
pengajian. Yang mana para da’I berpindah dari satu majelis ke majelis yang
lainnya. Akan tetapi berkembangnya zaman dakwah sekaramg ini tidak lagi
dilakukan secara tradisional. Dakwah sekarang sudah menjadi satu profesi
yang menuntut skill, planning dan manajemen handal. Memahami esensi dari
makna dakwah itu sendiri, kegiatan dakwah sering dipahami sebagai upaya
untuk memberikan solusi islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dari Dakwah tersebut?
2. Bagaimana kewajiban dakwah bagi setiap umat islam ?
3. Bagaimana peran dan tujuan dakwah ?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Di tinjau dari segi etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti
“panggilan, ajakan atau seruan”. Dalam ilmu tata bahasa Arab, kata Dakwah
berbentuk sebagai “isim mashdar”. Kata ini berasal dari fi’il “da’a-yad’u”,
artinya memanggil, mengajak atau menyeru. Orang yang memanggil,
mengajak atau menyeru atau melaksanakan dakwah dinamakan da’inya, terdiri
dari beberapa orang (banyak) di sebut “du’ah”.
Asmuni syukir berpendapat bahwa istilah dakwah itu dapat di artikan dari dua
sudut pandang, yakni pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan bersifat
pengembangan. Pembinaan artinya suatu kegiatan untuk mempertahankan dan
menyempurnakan sesuatu hal yang telah ada sebelumnya. Sedangkan
pengembangan berarti suatu kegiatan yang mengarah kepada pembaharuan.
Dengan demikian pengertian Dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu
usaha mempertahankan, melestariakan dan menyempurnakan umat manusia
agar mereka tetap beriman kepada Allah, dengan menjalankan syariat nya
sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun
akherat. Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan adalah
usaha mengajak umat manusia yang belum beriman kepada Allah agar
mentaati syariat islam supaya nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera di
dunia maupun akherat.
Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang hendak di capai dalam seluruh
aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan
utama, dimana seluruh gerak langkah proses dakwah harus di tujukan dan di
arahkan kepadanya. Tujuan umum dakwah sebagaimana telah di singgung di
bagian definisi dakwah maupun yang telah di sebutkan dalam ayat suci Al-
Qur’an Firman Allah: “Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia
kepada jalan yang benar yang di ridhoi Allah Swt. Agar dapat hidup bahagia
dan sejahtera di dunia maupun di akherat”.
Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama islam untuk selalu
meningkatkan taqwanya kepada Allah Swt artinya mereka diharapkan agar
senantiasa mengerjakan segala perintah Allah dan selalu meninggalkan
perkara yang dilarangnya. Membina mental agama islam bagi kaum yang
masih mualaf. Penanganan terhadap masyarakat yang masih mualaf yang jauh
berbeda dengan kaum yang sedang beriman kepada Allah (Berilmu agama),
sehingga rumusan tujuan kepadanya tak sama. Artinya di sesuaikan dengan
kemampuan dan keadaan nya
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 di sebutkan bahwa dakwah adalah
mengajak umat manusia kejalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasehat yang
baik serta berdebat dengan cara yang baik pula.
Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim.
Misalnya amar ma’ruf, nahi munkar, berjihad, memberi nasihat dan sebagainya.
Hal ini menunjukkan bahwa hukum islam tidak mewajibkan bagi umatnya untuk
selalu mendapatkan hasil semaksimalnya, akan tetapi usahanyalah yang
diwajibkan semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Pada
dasarnya setiap muslim dan muslimah di wajibkan untuk mendakwahkan islam
kepada orang lain baik muslim maupun non muslim ketentuan semacam ini di
dasarkan pada firman Allah Swt surat Ali Imran ayat 104 yang menegaskan
kepada umat manusia agar menyeru kepada sesama golongan umat manusia agar
berbuat amar ma’ruf dan menjauhi perbuatan yang mungkar.
Tujuan dakwah adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang benar yang di
ridhoi Allah Swt. Agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di
akhirat, lalu mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama islam untuk
selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah Swt artinya mereka diharapkan agar
senantiasa mengerjakan segala perintah Allah dan selalu meninggalkan perkara
yang dilarangnya, membina mental agama islam bagi kaum yang masih mualaf,
Membina mental agama islam bagi kaum yang masih mualaf, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
As-zain, Samih’Athif. 1988. Sifat dan karakter para da’i. bandung. Husaini
bandung.
Mushaf Al-Azhar, Al-Qur’an dan Terjemah. Surah Ali Imran ayat 104 & Surat
An-Nahl ayat 125.