Anda di halaman 1dari 123

i

PENGEMBANGAN NILAI RELIGIUSITAS SISWA ANAK USIA DINI


MELALUI PEMBIASAAN DI RA HIKMATUD DINIYAH
GUMUK SRAYU SUMBERJAMBE JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Al-Qodiri Jember


untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh:

KISWATUL UNSIAH
NIM:2017.096.48.052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH

i
ii

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QODIRI JEMBER


Juni 2021

PENGEMBANGAN NILAI RELIGIUSITAS SISWA ANAK USIA DINI


MELALUI PEMBIASAAN DI RA HIKMATUD DINIYAH
GUMUK SRAYU SUMBERJAMBE JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Al-Qodiri Jember


untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh:

KISWATUL UNSIAH
NIM:2017.096.48.052

Disetujui Pembimbing:

Finadatul Wahidah, M.Pd.

ii
iii

NIDN: 2123039002

PENGEMBANGAN NILAI RELIGIUSITAS SISWA ANAK USIA DINI


MELALUI PEMBIASAAN DI RA HIKMATUD DINIYAH
GUMUK SRAYU SUMBERJAMBE JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Hari :
Tanggal :

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

......................... .........................
NIP. NIP.

Anggota
1. ............................ ( )
2. ............................ ( )

Menyetujui
Rektor IAI Al-Qodiri Jember

iii
iv

Dr. H. Asmad Hanisy, S.Pd.I, MM


NIDN. 2020191986
MOTTO

َ ْ‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهّٰلل ِ ۗاِ َّن ال ِّشر‬


‫ك لَظُ ْل ٌم َع ِظ ْي ٌم‬ َ َ‫َواِ ْذ ق‬
َّ َ‫ال لُ ْقمٰ ُن اِل ْبنِ ٖه َوهُ َو يَ ِعظُهٗ ٰيبُن‬
Artinya: “ Dan( ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi
pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar”(QS. Al-Luqman: 13).1

1
Depag RI, al-Qur`an dan Terjemahannya.( Jakarta:Pelita III), h. 413.

iv
v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan


kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan segala kekuranganku.

Kupersenbahkan Skripsi ini untuk;

1. Bapak dan Umi tercinta. Bapak Asmawi dan Ibu Mahsunah yang dengan ikhlas
membesarkanku dan yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan do`a.
Semoga dengan do`a kalian akan menjadikan putri kalian menjadi orang yang
bermanfaat dengan ilmu yang barokah.
2. Suamiku tersayang Muhammad Ramli yang selalu memberikan dukungan
moral, spiritual maupun finansial, semoga Allah selalu memberikan kesehatan
dan kebahagiaan
3. Anakku terkasih Ukayla Kania dan Muhammad Hazril Izzat Al Kamali yang
selalu menjadi penyemangatku.
4. Teman-teman seperjuangan yang selalu bersama selama kurang lebih empat
tahun kelas PIAUD IAI Al-Qodiri, sukses selalu buat kita.
5. Almamaterku, IAI Al-Qodiri Jember yang kubanggakan.

v
vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan


rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan
lancar. Sholawat serta salam senantiasa semoga selalu tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju kehidupan yang penuh
dengan keberkahan ini. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa
Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu
Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021” merupakan upaya yang dilakukan
penulis dalam rangka menyelesaikan studi di Institut Agama (IAI) Al-Qodiri Jember.
Penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran serta motivasi semua
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. KH. Achmad Muzakki Syah selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al Qodiri Jember
yang telah memberikan nasihat, bimbingan dan doa kepada semua santrinya
termasuk segenap Mahasiswa (IAI) Al-Qodiri Jember.
2. Bapak Dr. H. Asmad Hanisy, S.Pd.I, MM. Selaku Rektor Institut Agama Islam
(IAI) Al-Qodiri Jember yang telah memberikan ijin memberikan ijin dan
bimbingan yang bermanfaat.
3. Bapak Ahmad Rosidi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah
memberikan motivasi dan arahan bagi penyelesaian tugas akhir ini.
4. Ibu Luluk Mukarromah M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam
Anak Usia Dini Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember.
5. Ibu Finadatul Wahidah, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Dosen Pendidikan Islam anak Usia Dini Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri
Jember yang telah memberikan banyak Ilmu sehingga bisa menyelesaikan sekripsi
dengan baik.
7. Seluruh dosen dan Civitas Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember tanpa
terkecuali.

vi
vii

8. Ibu Siti Nurul Komariah, S.Pd. Selaku kepala lembaga RA Hikmatud Diniyah,
yang berkenan memberikan informasi yang sangat berguna untuk penelitian ini.

Hanya uraian ucapan terimakasih yang tulus dan diiringi dengan doa semoga
Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan,
hanya kepada Allah SWT kami berlindung dan kepada-Nya lah kami memohon
pertolongan. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan
bahkan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.

Jember…….,………2021

Penyusun,

KISWATUL UNSIAH
NIM:2017.096.48.052

Abstrak

vii
viii

Kiswatul Unsiah, 2021: Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini
Melalui Pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember
Tahun Pelajaran 2020/2021.
Kata kunci : penanam nilai-nilai, anak usia dini dan Pembiasaan
Pentingnya pengembangan nilai religiusitas untuk peserta didik pendidikan di
Indonesia haruslah mempunyai suatu cara yang dapat menanamkan nilai religiusitas
kepada peserta didiknya. Salah satu caranya yaitu dengan mengadakan kegiatan
pembiasaan di sekolah ataupun lembaga pendidikan di seluruh Indonesia untuk
meningkatkan iman dan taqwa.
Fokus penelian dalam penelitian ini yaitu 1). Bagaimana perencanaan
pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui pembiasaan di RA
Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021?,
2). Bagaimana Pelaksanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini
melalui pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember
Tahun Pelajaran 2020/2021?, 3). Bagaimana Evaluasi pengembangan nilai religiusitas
siswa anak usia dini melalui pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu
Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021?
Berdasarkan fokus tersebut dan tujuan penelitian adalah 1). Untuk
mendeskripsikan perencanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini
melalui pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember
Tahun Pelajaran 2020/2021?, 2). Untuk mendeskripsikan Pelaksanaan pengembangan
nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah
Gumuk Srayu Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021?, 3). Untuk
mendeskripsikan Evaluasi pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini
melalui pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember
Tahun Pelajaran 2020/2021?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, teknik penentuan informanya
menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan datanya menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan mengikuti cara
yang dikemukakan Miles dan Huberman, yaitu; Data Collection, Data Condensationn,
Data Display, Verifikasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan
triangulasi sumber.
Hasil penelitian yaitu; 1) pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini
dilakukan dengan menyusun perencanaan pembelajaran yaitu prosem, rppm dan rpph.
Serta sebagai Standar Prosedur Operasional (SOP) dilembaga RA Hikmatud diniyah .
2) dilakukan dengan tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Serta pembiasaan yang dilakukan setiap hari sebagai SOP. Nilai-nilai religius
yang muncul yaitu; nilai ibadah, nilai ruhul jihad, nilai akhlak, nilai keteladanan dan
nilai amanah. 3) evaluasi yang dilakukan dalam pengembangan nilai religiusitas siswa
anak usia dini adalah penilaian catatan harian dengan memberi bintang satu pada anak
yang belum berkembang dan bintang empat pada anak yang sudah berkembang
dengan sangat baik.

viii
ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................................. iii
MOTTO......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN......................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Konteks Penelitian............................................................................... 1
B. Fokus Penelitian.................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 10
E. Definisi Istilah..................................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan.......................................................................... 12

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN.......................................................... 12

A. PenelitianTerdahulu............................................................................. 12
B. Kajian Teori......................................................................................... 22
1. Pengembangan nilai Religiusitas.....………….............................. 21
2. Metode Pembiasaan....................................................................... 34
3. Tahapan Pembiasaan..................................................................... 39

BAB III : METODE PENELITIAN............................................................ 44

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................................... 45


2. Lokasi Penelitian............................... ................................................. 45

ix
x

3. Subyek Penelitian............................... ................................................ 48


4. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 49
5. Analisi Data......................................................................................... 50
6. Keabsahan Data.................................................................................. 50
7. Tahap-tahap Penelitian....................................................................... 60

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS..................................... 71

A. Penyajian data dan Analisis............................................................... 71


B. Temuan Penelitian............................................................................. 71
C. Pembahasan....................................................................................... 74

BAB V : PENUTUP..................................................................................... 87

A. Kesimpulan........................................................................................ 87
B. Saran................................................................................................... 88

Daftar Pustaka.............................................................................................. 90

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian ( Pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi )


2. Hasil Dokumentasi di objek penelitian
a. Sejarah lembaga
b. Visi Misi lembaga
c. Data Struktur Lembaga
d. Data SDM
e. Data Sarana dan Prasarana
f. Data Denah Lembaga
3. Jurnal Bimbingan dengan Dosen Pembimbing
4. Surat Sudah Melakukan Penelitian
5. Riwayat hidup

x
xi

DAFTAR TABEL

NO Uraian Hal
1.1 persamaan dan perbedaan 12

DAFTAR GAMBAR

xi
xii

NO Uraian Hal
4.1 gambar kegiatan sholat 55
4.2 Gambar kegiatan mengaji 57

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. KONTEKS PENELITIAN

Pendidik merupakan usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam

setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem

pendidikan yang internal.2

Pendidikan merupakan fasilitas penting untuk semua manusia.

Begitupun dengan pendidik dan peserta didik yang dapat merasakan sebuah

manfaat besar dari pendidikan yaitu dengan pendidikan dapat merangsang

dan menstimulasi setiap aspek perkembangan yang harus dicapai.

Sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

20 Tahun 2003. Pasal 1 butir 1 menyebutkan;

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif mandiri dan menjadi warga
negara yang demokrasi dan bertanggung jawab”.3

Dari tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-Undang tersebut sangat

jelas bahwa untuk menjadi manusia yang beriman pada Tuhan yang Maha

Esa serta berakhlak mulia perlu adanya pendidikan, pendidikan yang

2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Intergrasi Edukatif (Jakarta:PT.Rineka
Cipta,2010), h.19.
3
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2012), h. 2.
2

diberikan sejak usia dini akan lebih menunjang untuk perkembangan

selanjutnya.

Selanjutnya dalam UU Sikdisnas No 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa

Pendidikan anak usia dini adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidik lebih lanjut.4

Sejalan dengan undang-undang Sistem pendidikan nasional No 20

Tahun 2003 bahwa perkembangan yang harus dikembangkan secara optimal

pada anak usia dini tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 Pasal 5 yang berkaitan dengan struktur

kurikulum PAUD yang memuat program-program pengembangan yang

mencangkup nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial

emosional dan seni.5

Pendidikan anak usia dini merupakan dasar pertama dalam

pengembangan pribadi anak, baik berkaitan dengan karakter, kemampuan

fisik, kognitif, bahasa, kreativitas, sosial emosional, spiritual, disiplin diri,

konsep diri, maupun kemandirian. Dalam pendidikan anak usia dini

pengembangan yang diharapkan agar tercapai dengan maksimal harus selalu

bimbing langsung oleh guru atau pendidik karena anak usia dini yang berada

4
UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, h. 12.
5
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini
3

pada tahap golden age harus diberikan stimulus langsung oleh guru atau

pendidik.

Dari tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-Undang tersebut sangat

jelas bahwa untuk menjadi manusia yang beriman pada Tuhan yang Maha

Esa serta berakhlak mulia perlu adanya pendidikan, pendidikan yang

diberikan sejak usia dini akan lebih menunjang untuk perkembangan

selanjutnya. Suatu hal yang penting adalah bahwa di tinjau dari segi

pendidikan, potensi kreatif dapat di tingkatkan dan di pupul sejak dini. Bila

potensi kreatif tersebut tidak di pupuk maka potensi tersebut tidak akan

berkembang, bahkan menjadi potensi terpendam, yang tidak diwujudkan.

Tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia dan menjadikan

manusia memiliki kepribadian utuh. Melalui pendidikan karakter bertumpu

pada perkembangan moral diharapkan manusia dapat berperilaku baik, serasi,

dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat. Selain itu, dalam

pendidikan tidak hanya memperiotaskan kemampuan kognitif (intelektual),

tetapi juga afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan).6

Spiritual intelegent adalah kecerdasan yang memeiliki kemampuan

pada nilai-nilai dimana kemampuan ini dapat memaknai semua tingkah

laku dan beberapa aspek kehidupan didasarkan kepada nilai-nilai religius

beribadah kepada Allah SWT untuk mencapai kehidupan dan kebahagiann

didunia sampai akhirat.7

6
Asriana Harahap, “implementasi nilai-Nilai karakter dalam pembelajaran Tematik kelas III sdit
darul hasan padangsidimpuan”, Jurnal pendidikan Anak usia Dini IAI AL-Qodiri, Volume 1
No.1. 1 Januari 2020, h. 28.
7
Muhammad Ansor&mustoliul Huda, “korelasi antara Emosional intelegent Dan Spiritual
intelegent Dengan motivasi menghafal Al-Qur’An sebagai komunikasi transendental(studi Pada
4

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika diterapkan pada pada peserta

didik yang masih dalam lingkup Anak Usia Dini karena mereka mudah

terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari termasuk kegiatan pembiasaan yang ada di sekolah. Apabila nilai-nilai

religius yang sudah tertanam pada dirinya melalui kegiatan pembiasaan dan

kemudian akan termaninfestasi dalam kehidupan peserta didik selanjutnya

yaitu untuk melangkah ke usia remaja dan dewasa. Sedangkan kehidupan

anak usia dini tidak jauh dari bermain dan bermain serta perkembangan

kemampuan bermain anak akan semakin terlihat sangat jelas lebih baik dapat

dilihat melalui berbagai gerakan dan permainan yang mereka lakukan. Oleh

sebab itu, peningkatan keterampilan fisik peserta didik juga berhubungan

sangat erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktivitas utama anak

usia dini.

Keefektifan kegitan pembiasaan untuk menanamkan nilai-nilai religius

selain dipengaruhi oleh perkembangan kognitif juga dipengaruhi oleh

perkembangan moral peserta didik. Pembiasaan moral yang baik penting

dalam perekembangan moral peserta didik. Apabila kebiasaan yang baik telah

tertanam dalam diri peserta didik maka dalam hidup bermasyarakat nantinya

peserta didik akan mencerminkan perilaku yang baik pula. Misalnya cara

bertutur kata maupun tingkah laku. Oleh karena itu kegiatan pembiasaan

sangat efektif untuk pengembangan nilai religiusitas kebaikan kepada diri

santri tahfidz al-Qur’an pp. Al-Qodiri jembe),”, Jurnal pendidikan Agama Islam IAI AL-Qodiri,
Volume 1 No.1. 1 Oktober 2020, h. 28.
5

anak dan juga efektif dalam mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan

baik.

Indonesia merupakan negara muslim terbesar dunia. Berdasarkan

data Globalreligiusfuture, penduduk Indonesia yang beragama Islam pada

2010 mencapai 209,12 juta jiwa atau sekitar 87% dari total populasi.

Kemudian pada 2020, penduduk muslim Indonesia diperkirakan akan

mencapai 229,62 juta jiwa. Dengan menyandang negara muslim terbesar

diduni menjadikan indonesia menjadi cerminan bagi negara lain dalam setiap

hal, akan tetapi dengan melihat banyaknya kasus yang tidak bermoral di

indonesia seperti pada akhir-akhir ini banyak kasus anak yang membunuh

ibu kandungnya, anak membunuh sesama anak seperti kasus yang terjadi di

Jakarta barat pada hari Kamis 5/3/2020 yang mana anak yang berinisial NF

(15) tega membunuh temannya sendiri yang masih berusia 6 tahun, hal

tersebut dilakukan karena terinspirasi oleh film yang dilihatnya. 8 Hal tersebut

menjadikan indonesia negara muslim terbesar akan tetapi masih kurang dalam

menanamkan nilai-nilai religius terhadap perkembangan masyarakatnya, oleh

karena itu pengembangan nilai religiusitas siswa sejak dini sangatlah penting.

Mengingat pentingnya pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia

dini pendidikan di Indonesia haruslah mempunyai suatu cara yang dapat

mengembangkan nilai religiusitas kepada peserta didiknya. Salah satu

caranya yaitu dengan mengadakan kegiatan pembiasaan di sekolah ataupun

lembaga pendidikan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan iman dan

8
Agus Sandy lesmana, “Terinsipirasi Film, Motif Bocah 15 Tahun Bunuh Teman Main di Lemari
Kamar”, suara.com ( 6 Januari 2021).
6

taqwa peserta didik termasuk seperti di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu.

Agar tujuan pendidikan karakter dan pendidikan nasional dapat tercapai

dengan baik, kegiatan-kegiatan pembiasaan yang berbasis keagamaan

diadakan oleh RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu dan harus diikuti oleh

seluruh peserta didik dilembaga tersebut.9

Dari latar belakang yang penulis paparkan penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana

pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui kegiatan

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu, sehingga mampu

mengembangkan nilai religiusitas melalui kegiatan pembiasaan yang rutin

diselenggarakan oleh lembaga yang sering dijadikan sebagai standar

operasional prosedur (SOP) yang dilakukan mulai dari pembukaan hingga

penutupan . Untuk itu penulis merumuskan penelitian dengan judul

Pengembangan nilai religiusitas siswa Anak Usia Dini melalui Pembiasaan di

RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran

2020/2021.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana perencanaan pengembangan nilai regiliusitas pada siswa anak

usia dini di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember

Tahun Pelajaran 2020/2021?

2. Bagaimana Pelaksanaan pengembangan nilai regiliusitas pada siswa anak

usia dini di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember

Tahun Pelajaran 2020/2021?


9
Observasi , RA Hikmatud Diniyah, tanggal 10 November 2020
7

3. Bagaimana Evaluasi pengembangan nilai regiliusitas pada siswa anak

usia dini di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember

Tahun Pelajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju dalam

melakukan penelitian. Tujuan peneliti harus mengacu kepada masalah yang

telah dirumuskan sebelumnya.10 Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah mengacu pada fokus masalah yang ingin diteliti yaitu:

1. Untuk Mendeskripsikan perencanaan pengembangan nilai regiliusitas

pada siswa anak usia dini di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu

Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Untuk Mendeskripsikan Pelaksanaan pengembangan nilai regiliusitas

pada siswa anak usia dini di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu

Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

3. Untuk Mendeskripsikan Evaluasi pengembangan nilai regiliusitas pada

siswa anak usia dini di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu

Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Manfaat yang diharapkan adalah:


10
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (STAIQOD Jember, 2012), h. 46.
8

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat untuk menambah wawasan

terutama tentang pengembangan nilai regiliusitas pada siswa anak usia

dini di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember Tahun

Pelajaran 2020/2021.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Sebagai tambahan wawasan bagi seluruh pendidik di RA Hikmatud

Diniyah khususnya dalam pengembangan nilai religiusitas siswa

anak usia dini melalui pembiasaan yang akan menjadi bekal untuk

perkembangan selanjutnya.

b. Bagi kepala sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepala sekolah

untuk lebih mengetahui tentang pengembanan nilai religiusitas

melalui pembiasaan.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini di IAIQ

Jember.

E. Defenisi Istilah

Definisi istilah terkait judul Pengembangan nilai regiliusitas pada siswa

anak usia dini melalui Pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu


9

Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021. Maka hal-hal yang perlu

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengembangan

Pengembangan adalah cara atau proses dalam mencapai tujuan,

cakupan dari pengembangan dalam penelitian ini adalah perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

2. Religiusitas

Religiusitas merupakan sikap dan perilaku patuh dalam

melaksanakan agama yang dianutnya yakni mencangkup nilai ibadah,

nilai ruhul jihad, nilai akhlak, keteladanan dan nilai amanah.

3. Anak Usia Dini

Menurut National Association for the Education young Childern

(NAEYC) menyatakan bahwa anak usia dini atau ”early childhood”

merupakan anak yang berada pada usia 0 sampai dengan 8 tahun.

Bacharuddin Musthafa dalam Susanto menyatakan bahwa anak usia dini

merupakan anak yang berada pada rentang usia 1 sampai 5 tahun.

4. Pembisaan

Pembiasaan merupakan sebuah kegiatan yang berulang-ulang,

sehingga suatu kegiatan menjadi terbiasa dan selalu dilakukan, kegiatan

pembiasaan akan menjadi kegiatan yang spontan dilakukan, kebiasaan

dapat dijadikan sebuah kekuatan yang dapat diterapkan dalam semua

kegiatan.
10

Jadi yang dimaksud Pengembangan nilai religiusitas melalui

pembiasaan dalam penelitian ini adalah cara untuk mengembangkan suatu

tatanan kehidupan yang sesuai dengan tuntunan agama islam sesuai dengan

ciri khas Raudhatul Athfal (RA) dan sesuai dengan tuntunan lingkungan

sosial masyarakat melalui proses pembiasaan yang dilakukan berulang-ulang.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan yang akan digambarkan dalam penelitian ini

secara menyeluruh yakni terdiri dari beberapa bab, dalam bab-bab ini akan

dijelaskan secara terperinci dan pembahasannya lebih lengkap dan terarah

sehingga memudahkan dalam memahami isinya. Maka disusunlah sistematika

pembahasan sebagai berikut :

1. Bab satu, merupakan dasar penelitian yakni berupa pendahuluan, yang

berisi latar belakang , fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

2. Bab dua, pada bagian ini akan dipaparkan kajian kepustakaan yang berisi

penelitian terdahulu dan kajian teori yang berhubungan dengan

penelitian.

3. Bab tiga, pada bagian ini akan dijelaskan tentang metode penelitian, yang

mencangkup pendekatan dan jenis penelitian , lokasi penelitian, subyek

penelitian, teknik pengumpulan data, analis data, keabsahan data, dan

tahap-tahap penelitian.

4. Bab empat, pada bab ini disajikan gambaran obyek penelitian, penyajian

dan analisis data, serta pembahasan temuan dari penelitian lapangan.


11

5. Bab lima, penutup yang terdiri dari kesimpulan penelitian yang kemudian

dilanjutkan dengan saran-saran

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
12

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian

terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan. Kemudian

membuat ringkasannya baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau

belum terpublikasikan. Dengan melakukan langkah ini maka akan dapat

dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi yang hendak dilakukan.11

1. Syarifuddin Mahfudh, 2018. Universitas Islam Yogyakarta, Judul

Skripsi. Pengembangan Religiusitas Taman Pendidikan Al-Quran Fathul

‘Ulum Di Grojogan Wirokerten Banguntapan Bantul.12

Pengembangan religiusitas pada anak usia dini sangatlah penting

untuk penanaman sadar agama sejak dini. Pada zaman globalisasi ini

anak sangat mudah dimasuki pengaruh – pengaruh negatif dari berbagai

sumber seperti tontonan televisi yang kurang mendidik, sosial media, dan

lingkungan sangatlah mempengaruhi religiusitas pada anak usia dini.

Penelitian ini bertujuan untuk : mengetahui upaya pengembangan

religiusitas anak di Taman Pendidikan AlQuran Fathul „Ulum di

Grojogan Wirokerten Banguntapan Bantul. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Subjek penelitiannya adalah pengasuh sekaligus

sebagai pendidik sejumlah 4 orang, dan alumni TPA sejumlah 2 orang.

Total informanya 6 orang. Objek penelitian berupa upaya pengembangan

religiusitas dan tingkat keberhasilan dalam pengembanganya. Tehnik


11
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIQOD Jember Press, 2012), h.
46.
12
Syarifuddin Mahfudh, Judul Skripsi. Pengembangan Religiusitas Taman Pendidikan Al-Quran
Fathul ‘Ulum Di Grojogan Wirokerten Banguntapan Bantul. (Universitas Islam
Yogyakarta,2018)
13

pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi dan

dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya pengembangan

religiusitas pada anak yaitu dengan menanamkan pengetahuan agama,

nilai akhlak pada kegiatan TPA, menanamkan sadar agama dalam

keseharian, yaitu memberikan punishment dengan unsur religiusitas,

pengetahuan agama untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari,

dengan membiasakan sejak dini bagaimana cara menjadi muslim yang

taat sehingga menjadi modal yang optimal untuk pengembangan

pendidikan selanjutnya.

2. Silviyani, Luzna. 2016. Penanaman Karakter Religius dan Disiplin di

Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Semarang. Jurusan Politik

dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri

Semarang.13

Tujuan pendidikan sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 dan PP

No 17 Tahun 2010 adalah membangun landasan berkembangnya potensi

peserta didik dengan karakter. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan

tersebut TK Negeri Pembina Kota Semarang menanamkan karakter

religius dan disiplin. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penanaman

karakter religius dan disiplin dan hambatannya di TK Negeri Pembina

Kota Semarang.

13
Silviyani, Luzna. Penanaman Karakter Religius dan Disiplin di Taman Kanak-kanak Negeri
Pembina Kota Semarang. Jurusan Politik dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial.
(Universitas Negeri Semarang, 2016)
14

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pengumpulan

data berupa: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis

data menggunakan triangulasi dengan sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman karakter religius

di TK Negeri Pembina Kota Semarang dilakukan dalam kegiatan

intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kultur sekolah dilakukan melalui cara

yang sama yaitu knowing, felling dan acting, serta habit. Melalui

knowing dilakukan dengan ceramah atau memberi nasehat tentang

karakter religius. Perasaan (felling) dan pelaksanaan (acting) dilakukan

dengan wujud nyata/ tindakan anak-anak yaitu berdo’a sebelum dan

sesudah melakukan sesuatu, bersalaman dengan guru dan temannya,

pembelajaran agama, dan mengisi kotak infaq dan persembahan.

Pelaksanaan karakter tersebut dibiasakan (habit) dalam kegiatan anak-

anak sehari-hari baik di dalam pembelajaran (intrakurikuler),

ekstrakurikuler, maupun kultur sekolah. Penanaman karakter disiplin

juga dilakukan di dalam pembelajaran (intrakurikuler), ekstrakurikuler,

dan kultur sekolah melalui knowing, felling dan acting, serta habit.

Pelaksanaan knowing disiplin sama dengan religius yaitu disampaikan

dengan ceramah atau nasehat tentang karakter disiplin. Sedangkan felling

dan acting karakter disiplin terwujud dalam bentuk tindakan anak seperti

mengikuti upacara bendera, berbaris dengan tertib, mengembalikan

barang-barang yang dipakai pada tempatnya, dan mentaati tata tertib

kelas dan sekolah. Pelaksanaan felling dan acting karakter disiplin ini
15

dibiasakan (habit) dalam kegiatan anak-anak dalam kehidupan di kelas

maupun luar kelas sebagai wujud penanaman karakter sejak dini.

3. Muhammad Agung Priyanto, 2018. IAIN Purwokerto. Judul Skripsi.

Penanaman Nilai-Nilai Religius Melalui Kegiatan Keagamaan Pada

Jamaah Di Masjid Fatimatuzzahra Grendeng Purwokerto. 14

Permasalahan ini adalah menanamkan sikap religius kepada

seseorang. salah satu cara menanamkan nilai-nilai religius maka perlu di

bangkitkan kembali peran dan fungsi masjid secara maksimal sesuai

ajaran Rasulullah SAW. Untuk itu Masjid Fatimatuzzahra membentuk

badan unit pemakmuran masjid yang terdiri atas 16 unit dan

diperuntukkan untuk semua kalangan dalam rangka menumbuhkan nilai-

nilai religius melalui berbagai kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat

deskriptif kualitatif. Pihak yang menjadi subyek penelitian adalah

Takmir, ustadz, dan jamaah masjid, sedangkan obyek dalam penelitian

ini adalah penanaman nilai-nilai religius melalui kegiatan keagamaan

pada jamaah di Masjid Fatimatuzzahra Grendeng Purwokerto. Dalam

pengumpulan data, teknik yang digunakan ialah observasi, wawancara

dan dokumentasi, sedangkan dalam menganalisis data digunakan

pendekatan Miles and Huberman yang meliputi pereduksian data,

penyajian data, dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penanaman nilai-nilai religius melalui kegiatan keagamaan pada

Muhammad Agung Priyanto, 2018. Penanaman Nilai-Nilai Religius Melalui Kegiatan


14

Keagamaan Pada Jamaah Di Masjid Fatimatuzzahra Grendeng Purwokerto. (Skripsi), (IAIN


Purwokerto. 2019)
16

jamaah di Masjid Fatimatuzzahra Grendeng Purwokerto dilaksanakan

melalui beberapa metode diantaranya metode keteladanan (uswatun

khasanah), metode pembiasaan, metode kisah, metode ceramah, metode

perumpamaan (amtsal), metode nasehat (maui’dzoh khasanah), dan

metode peringatan.

Hasil penelitian yaitu berbagai jenis kegatan keagamaan

diantaranya yaitu senyum, sapa dan salam, sholat wajib berjamaah,

kajian ba’da subuh, kajian ba’da maghrib, tadarus al-Qur’an, infaq, sholat

jumat, TPQ, kajian studi Islam intensif, kajian bina keluarga, kajian ibu-

ibu lansia, tilawah surat al-Kahfi, sholat Idul Adha, pemotongan hewan

qurban, zakat fitrah, amaliyah ramadhan, buka bersama, dan pendidikan

guru TPQ. Semua kegiatan keagamaan tersebut masuk dalam nilai

religius, baik nilai ibadah, nilai ruhul jihad, nilai akhlak, dan nilai ikhlas.

4. Sa’adah, Isnaini. 2019. Judul Skripsi, Peningkatan Karakter Religius

Anak Usia Dini di TA Al Manaar Al-Islamiyah Ngabar Siman Ponorogo.

Skripsi, Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.15

Religius adalah nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan.

Ia menunjukkan bahwa pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang

diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai keTuhanan dan ajaran

agamanya. Indikator karakter religius anak berbeda-beda, ada anak yang

Sa’adah, Isnaini. 2019. Judul Skripsi, Peningkatan Karakter Religius Anak Usia Dini di TA Al
15

Manaar Al-Islamiyah Ngabar Siman Ponorogo. (Skripsi), (Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,
2019).
17

terbiasa beribadah,ada anak yang belum terbiasa beribadah, mengenal

perilaku baik dan buruk, ada anak yang kesadaran berperilaku baik masih

kurang. Fakta ditemukan bahwa di kelompok B TA Al-Manaar Al-

Islamiyah Ngabar Siman Ponorogo ada beberapa anak yang perilaku

dengan teman atau guru sudah baik. Ada pula beberapa anak ketika

melakukan sholat Dhuha masih bermain sendiri di luar kelas.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui profil karakter religius

anak usia dini kelompok B di TA Al-Manaar Al-Islamiyah Ngabar Siman

Ponorogo; dan (2) mengetahui metode dalam mengembangkan karakter

religius anak usia dini di TA Al-Manaar Al-Islamiyah Ngabar Siman

Ponorogo.

Jenis penelitian yang diterapkan adalah penelitian kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun

teknik analisis data mengikuti konsep yang dikemukakan oleh Miles dan

Hubberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Dari analisis data disimpulkan bahwa: (1) Profil karakter religius

anak usia dini kelompok B di TA Al-Manaar Al-Islamiyah Ngabar Siman

Ponorogo, yaitu sesuai dengan standar tingkat pencapaian perkembangan

aspek nilai agama dan moral anak usia dini, contohnya mengetahui rukun

islam dan rukun iman, terbiasa sholat Dhuha, membantu teman yang

membutuhkan pertolongan dan mengucapkan terimakasih ketika


18

mendapat sesuatu meminta maaf ketika melakukan kesalahan, mengenal

ritual dan hari besar keagamaan seperti memperingati Hari Besar Islam

seperti Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad SAW. (2) Peningkatan

karakter religius anak usia dini menggunakan beberapa metode yaitu: (a)

metode keteladanan contoh guru selalu mengucapkan maaf ketika

melakukan kesalahan, mengucapkan tolong ketika meminta bantuan,

mengucapkan terimakasih ketika menerima sesuatu., (b) metode

pembiasaan contoh kegiatan sholat Dhuha berjama’ah, mengahafalkan

Asmaul Husna, menghafal surat-surat pendek, do’a sehari-hari, dan

hadist nabi., (c) metode bercerita contoh bercerita mengenai nilai-nilai

agama dan moral anak untuk meningkatkan karakter religius, (d) metode

karyawisata contoh berkunjung ke panti asuhan serta melakukan buka

puasa bersama.

5. Yussie Emilya Cahya.2020. IAIN Tulungagung. Judul Skripsi.

Penanaman Nilai Religius Siswa Melalui Pembiasaan Keagamaan Di MI

Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung.16

Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana Penanaman Nilai

Religius Siswa Melalui Pembiasaan Sholat Dzuhur Berjamaah. (2)

Bagaimana Penanaman Nilai Religius Siswa Melalui Pembiasaan Yasin

Tahlil Hari Jumat. (3) Bagaimana Penanaman Nilai Religius Siswa

Melalui Pembiasaan Berdoa Sebelum Pembelajaran. Adapun yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan penanaman


16
Yussie Emilya Cahya.2020. Penanaman Nilai Religius Siswa Melalui Pembiasaan Keagamaan
Di MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung. (Skripsi), (IAIN Tulungagung,
2020).
19

nilai religius siswa melalui pembiasaan sholat dzuhur berjamaah, yasin

tahlil hari jumat dan berdoa sebelum pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Sumber data yaitu kepala madrasah, guru, dan siswa. Teknik

pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data dengan pemeriksaan

teman sejawat melalui perpanjangan keikutsertaan, dan triangulasi.

Hasil penelitian. Pertama, pembiasaan sholat dzuhur berjamaah di

MI Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung yaitu dilaksanakan

pukul 12.00 dimana salah satu siswa bertugas untuk adzan dan iqomah

sedangkan imamnya dari guru. Pembiasaan ini bertujuan untuk melatih

siswa beribadah dengan baik dan memiliki akhlak yang mulia. Kedua,

pembiasaan yasin tahlil hari jumat dilakukan setiap hari jumat pukul

07.00 yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru di masjid Darussalam.

Pembiasaan ini diadakan agar siswa terbiasa melaksanakan dan

mengamalkan ajaran agama islam, dapat bersosialisasi dengan baik

didalam masyarakat dan senantiasa ingat bahwa dalam berbakti kepada

orang tua yang sudah meninggal dapat melalui doa. Ketiga, pembiasaan

berdoa sebelum pembelajaran dimulai dari berdoa bersama dilanjutkan

membaca asmaul husna dan surah-surah pendek yang telah ditentukan

oleh pihak sekolah. Dengan adanya pembiasaan tersebut diharapkan agar


20

segala aktivitas belajar menjadi berkah dan sebagai bentuk puji syukur

kepada Allah SWT.

Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan

No Nama Judul Persamaan Perbedaan Orisinalitas


Penelitian

1 Syarifuddin Pengembang Pendekatan Fokus penelitan - Penelitian ini


Mahfudh, an penelitian Syarifuddin adalah berfokus pada
2018. Religiusitas kualitatif penanaman nilai-nilai pada
Universitas Taman deksriptif, ibadah yang sesuai dengan bagaimana
Islam Pendidikan yang diteliti agama perencaan,
Yogyakarta. Al-Quran sama-sama pelaksaan dan
Fathul ‘Ulum penanaman sedangkan penelitian ini evaluasi dalam
Di Grojogan religius fokus pada bagaimana mengembangk
Wirokerten melalui perencaan, pelaksaan dan an religiusitas
Banguntapan pembiasaan evaluasi dalam siswa anak
Bantul mengembangkan usia dini
religiusitas siswa anak usia melalui
dini. Pembiasaan
- Perbedaannya
dengan
penelitian
Syarifuddin
adalah difokus
penelitian,
lokasi dan
teori
2 Silviyani, Penanaman Pendekatan Fokus penelitan Silviyani - Penelitian ini
Luzna. 2016. Karakter penelitian adalah menanamkan nilai berfokus pada
Universitas Religius dan kualitatif religius melalui kegiatan pada
Negeri Disiplin di deksriptif, ekstrakurikuler, sedangkan bagaimana
Semarang Taman yang diteliti penelitian ini fokus pada perencaan,
Kanak-kanak sama-sama bagaimana perencaan, pelaksaan dan
Negeri religius pelaksaan dan evaluasi evaluasi dalam
Pembina dalam mengembangkan mengembangk
Kota religiusitas siswa anak usia an religiusitas
Semarang. siswa anak
21

Jurusan dini melalui Pembiasaan usia dini


Politik dan melalui
Kewarganega Pembiasaan
raan. - Perbedaannya
Fakultas Ilmu dengan
Sosial. penelitian
Silviyani
adalah difokus
penelitian,
lokasi dan
teori
3 Muhammad Penanaman Pendekatan Fokus penelitian - Penelitian ini
Agung Nilai-Nilai penelitian Muhammad Agung berfokus pada
Priyanto, Religius kualitatif Priyanto adalah pada pada
2018. IAIN Melalui deksriptif. kegiatan keagamaan bagaimana
Purwokerto. Kegiatan Keduanya sedangkan penelitian ini perencaan,
Keagamaan memfokuskan fokus pada bagaimana pelaksaan dan
Pada Jamaah pada sama- perencaan, pelaksaan dan evaluasi dalam
Di Masjid sama evaluasi dalam menanamkan
Fatimatuzzah Penanaman menanamkan nilai-nilai nilai-nilai
ra Grendeng Nilai-Nilai religuis melalui religuis
Purwokerto Religius Pembiasaan melalui
Pembiasaan
- Perbedaannya
dengan
penelitian
Agung adalah
difokus
penelitian,
lokasi dan
teori
4 Sa’adah, Peningkatan Pendekatan Fokus penelitian Sa`adah Penelitian ini
Isnaini. 2019. Karakter penelitian adalah melalui metode berfokus pada
IAIN Religius kualitatif bercerita, sedangkan pada
Ponorogo Anak Usia deksriptif. penelitian ini fokus pada bagaimana
Dini di TA yang diteliti bagaimana perencaan, perencaan,
Al Manaar sama-sama pelaksaan dan evaluasi pelaksaan dan
Al-Islamiyah Penanaman dalam mengembangkan evaluasi dalam
Ngabar Nilai-Nilai nilai religiusitas siswa dalam
Siman Religius anak usia dini melalui mengembangk
22

Ponorogo. Pembiasaan an nilai


religiusitas
siswa anak
usia dini
melalui
Pembiasaan
Perbedaannya
dengan
penelitian
Sa`adah
adalah difokus
penelitian,
lokasi dan
teori

5 Yussie Penanaman Pendekatan Fokus penelitian Yussie Penelitian ini


Emilya Nilai Religius penelitian Emilya Cahya adalah pada berfokus pada
Cahya. 2020. Siswa kualitatif penanaman nilai-nilai pada
IAIN Melalui deksriptif. religius keagamaan bagaimana
Tulungagung. Pembiasaan Sama-sama sedangkan penelitian ini perencaan,
Keagamaan memfokuskan fokus pada bagaimana pelaksaan dan
Di MI pada perencaan, pelaksaan dan evaluasi dalam
Darussalam Penanaman evaluasi dalam mengembangk
Ngentrong Nilai Religius mengembangkan nilai an nilai
Campurdarat Siswa Melalui religiusitas siswa anak usia religiusitas
Tulungagung Pembiasaan dini melalui Pembiasaan siswa anak
usia dini
melalui
Pembiasaan
Perbedaannya
dengan
penelitian
Yussie emilya
adalah difokus
penelitian,
lokasi dan
teori
23

Pada penelitian ini terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian

terdahulu letak kesamaanya yaitu pada teknik atau metode penelitian serta

sama-sama meneliti tentang nilai religius, sedangkan untuk perbedaanya

terletak pada fokus penelitian yang mana penelitian ini berfokus pada

perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi dalam mengembangkan nilai

religiusitas siswa anak usia dini yang sesuai dengan keadaan dan yang telah

menjadi ciri khas lembaga.

B. Kajian Teori

1. Pengembangan Nilai Religiusitas

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan

kebutuhan melalui pendidikan dan latihan. Pengembangan adalah suatu

proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka

untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses

kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi anak atau siswa.17

Maka pengembangan pembelajaran lebih realistik, bukan sekedar

idealisme pendidikan yang sulit diterapkan dalam kehidupan.

Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses

pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya.

Secara materi, artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan

perkembangan pengetahuan, sedangkan secara metodologis dan

17
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24.
24

subtansinya berkaitan dengan pengembangan strategi pembelajaran, baik

secara teoritis maupun praktis.18

Sedangkan nilai adalah prinsip atau hakikatnya yang menentukan

harga atau nilai dan makna bagi sesuatu. Nilai adalah suatu perangkat

keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang

memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan,

keterikatan maupun prilaku.19

2. Religiusitas

Religiusitas dalam kamus besar bahasa indonesia dalam Adi

Suprayitno terdapat beberapa arti yang saling berhubungan tentang

religius yaitu religi (religion yang berhubungan dengan agama,

kepercayaan, penyembahan, penghambaan, terhadap kekuatan

supernatural yang dianggap sebagai Tuhan yang menentukan nasib

manusia) atau sering disebut dengan ketat dalam agama.20

Religiusitas menurut Krauss merupakan tingkat komitmen individu

terhadap agama yang di anut beserta dengan ajarannya, yang ditunjukkan

dengan sikap dan konsisten dengan komitmen tersebut.21

Menurut perspektif Islam, pendidikan kanak - kanak ialah proses

mendidik, mengasuh dan melatih rohani dan jasmani mereka berteraskan

nilai-nilai baik yang bersumberkan Al-Quran, Hadis dan pendapat serta


18
Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung : Pustaka
Setia,2013), h. 125.
19
Abu Ahmad dan Noor Salim, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h. 202.
20
Adi Suprayitno, DKK. Pendidikan Karakter di Era Milenial. (Yogyakarta. CV Budi Utama,
2020), h. 42.
21
Bambang Suryadi & Bahrul Hayat, Religiusitas Konsep, Pengukuran, dan Implementasi di
Indonesia. (Jakarta; Bibliosmia Karya Indonesia, 2021), h. 8.
25

pengalaman para ulama. Ia bertujuan melahirkan" Insan Rabbani" yang

beriman, bertakwa dan beramal soleh.22

Religiusitas atau sikap keagamaan dapat diartikan sebagai suatu

proses terhadap daya ruhaniyah yang menjadi motor penggerak

mengarahkan tingkah laku manusia dalam kehidupan seharihari terdiri

dari perasaan, fikiran, angan-angan untuk melaksanakan kepercayaan

kepada tuhan dengan anjuran dan kewajiban yang berhubungan dengan

agamanya. Religius adalah menjalankan ajaran agama secara menyeluruh

dan hal yang paling mendasar ialah menjadikan sebagai landasan

pendidikan.23

Menurut Fathurrahman nilai-nilai religiousitas terbagi menjadi 5,

yaitu sebagai berikut:24

a. Nilai Ibadah

Secara istilah berarti khidmat kepada Tuhan, taat mengerjakan

perintah-Nya dan menjauhi laranganNya. Ibadah adalah ketaatan

manusia kepada tuhan yang diimplementasikan dalam kegiatan

22
Asmad Hanisy, “pengaruh kepemimpinan terhadap pendidikan karakter anak Di usia dini di
lembaga tk laboratorium universitas negeri Malang (kasus studi banding institut agama islam
(iai) al-Qodiri jember ke tk Laboratorium universitas negeri malang)”, Jurnal pendidikan, sosial
dan keagamaan IAI AL-Qodiri, Volume 1 No.2. 1Agustus 2020, h. 28.
23
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah, (Malang: UIN Maliki Pres, 2009), h.
27.
24
Faturrohman, Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Tinjauan Teoritik dan
Praktik Konstekstualisasi Pendidikan Agama Di Sekolah, (Yogyakarta: Kalimemedia, 2015), hlm.
60-69.
26

sehari-hari misalnya, sholat, puasa, zakat dan lain

sebagainya.25Ibadah baik umum maupun khusus merupakan

konsekuensi dan implikasi dari keimanan terhadap Allah SWT yang

tercantum dalam dua kalimat syahadat.”asyhadu alla ilaaha illallaah,

waasyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Bahwa ibadah adalah

ketaatan manusia kepada Tuhan yang diimplementasikan dalam

kegiatan sehari-hari

b. Nilai Ruhul Jihad

Ruhul jihad adalah jiwa yang mendorong manusia untuk

bekerja atau berjuang dengan sungguh-sungguh. Hal ini didasari

adanya tujuan hidup manusia, yaitu Hablumminallah,

Hamblumminnas dan Hamblum min alalam. Dengan adanya

komitmen ruhul jihad maka aktualisasi diri dan melakukan

perkerjaan selalu didasari sikap berjuang dan ikhtiar dengan

sungguh-sungguh.26Mencari ilmu merupakan salah satu manifestasi

dari sifat Jihadunnafsi yaitu memerangi kebodohan dan kemalasan.

c. Nilai Akhlak dan Disiplin

Akhlak merupakan bentuk jama’ dari khuluq, artinya perangai,

tabiat, rasa malu dan adat kebiasaan. Sedangkan kedisiplinan itu

termanifestasi dalam kebiasaan dalam kebiasaan manusia ketika

melaksanakan ibadah rutin setiap hari.

25
Faturrohman, Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Tinjauan Teoritik dan
Praktik Konstekstualisasi Pendidikan Agama Di Sekolah, h. 61.
26
Faturrohman, Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Tinjauan Teoritik dan
Praktik Konstekstualisasi Pendidikan Agama Di Sekolah, h. 62.
27

d. Nilai Keteladanan

Nilai keteladanan tercermin dari perilaku guru, keteladanan

merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan dan

pembelajaran.

e. Nilai Amanah dan Ikhlas

Secara etimologi amanah artinya dapat dipercaya dan tanggung

jawab. Dalam konteks pendidikan, nilai amanah harus dipegang oleh

seluruh pengelola lembaga pendidikan. Sedangkan ikhlas diartikan

bersih atau hilangnya rasa pamrih atas segala sesuatu yang

diperbuatnya.27

3. Strategi Pengembangan nilai Religiusitas

Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara

sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. 28Menurut J.R David

dalam pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.29

Strategi pendidikan pada dasarnya masih bersifat konseptual

tentang keputusan yang akan diambil dalam suatu pembelajaran. Oleh

karena itu, untuk mengimplementasikannya strategi tersebut disesuaikan

dengan metode pembelajaran tertentu sebagai cara kerja yang bersistem

untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan penanaman nilai religius guna

untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.


27
Ibid,…, h. 60-69.
28
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4
29
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), h. 8.
28

Maragustam berpendapat, bahwa jika karakter merupakan 100%

keturunan atau bawaan sejak lahir, maka karakter tidak bisa terbentuk.

Namun, jika bawaan (heriditas) hanyalah salah satu factor pembentuk

karaker, maka bisa dibentuk semenjak dini. Dengan diajarkan secara

sistematis dalam model pendidikan karaker holistic integrative

(pendidikan formal, informal, dan non formal).30

Ada lima rukun pembentukan karakter, yaitu: 31a) Moral Acting

(tindakan yang baik) dengan cara habituasi (pembiasaan) dan

pembudayaan,b) Membelajarkan pengetahuan tentang nilai-nilai yang

baik (moral knowing), c) Moral feeling dan loving (merasakan dan

mencintai yang baik), d) Moral loving berawal dari mindset (pola pikir),

e) Keteladanan (moral modelling) dari lingkungan sekitar, f) Pertaubatan

dari segala dosa dan halhal yang tidak bermanfaat sekalipun.

4. Budaya Religiusitas di Sekolah

Budaya religiusitas sekolah adalah terwujudnya nilai-nilai ajaran

agama sebagai tradisi dalam berperilaku dan budaya organisasi yang

diikuti oleh seluruh warga sekolah. Religius menurut Islam adalah

menjalankan ajaran agama secara menyeluruh (kaffah)32.

Dalam tataran nilai, budaya religius berupa; semangat berkorban

(jihad), semangat persaudaraan (ukhuwah), semangat saling menolong

30
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam, Menuju Pembentukan Karakter, (Yogyakarata:
Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas UIN Sunan Kalijaga, 2018), h.
285-291.
31
Ibid..., h. 285-289
32
Asmaus Sahlan, “Mewujudkan Budaya Religius diSekolah, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), h.
77.
29

(ta’awun) dan tradisi mulia lainnya. Sedangkan dalam tataran perilaku,

budaya religius berupa: berupa tradisi solat berjamaah, gemar

bersodaqoh, rajin belajar dan perilaku yang mulia lainnya.

Dengan demikian, budaya religius sekolah adalah terwujudnya

nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku dan budaya

organisasi yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Dengan menjadikan

agama sebagai tradisi dalam sekolah maka secara sadar maupun tidak

ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam tersebut

sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama.

Oleh karena itu,untuk membudayakan nilai-nilai keberagaman

(religius)  dapat dilakukan dengan beberapa cara, antaralain melalui:

kebijakan pimpinan sekolah, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di

kelas, kegiatan ektrakurikuler di luar kelas serta tradisi dan perilaku

warga sekolah secara kontinyu dan konsisten, sehingga tercipta religious

culture tersebut dalam lingkungan sekolah.

Saat ini, usaha penanaman nilai-nilai dalam rangka mewujudkan

budaya religius sekolah dihadapkan pada berbagai tantangan baik secara

internal maupun eksternal. Secara internal, pendidikan dihadapkan pada

keberagaman siswa, baik dari sisi keyakinan beragama maupun

keyakinan dalam satu agama. Lebih dari itu, setiap siswa memiliki latar

belakang kehidupan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pembelajaran

agama diharapkan menerapkan prinsip-prinsip keberagaman sebagai

berikut:
30

a. Belajar hidup dalam perbedaan

Menurut baidawy dalam Tahir menjelaskan bahwa belajar

hidup dalam perbedaan merupakan sikap yang penuh toleransi,

yaitu sikap menenggang rasa (menghargai, membiarkan,

membolehkan), pendirian ( pendapat, pandangan, kepercayaan,

kebiasaan, kelakuan dan lainnya) yang berbeda atau yang

bertentangan dengan pendirian sendiri.33

Perilaku-perilaku ini akan dibawa oleh anak-anak ke

sekolah dan setiap siswa memiliki perbedaan latar belakang

sesuai dari mana mereka berasal. Keragaman inilah yang menjadi

pusat perhatian dari pendidikan agama Islam berwawasan

multikultural. Jika pendidikan agama Islam selama ini masih

konvensional dengan lebih menekankan pada proses how to

know, how to do dan how to be, maka pendidikan agama Islam

berwawasan multikultural menambahkan proses how to live and

work together with other yang ditanamkan oleh praktek

pendidikan melalui:

b. Pengembangan sikap toleransi, empati dan simpati yang

merupakan prasyarat esensial bagi keberhasilan koeksistensi dan

proeksistensi dalam keragaman agama. Pendidikan agama

dirancang untuk menanamkan sikap toleran dari tahap yang

paling sederhana sampai komplek.

Tahir Sapsuha, Pendidikan Pasca Konflik Pendidikan Multikultural Berbasis Konseling Budaya
33

Masyarakat Maluku Utara, (Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang, 2013), h. 178.


31

c. Klarifikasi nilai-nilai kehidupan bersama menurut perspektif

anggota dari masing-masing kelompok yang berbeda.

Pendidikan agama harus bisa menjembatani perbedaan yang ada

di dalam masyarakat, sehingga perbedaan tidak menjadi

halangan yang berarti dalam membangun kehidupan bersama

yang sejahtera.

1) Pendewasaan emosional, kebersamaan dalam perbedaan

membutuhkan kebebasan dan keterbukaan. Kebersamaan,

kebebabasan dan keterbukaan harus tumbuh bersama

menuju pendewasaan emosional dalam relasi antar dan intra

agama-agama

2) Kesetaraan dalam partisipasi. Perbedaan yang ada pada

suatu hubungan harus diletakkan pada srelasi dan

kesalingtergantungan, karena itulah mereka bersifat setara.

Perlu disadari bahwa setiap individu memiliki kesempatan

untuk hidup serta memberikan kontribusi bagi kesejahteraan

manusia yang universal.

3) Kontrak Sosial dan aturan main kehidupan bersama. Perlu

kiranya pendidikan agama memberi bekal tentang

ketrampilan berkomunikasi, yang sesungguhnya sudah

termaktub dalam nilai-nilai agama Islam.

d. Membangun saling percaya (Mutual trust)


32

Saling percaya merupakan faktor yang sangat penting

dalam sebuah hubungan. Menumbuhkan keinginan untuk

berbagi nilai tentang toleransi dan mengubur kebencian dan


34
kecurigaan, terutama yang berbasis keagamaan. , huibungan

dan komunikasi dengan orang lain, yang justru memperkuat

intensitas kecurigaan yang dapat mengarah pada ketegangan dan

konflik. Maka dari itu pendidikan agama memiliki tugas untuk

menanamkan rasa saling percaya anta agama, anatar kultur dan

antar etnik.

e. Memelihara saling pengertian ( Mutual Understanding)

Saling mengerti berarti saling memahami, perlu diluruskan

bahwa memahami tidak serta merta disimpulkan sebagai

tindakan menyetujui, akan tetapi memahami berarti menyadari

bahawa nilai-nilai mereka dan kita dapat saling berbeda, bahkan

mungkin saling melengkapi serta memberi kontribusi terhadap

relasi yang dinamis dan hidup.35 Pendidikan agama berwawasan

multikultural mempunyai tanggung jawab membangun

landasan-landasan etis saling kesepahaman antara paham-paham

intern agama, antar entitas-entitas agama dan budaya yang

plural, sebagi sikap dan kepedulian bersama.

f. Menjunjung sikap saling menghargai (Mutual respect)

34
Zuhairi Misrawi, “Hadratussyaikh Hasyim Asy`ari Moderasi, Keutamaan dan Kebangsaan,
(Jakarta: Buku Kompas, 2010), h. 263.
35
Kementerian Agama RI, al-Qur‟an Tajwid, ... , h.176.
33

Menghormati dan menghargai sesama manusia adalah

nilai universal yang dikandung semua agama di dunia.

Pendidikan agama menumbuh kembangkan kesadaran bahwa

kedamaian mengandalkan saling menghargai antar penganut

agama-agama, yang dengannya kita dapat dan siap untuk

mendengarkan suara dan perspektif agama lain yang berbeda,

menghargai signifikansi dan martabat semua individu dan

kelompok keagamaan yang beragam.36 Untuk menjaga

kehormatan dan harga diri tidak harus diperoleh dengan

mengorbankan kehormatan dan harga diri orang lain apalagi

dengan menggunakan sarana dan tindakan kekerasan. Saling

menghargai membawa pada sikap berbagi antar semua individu

dan kelompok.

g. Terbuka dalam berfikir

Selayaknya pendidikan memberi pengetahuan baru

tentang bagaimana berpikir dan bertindak bahkan mengadaptasi

sebagian pengetahuan baru dari para siswa. Dengan

mengondisikan siswa untuk dipertemukan dengan berbagai

macam perbedaan, maka siswa akan mengarah pada proses

pendewasaan dan memiliki sudut pandang dan cara untuk

memahami realitas. Dengan demikian siswa akan lebih terbuka

terhadap dirinya sendiri, orang lain dan dunia. Dengan melihat

36
Muhammad Kosim, Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun Kritis, Humanis dan Religius,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), h. 91.
34

dan membaca fenomena pluralitas pandangan dan perbedaan

radikal dalam kultur, maka diharapkan para siswa mempunyai

kemauan untuk memulai pendalaman tentang makna diri,

identitas, dunia kehidupan, agama dan kebudayaan diri serta

orang lain.

h. Apresiasi dan Interdepedensi

Kehidupan yang layak dan manusiawi akan terwujud

melalui tatanan sosial yang peduli, dimana setiap anggota

masyarakatnya saling menunjukkan apresiasi dan memelihara


37
relasi dan kesalingkaitan yang erat. Manusia memiliki

kebutuhan untuk saling menolong atas dasar cinta dan ketulusan

terhadap sesama. Bukan hal mudah untuk menciptakan

masyarakat yang dapat membantu semua permasalahan orang-

orang yang berada di sekitarnya, masyarakat yang memiliki

tatanan sosial harmoni dan dinamis dimana individu-individu

yang ada di dalamnya saling terkait dan mendukung bukan

memecah belah.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Religius

Menurut Thoules dalam Adi Suprayitno, DKK. Menyatakan bahwa

religius atau keagamaan seseorang ditentukan dari banyak hal diantaranya;38

Ibid., h.20.
37

Adi Suprayitno, DKK. Pendidikan Karakter di Era Milenial. (Yogyakarta. CV Budi Utama,
38

2020), h. 43 - 44.
35

a. Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai tekanan sosial (Faktor

sosial) yang mencangkup seluruh faktor sosial dalam perkembangan sikap

keagamaan, termasuk pendidikan orang tua.

b. Berbagai pengalaman yang dialami oleh individu dalam membentuk sikap

keagamaan terutama pengalaman mengenai:

1) Keindahan, keselarasan dan kebaikan didunia lain (faktor

alamiah)

2) Adanya konflik moral ( Faktor moral)

3) Pengalaman Emosional keagaman (faktor afektif)

4) Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian yang timbul dari

kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi.

6. Metode Pembiasaan

a. Pengertian Metode Pembiasaaan

Metode pendidikan pada anak terutama dalam memperbaiki

anak yang paling berperan penting adalah dengan metode pengajaran

dan pembiasaan. Pengajaran adalah aspek teoritis dalam perbaikan

dan pendidikan, sedangkan pembiasaan adalah aspek praktis dalam

pembentukan dan persiapan.39

Pembiasaan Suryo Hartanto adalah usaha yang dilakukan oleh

individu secara sadar dalam mencapai sebuah tujuan. 40 Pembiasaan

pada hakikatnya berisikan pengalaman. Pembiasaan adalah sesuatu

39
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:
Khatulistiwa Press, 2013), h. 391.
40
Suryo Hartanto, Lean manufacturing Goes to School Menajamkan Work Skill Siswa SMK. ( Jawa
Tengah. CV Sarnu Untung, 2019) h, 45.
36

yang diamalkan. Oleh karena itu inti pembiasaan adalah pengulangan.

Dalam pembinaan sikap, pembiasaan sangat efektif digunakan karena

akan melatih kebiasaan-kebiasan yang baik kepada anak sejak usia

dini.41

Model pembiasaan ini mendorong dan memberikan ruang

kepada peserta didik pada teori-teori yang membutuhkan aplikasi

langsung, sehingga teori yang berat bisa menjadi ringan bagi peserta

didik bila kerap kali dilakukan.42Misalnya, membiasakan anak didik

untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran,

membiasakannya untuk selalu mengerjakan shalat (wajib/ sunnah).

Diantaranya sesuai dengan perkembangan yang harus dicapai oleh

peserta didik yang masih dalam usia dini, sebagaimana tercantum

dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun

2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini meliputi:43

1) Meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar

Menurut Hurlock (1978) dalam Mulyani menyatakan bahwa

hasil belajar dari pengalaman memainkan peran yang dominan

dalam perkembangan bertambahnya usia anak serta hal yang

menjadi pola pembiasaan akan mempunyai pengaruh sepanjang

hidup dalam penyesuaian pribadinya.44


41
Eka Sapti Cahyaningrum, DKK. “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui
Pembiasaan Dan Keteladanan”. UN Yogyakarta, 7 (2017), h. 209.
42
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis al-Qur‟an, (Jakarta:Rajawali Pers, 2014), hlm.
140
43
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini.
44
Novi Mulyani, Perkembangan Dasar Anak Usia Dini ( Yogyakarta: Gava Media, 2018), h. 9-10.
37

Pembiasaan menirukan gerakan-gerakan ibadah sejak usia

dini akan terus di ingat, apalagi guru melakukan dengan metode-

metode yang menyenangkan akan semakin membuat anak didik

menjadi senang dan mudah di ingat.

2) Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu.

Anak usia dini menurut Gadner sejak pertama kali

dilahirkan sudah memiliki kecerdasannya masing-masing, dan

untuk perkembangan selanjutnya ditentukan oleh rangsangan

yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya. Salah satunya adalah

anak usia dini sudah memiliki kesadaran akan keagamaan yang

nantinya akan berkembang sesuai dengan kematangan jiwa dan

rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya. Dengan demikian

pendidikan agama perlu diperkenalkan kepada anak jauh sebelum

usia 7 tahun. Artinya, jauh sebelum usia tersebut, aspek

perkembangan moral dan keagamaan perlu ditanamkan kepada

anak sejak usia dini. Nilai keagamaan itu sendiri bisa berarti

perbuatan yang berhubungan antara manusia dengan Tuhan atau

hubungan antar sesama manusia

3) Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk

Salah satu aspek perkembangan yang harus dicapai oleh

anak usia dini adalah mengenal perilaku baik atau sopan dan

buruk. Sebagai mana dikatakan oleh Desmita bahwa anak akan

terus belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang


38

boleh dikerjakandan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak

boleh dikerjakan.45

4) Membiasakan diri berperilaku baik

Salah satu perkembangan yang harus dicapai adalah

membiasakan diri berperilaku baik. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Solehudin dalam Susanto bahwa ada lima

fungsi pendidikan anak usia dini salah satunnya adalah

pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang

diharapkan.46

Sebagaimana dikatan Mansur, selain kondisi keluarga

sebagai lembaga pendidikan di rumah, juga kondisi atau kualitas

sekolah sebagai lembaga pendidikan formal besar pengaruhnya

bagi tumbuh kembang anak. Demikian pula kondisi masyarakat

sebagai lembaga pendidikan nonformal tidak kalah pentingnya

bagi tumbuh kembang anak. Jadi sesungguhnya tumbuh kembang

anak sehat atau tidak sehat (sehat fisik, mental dan sosial)

tergantung pada interaksi antara ketiga kutub lembaga pendidikan

di rumah (keluarga), disekolah dan di masyarakat.47

5) Mengucapkan salam dan membalas salam

Sifat kegiatan belajar untuk anak usia dini adalah

pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam

45
Desmita. Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2017), h. 149.
46
Ahmad Susanto Pendidikan Anak Usia dini Konsep dan Teori (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2017),
h.17.
47
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h.106-107.
39

kegiatan sehari-hari seperti menjaga kebersihan, keamanan,

mandiri, sopan santun, berani, bertanggung jawab dan

pengendalian diri.48

Dalam Islam proses belajar dalam rangka terbentuknya

perilaku baru, juga erat kaitannya dengan peniruan yang

disebut uswatun hasanah (contoh teladan yang baik).49 Karena

anak tidak akan melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan

secara continue (berulang-ulang) apabila anak hanya diperintah

atau disuruh untuk melaksanakan nya saja Akan tetapi, anak

memerlukan pendidikan, latihan dan pembiasaan. Proses peniruan

yang disengaja itu merupakan usaha sadar yang dilakukan

individu atau seorang anak untuk memperoleh perubahan

perilaku. Keberhasilan pembiasaan tergantung pada:

a) Guru yang menjadi teladan untuk perilaku yang dibiasakan,

b) Guru memberikan perhatian, pujian, hadiah,

terhadaptindakan anak dari perilaku pembiasaan.

c) Guru berusaha memberikan pendampingan agar dapat

mencegah, perilaku yang bertentangan dan norma yang

dibiasakan,

d) Adanya kontinuitas dari perilaku yang dibiasakan ditiru oleh

anak, Tingkat kekonkritan perilaku sehingga mudah ditiru

oleh anak
48
Ibid.,h. 132-133.
49
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2006), h. 103.
40

e) Perlu adanya suasana yang mendukung agar perilaku tersebut

kondusif untuk dilakukan (seperti adanya dukungan oreng

tua, adanya metode pendekatan belajar sambil bermain, ada

simbol-simbol pendukung dari norma yang dibiasakan, dan

sebagainya).

Oleh karena itu, metode pembiasaan sangat efektif dalam

menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri anak didik, baik pada aspek

afektif, kognitif, dan psikomotorik. Selain itu, metode pembiasaan juga

dinilai sangat efisien dalam mengubah kebiasaan negatif menjadi positif,

dan metode ini akan jauh dari keberhasilan jika tidak diiringi dengan contoh

tauladan yang baik dari pendidik.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembiasaan

1) Perencanaan

Perencanaan merupakan proses kegiatan yang menyiapkan

secara sistematis kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai

tujuan yang hendak dilakukan. Perencanaan pembelajaran yang

dilakukan pendidik akan menetukan keberhasilan pembelajaran.50

Perencanaan yang harus dilakukan adalah:

(a) Mengkomunikasikan tujuan dari pembiasaan

50
Sayful Rizal, “pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Melalui kitab nadom fiqih Junior (Karya
achmad kamaludin) Pada Santri taman Pendidikan al-Qur’an mamba’ul falah bondowoso”,
Jurnal pendidikan Anak usia Dini IAI AL-Qodiri, Volume 1 No.1. 1 Januari 2020, h. 46.
41

(b) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran


misalnya PROMES, RPPM dan RPPH
(c) Mengatur setting ruangan dan tempat duduk siswa
(d) Guru mengaitkan nilai-nilai religius dengan kegiatan
pembiasaan pada anak
(e) Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
2) Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini mencangkup

tiga kegiatan yaitu;51

Pertama, Pembukaan yang dilakukan guru Anak usia dini

merupakan upaya mempersiapkan anak secara psikis dan fisik

untuk melakukan aktivitas belajar.

Kedua, Kegiatan Inti yang merupakan pembelajaran yang

dilakukan guru terhadap anak melalui kegiatan bermain.

Ketiga, Penutup dimana guru menggali kembali

pengalaman bermain anak selama proses pembelajaran

berlangsug

3) Evaluasi

Menurut Muhammad Ali dalam Susanto mengemukakan

bahwa sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam

pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus.

Evaluasi tidak hanya sebagai menentukan angka keberhasilan

Ahmad Susanto Pendidikan Anak Usia dini Konsep dan Teori (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2017),
51

h. 127.
42

belajar, tetapi yang lebih penting adalah sebagai umpan bali dan

proses interakasi edukatif yang dilaksanakan.52

c. Tahapan pembiasaan

Ada dua tahapan dalam membentuk kebiasaan, agar seseorang

menemukan kecenderungan kuat pada dirinya untuk melakukan

perilaku tersebut secara tepat dan jelas untuk memudahkan proses

pemuasan motivasi-motivasi fitrah dan perolehan yang ingin

dipuaskan, baik yang materi maupun yang mental. Dua tahapan itu

yaitu mujahadah dan pengulangan.53

1) Mujahadah

Mengendalikan jiwa pada batas kewajaran dalam

menikmati, yaitu dalam batas-batas thayyibat yang dihalalkan

oleh Allah, tidak menuruti hawa nafsu. Perkataan mujahadah

berasal darikata jihad, yang berarti berusaha sungguh-sungguh

untuk mencapaikebaikan yang di ridhoi Allah. Firman Allah yang

artinya:

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)


Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang
berbuat baik (QS. Al-Ankabut: 69)54.

52
Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h. 179.
53
M. Sayyid Muhammad az-Za‟balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu Jiwa, (Jakarta:
Gema Insani, 2007) hlm. 351-353.
54
Kementerian Agama RI, al-Qur‟an Tajwid, (Jakarta: Sygma, 2010), hlm. 404.
43

Dalam Tafsir al-Misbah maksud dari arti ayat di atas ialah:

Dan orang-orang yang berjihad mengarahkan kemampuannya dan

secara bersungguh-sungguh memikul kesulitan sehingga jihad

mereka itu pada sisi Kami karena mereka melakukannya demi

Allah.55Jadi, segala sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-

sunguh dan niat yang kuat maka tanpa mendapat suatu kepayahan

baginya untuk melakukannya.

2) Pengulangan

Pengulangan yaitu suatu perilaku yang dilakukan dengan

mengulangi perbuatan yang dimaksud hingga menjadi kebiasaan

yang tetap dan akan dilakukan secara berulang-ulang (continue),

dan tertanam dalam jiwa, sehingga menemukan kenikmatan dan

kepuasan dalam melakukannya.56Allah berfirman yang artinya.

“Dia (Zakariya) berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu


tanda." Allah berfirman: "Tanda bagimu adalah bahwa
engkau tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari,
kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu
banyak-banyak, dan bertasbihlah (memuji-Nya) pada waktu
petang dan pagi hari". (QS. Ali ‘Imran: 41)57

Meskipun pembiasaan telah fungsional dalam diri peserta

didik, tetapi pengawasan tetap harus dilakukan selama mereka di

sekolah, dan bahkan jika mungkin di luar sekolah. Dengan

melakukan pengawasan, maka ketika anak didik melakukan

55
Ibid.,h.404.
56
M. Sayyid Muhammad az-Za‟balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu Jiwa, … ,
hlm. 353.
57
Ibid.,h.404.
44

kesalahan guru dapat melakukan perbaikan.28 Dari beberapa cara

di atas penulis berkesimpulan bahwa kebiasaan itu harus

diterapkan sedini mungkin pada anak, dilakukan secara terus-

menerus dan terdapat penguatan dalam kebiasaan tersebut.

Sehingga anak akan melakukannya lagi dan lagi. Karena metode

ini berintikan pengalaman yang dilakukan terus-menerus.

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembiasaan

Sebagaimana metode-metode pendidikan lainnya di dalam

proses pendidikan, metode pembiasaan tidak bisa terlepas dari dua

aspek yang saling bertentangan, yaitu kelebihan dan kekurangan.

Terdapat beberapa tokoh yang berpendapat mengenai kelebihan dan

kekurangan dari metode pembiasaan. Menurut Binti Maunah,

kelebihan dan kelemahan dari metode pembiasaan, yaitu: 58

1) Kelebihan

Kelebihan pendekatan ini antara lain adalah:

a) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik;

b) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriyah

saja tetapi juga berhubungan dengan aspek rohaniyah;

c) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang

paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.

58
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam,… , hlm. 98.
45

Kelemahan metode ini adalah membutuhkan tenaga pendidik

yang benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh tauladan di

dalam menanamkan sebuah nilai kepada peserta didik. Selain itu,

tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode pembiasaan

ini.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Sesuai dengan fokusnya penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan hasil pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini


46

melalui pembiasaan. Sejalan dengan pendekatannya maka jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.59

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Raudhatul Athfal (RA) Hikmatud

Diniyah yang terletak didusun Gumuk Srayu desa Cumedak kecamatan

sumberjambe. Penentuan lokasi penelitian berdasarkan beberapa

pertimbangan sebagai berikut.

a. Guru-guru Raudhatul Athfal (RA) Hikmatud Diniyah Sumberjambe,

jember memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan

nilai religius pada Anak Usia Dini.

b. Lokasi Raudhatul Athfal (RA) Hikmatud Diniyah Sumberjambe,

Jember yang terletak ditengah-tengah pemukiman warga mampu

bersaing dengan lembaga RA lainnnya yang berada di Sumberjambe

dalam hal akademik dan prestasi non akademik.

c. Raudhatul Athfal (RA) Hikmatud Diniyah Sumberjambe, Jember

lebih dominan dalam mengembangkan nilai religiusitas kepada anak

usia dini yang berada di lembaga tersebut.

B. Teknik Penentuan Informan

Pemilihan informan penelitian


46 yang digunakan adalah purposive

Sampling yaitu teknik penentuan informan yang di pilih dengan pertimbangan

dan tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang

dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan atau mungkin dia

sebagi penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau


59
Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2014), h 6.
47

situasi sosial yang diteliti. 60Adapun informan yang di pilih dalam penelitian

ini adalah;

a. Kepala sekolah RA Hikmatud Diniyah

b. Guru kelompok A RA Hikmatud Diniyah

c. Guru kelompok B RA Hikmatud Diniyah

d. Orang tua peserta didik RA Hikmatud Diniyah

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan langkah yang paling

strategis, karena tujuan utama dalam penelitian adalah menapatkan data.

Dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi

Metode observasi ialah teknik pengumpulan data dengan

pengamatan langsung kepada obyek penelitian.61 Metode ini digunakan

untuk mengumpulkan data tentang pengembangan nilai religiusitas siswa

anak usia dini, keadaan peserta didik pada kesehariannya serta observasi

proses pelaksanaan pembelajaran. Selain itu observasi juga dilakukan

untuk melihat keadaan pada saat proses pembelajaran di kelas. Metode

observasi ada dua macam, yaitu:

a. Observasi Partisipan: yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-


60
Sugiono, Memahami Penelitian Kuantitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 218-219, h
61
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Yogyakarta: Raja
Grafindo, 2009), h. 164.
48

hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian.

b. Observasi non-partisipan: yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya

sebagai pengamat independen.62

Berdasarkan pendapat di atas jelas bahwa metode observasi

merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara

langsung berbagai kondisi yang terjadi pada obyek penelitian. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan Observasi partisipan dimana dalam

mengobservasi peneliti turut andil dalam aktivitas objek yang diteliti.

Dengan kata lain, dalam melakukan pengamatan peneliti terlibat

langsung dalam kegiatan – kegiatan pembelajaran di Raudhatul Athfal

tersebut. Secara langsung peneliti mencatat, menganalisis, dan

menyimpulkan hasil observasi. Adapun data yang diperoleh melalui

observasi adalah:

Tabel 1
Observasi

No Situasi yang diamati

1 Perencanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak


usia dini melalui pembiasaan

2 Pelaksanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak


usia dini melalui pembiasaan

3 Evaluasi pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia


dini melalui pembiasaan

62
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 162.
49

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang

diwawancarai tetapi dapat juga dapat diberikan daftar pertanyaan dahulu

untuk di jawab pada kesempatan lain. Wawancara merupakan alat

rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

diperoleh sebelumnya.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah Semiterstruktu yaitu dalam pelaksanaanyan untuk menemukan

permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara,

peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang

dikemukakan oleh informan. 63

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara dengan

informan RA Hikmatud Diniyah untuk memperoleh data-data yang

dibutuhkan, informan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 2
Informan wawancara

No Informan Nama Informan Keterangan

1 Kepala RA Siti Nurul Kepala RA Hikmatud


Komariyah, S.Pd Diniyah

2 Guru Kelompok Jumariyah RA Hikmatud Diniyah


A

3 Guru Kelompok Dwi Santi Wandira RA Hikmatud Diniyah

63
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif R&D, h.137.
50

4 Orang tua RA Hikmatud Diniyah


Peserta Didik RA Hikmatud Diniyah

RA Hikmatud Diniyah

Wawancara dari informan-informan di atas akan


menghasilkan beberapa data sesuai dengan fokus penelitian. Data-
data tersebut yaitu:

Tabel 3
Data wawancara

No Fokus Indikator

1 Perencanaan pengembangan nilai i. Pemilihan Tema


religiusitas siswa anak usia diniii. Pembuatan RPP
melalui pembiasaan iii. Penyiapan alat-alat dan media
iv. Penataan peserta didik
2 Pelaksanaan pengembangan nilai a. Penyampaian isi tema
religiusitas siswa anak usia dini b. Pelaksanaan penanaman nilai-
melalui pembiasaan nilai religius
c. Metode yang digunakan
3 Evaluasi pengembangan nilai a. Mengatur alokasi waktu
religiusitas siswa anak usia dini pembelajaran
melalui pembiasaan b. Mencatatan aspek perkembangan
peserta didi
c. Evaluasi penanaman nilai-nilai
religius
d. Kontrol belajar

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental


51

dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. 64

Data yang diperoleh melalui dokumentasi yaitu:

Tabel 4
Data Dokumentasi

No Nama Dokumen Keterangan

1 Perencanaan pengembangan
nilai a. RPP dan Silabus
b. Visi, misi dan tujuan
religiusitas siswa anak usia dini
c. Sejarah RA
melalui pembiasaan d. Profil lembaga
e. Data guru dan peserta
didik
f. Struktur lembaga
2 Pelaksanaan pengembangan nilai a. Media pembelajaran
religiusitas siswa anak usia dini b. Foto kegiatan
melalui pembiasaan

3 Evaluasi pengembangan nilai a. Catatan perkembangan


anak
religiusitas siswa anak usia dini
b. RPPH dan RPPM
melalui pembiasaan

D. Analisis Data

Dalam analisa data terdapat bermacam-macam model analisa, hal

tersebut harus sesuai dengan ketepatan masalah yang akan diteliti dilapangan,

agar memperoleh hasil lebih maksimal dan valid. Penelitian ini menggunakan

analisa data model interaksi Milles and Hubberman yaitu.65

1. Data Collection

64
Sugiyono, Metode Penelitian, h. 240.
65
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 91.
52

Maksudnya yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan yang berlangsung secara

terus-menerus selama proses penelitian sampai pada pembuatan laporan.

2. Data Condensation

Maksudnya adalah proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksi, dan mengubah catatan lapangan,

transkrip wawancara, dokumen, dan materi (temuan) empirik lainnya.

3. Data Display

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

atau dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian yang baik merupakan

suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

4. Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan diharapkan merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada.66

E. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kredibilitas

data. Untuk mempermudah mendapatkan informasi peneliti menggunakan

triangulasi teknik dan triangulasi sumber.


66
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman & Saldana, Analisis Data Kualitatif-Buku Sumber
tentang Metode-metode Baru, Terj.Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: Universitas Indonesia-Press,
2007), h.16.
53

Triangulasi teknik adalah untuk mengecek efektifitas metode yang

digunakan dalam penelitian. Selain menggunakan wawancara, peneliti juga

menggunakan metode observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data

yang sama.

Triangulasi Sumber adalah tahap menguji kredibilitas data, dalam tahap

ini dimaksudkan untuk membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif.67

F. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti.68 Terdapat tiga tahapan. Tahap tersebut juga dilalui oleh peneliti

sendiri, adapun tiga tahapan tersebut adalah:

1. Tahap Pra lapangan

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan penelitian terlebih

dahulu, dimulai dari pengajuan judul, penyusunan matrik penelitian yang

selanjutnya dikonsultasikan pada dosen pembimbing dan dilanjutkan

penyusunan penelitian hingga seminarnya.

2. Pekerjaan Lapangan

67
Moleong, Metodologi Penelitian, h. 178.
68
Tim penyusun STAIQOD Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah SATAIQOD Jember
(Jember: STAIQOD Press. 2012), h.48.
54

Pada tahap ini peneliti terjun langsung keyayasan pendidikan Islam

Hikmastud Diniyah untuk memperoleh informasi yang dilakukan dengan

teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

3. Tahap analisis dan penulisan laporan.

Pada tahap ini peneliti dituntut untuk menganalisis data yang di

peroleh dari lapangan serta mengecek kembali keabsahan atau kebenaran

dari hasil penelitian yang dilakukan, yang kemudian disusun dalam

bentuk laporan penenlitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data dan Analisis

Pada bagian ini merupakan inti dari penelitian yang membahas tentang

temuan data-data dilapangan sesuai dengan fokus penelitian yang telah

ditentukan. Temuan data dalam penelitian ini menggunakan metode-metode

yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya begitu juga dengan sumber data

yang merupakan informan dalam penelitian ini. Data yang dihasilkan berupa

argument atau data kualitatif dari informan. Data-data yang diperoleh

kemudian dianalisis untuk menentukan kevalidan dengan menggunakan

triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Adapun data-data yang diperoleh

sebagai berikut.
55

1. Bagaimana perencanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia

dini melalui pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu

Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021?

Pengembangan nilai religiusitas sejak dini sangat penting bagi anak

usia dini untuk melanjutkan perkembangan selanjutnya. Dalam proses

penanam nilai-nilai religius guru RA Hikmatud Diniyah membuat dan

mengatur kegiatan yang akan dilakukan dalam sebuah perencanaan

proses pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran harian. Pada proses

penyusunan perencanaan pembelajaran guru-guru RA Hikmatud Diniyah

menentukan nilai religius apa yang harus dicapai oleh anak usia dini

seperti hafalan surat-surat pendek dan doa harian, hal tersebut akan

mempermudah guru untuk memberikan pembiasaan pada anak setiap

harinya.69 53

Pengembangan nilai religius sejak dini sangat penting bagi anak

usia dini untuk melanjutkan perkembangan anak selanjutnya. Dalam

proses pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini, guru RA

Hikmatud Diniyah membuat dan mengatur kegiatan yang akan dilakukan

dalam sebuah perencanaan proses pembelajaran yaitu perencanaan

pembelajaran mingguan dan harian. Pada proses penyusunan

perencanaan pembelajaran guru-guru RA Hikmatud Diniyah menentukan

nilai-nilai religius yang harus dicapai oleh anak usia dini, hal tersebut

69
Peneliti, Observasi, Sumberjambe, 08 Februari 2021, Pukul 8.30 WIB
56

akan mempermudah guru untuk memberikan pembiasaan pada anak

setiap harinya.70

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Siti Nurul Komariah S, Pd.

Selaku kepala sekolah dilembaga RA Hikmatud Diniyah yang

menyatakan.

“ Pengembangan nilai-nilai religius memang sangat penting untuk


diajarkan pada anak sejak dini karena akan menjadi bekal untuk
perkembangan anak selanjutnya, yaitu dengan cara bagaimana
guru-guru dapat mengatur strategi pembelajaran agar anak dapat
dengan mudah melaksanakannya serta nilai-nilai yang ingin
ditanamkan pada anak dapat tercapai secara maksimal ”.71

Hal tersebut diperkuat pernyataan Ibu Jumaria selaku guru

kelompok A RA Hikmatud Diniyah yaitu “Pengembangan nilai religius

merupakan pondasi awal yang akan menentukan karakter anak, dan anak

usia dini merupakan anak yang cepat dalam hal meniru”.72

Jadi menurut guru RA Hikmatud Diniyah pengembangan nilai

religiusitas siswa anak usia dini sangat penting untuk diberikan pada

anak sejak dini karena akan menjadi pondasi untuk perkembangan anak

selanjutnya, hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu

Santi selaku guru kelompok B RA Hikmatud Diniyah yang juga

menyatakan;

“pembelajaran agama harus diberikan sejak dini, karena ada


pepatah yang mengatakan mengajari anak sejak dini bagaikan
melukis diatas batu, nah, tepat sekali untuk memberikan
penanaman nilai-nilai religius atau keagamaan harus sejak dini
karena akan menjadi pondasi untuk perkembangan selanjutnya”.73
70
Peneliti, Observasi, Sumberjambe, 04 Februari 2021
71
Siti Nurul Qomariah, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 6 Februari 2021
72
Jumariya, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 6 Februari 2021
73
Dwi Santi, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 4 februari 2021
57

Selain itu pernyataan tersebut diperkuat oleh Ibu Dika yang

merupakan orang tua anak di RA Hikmatud Diniyah yang menyatakan

bahwa “mengembangkan nilai religius atau nilai keagamaan perlu

diberikan karena sekarang zamannya sudah seperti ini mbak, jadi untuk

menguatkan agama anak nantinya”.74

Pengembangan nilai religius pada anak usia dini dilakukan dengan

penyususnan perencanaan pembelajaran yang menyesuaikan dengan

tema yang akan dipelajari oleh anak, dalam penyusunan perencanaan

penanaman nilai-nilai religius guru menentukan nilai-nilai religius yang

akan disampaikan kepada anak usia dini seperti nilai ibadah. Hal tersebut

sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu Ibu Siti

Nurul Komariah, S.Pd yang menyatakan;

“untuk mencapai target yang diinginkan haruslah ada


perencanaannya terlebih dulu, begitu juga dalam menanamkan nilai
ibadah pada anak harus direncanakan nilai ibadah yang seperti apa
yang harus dicapai oleh anak, jadi dalam memberikan
pembelajaran guru harus merencanakan terlebih dahulu agar
terlaksana dengan baik dan maksimal”.75

Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Ibu Jumaria selaku

guru kelompok A yaitu “ ada beberapa nilai yang harus direncanakan

terlebih dahulu agar anak dapat mencapainya dengan baik, seperti

hafalan surat-surat pendek dan do`a-do`a harian, semua itu masuk dalam

nilai ibadah yang nantinya dijadikan pembiasaan dalam satu minggu

kedepan”.76
74
Ibu Dika, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 6 februari 2021
75
Siti Nurul Qomariah, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 8 Februari 2021
76
Jumariya, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 8 Februari 2021
58

Begitu juga dengan Ibu Santi selaku wali kelas kelompok B yang

menyatakan bahwa:

“Pengembangan nilai ibadah yang dapat dicapai anak dalam satu


minggu direncanakan dalam program mingguan, untuk nilai-nilai
religius yang menuju pada akhlak dan kedisiplinan disini tidak
harus direncanakan tetapi, semua guru yang ada di RA Hikmatud
Diniyah harus menjadi contoh atau teladan yang sesuai dengan
norma agama serta disiplin atau tepat waktu ketika kesekolah serta
dalam melakukan hal apapun”.77

Hal tesebut diperkuat hasil wawancara oleh Ibu Aisyah selaku

orang tua anak didik di RA Hikmatud Diniyah yaitu;

“anak-anak disini selalu berangkat jam 7 karena masih melakukan


kebiasaan yang harus dilakukan di RA Hikmatud Diniyah ini,
selain itu guru-gurunya juga memberikan hafalan surat-surat
pendek setiap minggunya, dan setiap minggu pasti ganti yang
dihafalkan”.78

Pengembangan nilai religiusitas pada anak usia dini menurut kepala

sekolah dan guru-guru RA Hikmatud Diniyah dilakukan dengan

merencanakan nilai religius yang harus dicapai oleh anak melalui

pembiasaan selama satu minggu yang direncanakan dalam perencanaan

pembelajaran mingguan, sedangkan nilai religius yang bertujuan pada

kedisiplinan dan akhlak dicontohkan langsung oleh kepala sekolah dan

guru-guru RA Hikmatud Diniyah pada setiap harinya. Berikut adalah

hasil dokumentasi berupa foto kegiatan penyusunan perencanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru RA Hikmatud Diniyah.

Gambar 4.1
Proses Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Pengembangan Religiusitas
melalui Pembiasaan
77
Santi, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 8 Februari 2021
78
Ibu Aisyah, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 8 Februari 2021
59

Sumber : Guru RA Hikmatud Diniyah

Pada gambar tersebut menunjukkan proses penyusunan

perencanaan pembelajaran yang dilakukan bersama-sama dengan kepala

sekolah dan seluruh guru RA Hikmatud Diniyah.

Tujuan penyusunan perencanaan dalam Pengembangan nilai

religius pada anak usia dini dilakukan agar tahapan yang harus dicapai

oleh anak dapat tercapai dengan baik dan maksimal serta mempermudah

guru dalam melakukan pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan setiap

minggunanya. Hasil observasi yang dilakukan dalam penanaman nilai-

nilai religius yang dilakukan di RA Hikmatud Diniyah tidak hanya

dilakukan dalam mingguan saja, akan tetapi ada yang dilakukan setiap

hari yang dijadikan sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu

pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan setiap hari tanpa penyusunan

perencanaan.79 Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu

Siti Nurul Komariah yang menyatakan bahwa;

“Pengembangan nilai religius atau nilai ibadah di RA kami ada


yang dilakukan setiap hari yang dilaksanakan sebagai SOP atau

79
Peneliti, Observasi, SumberJambe 13 Februari 2021, Pukul 10.30 WIB
60

pembiasaan-pembiasaan yang menjadi ciri khas RA yang disusun


dalam Prota atau program tahunan dan kegiatan tersebut dilakukan
setiap hari selama anak berada disekolah”.80

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Ibu Santi selaku guru

kelompok B RA Hikmatud Diniyah yaitu “SOP di RA Hikmatud Diniyah

dilakukan juga dalam Pengembangan nilai religius atau nilai

keaagamaan, yang kami lakukan setiap hari sampai anak-anak yang

sekolah disini lulus”.81

Begitu juga dengan Ibu Jumaria selaku guru kelompok A yang

menyatakan bahwa;

“setiap hari kami selalu melakukan pembiasaan ini mbak, dan ini
dilakukan untuk semua kelompok A dan B, serta pembiasaan ini
dilakukan sampai anak keluar atau lulus dari RA Hikmatud
Diniyah ini dengan tujuan agar anak yang sudah lulus sudah
terbiasa dengan hal-hal yang sudah kami biasakan disekolah dan
dilanjutkan dirumah”.82

Pengembangan nilai religius pada anak usia dini dilakukan dengan

beberapa cara yaitu dengan jangka panjang dan jangka pendek. Dalam

pelaksanaan pembiasaan penanaman nilai religius jangka panjang

dilaksanakan dengan perencanaan yang hasilnya adalah anak dapat

melakukannya setiap hari tanpa disuruh lagi oleh orang tua dan guru,

pembiasaan ini dilakukan sebagai SOP di RA Hikmatud Diniyah yang

dilakukan setiap hari dan selalu dimulai pada jam 7 setiap harinya, serta

untuk nilai religius yang bertujuan untuk nilai kedisiplinan dan akhlak

80
Siti Nurul Komariah, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 10 Februari 2021
81
Santi, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 10 Februari 2021
82
Jumariya, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 10 Februari 2021
61

dilakukan dengan menjadikan kepala sekolah dan seluruh guru RA

Hikmatud Diniyah untuk menjadi teladan bagi anak usia dini, untuk

pembiasaan yang dilakukan dengan jangka pendek yaitu pembiasaan

yang direncanakan dalam perencanaan pembelajaran mingguan yang

dilakukan dengan menyusun perencanaan pembiasaan yang akan

dilakukan selama satu minggu seperti menghafalkan surat-surat pendek

dan do`a harian yang dilakukan berulang – ulang setiap hari. 83 Hal ini

diperkuat oleh pernyataan Santi selaku guru kelompok B yang

menyatakan bahwa;

“dalam upaya Pengembangan nilai religius pada anak usia dini


dilakukan dengan menggunakan beberapa strategi yaitu
pembiasaan yang dilakukan dengan jangka panjang yaitu dilakukan
selama anak berada di RA Hikmatud Diniyah dan jangka waktu
pendek dilakukan dalam waktu satu minggu saja”.84

Pernyataan tersebut diperkuat hasil wawancara Ibu Siti Nurul

Komariah, S.Pd selaku kepala sekolah RA Hikmatud Diniyah yaitu;

“pembiasaan yang dilakukan direncanakan mulai tahun ajaran baru


yaitu saat penyusunan KTSP RA Hikmatud Diniyah pembiasaan
dilakukan sebagai SOP, sedangkan untuk pembiasaan yang
dilakukan setiap minggu disesuaikan dengan tema seperti
menghafalkan ayat-ayat al-Qur`an, hadist dan do`a harian”.85

Begitu juga dengan pernyataan Ibu Jumaria selaku guru kelompok

A yang menguatkan pernyataan diatas bahwa;

“pembiasaan yang dilakukan setiap hari adalah untuk menanamkan


kebiasaan – kebiasaan baik dalam beribadah setiap harinya, yang

83
Peneliti, Observasi, Sumberjambe, Tanggal 11 Februari 2021
84
Santi, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 11 Februari 2021
85
Siti Nurul Komariyah, wawancara, Sumberjambe, Tanggal 10 Februari 2021
62

mana hal tersebut direncanakan sebagai upaya agar sudah tertanam


nilai ibadah untuk anak sejak dini”.86

Hasil wawancara tersebut sesuai dengan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti dalam penyusunan perencanaan pembelajaran

oleh guru-guru RA Hikmatud Diniyah yang disesuaikan dengan KTSP

yang ada dilembaga tersebut.

2. Pelaksanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe

Jember Tahun Pelajaran 2020/2021?

Guru dalam menjalankan tugas dan perannya dalam mengajar anak

harus menyusun perencanaan pembelajaran yang nantinya akan menjadi

pedoman atau acuan dalam proses pembelajaran sehingga berjalan

dengan baik dan aspek perkembangan yang harus dicapai oleh anak dapat

tercapai dengan baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan di RA

Hikmatud Diniyah dalam proses pelaksanaan penanaman nila-nilai

religius pada anak dilakukan dengan beberapa tahap yaitu; tahap

pembukaan, tahap inti dan tahap penutup proses tersebut dilakukan

sebagai pembiasaan yang diulang-ulang setiap hari sampai anak terbiasa

untuk melakukannya.87

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada

Ibu Siti Nurul Komariah, S.Pd selaku kepala sekolah RA Hikmatud

Diniyah Sumberjambe yaitu “pelaksaan penanaman nilai-nilai religus

86
Jumariya , wawancara, Sumberjambe, Tanggal 11 Februari 2021
87
Peneliti, Observasi, Sumberjambe, Tanggal 151 Februari 2021
63

harus dilakukan sesuai perencaan yang telah disusun sebelumnya, dan

dilaksanakan dengan tiga tahap seperti yang ada di RPPH”.88

Begitu juga dengan Ibu Santi selaku guru kelompok B RA

Hikmatud Diniyah SumberJambe yang menyatakan bahwa;

“dalam pelaksaan Pengembangan nilai religius pada anak-anak


kami melakukannya sesuai dengan RPPH yang telah disusun
sebelumnya, agar proses pembelajaran berjalan dengan terarah dan
sesuai dengan aspek yang ingin dikembangkan, biasanya
penenanam nilai-nilai religius dilakukan ketika kegiatan awal,
proses pembelajaran dan kegiatan penutup”.89

Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang

dilakukan kepada Ibu Jumaria selaku guru kelompok B RA Hikmatud

Diniyah SumberJambe yaitu “pembelajaran yang kami lakukan harus

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun mbak, karena dalam

penyusunan RPPH kami sudah menetapkan apa saja yang harus dicapai

oleh anak”.90

Kepala sekolah dan guru RA Hikmatud Diniyah SumberJambe

menjelaskan bahwa dalam proses pelaksanaan penanaman nilai-nilai

religius dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

telah disusun sebelumnya yaitu dalam RPPH. Hasil Observasi yang

dilakukan yaitu setelah beberapa hari peneliti berada dilokasi RA

Hikmatud Diniyah SumberJambe, sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran seluruh guru dan anak – anak melakukan sholat dhu`ha

berjamaah, hal tersebut dilakukan sebagai SOP atau pembiasaan yang


88
Siti Nurul Komariah, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 15 Februari 2021
89
Santi. Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 15 Februari 2021
90
Jumariya, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 17 Februari 2021
64

dilakukan setiap hari selama berada di lembaga RA Hikmatud Diniyah

SumberJambe.91 Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang

dilakukan kepada Ibu Dika selaku orang tua anak usia dini RA Hikmatud

Diniyah SumberJambe yang menyatakan bahwa “setiap hari sebelum

belajar disini memang seperti ini mbak, sholat dhuha bersama-sama yang

dipimpim oleh guru-gurunya”.92

Hal tersebut juga dinyatakan oleh Ibu Santi selaku guru kelompok

B RA Hikmatud Diniyah SumberJambe yaitu;

“kegiatan pembiasaan Sholat Dhuha dilakukan setiap hari, karena


sebagai SOP atau pembiasaan yang dilakukan sepanjang anak
berada dilembaga ini yaitu selama 2 tahun anak di Hikmatud
Diniyah maka akan selalu melakukan pembiasaan sholat dhuha
dengan tujuan ketika sudah keluar dari RA mereka masih terbiasa
dengan sholat dhuha”.93

Hasil wawancara tersebut diperkuat oleh pernyataan Ibu Siti Nurul

Komariah, S.Pd selaku kepala RA Hikmatud Diniyah SumberJambe

yakni “sholat dhuha berjamaah dilakukan sebagai strategi pembiasaan

yaitu sebagai upaya kami dalam mengembangkan nilai-nilai ibadah pada

anak sejak dini”.

Hal tersebut diperkuat lagi dengan hasil wawancara kepada Ibu

Jumariya selaku guru kelompok A RA Hikmatud Diniyah SumberJambe

yang menyatakah bahwa;

“pembiasaan sholat dhuha yang dilakukan setiap hari adalah


sebagai pengembangan nilai-nilai keagamaan yang nantinya akan

91
Peneliti, observasi, Sumberjambe, Tanggal 17 Februari 2021
92
Ibu Dika, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 17 Februari 2021
93
Santi, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 20 Februari 2021
65

mereka tetap lakukan setiap hari dan diharapkan juga dilakukan


dirumah setelah anak sudah keluar dari lembaga ini ”.94

Pembiasaan sholat dhuha dilakukan sebagai upaya guru dalam

Pengembangan nilai ibadah atau keagamaan pada anak usia dini, hal

tersebut dilakukan agar setelah lulus dari lembaga RA Hikmatud Diniyah

SumberJambe dapat menjadi pembiasaan ketika berada dirumah. Berikut

hasil dokumentasi berupa foto kegiatan pembiasaan sholat dhuha yang

dilakukan di RA Hikmatud Diniyah SumberJambe.

Gambar 4.2

Kegiatan pembiasaan Pengembangan nilai ibadah sholat dhuha

Sumber : Dokumentasi Guru RA Hikmatud Diniyah

94
Jumariya, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 20 Februari 2021
66

Dalam gambar tersebut menunjukkan proses pelaksanaan

pembiasaan sholat dhuha berjamaah yang dilakukan dimusholla RA

Hikmatud Diniyah SumberJambe.

Pelaksanaan pembiasaan dalam Pengembangan nilai-nilai religius

di RA Hikmatud Diniyah SumberJambe yang tersusun dalam program

tahunan (PROTA) selain sholat dhuha adalah pembiasaan mengaji yang

dilakukan setelah sholat dhuha dengan menggunakan media dhirosati

sebagai pedoman dalam mengajarkan anak mengaji. Dalam proses

pelaksanaanya yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran

berlangsung anak-anak akan bergantian dengan rapi dan disiplin untuk

belajar mengaji kepada semua guru di RA Hikmatud Diniyah

SumberJambe.95

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Siti Nurul Komariah,

S.Pd selaku kepala RA Hikmatud Diniyah SumberJambe yang

menyatakan bahwa;

“selain sholat dhuha berjamaah disini pembiasaan yang selalu


dilakukan adalah mengaji, yang dilakukan dengan cara bergantian
dan anak-anak tidak saling berebutan, dan ngajinya kita pakai
dhirosati yang ada jilidnya, anak yang sdah mahir disini sudah jilid
5 mbak”.96

Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara kepada Ibu

Santi selaku guru kelompok B RA Hikmatud Diniyah SumberJambe

yaitu “ia mbak, biasanya setelah sholat anak-anak akan belajar mengaji

dengan metode sorogan atau setiap guru mengajari beberapa anak, sholat
95
Peneliti, Observasi, Sumberjambe, Tanggal 22 Februari 2021
96
Siti Nurul Komariah, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 22 Februari 2021
67

dhuha dan mengaji dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran atau

sebagai SOP pembiasaan”.97

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Ibu Jumariya selaku

guru kelompok A RA Hikmatud Diniyah SumberJambe yaitu;

“selain sholat dhuha, SOP atau pembiasaan yang dilakukan adalah


mengaji dengan menggunakan dhirosati, jadi setelah sholat anak-
anak akan langsung mengambil dhirosati mereka dan belajar
mengaji pada guru-guru, anak-anak sdah tidak usah disuruh lagi
karena mereka sudah terbiasa dengan kegiatan pembiasaan yang
dilakukan”.98

Pernyataan tersebut diperkuat lagi dengan hasil wawancara kepada

Ibu Aisya yang merupakan orang tua anak didik di RA Hikmatud

Diniyah SumberJambe yang menyatakan bahwa “ia dek, anak saya sudah

terbiasa setiap pagi melakukan sholat dhuha dan belajar mengaji, malah

sudah tidak usah disuruh lagi karena sudah terbiasa”99.

Pembiasaan-pembiasaan Pengembangan nilai-nilai religius yang

dilakukan dilembaga RA Hikmatud Diniyah SumberJambe menjadikan

anak usia dini terbiasa dan untuk melakukan kebiasaan sholat dhuha dan

belajar mengaji tanpa disuruh, berikut hasil dokumentasi berupa foto saat

proses pembiasaan mengaji.

Gambar 4.3

Gambar kegiatan pembiasaan belajar mengaji

97
Santi, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 22 Februari 2021
98
Jumariya, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 24 Februari 2021
99
Ibu Aisyah, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 24 Februari 2021
68

Sumber ; Dokumentasi Guru RA Hikmatud Diniyah

Pada gambar tersebut menunjukkan proses belajar mengaji yang

dilakukan sebagai pembiasaan dalam pengembangan nilai-nilai religius

sebagai bekal untuk perkembangan selanjutnya, selain sholat dhuha

berjamaah dan mengaji sebagai SOP atau pembiasaan yang dilakukan

setiap hari sebelum pembelajaran dimulai, pembiasaan tersebut dilakukan

berulang – ulang setiap hari sehingga anak akan terbiasa dengan kegiatan

yang dilakukan, pembiasaan dalam pengembangan nilai religiusitas siswa

anak usia dini yang dilakukan ketika proses pembelajaran adalah

mengucapkan salam, do`a sebelum dan sesudah belajar, menghafal surat-

surat pendek dalam Al-Qur`an, hadist nabi serta pembiasaan untuk saling

menghargai setiap anak baik yang lebih tua ke yang lebih muda dan

sebaliknya yang dilakukan dengan tidak saling mencaci dan menghargai

kepemilikan teman-temannya.100

100
Peneliti, Observasi, Sumberjambe, Tanggal 24 Februari 2021
69

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Jumariya selaku guru

kelompok A RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe yaitu;

“pada proses pelaksanaan pembelajaran pengembangan nilai-nilai


religius melalui pembiasaan dilakukan pada tahap pertama yaitu
pada kegiatan awal atau pembukaan, pada kegiatan awal dibuka
dengan mengucapkan salam yang kemudian dijawab oleh anak-
anak”.101

Pernyataan tersebut juga ditegaskan oleh Ibu Siti Nurul Komariah

selaku kepala sekolah RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe yakni;

“setiap hari pembukaan diawali dengan salam yang kemudian


dijawab oleh anak-anak, selanjutnya berdoa sebelum melakukan
kegiatan dan hafalan hadist yang dilakukan berulang-ulang selama
satu minggu, kalau sekarang hafalanya adalah hadist tentang
kebersihan kebetulan sekarang temanya adalah tentang menjaga
lingkungan”.102

Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan

kepada Ibu Santi selaku guru kelompok B yaitu;

“dalam pengembangan nilai religius yang dilakukan pada proses


pembelajaran kami lakukan sesuai perencanaan yang telah dibuat
yaitu pembiasaan yang dilakukan pada saat kegiatan pembukaan
yaitu mengucapkan salam dan anak-anak menjawabnya, do`a
sebelum kegiatan dan menghafal hadist tentang kebersihan,
kemudian pada kegiatan inti anak-anak sudah terbiasa untuk
menghargai teman-temannya dengan berkata yang sopan dan
mengembalikan barang yang dipinjamnya”.103

Hal tersebut diperkuat lagi dengan pernyataan orang tua anak usia

dini yaitu Ibu Lia yang mengatakan:

“setelah melakukan sholat dan mengaji anak dimasukkan kedalam


kelas, dan kegiatan belajar dimulai dengan guru mengucapkan
101
Jumariya, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 24 Februari 2021
102
Siti Nurul Komariah, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 24 Februari 2021
103
Santi, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 25 Februari 2021
70

salam kemudian doa dan hafalan-hafalan, hafalannya kadang ayat


atau hadis, tapi, sekarang hafalannya adalah hadist tentang
kebersihan”.104

Dari pernyataan tersebut pelaksanaan pengembangan nilai

religiusitas siswa anak usia dini dilakukan pada kegiatan pembukaan

yaitu mengucapkan dan menjawab salam, berdo`a sebelum kegiatan,

menghafal hadist, dan pada kegiatan inti anak dibiasakan untuk saling

menghargai dan mengembalikan barang yang dipinjam ketemannya,

sedangkan pada kegiatan ahir dilakukan dengan membiasakan do`a

setelah kegiatan, mengucapkan dan menjawab salam serta bersalaman

dengan mencium tangan gurunya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

dokumentasi berupa foto yang dilakukan pada saat pelaksanaan

pembelajaran yaitu.

Gambar 4.4
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan pembisaan pengembangan nilai-
nilai religius

104
Ibu Lia, Wawancara, Sumberjambe, Tanggal 25 Februari 2021
71

Sumber : Dokumentasi guru RA Hikmatud Diniyah

Pada gambar tersebut menunjukkan kegiatan awal atau kegiatan

pembukaan yang dilakukan dengan berdo`a sebelum kegiatan.

3. Evaluasi pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe

Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdapat tiga tahap

kegiatan yaitu kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup,

pada proses pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan nilai

religiusitas siswa anak usia dini, guru akan melakukan evaluasi yang

dilakukan sepanjang proses pembelajaran sebagai upaya untuk melihat

tercapai tidaknya nilai-nilai religius yang ingin dicapai oleh anak. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Ibu Santi selaku

guru kelompok B RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe yang menyatakan

bahwa;

“evaluasi atau penilaian kami lakukan untuk melihat apakah nilai-


nilai religius yang ingin kami capai pada anak sudah tercapai apa
belum, dan evalusi tersebut dilakukan mulai pembukaan sampai
kegiatan penutup”105

105
Santi, Wawancara, 02 Maret 2021
72

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Ibu Jumariya selaku guru

kelompok A RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe yang menyatakan;

“penilaian yang dilakukan disesuaikan dengan aspek religius yang


ingin dicapai oleh anak, biasanya kami menggunakan catatan
harian untuk melihat apakah nilai-nilai religius yang ingin dicapai
sudah tercapai apa belum”.106

Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara kepada Ibu

Siti Nurul Komariah Selaku kepala sekolah RA Hikmatud Diniyah

Sumberjambe yaitu “dalam menyusun perencanaan pembelajaran dalam

menentukan nilai-nilai religius yang ingin ditanamkan kami juga

menentukan teknik penilaian dengan catatan harian dengan indikator

yang sesuai dengan nilai-nilai religius yang ingin dicapai”107

Obsesrvasi yang dilakukan di RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe

dalam melakukan evaluasi guru menggunakan teknik penilaian catatan

harian yang dilakukan dengan memberi angka 4 atau bintang 4 bagi anak

yang sudah terbiasa melakukan pembiasaan dan bintang 3 atau bintang 2

bagi yang belum terbiasa, penilaian dilakukan hanya dalam proses

pelaksanaan pembelajaran dalam menanamkan nilai-nilai religius

sedangkan untuk pembiasaan SOP seperti sholah dhuha berjamaah dan

mengaji guru-guru tidak melakukan evaluasi karena kegiatan tersebut

dilakukan setiap hari.108

Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Siti Nurul

Komariah selaku kepala sekolah RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe

106
Jumariya, Wawancara, 02 Maret 2021
107
Siti Nurul Komariah, Wawancara, 08 Maret 2021
108
Peneliti, Observasi 08 Maret 2021
73

yang menyatakan bahwa “evaluasi setiap hari dengan catatan harian

dilakukan sebagai upaya agar nilai-nilai religius yang ingin ditanamkan

dapat tercapai menyeluruh keseluruh anak didik disini”.109

Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu

Santi selaku guru kelompok B RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe

yaitu:

“dalam penilaian catatan harian jika nilai-nilai religius masih belum


tercapai dengan baik maka untuk pembiasaan yang dilakukan akan
diulang diminggu selanjutnya sampai seluruh nilai-nilai religius
yang ingin ditanamkan dapat terpenuhi keseluruh anak dengan baik
untuk perkembangan yang belum tecapai kami beri bintang satu
atau dengan MB (belum muncul)”.110

Berikut adalah hasil dokumentasi berupa foto format penilaian

harian anak-anak di RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe.

Gambar 4.6
Foto contoh penilaian harian

Sumber : Dokumentasi Guru RA Hikmatud Diniyah

109
Siti Nurul Komariah, Wawancara, 15 Maret 2021
110
Santi, Wawancara, 15 Maret 2021
74

Gambar tersebut menunjukkan format penilaian harian yang mana teknik

penilaiannya dilakukan dengan menggunkan tanda BB, MB, BSH dan BSB

dengan keterangan sebagai berikut;

BB = Belum berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembangn sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Atau dapat diganti dengan menggunakan bintang atau angka yaitu;

= Belum kembang

= Mulai Berkembang

= Berkembangn sesuai Harapan

= Berkembang Sangat Baik

B. Temuan Penelitian

Pada bagian ini Pembahasan temuan penelitian yang dilakukan di

Raudlatul Athfal (RA) Hikmatud Diniyah Sumberjambe, Jember yang

berdasarkan fokus penelitian fokus penelitian yaitu tentang pengembangan

nilai religius pada anak usia dini melalui metode Pembiasaan di RA

Hikamtud Diniyah Sumberjambe Jember tahun pelajaran 2020/2021, dengan

alat-alat pengumpulan data, kemudian dijelaskan lebih rinci sesuai dengan

bukti-bukti yang diperoleh selama berada di lapangan. Data yang diperoleh

berupa informasi dari kepala sekolah, guru dan orang tua peserta didik.

Adapun temuan-temuan dilapangan yang disesuaikam dengan fokus

penelitian adalah sebagai berikut.


75

1. Perencanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini

melalui pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu

Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

Perencanaan dalam pembelajaran sangatlah penting karena dengan

perencanaan yang telah disusun sebelumnya proses pembelajaran akan

berjalan dengan baik, dan aspek atau pengembangan nilai religius yang

ingin dicapai oleh anak dapat tercapai dengan baik. Demikian juga

dengan pengembangan nilai religius di lembaga RA Hikmatud Diniyah

Gumuk Srayu dilakukan dengan perencanaan yang tersusun dalam

program tahunan sebagai standar operasional prosedur (sop) dilembaga

tersebut yang harus dilakukan oleh seluruh guru dan peserta didik selama

berada dilembaga RA Hikmatud Diniyah, selain hal tersebut perencanaan

juga tersusun dalam perencanaan pembelajaran harian (rpph) yang

disusun untuk kegiatan setiap hari. Temuan dalam penelitian ini adalah;

Pertaman, Penentuan tema. Penentuan tema dilakukan sebelum

pembelajaran aktif yaitu disusun selama libur semester karena akan

digunakan ketika kegiatan belajar mengajar aktif.

Kedua, Program Tahunan. Program tahunan disusun sebelum

ajaran baru berlangsung yang disusun dalam kurikulum tingkat satuan

pendidikan (ktsp) RA Hikmatud Diniyah kemudian dilakukan setiap hari

pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Keempat, Rencana Pembelajaran Mingguan (RPPM). Setelah tema

dan program tahunan tersusun kemudian guru menyusun perencanaan


76

pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) dan menentukan nilai

religius yang akan ditanamkan pada anak.

Kelima, Rencana Pembelajaran Harian (RPPH). Rencana

Pembelajaran Harian (RPPH) disusun berdasarkan Rppm yang telah

disusun sebelumnya. Dalam Rpph dijelaskan lebih terperinci tentang

tema yang akan dipelajari, tugas yang akan dikerjakan oleh anak dan

nilai religius yang akan dipelajari.

Keenam, Metode Pembiasaan. Dalam pelaksanaan pembelajaran

yang mengacu pada prota, rppm dan rpph kemudian guru menentukan

metode pembiasaan sebagai cara agar anak terbiasa dengan perilaku yang

baik yang sesuai dengan agama dan tuntutan masyarakat.

2. Pelaksanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe

Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan perencanaan yang

telah disusun sebelumnya karena dengan seperti itu aspek yang ingin

dicapai dapai dicapai dengan baik oleh peserta didik. Pelaksanaan

pengembangan nilai religius melalui pembiasaan dilakukan sesuai

rencana tahunan yang disebut sebagai SOP dilembaga RA Hikmatud

Diniyah dan juga Pelaksanaan pengembangan nilai religius dilakukan

dengan jangka pendek yang tersusun dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran harian (rpph) yaitu:


77

Pertama, Nilai ibadah. Nilai ibadah yang dilakukan sebagai

pembiasaan adalah sholat dhuha berjamaah dilaksanakan setipa hari

sehingga anak dapat melakukan dirumah meskipun sudah lulus di

lembaga RA hikmatud diniyah gumuk srayu. Kemudian pembiasaan

mengaji bersama dilakukan anak setiap hari digunakan supaya anak

dapat mengetahui seberapa penting dan manfaat mengaji bagi anak.

Kedua, Nilai ruhul jihad. Nilai religius dalam nilai ruhul Jihad

dilakukan dengan pembiasaan belajar pada anak usia dini agar anak

dapat menyesuaikan dengan usia anak tersebut sehingga dengan

pembiasaan tersebut anak dapat berkembang dengan sessuai harapan,

kemudian pembiasaan mengerjakan tugas tepat waktu merupakan suatu

keharusan yang diterapkan pada anak usia dini sehingga anak dapat

mengetahui dengan mengerjakan tugas tepat waktu

Keempat, Nilai akhlak. Nilai Akhlak dalam nilai religius dilakukan

dengan pembiasaan salam, sapa, senyum diterapkan pada anak agar anak

dapat mengendalikan emosional dan egosentisnya anak sehinga dengan

3S tersebut anak dapat mengendalikannya. Kemudian dengan

pembiasaan berbicara dengan baik diterapkannya itu agar anak berprilaku

dengan baik terhadap yang lebih tua dan yang lebih muda. Serta

pembiasaan buang sampah pada tempatnya sessuai denan hadis nabi

tersbut sehigga dierapkannya program tersebut yaitu’’kebersihan

sebagian dari iman’’ maka dapat disimpulkan bahwa nili yang


78

terkandung dalam membuang sampah pada tempatnya itu merupakan

nilai religious.

Kelima, Nilai teladan. Nilai teladan dilakukan dengan pembiasaan

disiplin pada anak usia dini merupakan hal yang di utamakan karena

dengan disiplin tersebut anak dapat belajar dan mengerjakan sesuatu

sesuai aturanya tanpa adanya mengeluh.

Keenam, Nilai amanah. Pembiasaan mengembalikan barang pada

tempatnya merupakan hal yang yang harus dilakukan untuk mengajarkan

pada anak nilai amanah dan tanggung jawab.

3. Evaluasi pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe

Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

Evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu dilakukan

karena dengan evaluasi atau penilaian guru dapat mengetahui apakah

peserta didik sudah tercapai apa belum dalam pembelajaran. Lembaga

RA Hikmatud Diniyah melakukan evaluasi atau penilaian dalam

menanamkan nilai-nilai religius yang harus dicapai oleh peserta didik

dengan menggunakan catatan harian, upaya tersebut dilakukan sebagai

strategi untuk melihat peserta didik yang belum berkembang dengan

baik, penilaian yang dilakukan adalah dengan catatan harian dan

memberikan nilai berupa bintang sebagai simbol, untuk anak yang

mendapat bintang satu berarti belum berkembang dan untuk bintang

empat peserta didik dinyatakan sudah berkembang dengan baik. format


79

penilaian harian yang mana teknik penilaiannya dilakukan dengan

menggunkan tanda BB, MB, BSH dan BSB dengan keterangan sebagai

berikut;

BB = Belum berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembangn sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Atau dapat diganti dengan menggunakan bintang atau angka yaitu;

= Belum berkembang

= Mulai Berkembang

= Berkembangn sesuai Harapan

= Berkembang Sangat Baik

Temuan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut;

Tabel 4.1
Temuan hasil penelitian

No Fokus Penelitian Hasil Temuan


1 1. Bagaimana perencanaan a. Penentuan tema
pengembangan nilai b. Program tahunan (prota)
c. Rencanaan pembelajaran mingguan
religiusitas siswa anak usia
(rppm)
dini melalui pembiasaan di d. Rencana pembelajaran harian (rpph)
RA Hikmatud Diniyah e. Metode pembiasaan
Gumuk Srayu Sumberjambe
Jember Tahun Pelajaran
2020/2021?

2 2. Bagaimana pelaksanaan a. Nilai ibadah, yang dilakukan dengan


pengembangan nilai pembiasaan sholat dhuha berjamaah
80

religiusitas siswa anak usia b. Nilai ruhul jihat, pembiasaan


dini melalui pembiasaan di mengerjakan tugas tepat waktu
c. Nilai akhlak, yang dilakukan dengan
RA Hikmatud Diniyah
pembiasaan 3S (senyum, salam, dan
Gumuk Srayu Sumberjambe sapa), kebiasaan berbicara dengan
Jember Tahun Pelajaran baik, pembiasaan membuang sampah
pada tempatnya.
2020/2021?
d. Keteladanan, yang dilakukan dengan
pembiasaan disiplin yang dilakukan
oleh guru.
e. Nilai amanah, anak dibiasakan untuk
mengembalikan barang yang
dipinjam dan mengembalikan mainan
pada tempatnya.

3 3. Bagaimana Evaluasi a. Catatan penilaian harian dengan


pengembangan nilai menggunakan teknik sebagai berikut

religiusitas siswa anak usia = Mulai Berkembang


dini melalui pembiasaan di
= Berkembangn sesuai
RA Hikmatud Diniyah
6 harapan
Gumuk Srayu Sumberjambe
= Berkembang Sangat
Jember Tahun Pelajaran
Baik
2020/2021?

C. Pembahasan

Pembahasan temuan dalam penelitian ini berisi tentang uraian data yang

didapatkan dari hasil lapangan atau penelitian yang sebelumnya telah

disajikan dalam bentuk penyajian data. Sesuai dengan analisis deskriptif yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini, dimana teori-teori yang telah

dipaparkan pada BAB II yang merupakan pemecahan masalah secara teoritis,


81

setelah itu dibandingan dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti

yang merupakan pemecahan secara empiris, berikut adalah penjelasannya;

1. Perencanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini

melalui pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu

Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk disusun sebelum

pelaksanaan pembelajaran karena dengan adannya perencanaan akan

menentukan tingkat keberhasilan perkembangan atau penanaman nilai-

nilai religius yang harus dicapai oleh anak. Guru RA Hikmatud Diniyah

menyusun beberapa perencanaan yang terdiri dari program tahunan,

rencana pembelajaran mingguan (rppm) dan rencana pembelajaran harian

(rpph) yang mana didalam perencanaan tersebut memuat tentang aspek

yang harus dicapai oleh anak salah satunya adalah tentang nilai-nilai

religius, serta menentukan tema yang akan dijadikan tolak ukur sebagai

salah satu strategi untuk mecapai kompetensi dasar pada anak.

Data empirik di lapangan yang ditemukan oleh peneliti melalui

wawancara dengan beberapa informan, dilengkapi dengan data hasil

observasi serta dokunemtasi didapatkan bahwa perencanaan dilakukan

dengan menentukan nilai-nilai religius yang harus dicapai selama berada

dilembaga RA Hikmatud Diniyah yang terdiri dari pembiasaan jangka

panjang yaitu sebagai SOP dilembaga tersebut, serta pembiasaan jangka

pendek yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harian


82

(rpph), hal tersebut dilakukan agar tujuan yang ingin dicapai dalam

proses pembelajaran dapat berhasil.

Perencanaan merupakan proses kegiatan yang menyiapkan secara

sistematis kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang

hendak dilakukan. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pendidik

akan menetukan keberhasilan pembelajaran.111 Selanjutnya metode yang

dilakukan adalah pembiasaan agar terbiasa melakukan kebaikan, metode

pembelajaran pendidikan pada anak terutama dalam memperbaiki anak

yang paling berperan penting adalah dengan metode pengajaran dan

pembiasaan. Pengajaran adalah aspek teoritis dalam perbaikan dan

pendidikan, sedangkan pembiasaan adalah aspek praktis dalam

pembentukan dan persiapan.112

2. Pelaksanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe

Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan perencanaan yang

telah dibuat sebelumnya karena dalam menyusun perencanaan tujuan

utamanya adalah keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran, dalam

pelaksanaan penanaman nilai-nilai religius dilembaga RA Hikmatud

Diniyah dilakukan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya yaitu

membiasaakan anak untuk melakukan kegiatan yang sudah direncanakan

111
Sayful Rizal, “pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Melalui kitab nadom fiqih Junior (Karya
achmad kamaludin) Pada Santri taman Pendidikan al-Qur’an mamba’ul falah bondowoso”,
Jurnal pendidikan Anak usia Dini IAI AL-Qodiri, Volume 1 No.1. 1 Januari 2020, h. 46.
112
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:
Khatulistiwa Press, 2013), h. 391.
83

sebelumnya seperti salam, sapa dan senyum ketika berada disekolah,

sholat dhuha berjamaah dan mengaji merupakan pembiasaan yang harus

dilakukan selama berada dilembaga RA Hikmatud Diniyah, selain itu

pembiasaan dilakukan jangka pendek seperti yang tersusun dalam

perencanaan harian yaitu menghafalkan doa harian, menghafalkan surat

pendek dalam al-Qur`an, serta pembiasaan untuk membuang sampah

pada tempatnya dan mengembalikan barang yang bukan miliknya

sebagai pembelajaran yang membiasakan anak untuk disiplin.

Hasil penelitian tersebut relevan dengan teori yang dikemukakan

oleh Fathurrohman yaitu nilai-nilai religious terbagi menjadi 5, yaitu

sebagai berikut: yaitu nilai ibadah, nilai ruhul jihad, nilai keteladanan,

dan nilai Amanah dan ikhlas. 113

Dilembaga RA Hikmatud Diniyah pengembangan nilai religiusitas

siswa anak usia dini dilakukan dengan pembiasaan adalah:

Pertama, Nilai Ibadah dilakukan dengan pembiasaan sholat

berjamaah dan mengaji agar anak dapat terbiasa melakukan kegiatan

ibadah yang dibiasakan disekolah kemudian dapat dipraktekkan dirumah

karena ibadah adalah ketaatan manusia kepada Tuhan yang

diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari

Kedua, Nilai Ruhul Jihad dilakukan dengan memberikan

pembiasaan untuk mengerjakan tugas secara mandiri dan tepat waktu

serta pembiasaan untuk selalu belajar baik disekolah maupun dirumah

Faturrohman, Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Tinjauan Teoritik dan
113

Praktik Konstekstualisasi Pendidikan Agama Di Sekolah, (Yogyakarta: Kalimemedia, 2015), hlm.


60-69.
84

Ketiga, Nilai Akhlak dan Disiplin yang dilakukan dengan

pembiasaan untuk mengucapkan dan menjawab salam, sapa, dan senyum

ketika baru sampai dilembaga, berbicara yang baik serta membiasakan

anak untuk membuang sampah pada tempatnya.

Keempat, Nilai Keteladanan yang dilakukan dengan membiasakan

anak untuk disiplin ketika akan datang kesekolah dengan memberikan

contoh terlebih dahulu oleh guru yang tidak pernah datang telat.

Kelima, nilai Amanah yang dilakukan dengan membiasakan anak

untuk bertanggung jawab dengan mengembalikan barang atau mainan

pada tempatnya, serta membiasakan untk mengembalikan barang yang

bukan miliknya.

3. Evaluasi pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe

Jember Tahun Pelajaran 2020/2021.

Dalam proses pembelajaran harus ada evaluasi atau penilaian untuk

melihat keberhasilan dalam pembelajaran atau dalam pengembangan

nilai-nilai religius pada anak, evaluasi atau penilaian di RA Hikmatud

Diniyah dilakukan dengan cara mencatatat anak yang belum bisa atau

disebut dengan catatan harian, evaluasi dilakukan sebagai umpan balik

jika terdapat anak yang masih belum terbiasa dengan pembiasaan yang

dilakukan.

Hasil temuan tersebut relevan dengan teori yang dikemukakan oleh

Muhammad Ali dalam Susanto bahwa sebagai alat penilaian hasil


85

pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara

terus menerus. Evaluasi tidak hanya sebagai menentukan angka

keberhasilan belajar, tetapi yang lebih penting adalah sebagai umpan

balik dan proses interakasi edukatif yang dilaksanakan.114

Penilaian yang dilakukan di RA Hikmatud Diniyah dalam

pengembangan nilai religiusitas dilakukan adalah catatan harian dengan

memberikan nilai berupa simbol bintang yang mana untuk anak yang

belum bisa diberi nilai dengan simbol bintang satu dan untuk anak yang

perkembangannya meningkat ketika pembiasaan nilai-nilai religius diberi

nilai dengan simbol bintang empat, yaitu dengan simbol sebagai berikut;

= Belum kembang

= Mulai Berkembang

= Berkembangn sesuai Harapan

= Berkembang Sangat Baik

114
Ahmad Susanto Pendidikan Anak Usia dini Konsep dan Teori (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2017),
h. 127.
.
86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori yang dilanjutkan dengan penyajian data, analisis data

serta disesuaikan dengan fokus penelitian maka dapat disimpulkan.

1. Perencanaan pengembangan nilai religiusitas siswa anak usia dini melalui

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember

Tahun Pelajaran 2020/2021, dilakukan sebagai pedoman untuk keberhasilan

pelaksanaan pembelajaran yang disusun dalam penentuan tema, metode,

penyusunan program tahunan (prota), rencana pelaksanaan pembelajaran

harian (rpph) dan rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (rppm).

2. Pelaksanaan pengembangan nilai religiusitas siswa usia dini melalui

pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember

Tahun Pelajaran 2020/2021, dilakukan sesuai dengan rencana yang telah


87

disusun sebelumnya yaitu selama berada dilembaga RA Hikmatud Diniyah

harus melakukan sholat dhuha berjamaah, mengaji, dan salam, sapa, senyum

(3S), kemudian membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya,

mengembalikan barang pada orangnya serta menghafal surat-surat pendek

dan doa harian.

3. Evaluasi pengembangan nilai religiusitas siswa usia dini melalui pembiasaan

di RA Hikmatud Diniyah Gumuk Srayu Sumberjambe Jember Tahun

Pelajaran 2020/2021, dilakukan dengan mencatat proses dan hasil dari

kegiatan anak selama berada disekolah yang dilakukan untuk melihat apakah

nilai-nilai religius yang ingin dicapai sudah tercapai dengan baik apa belum,

jika belum guru akan melakukan pengulangan sampai anak tersebut terbiasa
85
melakukannya, evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberi tanda

bintang yaitu bintang dua jika penanaman nilai religius sudah mulai

berkembang pada anak dan bintang empat jika perkembangan nilai religius

pada anak sudah sangat baik.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian yang disajikan dalam bentuk tulisan skripsi,

maka sebagai akhir penulisan skripsi ini perlu kiranya penulis memberikan saran-

saran yang kemudian nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan dan motivasi

untuk menjadikan lembaga RA Hikmatud Diniyah semakin maju dengan kualitas

yang baik.

1. Guru RA Hikmatud Diniyah


88

Guru atau pendidik di lembaga RA Hikmatud Diniyah hendakanya

dapat melanjutkan kerjasama yang dilakukan dalam mengoptimalkan aspek

perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik dengan metode-metode

yang menyenangkan agar nilai-nilai religius atau keagamaan yang hendak

disampaikan dapat diterima dengan baik oleh anak usia dini.

2. Kepala sekolah RA Hikmatud Diniyah

Kepala sekolah RA Hikmatud Diniyah hendaknya selalu memberikan

semangat dan dukungan kepada guru-guru dan peserta didik. Serta dapat

terlibat langsung dalam proses pembelajaran agar tercipta komunikasi yang

positif dalam mengoptimalkan perkembangan yang harus dicapai oleh peserta

didik.

3. Orang tua peserta didik RA Hikmatud Diniyah

Sebagai orang tua hendaknya dapat terus mendukung proses

pembelajaran yang diberikan oleh guru-guru dan selalu melakukan

komunikasi yang baik dengan guru agar perkembangan yang harus dicapai

oleh anak dapat tercapai dengan baik dan sesuai harapan.


89

DAFTAR PUSTAKA

Ah. Ashari, 2019. Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Siswa Melalui Metode
Pembiasaan Setiap Pagi Di Smk Ma’arif Nu 1 Cilongok Kabupaten
Banyumas. (Skripsi). IAIN Purwokerto.
Agung, Muhammad Priyanto, 2018. Penanaman Nilai-Nilai Religius Melalui
Kegiatan Keagamaan Pada Jamaah Di Masjid Fatimatuzzahra Grendeng
Purwokerto. (Skripsi), IAIN Purwokerto.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Alat Permainan Edukatif untuk
kelompok Bermain.
Desmita. 2017. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Emilya, Yussie Cahya.2020. Penanaman Nilai Religius Siswa Melalui
Pembiasaan Keagamaan Di MI Darussalam Ngentrong Campurdarat
Tulungagung. (Skripsi), IAIN Tulungagung.
Faturrohman, 2015. Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Tinjauan Teoritik dan Praktik Konstekstualisasi Pendidikan Agama Di
Sekolah, Yogyakarta: Kalimemedia.
Hasanah Faridatul, 2016. Penanaman Nilai-nilai Religius Melalui Metode
Pembiasaan di SMP Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2016/2017.
(Skripsi). (jember, IAIN Jember. 2017)
90

Harahap Asriana,2020.“implementasi nilai-Nilai karakter dalam pembelajaran


Tematik kelas III sdit darul hasan padangsidimpuan”, Jurnal pendidikan
Anak usia Dini IAI AL-Qodiri, Volume 1 No.1. 1 Januari.
Hanisy Asmad, 2020. “pengaruh kepemimpinan terhadap pendidikan karakter
anak Di usia dini di lembaga tk laboratorium universitas negeri Malang
(kasus studi banding institut agama islam (iai) al-Qodiri jember ke tk
Laboratorium universitas negeri malang)”, Jurnal pendidikan, sosial dan
keagamaan IAI AL-Qodiri, Volume 1 No.2.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Jogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Maragustam. 2018. “Filsafat Pendidikan Islam, Menuju Pembentukan Karakter”,


Yogyakarata: Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas UIN Sunan Kalijaga.

Ma`rifah, 2019. Penanaman Nilai-Nilai Religius Melalui Kegiatan Pembiasaan


Di Smp Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019. (Skripsi),
Universitas Muhamammadiyah Surakarta

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif –


Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Muhammad Ansor&mustoliul Huda, 2020.“korelasi antara Emosional intelegent
Dan Spiritual intelegent Dengan motivasi menghafal Al-Qur’An sebagai
komunikasi transendental(studi Pada santri tahfidz al-Qur’an pp. Al-Qodiri
jembe),”, Jurnal pendidikan Agama Islam IAI AL-Qodiri, Volume 1 No.1.
Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Novi Mulyani, 2016. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Kalimedia
Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertai , dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Sayful Rizal, 2020.“pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Melalui kitab nadom fiqih
Junior (Karya achmad kamaludin) Pada Santri taman Pendidikan al-Qur’an
mamba’ul falah bondowoso”, Jurnal pendidikan Anak usia Dini IAI AL-
Qodiri, Volume 1 No.1. 1 Januari 2020
Sapti, Eka Cahyaningrum, DKK. 2017. “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan Dan Keteladanan”. UN Yogyakarta, 7
91

Sa`diyah Halimatus, 2020. Pendidikan Agama Islam Multi Kultural. Surabaya:


Jagad Media Publishing
Sugiono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini (konsep dan Teori). PT
Kencana Prenadamedia Group.
Supriyatno, Adi.DKK. 2020. Pendidikan Karakter di Era Milenial. Yogyakarta:
CV Budi Utama
Tim Penyusun STAIQOD Jember. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Jember: STAIQOD Jember Press.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasiona
PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara dengan kepala sekolah RA Hikmatud Diniyah

1. Perencanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui


Pembiasaan RA Hikmatud diniyah
a. Bagaimana Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui
Pembiasaan yang dilakukan oleh guru RA Hikmatud Diniyah?
b. Apa guru-guru RA Hikmatud Diniyah membuat RPPM dan RPPH?
c. Mengapa Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini perlu
dibiasakan?
d. Tersusun dalam program apa saja Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak
Usia Dini Melalui Pembiasaan
2. Pelaksanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui
Pembiasaan di RA Hikmatud diniyah
a. Bagaimana pelaksanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini
yang dilakukan oleh guru?
b. Apakah pelaksanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini
yang telah disusun oleh guru?
3. Evaluasi Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan
di RA Hikmatud diniyah
a. Apakah guru melakukan evaluasi pada proses Pengembangan Nilai Religiusitas
Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan?
b. Bagaimana evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam Pengembangan Nilai
Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan?

Mengetahui,
Kepala RA Hikmatud Diniyah

Siti Nurul Komariah, S.Pd


Wawancara dengan guru kelompok A sekolah RA Hikmatud Diniyah

1. Perencanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui


Pembiasaan di RA Hikmatud diniyah
a. Bagaimana Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui
Pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah?
e. Bagaimana penyusunan perencanaan pembelajaran?
f. Mengapa Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini perlu
dibiasakan?
g. Tersusun dalam program apa saja Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak
Usia Dini Melalui Pembiasaan?
b. Pelaksanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui
Pembiasaan di RA Hikmatud diniyah
c. Bagaimana pelaksanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini
Melalui Pembiasaan?
d. Apakah pelaksanaan pembiasaan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
oleh guru?
c. Evaluasi Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan
RA Hikmatud diniyah
c. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dalam Pengembangan Nilai Religiusitas
Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan?
d. Apa saja teknik yang dipakai dalam melakukan evaluasi dalam Pengembangan
Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan?

Guru kelompok A
RA Hikmatud Diniyah

Jumariya
Wawancara dengan guru kelompok B sekolah RA Hikmatud Diniyah

1. Perencanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui


Pembiasaan di RA Hikmatud diniyah
a. Bagaimana penanaman nilai-nilai religius melalui pembiasaan RA Hikmatud
Diniyah?
b. Bagaimana penyusunan perencanaan pembelajaran?
c. Mengapa penanaman nilai-nilai religius perlu dibiasakan?
d. Tersusun dalam program apa saja Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak
Usia Dini Melalui Pembiasaan?
2. Pelaksanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui
Pembiasaan di RA Hikmatud diniyah
a. Bagaimana pelaksanaan Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini
Melalui Pembiasaan?
b. Apakah pelaksanaan pembiasaan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
oleh guru?
3. Evaluasi Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan
di RA Hikmatud diniyah
a. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dalam Pengembangan Nilai Religiusitas
Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan?
b. Apa saja teknik yang dipakai dalam melakukan evaluasi dalam Pengembangan
Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan?

Guru kelompok B
RA Hikmatud Diniyah

Dwi Santi Wandira


Wawancara dengan orang tua anak RA Hikmatud Diniyah

1. Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan di RA


Hikmatud diniyah
a. Bagaimana Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui
Pembiasaan yang dilakukan oleh guru di RA Hikmatud Diniyah?
e. Mengapa Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini perlu
dibiasakan?

Orang tua anak RA Hikmatud Diniyah

........................................
PEDOMAN OBSERVASI

No Observasi Sapras Sekolah Tanda Tangan

1. 10 November 2020 Observasi awal

Gedung sekolah

KBM

2. 04 Februari 2021 KBM


perencanaan
Pengembangan
Nilai
Religiusitas

3 11 Februari 2021 KBM


perencanaan
Pengembangan
Nilai
Religiusitas

4 15 Februari 2021 KBM


pelaksanaan
Pengembangan
Nilai
Religiusitas

5 22 Februari 2021 KBM


pelaksanaan
Pengembangan
Nilai
Religiusitas

6 24 Februari 2021 KBM


pelaksanaan
Pengembangan
Nilai
Religiusitas

7 08 Maret 2021 KBM evaluasi


Pengembangan
Nilai
Religiusitas
PEDOMAN DOKUMENTASI

A. Dokumentasi tentang lembaga RA Hikmatud Diniyah

1. Surat selesai Penelitian

2. Sejarah lembaga

3. Visi, misi dan tujuan lembaga

4. Data struktur lembaga

5. Data SDM

6. Data sarana dan prasarana

7. Data denah lembaga

8. Peta lokasi RA Hikmatud Diniyah

B. Pengembangan Nilai Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan di RA


Hikmatud diniyah
1. Dokumentasi peran guru saat proses pembiasaan berupa foto

2. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaram Mingguan (RPPM)

3. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaram Harian (RPPH)


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Kiswatul Unsiah

NIM : 2017.096.48.052

Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut : Institut Agama Islam Al-Qodiri

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Nilai


Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah
Gumuk Srayu Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021”. Adalah hasil dari
penelitian/karya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Apabila
terdapat kesalahan didalamanya, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab saaya.
Dengan demikian surat pernyataan keaslian ini saya buat dengan sebenarnya
untuk digunakan semestinya.

Jember, 12 April 2021

Kiswatul Unsiah
2017.096.48.052
A. SEJARAH LEMBAGA RA HIKMATUD DINIYAH

RA HIKMATUD DINIYAH berdiri pada tahun 2007 di Dusun Gumuk Srayu Desa

Cumedak Kecamatan Sumber jambe. Awal mula terbentuknya sekolah ini ketika salah

satu tokoh Agama di Desa Cumedak mempunyai rencana untuk membangun sebuah

tempat pendidikan untuk anak balita,lalu beliau mengajak warga sekitar untuk

bermusyawarah.dan akhirnya warga setempat menyetujui dan mendukung rencana

tersebut,dengan di dukung dan di sepakati oleh masyarakat dan kepala desa

cumedak.setelah itu beliau mewakafkan sebagaian tanah miliknya untuk di jadikan

pembangunan sekolah,dan untuk dana pembangunan sendiri beliau sampai berhutang 1

ekor sapi kepada saudaranya untuk biaya pendirian sekolah tersebut.maka terbentuklah

sebuah lembaga yaitu RA HIKMATUD DINIYAH.

Syukur Alhamdulillah pada tahun 2014 RA Hikmatud Diniyah mendapatkan

bantuan gedung dari PNPM dan bantuan tersebut tidak mendapatkan bantuan APE

luar,hanya berupa gedung dan APE dalam seperti Leggo dan Puzzle.Dengan adanya

bantuan tersebut RA Hikmatud Diniyah menjadi lebih semangat lagi untuk

mengembangkan dunia pendidikan di daerah tersebut

B. VISI, INDIKATOR VISI, MISI DAN TUJUAN RA HIKMATUD DINIYAH

1. VISI RA HIKMATUD DINIYAH


“Terciptanya generasi yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah serta taat
beribadah, menghormati orang tua dan sesama”
Indikator :
Terciptanya generasi yang beriman, bertaqwa, berakhlak Karimah, serta taat

beribadah dan menghormati orang tua dan sesama

2. MISI RA HIKMATUD DINIYAH


a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta menumbuhkan akhlakul karimah

yang baik sejak dini


b. Memberikan bekal pendidikan agama dan umum, sebagai upaya mencerdaskan

bangsa

c. Menerapkan Potensi anak sesuai bakat dan minatnya

d. Menerapkan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain

3. TUJUAN RA HIKMATUD DINIYAH


a. Tujuan Umum
1. Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,bkreatif, inovatif, mandiri, percaya diri

dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

2. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional,dan

sosiial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan

bermain yang edukatif dan menyenangkan.

3. Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun

fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, social emosional, kogniti,

bahasa, fisik-motorik, kemandirian, dan seni untuk siap memasuki pendidikan

dasar.

4. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional,dan

sosiial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan

bermain yang edukatif dan menyenangkan.

b. Tujuan Khusus
1. Memiliki pandangan hidup qur’ani yang tercermin dalam prilaku sehari-hari

2. Meningkatkan kedisiplinan bagi seluruh warga sekolah guna mendukung

suksesnya kegiatan belajar – mengajar

3. Memberikan bekal keterampilan hidup untuk siap hidup pada zamannya.


C. Data struktur lembaga

STRUKTUR RA HIKMATUD DINIYAH


TP. 2020/2021

KETUA YPI HIKMATUD DINIYAH


MASDUKI

KEPALA RA
SITI NURUL KOMARIAH

KOMITE
SAGIMAN

GURU KEL.A GURU KEL. B


JUMARIYA DWI SANTI WANDIRA

SELURUH SISWA RA HIKMATUD DINIYAH

D. Data SDM

Data Pendidik RA Hikmatud Diniyah

No Nama Pendidikan Terahir Kelas Jabatan

1 Siti Nurul Komariah, S.Pd SI A Kepala

2 Jumariya SMA A Guru

3 Dwi Santi Wandira SMA B Guru


Data Anak Usia Dini RA Hikmatud Diniyah

Siswa
Tahun Pelajaran
Kelompok A Kelompok B Total

2020/2021 26 25 51

E. Data sarana dan prasarana

Data Sarana dan Prasaran RA Hikmatud Diniyah

No Jenis Jumlah Keadaan

1 Ruang kelas 2 Baik

2 Kantor 1 Baik

3 Kamar Mandi 2 Rusak Ringan

4 Papan 3 Baik

5 Meja guru 2 Baik

6 Meja Anak 60 Baik

7 Lemari 2 Baik

8 Rak buku 8 Baik

9 Boneka jari 5 Baik

10 Boneka tangan 3 Baik

11 Puzzle 5 Rusak Ringan

12 Bola kecil 30 Baik

13 Plosotan 1 Baik

15 Tangga majemuk 2 Baik

16 Ayunan 2 Baik

17 Bola besar 2 Baik

18 Gambar peraga 6 Baik


19 Buku Penunjang 8 Baik

20 Musholla 1 Baik

F. Data denah lembaga

Denah Lokasi RA Hikmatud Diniyah

 
 

Keterangan

= Ruang kelas kelompok A

= Kantor

= Ruang Kelas kelompok B


G. Peta lokasi RA Hikmatud Diniya

Sukowono Sumberjambe

RA Hikmatud Diniyah

u
Balai Desa Randuagung

s
Kalisat

JURNAL PENELITIAN

DI RAUDLATUL ATHFAL (RA) HIKMATUD DINIYAH GUMUK SRAYU


SUMBERJAMBE, JEMBER TAHUN PELAJARAN 2020/2021
No Hari / Tanggal Jenis Kegiatan Paraf

1 10 November 2020 Observasi awal dilembaga

2 03 Februari 2021 Menyerahkan surat ijin penelitian

3 04 Februari 2021 Observasi Kegiatan pembelajaran

4 04 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Dwi santi wandira

5 06 Februari 2021 Wawancara dengan kepala sekolah Ibu Siti


Nurul Komariah

6 06 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu jumariya

7 06 Februari 2021 Wawancara dengan orang tua anak Ibu


Dika

8 08 Februari 2021 Wawancara dengan Kepala sekolah Ibu


Siti Nuruk K

9 08 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Jumariya

10 08 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Santi

11 10 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Aisyah

12 10 Februari 2021 Wawancara dengan Kepala sekolah Ibu


Siti Nurul K

13 10 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Santi

14 10 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Jumariya

15 11 Februari 2021 Observasi dan dokumentasi

16 11 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Santi

17 11 Februari 2021 Wawancara dengan Kepala sekolah Ibu


Siti Nurul K

18 15 Februari 2021 Observasi dan dokumentasi

19 15 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Siti Nurul


Komariah

20 15 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Jumariya

22 17 Februari 2021 Wawancara dengan Kepala sekolah Ibu


Jumaria

23 17 Februari 2021 Wawancara dengan Ibu Dika


R
24 24 Februari 2021 Observasi

25 25 Februari 2021 Wawancara dengan Kepala sekolah Ibu


Jumaria

26 A
25 Februari 2021 Wawancara dengan kepala sekolah Ibu Siti
Nurul Komariah

28
H
02 Maret 2021 Wawancara dengan Kepala sekolah Ibu
santi

29

30
I
08 Maret 2021

15 Maret 2021
Observai

Wawancara dengan kepala sekolah Ibu Siti

K
Nurul Komariah

32 15 Maret 2021 Wawancara dengan Kepala sekolah Ibu

M
santi

33 22 Maret 2021 Dokumentasi Data Lembaga RA Hikmatud


Diniyah

34 A
25 Maret 2021 Meminta surat selesai Penelitian

T
U Sumberjambe, 12 April 2021
Mengetahui
Kepala RA Hikmatud Diniyah

D
D
I
Siti Nurul Komariah, S Pd.
CU
ME
N
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM HIKMATUD DINIYAH
DA RAUDLATUL ATHFAL
“RA HIKMATUD DINIYAH”
K-
I
NSRA : 101235090206- NPSN : 69745289
Dusun Gumuk Srayu Desa Cumedak Kec.Sumberjambe
SU
M
Y
Nomor : /YPP. HD/RA.HD/II /2021
Lampiran :-
BE
Perihal : KETERANGAN
RJ
AA
M
H
BE
Yang bertanda tangan di bawah ini, kepala RA Hikmatud Diniyah Sumberjambe, Jember

Nama : SITI NURUL KOMARIAH


Jabatan : Kepala Sekolah RA Hikmatud Diniyah
Alamat : Dusun Gumuk Srayu Desa Cumedak Kec. Sumber Jambe
Menerangkan dengan sebenarnya bahwa mahasiswa tersebut dibawah:

Nama : KISWATUL UNSIAH


NIM : 2017.096.48.052
Universitas : Institut Agama Islam Al-Qodiri
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

Telah melaksanakan Penelitian penyusunan Skripsi dengan judul “Pengembangan Nilai


Religiusitas Siswa Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan di RA Hikmatud Diniyah Gumuk
Srayu Sumberjambe Jember Tahun Pelajaran 2020/2021 dari tanggal 2 Februari 2021 s.d 2
April 2021.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Sumberjambe, 12 April 2021


Kepala RA Hikmatud Diniyah

Siti Nurul Komariah, S.Pd


MATRIK PENELITIAN

JUDUL VARIABEL SUB INDIKATOR SUMBER DATA METODOLOGI FOKUS


VARIABEL
PENELITIAN PENELITIAN

Pengembangan Nilai 1.Nilai-nilai 1. a.Nilai a. Nilai Ibadah 1.Informan 1. Pendekatan 1. Bagaimana perencanaan
Religius Kualitatif Pengembangan Nilai
Religiusitas Siswa Religius b.Nilai Ruhul Jihad a. Guru Kelas 2. Metode Religiusitas Siswa Anak
Anak Usia Dini b.Strategi b. Kepala Pengumpulan Usia Dini Melalui
Penanaman c. Nilai Akhlak dan sekolah Data Pembiasaan di RA
Melalui Pembiasaan c. Peserta didik
Religius a. Wawancara Hikmatud Diniyah Gumuk
di RA Hikmatud Disiplin d. Orang tua Bebas Srayu Sumberjambe Jember
2. Observasi b. Observasi Non Tahun Pelajaran
Diniyah Gumuk d.Nilai Keteladanan
Partisipan. 2020/2021?
Srayu Sumberjambe e.Nilai Amanah dan 3.Dokumentasi c. Dokumentasi 2. Bagaimana Pelaksanaan
3. Analisis Data Pengembangan Nilai
Jember Tahun Ikhlas
a. Kondensasi Religiusitas Siswa Anak
Pelajaran 2020/2021 Data Usia Dini Melalui
b. Penyajian Pembiasaan di RA
Data Hikmatud Diniyah Gumuk
a. Perencanaan c. Kesimpulan Srayu Sumberjambe Jember
b. Pelaksanaan 4. Keabsahan Data Tahun Pelajaran
c. Evaluasi Trianggulasi 2020/2021?
Sumber dan 3. Bagaimana Evaluasi
Trianggulasi Pengembangan Nilai
a. Perencanaan Religiusitas Siswa Anak
Teknik
b. Pelaksanaan Usia Dini Melalui
c. Evaluasi Pembiasaan di RA
2.Metode Hikmatud Diniyah Gumuk
Pembiasaan 1.
Srayu Sumberjambe Jember
Tahun Pelajaran
2020/2021?
CURRICULUM VITAE

NAMA : Kiswatul Unsiah

TEMPAT, Tgl Lahir : Jember 22 Desember 1993

NIM : 2017.096.48.052

ALAMAT : Dusun Petung RT 003 RW 007 Arjasa Sukowono

Jember

FAKULTAS : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

JURUSAN/PRODI : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD : SDN Arjasa 01
2. SMP : MTs Miftahul Ulum Suren Ledokombo
3. SMA : MA Miftahul Ulum Suren Ledokombo
4. S1 : Institut Agama Islam Al-Qodiri

Anda mungkin juga menyukai