Anda di halaman 1dari 65

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP


TAWADUK SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I
PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam

Disus

oleh

BASUKI
NIM 11408264

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2010
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Basuki

NIM :11408264

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan juplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 28 Juli 2010

Yang menyatakan,

Basuki
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :

Nama : Basuki

NIM :11408264

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADHU SISWA

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT

KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan,

Salatiga, 28 Juli 2010


Pembimbing,

Jaka Siswanta, M.Pd.


NIP.19710219 200003 1 00 2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

”Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri,
karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi
gunung” (QS al-Isra-37).

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Istriku tercinta nur Solihah

2. Anak-anakku yang kubanggakan,

3. Almamater tercinta
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat, taufik,

hidayah, dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Sikap

Tawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak . Oleh sebab

itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Para Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu kepada penulis

3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran

4. Kepala Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat yang telah

memberikan izin penelitian

5. Teman-teman se-angkatan yang telah memberikan dorongan dan semangat

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

ikut membantu penyelesaian skripsi ini.


Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna,

untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Salatiga, Juli 2010

Penyusun
ABSTRAKS

Skripsi Korelasi Antara Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan


SikapTawadhu Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010 Oleh Basuki Nim 11408264
Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga 2010

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan


Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.Untuk mengetahui sikap
tawadhu’ siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 .Untuk mengetahui adakah korelasi yang
signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawadhu’
siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 .

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


deskriptif kuantitatif. Rancangan dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian
Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat korelasi positif dan


signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap tawadhu’
siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 dengan nilai r hitung sebesar 0,577
dibandingkan dengan r tabel 0,176 pada tingkat signifikasi 5 % ternyata jauh
lebih besar dari r tabel.
DAFTAR ISI

Halaman judul……………………………………………….……………………i
Halaman Persetujuan Pembimbing……………………….………………………ii
Halaman Pengesahan…………………………………………………………….iii
Halaman Motto dan Persembahan ………………………………………………iv
Kata Pengantar ………………………………………….………………………..v
Daftar Isi …………………………………………………………………...……vii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….…….. 1
A. Latar belakang masalah…………………………………………….…… 1
B. Rumusan masalah…………………………………………………….…. .5
C. Tujuan penelitian………………………………………………….………5
D. Hipotesis penelitian……………………………………………… ....……6
E. Keguanaan penelitian…………………………………………….……….7
F. Definisi operasional………………………………………………. .……7
G. Metode penelitian………………………………………………………..10
H. Sistematika penelitian……………………………………………………15
BAB II PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
SIKAP TAWADUK SISWA………………………………………….. 16
A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam……...……………16
1. Pengertian belajar……………………………….……………………16
2. Pengertian prestasi belajar……………………………………………18
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar……..……………………19
B. Pendidikan Agama Islam……………...…………………………………26
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam…………………...……………26
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam………...…………………………..27
C. Sikap Tawaduk…………………………………………...………………29
1. Pengertian tawaduk…………………………………..………………29
2. Pembagian tawaduk………………………………….………………31
BAB III HASIL PENELITIAN …………………………………………………33
A. Gambaran Umum SD Negeri Pingit I Kec. Pringsurat………………….33
1. Letak geografis………………………………………………………33
2. Keadaan guru dan karyawan………………………………...……….33
3. Sarana dan prasarana……………………………………..………….34
B. Pelaksanan Pendidikan Agama Islam di SD Negeri I Pingit……..……...34
1. Kurikulum…………………………...……………………………….34
2. Metode pembelajaran………………………...………………………35
3. Evaluasi pembelajaran………………………………...……………..36
C. Data tentang prestasi Pendidikan Agama Islam dan Data Angket
Siswa tentang Tawaduk……………………………………………….. ..38
1. Data nilai prestasi siswa……………………………………………...38
2. Data sikap tawaduk…………………………………………………..41
BAB IV ANALISIS DATA……………………………………………………...46
A. Analisin Pendahuluan……………………………………………………46
B. Analisis Lanjut…………………………………………………………..50
C. Analisis Uji Hipotesis……………………………………………………52
BAB V PENUTUP………………………………………………………………54
A. Kesimpulan………………………………………………………………54
B. Saran……………………………………………………………………...55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati agama Islam melalui

bimbingan dan latihan. Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil

belajar yang telah dicapai oleh siswa yang disebut dengan prestasi belajar. Melalui

hasil belajar ini dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang

diberikan dalam proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan-

kemampuan, sikap maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya.

Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar menekankan pada

beberapa hal antara lain tauhid (keyakinan pada tuhan yang mantap), syariah

(pengamalan ibadah sebagai bentuk manifestasi dari tauhid) dan akhlakul karimah

(penekanan pada konsep dan norma-norma perilaku yang mulia).

Akhlaq sangat penting dalam kehidupan manusia, lebih-lebih karena

manusia adalah makhluk yang paling mulia di dunia ini. Salah satu tanda

kemuliaan manusia ialah berakhlaq.Dalam agama Islam terdapat sumber

pendidikan yang paling luhur bagi manusia, sebagai dasar bagi kehidupan

manusia yaitu akhlak. Hal ini dapat difahami, sebagaimama tugas utama

Rasulullah saw.yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam terjemah

Riyadhus Shalihin Shabir (1981:478) mengungkapkan Sabda Rosulullah yang

berbunyi :
2

“Sesungguhnya aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.

Dengan pendidikan agama Islam, anak diharapkan dapat berakhlakul

karimah (berakhlak mulia) sesuai dengan ajaran agama yang telah diperolehnya.

Salah satu akhlakul karimah (akhlak mulia) ditanamkan pada siswa dalam

Pendidikan Agama Islam pada tingkat sekolah dasar adalah sifat tawaduk.

Pengertian Tawaduk adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang

lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih

dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah

orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah

SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit

sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain,

tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya.

Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita

memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang

tawaduk adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya

bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak

pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik

dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah

dicapainya

Tanda orang yang tawaduk adalah disaat seseorang semakin bertambah

ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawaduk dan kasih sayangnya. Dan

semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan
3

waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah

ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah

kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali

bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan

manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta

bersikap rendah hati kepada mereka. Ini karena orang yang tawaduk menyadari

akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya

apakah ia bersyukur atau kufur.

Sesuai dengan firman Allah berikut ini :

"Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS.
An Naml: 40). Soenaryo (1971: 598)
Pada ayat Al Quran yang lain ditegaskan perintah Allah SWT untuk

senantiasa bersikap tawaduk dan menjauhi sikap sombong, sebagai berikut :

”Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri,
karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi
gunung” (QS al-Isra-37). Soenaryo (1971: 429)
4

Pada era globalisasi yang serba materialistik dan hedonistik saat ini,

kesombongan dan keangkuhan telah menggejala dalam semua aspek dan sendi-

sendi kehidupan bahkan telah menjadi “pakaian” yang dikenakan banyak orang.

Sikap seperti suka membanggakan diri, merasa tinggi melebihi orang di sekitarnya,

merasa orang lain membutuhkannya, suka memamerkan apa yang dimilikinya,

tidak mau menyapa lebih dahulu, menjadi fenomena yang mudah dilihat dimana-

mana. Padahal keangkuhan dan kesombongan menghalangi seseorang untuk

masuk surga. Shabir (1981: 501) mengungkapkan sabda Rasulullah:

Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan,
walaupun seberat biji sawi (HR. Muslim).

Dari fenomena diatas penulis ingin meneliti apakah Pendidikan Agama

Islam yang selama ini diajarkan dan ditanamkan oleh guru Agama Islam benar-

benar telah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga ingin

mengetahui apakah prestasi belajar dalam Pendidikan Agama Islam yang dicapai

siswa selama ini berbanding lurus dengan pengamalan agama siswa terutama

pengamalan sikap tawadlu yang dimiliki siswa dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumukan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar

Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun

pelajaran 2009/2010 ?
5

2. Bagaimana sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan

Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 ?

3. Adakah korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2009/2010 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah

Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun

pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 .

3. Untuk mengetahui adakah korelasi yang signifikan antara prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2009/2010 .

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Suharsimi Arikunto(1998: 67) Adapun hipotesis yang diambil oleh penulis dalam

penelitian ini adalah hipotesis kerja yaitu :


6

“ Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan

Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.” Dengan kata lain

semakin tinggi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam maka akan semakin

tinggi pula sikap tawaduk siswa.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini antara

lain :

1. Dapat memberikan informasi mengenai prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten

Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak pengelola pendidikan dan masyarakat

umum tentang upaya peningkatan kualitas pembelajaran Agama Islam pada

Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

3. Dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2009/2010.

F. Definisi Operasional

1. Prestasi Belajar

Setiap akhir dari proses belajar mengajar, selalu ada hasil belajar yang telah

dicapai oleh siswa yang disebut dengan prestasi belajar. Melalui hasil belajar ini
7

dapat diketahui taraf penguasaan anak terhadap materi yang diberikan dalam

proses belajar mengajar. Demikian pula diketahui kemampuan-kemampuan, sikap

maupun keterampilan dalam mengikuti proses belajarnya.

Oemar Hamalik (2001: 45) mengemukakan bahwa : Prestasi belajar itu adalah

hal-hal yang telah dicapai setelah ia belajar. Sedangkan Rochman Natawidjaya

(1979: 48), menjelaskan bahwa : Prestasi belajar yang dicapai seseorang

individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya

baik dalam diri(internal) maupun luar diri (eksternal) individu. Pendapat lain

memberi batasan tentang pengertian prestasi belajar; Engkoswara (1979:47)

mengemukakan : penguasaan, penggunaan dan penilaian tentang sikap dan nilai-

nilai pengetahuan dan keterampilan dasar dalam berbagai bidang ilmu. Kemudian

Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 76) mengemukakan : Hasil belajar merupakan

segala prilaku dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang telah

ditempuhnya. Batasan tersebut cukup luas meliputi semua akibat dari proses

belajar yang berlangsung di sekolah, atau di luar sekolah, belajar bersifat kognitif,

afektif, ataupun psikomotor disengaja ataupun tidak.

Dari batasan-batasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa prestasi

belajar atau hasil belajar adalah suatu keadaan hasil yang dicapai baik berupa

kemampuan, keterampilan maupun sikap serta nilai-nilai, setelah adanya usaha

belajar dan mengajar.

2 Pendidikan Agama Islam

Pengertian Pendidikan Agama Islam, di bawah ini akan penulis

kemukakan pendapat dari beberapa ahli sebagai berikut :


8

1) Menurut Drs. Abdul Rahman Saleh (1976: 19)

Pendidikan Agama Islam adalah berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik/siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan

mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life

(jalan hidup).

2) Menurut Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam S D dan MI

Pengertian pendidikan agama islam sebagaimana dikutip oleh Mulyasa

(2008: 23) adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia,

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan

Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan,serta penggunaan

pengalaman.

Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian

yang sama meskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa

pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah

bimbingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani

dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agama Islam untuk menuju pada

tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian muslim yang

mencapai kehidupan dunia dan akhirat.

Berdasarkan beberapa definisi diatas indikator dari Pendidikan Agama

Islam adalah :

a. Berusaha menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa


9

b. Mengajarkan Agama Islam dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan

Assunah

c. Melakukan bimbingan kepada anak didik agar menjadi insan yang kamil

(sempurna) dan berkepribadian utama.

3 Sifat tawaduk

Tawaduk adalah lawan kata dari takabbur (sombong). Ia berasal dari

lafadz Adl-Dla’ah yang berarti kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih

rendah, atau rendah hati terhadap orang yang beriman, atau mau menerima

kebenaran, apapun bentuknya dan dari siapa pun asalnya. Pengertian yang lebih

dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan

hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawaduk adalah orang menyadari bahwa

semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan

pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya

kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan

potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu

menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah.

Adapun indikator sifat tawaduk yang ingin diteliti dalam penelitian ini

adalah :

1. Sikap tawadhu kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan

menjauhi laranganNya.

2. Sikap tawaduk pada rasulullah dengan berusaha mengikuti sunnahnya dan

menjadikan rasulullah sebagai tauladan dalam kehidupan.


10

3. Sikap tawaduk pada orang tua dengan berusaha menghormati dan berbakti

pada orang tua

4. Sikap tawaduk pada guru dan orang yang lebih tua dengan menghornati

danh memuliakannya.

5. Sikap tawaduk pada teman sebaya dan orang yang lebih kecil dengan

berusaha menghormati, menyayangi, dan tidak semena-mena terhadap

orang yang lebih kecil.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kuantitatif, yaitu data yang dapat diuraikan dan dihitung secara

langsung karena berupa angka. Data ini meliputi data yang berhubungan dengan

jumlah siswa, pendidik, sarana prasarana dan data-data lain yang berupa angka.

Sedangkan menurut Kerlinger, Fred N. (1990: 483) rancangan penelitian

adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga

peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka rancangan dan jenis

penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah

kejadian dan bersifat deskriptif kuantitatif. Metode ini dipergunakan karena

penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam terhadap sikap tawaduk siswa. Deskriptif kuantitatif

dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan untuk memperoleh

gambaran tentang variabel yang diteliti dan bersifat korelasi karena penelitian ini
11

bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungandan apabila ada, berapa

eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh

yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan

sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung. Variabel dalam penelitian ini adalah sikap tawaduk

sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar sebagai Pendidikan Agama Islam

variabel terikat (Y).

2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Adapun waktu penelitian

direncanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010.

3. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti, adapun populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 Sekolah

Dasar Negeri I Pingit yang berjumlah 174 siswa.

Adapun data jumlah siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1 Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit, Pringsurat, Temanggung

JUMLAH SISWA
KELAS MUSLIM NON MUSLIM TOTAL
JUMLAH JUMLAH
L P L P
1 18 13 31 2 1 3 34
2 20 15 35 1 - 1 36
3 16 9 25 - - - 25
4 16 18 34 - - - 34
5 8 12 20 1 - 1 21
6 15 8 23 1 - 1 24
JUMLAH 93 75 168 5 1 6 174
12

Sampel merupakan sejumlah individu atau subjek yang merupakan wakil

atau bagian populasi yang akan diteliti. Teknik pemilihan dan pengambilan

sampel menggunakan teknik random sampling. Adapun sampel yang diambil

dalam penelitian sejumlah 118 siswa.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah:

a. Tes

Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini

berbentuk objektif dengan empat alternatif pilihan.

b. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa

catatan, buku, dan lain-lain. Instrumen ini digunakan untuk mencari data-data yang

berhubungan dengan dokumen sekolah.

c. Angket / kuesioner

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang

dijadikan responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup.

Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka

angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala

menurut likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan
13

3 pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah

jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban yang

ada dalam angket adalah sebagai berikut:

1. Jawaban A diberi skor 4

2. Jawaban B diberi skor 3

3. Jawaban C diberi skor 2

4. Jawaban D diberi skor 1

Dari skor yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibuat kategori bagus,

cukup, sedang dan kurang.

5. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Metode Test

Soal-soal tes yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui sikap tawaduk siswa. Soal berbentuk objektif dengan empat

alternatif pilihan.

b. Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan memeriksa dan mencatat dokumen sekolah yang

berupa dokumen prestasi belajar siswa. Metode ini penulis gunakan untuk

memperoleh data prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dari

yang akan diteliti.

c. Metode Angket atau Kuesioner


14

Metode ini dilaksanakan dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus

dijawab dengan jujur oleh subjek yang akan diteliti. Metode ini digunakan untuk

mendapatkan data tentang sikap tawaduk siswa.

6. Analisis Data

Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi ;

a. Analisis Pendahuluan

Yaitu mengelompokkan data-data yang telah terkumpul dalam tabulasi

b. Analisis Uji Hipotesis

Proses pengolahan data yang telah diperoleh dari analisis pendahuluan

dengan menggunakan rumus korelasi product moment Sutrisno Hadi (2000:

110)sebagai berikut :

∑x'y'2 - (Cx’)(Cy’)

N
r xy =
(SDx’) (Sdy’)

Keterangan :

XY : Perkalian X dan Y

X : Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

Y : Sikap tawaduk siswa

N : Jumlah sampel

c. Analisis Lanjut

Analisis lanjut digunakan untuk menguji kebenaran perumusan hipotesis

yang diajukan dengan hasil analisis uji hipotesis.

H. Sistematika Penulisan
15

Sistematika dalam penulisan penelitian ini meliputi :

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional,

metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Kajian Pustaka berisi tentang prestasi belajar pendidikan Agama Islam

dan sikap tawaduk

BAB III Hasil Penelitian berisi gambaran umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dan penyajian data penelitian.

BAB IV Analisis data berisi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan

analisis lanjut

BAB V Penutup berisi kesimpulan, dan saran.


16

BAB II

A. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian belajar

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan

mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para

ahli tentang definisi tentang belajar.

Cronbach memberikan definisi, “Learning is shown by a change in behavior

as a result of experience”.Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam

perilaku sebagai hasil dari pengalaman

Harold Spears memberikan batasan, “Learning is to observe, to read, to

initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah

mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan,

mengikuti petunjuk/arahan.

Geoch, mengatakan dalam Sadirman, AM. (2005: 20), “Learning is a change

in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan dalam

penampilan sebagai hasil praktek.14)

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan

individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang

dikirim.kepadanya oleh lingkungan Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar


17

yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara

individu dan lingkungan.

Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1997:24)

mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses

perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari

pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slammeto (2003: 28)

yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000: 11).

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam

kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-

lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas

kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila

seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas

kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses

belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin

dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi
18

internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam

diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi

eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang

belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi

yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar

yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud

dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap

oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.

Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi

Yang bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar

harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang

mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1987: 28)


19

memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang

dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”

Selanjutnya Winkel (996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S.

Nasution (1986: 17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna

apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya

dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi

Target dalam ketiga kriteria tersebut. “

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar

siswa.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang
20

terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain

adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu

kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

1) Kecerdasan / inteligensia

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany

perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu

anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah

memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan

sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal

yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Kartono (1995: 17) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang

penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang

murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara

potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. “

Slammeto (2003: 56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan

lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”


21

Muhibbin (1999: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi

kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk

meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang

siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan

yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha

belajar.

2. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Ngalim Purwanto(1987: 28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya

dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-

kesanggupan tertentu”. Kartono (1995: 28) menyatakan bahwa “bakat adalah

potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan

melalui belajar “.

Menurut Syah Muhibbin (1999: 136) mengatakan “bakat diartikan sebagai

kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada

upaya pendidikan dan latihan.”

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada

seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan

bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang

studi tertentu.
22

Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang

peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi

seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang

tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

3. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai

beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus

yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996: 24) minat adalah

“kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada

bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.”

Selanjutnya Slammeto (2003: 76) mengemukakan bahwa minat adalah

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai

dengan rasa sayang .“

Kemudian Sardiman (2005: 76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi

yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya

terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih

mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk

menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat

belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
23

mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi

terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa

yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

4. Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar

motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar

sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Nasution (1986: 73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu.”

Sedangkan Sardiman (2005:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah

menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin Melakukan sesuatu. “

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

(a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik

dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang

atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar.

Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari

luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan

belajar.

Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala

kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu.

Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan
24

mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka,

supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar

secara aktif.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan

keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.. Menurut Slammeto (2003:60)

faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga,

keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

1) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Slammeto (2003: 57) bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan

utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat

menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang

dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar

secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar

yang menambah motivasi untuk belajar.

Dalam hal ini Hasbullah (1994: 46) mengatakan: “Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-

tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam


25

keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak

dan pandangan hidup keagamaan.”

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai

dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan

pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang

baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil

belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus

menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian

orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat

belajardengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang

baik untuk belajar.

2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang

baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi

cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan

kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi

hasil-hasil belajarnya.

Kartini Kartono (1995: 62) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai

bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam

mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran

yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

3) Lingkungan masyarakat
26

Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak

sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses

pelaksanaanpendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-

hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

Dalam hal ini Kartini Kartono (1999: 55) berpendapat bahwa lingkungan

masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang

sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin

belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya

bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang

berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian

anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan

dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila

seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar

maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,

sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Telah dikemukakan dalam bab pendahuluan, bahwa Pendidikan Agama

Islam meliputi tiga kerangka dasar ajaran Islam yaitu akidah, syariah dan akhlak.

Sehubungan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada hubungan dengan prestasi

belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap tawaduk siswa, maka penulis
27

mengambil salah satu pendekatan yang berhubungan erat dengan sikap tawaduk

yaitu Akhlak.

Menurut Drs. Abdul Rahman Saleh,(1976: 19) Pendidikan Agama Islam

adalah berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik/siswa agar kelak setelah

selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan aj aran-ajaran Agama

Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan hidup).

Menurut permendiknas nomor 22 tahun 2006, kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,atau moral sebagai

perwujudan dari pendidikan agama.

Dari beberapa pengertian di atas, pada dasarnya mengandung pengertian

yang sama meskipun susunan bahasanya berbeda oleh karena itu beberapa

pengertian di atas ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah

bimbingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani

dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agama Islam untuk menuju pada

tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian muslim yang

mencapai kehidupan dunia dan akhirat.

2 . Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, menurut Tim Pengarah dan

Tim Materi latihan Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama di SD/MI,

adalah : “ Pembangunan disektor agama bertujuan untuk

meningkatkanpenghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sosial


28

kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara yang selaras dengan penghayatan dan

pengamalan Pancasila. Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan

kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa , berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani ”

Tujuan tersebut merupakan usaha untuk mencapai dua amanat

pembangunan sekaligus yakni sektor Agama dan sektor Pendidikan Nasional.

Dengan demikian bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai

tanggung jawab yang besar bagi kepentingan bangsa dan negara bila

dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.

1. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam memegang fungsi yang sangat penting dalam

pendidikan di Indonesia, baik bagi peserta didik maupun pengaruhnya bagi bangsa

dan negara. Hal ini karena Pendidikan Agama memiliki kekuatan rohani yang

mengikat bagi pemeluknya. Fungsi Pendidikan Agama menurut Tim pengarah dan

Tim latihan Peningkatan Wawasan Guru Agama SD/MI adalah :

a) Dalam aspek kehidupan individual adalah untuk membentuk manusia Indonesia

yang percaya dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

menjadi warga negara yang baik. Diharapkan melalui

pendidikan agama Islam anak didik akan menjadi manusia yang beriman,

bertakwa, dan akan menjadi manusia yang berakhlak mulia dan mempunyai rasa
29

cinta tanah air dan dapat memberikan manfaat dan kemaslakhatan bagi dirinya

dan lingkungan sekitarnya.

b) Dalam aspek kehidupan kemasyarakatan dan beragama adalah : Melestarikan

Pancasila dan melaksanakan ketentuan UUD 1945 Melestarikan asas

pembangunan nasional khusus asas perikehidupan dalam keseimbangan

Melestarikan modal dasar pembangunan nasional yakni rohaniah dan mental

berupa kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Fungsi

tersebut merupakan hal yang mendasar. Oleh karena itu apabila dilaksanakan

dengan baik, maka cita-cita nasional dan kondisi ideal yang diharapkan oleh

Negara Indonesia akan tercapai. Mulyasa. (2008: 37)

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi Pendidikan

Agama Islam adalah bagi diri pribadi seorang muslim membentuk insan yang

beriman , bertaqwa dan juga fungsi rahmatan lil „alamin bagi alam dan lingkungan

sekitarnya

C . Sikap Tawaduk

1. Pengertian Tawaduk

Secara bahasa Syaikh Salim bin Ied Al Hilali, (2007: 54) mengungkapkan

bahwa tawaduk berasal dari kata tawadha‟a-yatawadha‟u-tawadukan yang

berarti merendahkan diri atau meletakkan di bawah. Asal katanya adalah

Tawadhhoatil ardhu , tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilngnya.

Secara istilah, tawaduk berarti menghargai orang lain, menganggap bahwa

orang lebih baik, lebih benar dan lebih mulia. Penghargaan dan pengagungan yang.
30

proposional bukan taklid buta. Tawaduk juga diartikan dengan menerima

kebenaran dari siapapun datangnya, atau siap menerima kebenaran tanpa melihat

siapa yang berbicara. Jadi tawaduk adalah: “melebur dan merendahkan diri di

hadapan Allah SWT. dan di hadapan hamba-hambanya.

Sifat tawaduk bukanlah suatu kehinaan, justru dengan ketawadukan dapat

mengangkat derajat seseorang karena pada dasarnya setiap manusia menginginkan

untuk dihormati, dan diperlakukan sama dengan pihak lainnya. Sehingga bila ada

seseorang yang selalu berhias dengan sikap tawaduk, menghormati orang lain,

tidak meremehkannya, menghargai pendapatnya, tentu pihak lainnya pun akan

memperlakukan sama bahkan bisa lebih dari itu. Hal ini merupakan suatu realita

yang dapat disaksikan dalam kehidupan ini. Seseorang yang memiliki sifat mulia

ini akan menempati kedudukan yang tinggi di hadapan manusia, akan disebut-

sebut kebaikannya dan akan dicintai oleh mereka. Berbeda dengan orang

yang sombong, orang-orang akan menganggapnya rendah sebagaimana dia

menganggap orang lain rendah, tidak akan disebut-sebut kebaikannya dan orang-

orang-pun membencinya. Rasulullah bersabda:

“Tidak akan berkurang suatu harta karena dishadaqahkan, dan Allah tidak
akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan dan
tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah angkat
derajatnya.” Shabir, (1981: 496)

Sikap tawaduk sangat erat kaitannya dengan sifat ikhlas. Rangkuman

keikhlasan seorang hamba ada pada ketawadukannya. Orang yang mampu


31

bersikap tawaduk berarti keikhlasan telah bersarang di hatinya. Bedanya,

ketawadukan lebih bersifat horizontal. Tawaduk banyak berhubungan dengan

manusia secara sosial. Sedangkan Ikhlas, lebih bersifat vertikal, langsung kepada

Alloh, tawaduk bukan berarti menghinakan diri. Tapi tawaduk adalah bentuk

penghambaan kepada Tuhan yang sesungguhnya.

2. Pembagian Tawaduk

Sikap Tawaduk di bagi menjadi tiga macam:

a. Tawaduk kepada Allah SWT..

Tawaduk kepada Allah SWT. artinya merendahkan diri di hadapan-Nya.

Tanda-tanda orang tawaduk kepada Allah SWT. diantaranya : Merasa

kecil/sedikit dalam ta‟at kepada-Nya. Artinya, seorang yang tawaduk kepada

Allah SWT. itu merasa bahwa dalam ketaatan dan ibadahnya masih sangat

sedikit dibandingkan dengan dosa-dosa yang telah dilakukan. Merasa

besar/banyak dalam maksiat. Artinya, seorang yang tawaduk kepada Allah SWT.,

merasa bahwa dosa/maksiat yang telah dilakukan sangat besar/banyak

dibandingkan dengan amalnya. Memperbanyak pujian kepada Allah SWT.. Dan

tidak pada diri sendiri. Tidak menuntut hak kepada Alloh, tetapi berorientasi pada

amal yang harus dilakukan.

b. Tawaduk kepada Rasulullah saw.

Tanda-tanda orang tawaduk pada Rasulullah saw.diantaranya : Mengutamakan

petunjuk Rasulullah saw.diatas manusia lainnya. Mencintai, mentaati, dan

mengikuti setiap perkataan dan perbuatan beliau. Menjadikan Rasulullah saw.

sebagai teladan hidupnya.


32

d. Tawaduk kepada Sesama.

Tanda-tanda orang yang tawaduk kepada manusia diantaranya: Menerima

nasehat/saran kebenaran dari orang lain. Senantiasa melihat kelebihan-kelebihan

saudaranya, dan berusaha menutupi kekurangan-kekurangannya. Siap membantu

orang lain. Bermusyawarah dengan anggota masyarakat yang lain. Senantiasa

berbaik sangka (khusnudzon) kepada orang lain


33

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung

1. Letak Geografis

Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

terletak di Desa Pingit, Kecamatan Pringsurat, kabupaten Temanggung. Letak

Lokasi sangat strategis karena dapat dijangkaun dengan mudah dari segala arah

dan dekat dengan pasar Pingit yang merupakan pasar besar di Kecamatan

Pringsurat.

2. Keadaan Guru dan Karyawan

Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat KabupatenTemanggung

mempunyai 10 orang guru dan seorang penjaga sekolah. Adapun keadaan guru

dan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Keadaan guru dan karyawan SD Negeri I Pingit Kecamatan


Pringsurat, Kabupaen Temanggung tahun 2009/2010

NO NAMA GURU PEND. TERAKHIR TUGAS/MENGAJAR KETERANGAN


1 AMIN SINGGIH, S.Pd. S1 BAHASA DAERAH IV-VI KEPSEK
2 PRAPTI UTAMI WIDYANINGSIH D II PGSD GURU KELAS 1 -
3 Hj. CHAMIDAH, S.Pd. S1 GURU KELAS IV -
4 BASUKI D II GPAI GURU AGAMA I - VI -
5 MUHLASIN D II PGSD GURU KELAS V -
6 SUTRASNO D II PENJASKES GURU PENJAS I-VI -
7 TRI HARYUNI D II PGSD GURU KELAS VI -
8 ENDANG SRI RAHAYU, S.Pd. SI GURU KELAS III -
9 DWI ARSI AGUS SETYANINGSIH D II PGSD GURU KELAS III Wiyata Bhakti
10 DIAN KUSUMA SMA BAHASA INGGRIS IV-VI Wiyata Bhakti
11 ASROFI SMA PENJAGA SEKOLAH Wiyata Bhakti
34

3. Sarana dan Prasarana

Sarana fisik yang dimiliki Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan

Pringsurat Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut :

- Ruang Kelas : 6 ruang

-Ruang Kepala : 1 ruang

-Ruang Guru : 1 ruang

-Ruang Tata Usaha : 1 ruang

-Ruang Perpustakaan : 1 ruang

-Musholla : 1 buah

B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

1. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan

Pringsurat kabupaten Temanggung adalah kurikulum 2006. Pembelajaran pada

Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas

IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006. Adapun Tabel

tabel stuktur kurikulum SD/MI berdasarkan peraturan diatas dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 3 . Struktur Kurikulum SD/MI

Kelas dan alokasi waktu


Komponen I II III IV, V, dan VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 5
35

3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 4
5. Ilmu Pengetahuan Alam 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 2
B. Muatan Lokal 2
C. Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 26 27 28 32

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

2. Metode Pembelajaran

Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi bidang studi

Pendidikan Agama Islam kepada siswanya, diataranya adalah : kepandaian guru

btersebut dalam memilih dan menggunakan metode pengajaran yang tepat atau

sesuai dengan materi, tujuan, situasi dan kondisi serta perkembangan anak.

Sedangkan metode pengajaran yang digunakan dalam pmenyampaikan materi

adalah sebagai berikut :

a. Metode Ceramah

Metode itu digunakan dalam penyampaian seluruh materi pelajaran dengan

cara penuturan dan penerangannya secara lisan pada materi yang bersifat teoritis

atau pengertahuan dengan menggunakan alat bantu lain seperti tulisan-tulisan,

gambar dan lain sebagainya.

b . Metode Tanya Jawab

Metode ini biasa digunakan untuk penambahan soal-soal ataupun untuk

evaluasi dengan tujuan mengetahui sejauh mana daya serap siswa terhadap materi

yang disampaikan guru.


36

c. Metode Diskusi

Metode ini digunakan untuk menyampaikan suatu masalah, agar siswa dapat

memecahkannya.Metode ini bertujuan untuk melatih siswa dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi.

d. Metode Resitasi

Metode ini digunakan dengan cara memberi tugas kepada siswa untuk

dikerjakan diluar palajaran, selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada guru.

Misalnya menulis ayat Al Quran Surat Al Mujadalah ayat 56, menjelaskan

tentang pengertian puasa dan sebagainya.

e. Metode Demonstrasi

Metode ini biasa dipergunakan untuk mempraktekkan suatu pelajaran,

misalnya dengan cara membaca ayat Al qur’an, menghafal dan sebagainya.

f. Metode Drill

Metode drill dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam digunakan

dengan memberi tugas kepada siswa untukmenulis kembali ayat-ayat Al Quran

sebagai latihan.

3. Evaluasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,

sedalamdalamnya,yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui

sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan

kemampuan belajar.

Tujuan diadakan evaluasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung


37

adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan proses belajar

mengajar yang telah dilaksanakan.

Adapun pelaksanaannya ditempuh dengan berbagai cara diantaranya :

a. Evaluasi Formatif

Adalah evaluasi yang memberikan umpan balik kepada guru sebagai sarana

untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta untuk mengadakan remidiasi

kepada siswa.

Evaluasi ini diberikan setiap selesai mengadakan proses belajar mengajar yang

sering disebut dengan evaluasi harian, evaluasi ini dapat diberikan baik secara

lisan maupun tertulis.

b. Evaluasi Sub Sumatif

Evaluasi ini dilaksanakan pada pertengahan semester, terdiri dari beberapa

standar kompetensi yang telah diajarkan pada siswa guna mengetahui hasil

beklajar siswa selama setengah semester itu.

c. Evaluasi Sumatif

Evaluasi ini dilakukan pada akhir semester, guna untuk mengetahui hasil

belajar siswa selama semester itu. Hasil evaluasi ini dikomulatifkan dengan nilai

raport kemudian guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa.

d. Evaluasi Belajar Tahap Akhir

Evaluasi ini dilaksanakan apabila siswa sudah kelas VI. Evaluasi ini untuk

mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah didapatkan selama 6

tahun. Evaluasi ini digunakan untuk menentukan kelulusan siswa.


38

C. Data tentang Prestasi Belajar PAI dan Data Angket Sikap Tawaduk

Siswa

1. Data Nilai Prestasi Pendidikan Agama Islam

Data nilai prestasi Pendidikan Agama Islam yang ada dalam penelitian ini

diambil dari data nilai ulangan tengah semester (UTS) genap tahun pelajaran

2009/2010. Adapun data yang penulis peroleh adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Data Nilai Pendidikan Agama Islam

NO NAMA SISWA KELAS NILAI


1 Aan Prasetyawan 1 70
2 Abdan Nur Faizin 1 75
3 Adi Kurnianto 1 70
4 Adib Zain 1 74
5 Afi Muyasaroh 2 73
6 Afid Achmadani 2 78
7 Afida Khusna 3 76
8 Afriyana Ramlan Nasution 3 72
9 Agus Dwi Yuda Atmoko 3 71
10 Agus Santoso 3 68
11 Ahmad Muttaqin 3 76
12 Akhmad Farisqa 3 70
13 Andi Aziz Effendi 3 70
14 Ani Safitri 4 75
15 Anisah Nuroniyah 4 77
16 Anita Ngindana Zulfa 5 68
17 Ardhyka Wulan Saputri 5 75
18 Arfiyanto Adi Nur Laksono 5 74
19 Arika Purwaningrum 5 71
20 Asmaul Khusna 6 70
21 Atika Masruroh 6 74
22 Avia Cahyanti 6 78
23 Dewi Ayu Suryani 1 73
24 Dia Sudiyarti 1 68
39

25 Dian Ambarwati 3 72
26 Eka Yuli Khosyyatillah 1 75
27 Eko Fibriyanto 1 78
28 Eko Yulianto 1 70
29 Elin Yuliastanti 2 69
30 Enjang Kiryawan 2 71
31 Erlinda Akmalia 2 70
32 Ernia 2 74
33 Ervina Laelly A. 3 78
34 Eva Atul Munawaroh 3 73
35 Fahma Rofiyana 1 70
36 Fajah Al Ichwan 1 75
37 Fandi Bagas Aji 1 70
38 Farid Masudi 1 74
39 Farida Rahmatun Habithoh 1 78
40 Fathihatul Muyasaroh 1 73
41 Fendi Setioko 2 70
42 Fera Ita Ningrum 2 72
43 Feri Kurniawan 2 75
44 Fida Ulfa Sholihah 3 75
45 Fitri Handayani 3 74
46 Fitriana Yulaichah 3 78
47 Hafid Riyanto 4 73
48 Hanum Fatikhatun Ulifah 4 69
49 Hegmah Yuliyani 4 72
50 Hoirul Anam 4 75
51 Ichda Kunnairoh 5 73
52 Iin Anggraeni 5 68
53 Imailatul Sholekhah 5 78
54 Irfan Yudianto 5 69
55 Isna Rhomadhani 1 77
56 Jazilatul Mutaalimah 1 71
57 Jazimatul Aliyah 2 77
58 Joko Tri Nugroho 2 68
59 Khamid Azwar Syarif 2 78
60 Khasanah 2 77
40

61 Kholisyatur Rofiah 6 68
62 Kurniawan Agung Putra 1 71
63 Lia Listiyani 1 77
64 Linda Liliani A. 6 69
65 Listiana Khasanah 6 78
66 Lusia Hikmah Yuliani 6 75
67 Lutfi Abdurohman 6 73
68 Lutfi Maulana 1 71
69 M. S. Bintoro Kabul K. 1 77
70 M. Samsul Ma'arif 1 70
71 M. Syahrudin Falah 2 76
72 Muchamad Rouf 2 78
73 Muhamad Masngud 2 68
74 Muhammad Malikul Aziz 3 70
75 Muhammad Misbahudin 3 75
76 Muhammad Rozin Muhafidz 3 76
77 Muhammad Safrudin 3 73
78 Mukhamad Andy Santoso 6 71
79 Nadya Veronika 5 77
80 Nafisatul Khifdhiyah 5 72
81 Najib Sonny Sugeng 5 76
82 Nanang Fauzin 5 78
83 Nur Fatih Hidayanti 6 74
84 Nur Rizal Al Aziz 6 71
85 Nurul Atika 6 77
86 Nurul Fajriyah 6 75
87 Pratiwi Wulandari 2 75
88 Rafa Fadhilah Uchfani 2 68
89 Rahayu Styaningsih 2 72
90 Ridha Fatma Wardhani 2 70
91 Ridhwan Abdul Wakhid 4 75
92 Risani Nur Khasanah 4 77
93 Robi Adi Setiawan 4 69
94 Romaniyah 4 71
95 Sintia Laras Pratiwi 1 77
96 Siti Chafsach 1 75
41

97 Siti Yulaehoq 1 75
98 Siti Zunurrohmah 4 70
99 Slamet Ma'inah 4 75
100 Sri Nurjanah 4 70
101 Sri Wahyuni 4 75
102 Suci Nurmayanti 4 70
103 Sulton Basori 4 69
104 Tanjung Wijayanto 4 75
105 Tiara Nurul Latifah 4 73
106 Titin Widiyati 4 70
107 Tri Imawati 6 75
108 Ultah Asmaul Chusna 6 76
109 Uswatun Khasanah 6 68
110 Wahyu Anugrah Jati 2 70
111 Wahyu Aziz SA 2 75
112 Wahyu Budiyanto 2 72
113 Wihar Tatik 2 70
114 Yayang Oktaviani 4 75
115 Yhogi Pembayun 4 70
116 Yogi Septian 4 74
117 Zaenatul Ifron 4 71
118 Zulfa Prastika 6 70
Jumlah 8618
Rata-rata 73,0339

2. Data Sikap Tawaduk Siswa

Angket tentang sikap tawaduk siswa yang penulis sampaikan kepada siswa

Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat kabupaten Temanggung

terdiri dari 10 item pertanyaan. Tiap item pertanyaan diberi 4 alternatif jawaban

yang diberi kode A,B,C, dan D

Penilainnya berdasarkan jawaban yang diberikan oleh siswa dari 4 alternatif pada

itempertanyaan sebagai berikut :


42

a. Setiap angket kualitas yang diperoleh jawaban dari 4 alternatif pada

pertanyaan kemudian dijumlah sejumlah pertanyaan tersebut.

b. Bobot nilai masing-masing alternative jawaban tiap angket adalah

-alternatif A diberi skor 4

-alternatif B diberi skor 3

-alternatif C diberi skor 2

-alternatif D diberi skor 1

Adapun hasil nilai siswa dari angket yang penulis sampaikan adalah sebagai

berikut :

Tabel 4. Data Sikap Tawaduk Siswa

JAWABAN YANG DIPILIH SISWA JUMLAH


NO NAMA RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 NILAI
1 Aan Prasetyawan A D B A B C A A C B 30
2 Abdan Nur Faizin A B A B A A C B B D 31
3 Adi Kurnianto B A B C A D B A A B 31
4 Adib Zain A A B C A B A D B A 32
5 Afi Muyasaroh B A A C C A B A B D 30
6 Afid Achmadani A C A A B B A D A A 33
7 Afida Khusna A A C A B A B A D A 33
8 Afriyana Ramlan N. A A B B D C A A B C 30
9 Agus Dwi Yuda Atmoko A A C A B A B A B D 32
10 Agus Santoso C A A B D D B A D B 26
11 Ahmad Muttaqin B A D C A C B A C B 28
12 Akhmad Farisqa C A B A D A D B C B 27
13 Andi Aziz Effendi A A B B C A D A B B 31
14 Ani Safitri A A B D A B B A C A 32
15 Anisah Nuroniyah A B B A A C B A B D 31
16 Anita Ngindana Zulfa A D B A C D A D C B 25
17 Ardhyka Wulan Saputri A A C B A A D A B B 32
18 Arfiyanto Adi Nur L A A B A B A C A A D 33
19 Arika Purwaningrum A B A B A D A B C C 30
20 Asmaul Khusna A A A C B B A A D B 32
21 Atika Masruroh A A B B C A D A B B 31
43

22 Avia Cahyanti B A A C A A A D A A 34
23 Dewi Ayu Suryani B B A A C A C D B A 30
24 Dia Sudiyarti A B C A D D A B B D 26
25 Dian Ambarwati A B A C A D A C D A 29
26 Eka Yuli Khosyyatillah A B A A C B A B B D 31
27 Eko Fibriyanto B A A A A A C A A C 35
28 Eko Yulianto A A C D A B B B A A 32
29 Elin Yuliastanti A A A B C A B D B A 32
30 Enjang Kiryawan A B B A A C D C A B 30
31 Erlinda Akmalia A B A C A B B A D A 32
32 Ernia A A B B A A C D A A 33
33 Ervina Laelly A. A A C A B A A A C A 35
34 Eva Atul Munawaroh A A B C A C B B A D 30
35 Fahma Rofiyana A B A A D B B A C B 31
36 Fajah Al Ichwan A A B C A A D D A C 29
37 Fandi Bagas Aji A A B B A C D A B B 31
38 Farid Masudi A B A C D A B C B A 30
39 Farida Rahmatun H. A A B A A C A A C A 35
40 Fathihatul Muyasaroh A C A B A B A A D B 32
41 Fendi Setioko A D C A C B A C B B 28
42 Fera Ita Ningrum A A A B B C D A A B 32
43 Feri Kurniawan B A C A B A D B A B 31
44 Fida Ulfa Sholihah A A B A A C A A D A 34
45 Fitri Handayani A C A B B A C A D B 30
46 Fitriana Yulaichah A B C A B A B A B D 31
47 Hafid Riyanto A B A C A C D A A D 29
48 Hanum Fatikhatun Ulifah A B B A C B A D D D 26
49 Hegmah Yuliyani C A B A D A A C B B 30
50 Hoirul Anam A B A A C B A A B D 32
51 Ichda Kunnairoh A A B B C A A B D A 32
52 Iin Anggraeni B A B C D C B A D A 27
53 Imailatul Sholekhah A C D A A B A A B B 32
54 Irfan Yudianto B A B B C A B D A A 31
55 Isna Rhomadhani A B A A C A A A D A 34
56 Jazilatul Mutaalimah A A C A D A B B B A 32
57 Jazimatul Aliyah A A B B A C A B A D 31
58 Joko Tri Nugroho A C A B C A B B C D 28
59 Khamid Azwar Syarif A A B A B A C D A A 33
60 Khasanah A A C D A B B A B B 31
44

61 Kholisyatur Rofiah B A C B A C A B D D 27
62 Kurniawan Agung Putra A A C A B B B B D A 31
63 Lia Listiyani B A B B A C A D C C 28
64 Linda Liliani A. A C B A D A C B A B 30
65 Listiana Khasanah A A B A D A A A A C 35
66 Lusia Hikmah Yuliani B A C A A A B B D A 32
67 Lutfi Abdurohman A C A B A A D B A B 31
68 Lutfi Maulana A D A B A A B B C C 30
69 M. S. Bintoro Kabul K. B A A C B A C B D A 30
70 M. Samsul Ma'arif A B A B A C A D B B 31
71 M. Syahrudin Falah A B A C A D C A D A 29
72 Muchamad Rouf A A B A B C D B A B 31
73 Muhamad Masngud A A C B C A D B B A 30
74 Muhammad Malikul Aziz C B A D A B A A B A 32
75 Muhammad Misbahudin A A B B B A A C A D 32
76 M. Rozin Muhafidz A D B A C A C A B B 30
77 Muhammad Safrudin A A B A C B A B D A 32
78 Mukhamad Andy Santoso D A B A A C B A A B 31
79 Nadya Veronika A A A B A A C D A A 34
80 Nafisatul Khifdhiyah A A B B A C B A B D 31
81 Najib Sonny Sugeng A B A C A A D A A A 34
82 Nanang Fauzin C A A B B B A D A A 32
83 Nur Fatih Hidayanti A A B B A A A B C D 32
84 Nur Rizal Al Aziz A A B C A B A B C D 30
85 Nurul Atika A A B A A C D A A A 34
86 Nurul Fajriyah A A B B A A B C B D 31
87 Pratiwi Wulandari B A A C A D B A C B 30
88 Rafa Fadhilah Uchfani A B A A C C A D A D 29
89 Rahayu Styaningsih C A A B B B A C D C 28
90 Ridha Fatma Wardhani A A C D A A B A B B 32
91 Ridhwan Abdul Wakhid A A A B B B A C A D 32
92 Risani Nur Khasanah A B B C C A A A B D 30
93 Robi Adi Setiawan A C C D A B D A A A 29
94 Romaniyah A A B B C A A B B D 31
95 Sintia Laras Pratiwi A B A A C A B B A D 32
96 Siti Chafsach A A A A A B A C A D 34
97 Siti Yulaehoq A A B A B A C A D A 33
98 Siti Zunurrohmah D A A C B B A A B A 32
99 Slamet Ma'inah A B A C B A D A A A 33
45

100 Sri Nurjanah A A C A C A B B B D 30


101 Sri Wahyuni A A A A D A C B B B 32
102 Suci Nurmayanti A B A B C A B A B D 31
103 Sulton Basori B A D A D A C B B C 27
104 Tanjung Wijayanto A B A C D A A A A A 34
105 Tiara Nurul Latifah A C B B A B A C D A 30
106 Titin Widiyati A D A C A A B A B B 32
107 Tri Imawati A A A B A B C D A A 33
108 Ultah Asmaul Chusna A A A A B A A C C A 35
109 Uswatun Khasanah A C A C A D B B D D 25
110 Wahyu Anugrah Jati A A A B B A B C C D 30
111 Wahyu Aziz SA A B A B C D A A A A 33
112 Wahyu Budiyanto A B B A A C A B D A 32
113 Wihar Tatik A C A A C A B B B D 30
114 Yayang Oktaviani B A B A C A A D A A 33
115 Yhogi Pembayun A A B D A C A B B D 31
116 Yogi Septian A A A B B A C A D A 33
117 Zaenatul Ifron A B A A B A B B C D 31
118 Zulfa Prastika A A C A C D A B B B 30
46

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Pendahuluan

Pada bab ini dikemukakan pembahasan dan permasalahan tentang korelasi

antara prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar Negeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat KabupatenTemanggung sebagai variabel X dan

sikap tawaduk siswa sebagai variabel Y.

Nilai prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam dan nilai sikap tawaduk

siswa pada Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

KabupatenTemanggung dijadikan tebel sebagai berikut :

Tabel 5. Data Prestasi Pendidikan Agama Islam dan Sikap Tawaduk Siswa

DATA NILAI PRESTASI PAI DATA NILAI SIKAP TAWADUK


VARIABEL X VARIABEL Y

NOMOR NOMOR
KELAS NILAI KELAS NILAI
RESPONDEN RESPONDEN
1 1 70 1 1 30
2 1 75 2 1 31
3 1 70 3 1 31
4 1 74 4 1 32
5 2 73 5 2 30
6 2 78 6 2 33
7 3 76 7 3 33
8 3 72 8 3 30
9 3 71 9 3 32
10 3 68 10 3 26
11 3 76 11 3 28
12 3 70 12 3 27
13 3 70 13 3 31
14 4 75 14 4 32
15 4 77 15 4 31
47

16 5 68 16 5 25
17 5 75 17 5 32
18 5 74 18 5 33
19 5 71 19 5 30
20 6 70 20 6 32
21 6 74 21 6 31
22 6 78 22 6 34
23 1 73 23 1 30
24 1 68 24 1 26
25 3 72 25 3 29
26 1 75 26 1 31
27 1 78 27 1 35
28 1 70 28 1 32
29 2 69 29 2 32
30 2 71 30 2 30
31 2 70 31 2 32
32 2 74 32 2 33
33 3 78 33 3 35
34 3 73 34 3 30
35 1 70 35 1 31
36 1 75 36 1 29
37 1 70 37 1 31
38 1 74 38 1 30
39 1 78 39 1 35
40 1 73 40 1 32
41 2 70 41 2 28
42 2 72 42 2 32
43 2 75 43 2 31
44 3 75 44 3 34
45 3 74 45 3 30
46 3 78 46 3 31
47 4 73 47 4 29
48 4 69 48 4 26
49 4 72 49 4 30
50 4 75 50 4 32
51 5 73 51 5 32
48

52 5 68 52 5 27
53 5 78 53 5 32
54 5 69 54 5 31
55 1 77 55 1 34
56 1 71 56 1 32
57 2 77 57 2 31
58 2 68 58 2 28
59 2 78 59 2 33
60 2 77 60 2 31
61 6 68 61 6 27
62 1 71 62 1 31
63 1 77 63 1 28
64 6 69 64 6 30
65 6 78 65 6 35
66 6 75 66 6 32
67 6 73 67 6 31
68 1 71 68 1 30
69 1 77 69 1 30
70 1 70 70 1 31
71 2 76 71 2 29
72 2 78 72 2 31
73 2 68 73 2 30
74 3 70 74 3 32
75 3 75 75 3 32
76 3 76 76 3 30
77 3 73 77 3 32
78 6 71 78 6 31
79 5 77 79 5 34
80 5 72 80 5 31
81 5 76 81 5 34
82 5 78 82 5 32
83 6 74 83 6 32
84 6 71 84 6 30
85 6 77 85 6 34
86 6 75 86 6 31
87 2 75 87 2 30
49

88 2 68 88 2 29
89 2 72 89 2 28
90 2 70 90 2 32
91 4 75 91 4 32
92 4 77 92 4 30
93 4 69 93 4 29
94 4 71 94 4 31
95 1 77 95 1 32
96 1 75 96 1 34
97 1 75 97 1 33
98 4 70 98 4 32
99 4 75 99 4 33
100 4 70 100 4 30
101 4 75 101 4 32
102 4 70 102 4 31
103 4 69 103 4 27
104 4 75 104 4 34
105 4 73 105 4 30
106 4 70 106 4 32
107 6 75 107 6 33
108 6 76 108 6 35
109 6 68 109 6 25
110 2 70 110 2 30
111 2 75 111 2 33
112 2 72 112 2 32
113 2 70 113 2 30
114 4 75 114 4 33
115 4 70 115 4 31
116 4 74 116 4 33
117 4 71 117 4 31
118 6 70 118 6 30
Jumlah 8618 Jumlah 3658
Rata-rata 73,03 Rata-rata 31

Berikut ini adalah Tabel Score X dan Y serta frekwensinya :


50

Tabel 6. Tabel Skor Variabel X dan Y serta Frekwensinya

skor X Frekwensi Skor Y Frekwensi


68 9 25 2
69 6 26 3
70 21 27 4
71 10 28 5
72 7 29 6
73 9 30 23
74 8 31 24
75 21 32 27
76 6 33 11
77 10 34 8
78 11 35 5
118 = N 118 = N

B. Analisis Lanjut

Selanjutnya untuk mencari korelasi product moment penulis menggunakan

bantuan peta korelasi (scatter Diagram) sebagai berikut :

x/y 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 f (y) y' Fy' fy2 X'y'

35 15 100 5 5 25 125 115

34 20 12 48 20 8 4 32 128 104

33 6 30 9 30 10 3 30 90 75
32 -8 -42 -8 -4 0 6 28 8 20 28 2 56 112 0

31 -4 -21 -8 -1 0 1 8 12 10 24 1 24 24 -3

30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0

29 5 4 1 0 -2 -3 6 -1 6 6 5

28 10 6 2 -6 -8 5 -2 20 20 4

27 30 12 9 4 -3 36 36 51

26 40 16 3 -4 48 48 56

25 50 2 -5 50 50 50

f(x) 9 6 21 10 7 9 8 21 6 10 11 118 111 639 457


x' -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 ∑fy' ∑fy'2 ∑f'y'2

fx' -45 24 -63 20 -7 0 8 44 18 40 55 6 ∑fx'

fx2 225 96 189 40 7 0 8 88 54 160 275 1142 ∑fx'2


x'y' 135 20 -48 16 -2 0 13 88 27 60 180 457 ∑f'y'
checking
51

Dari peta korelasi tersebut dapat diketahui bahwa :

N = 118

∑fx' =6

∑fy' = 111

∑fx'2 = 1142

∑fy'2 = 639

∑x'y'2 = 457

Maka

Cx’ =∑fx' = 6 = 0,051

N 118

Cy’= ∑fy' = 111 = 0,940

N 118

SDx’ = i√ ∑fx' 2 _ ∑fx' 2

N N
2
= 1√ 1142 _ 6

118 118

= 1√ 9,678 - 0,0026

= 1√ 9,675

=1 x 3,110

= 3,110
52

SDy’ = i√ ∑fy' 2 _ ∑fy' 2

N N
2
= 1√ 639 _ 111

118 118

= 1√ 5,415 - 0,883

= 1√ 4,531

=1 x 2,129

= 2,129

C. Analisis Uji Hipotesis

∑x'y'2 - (Cx’)(Cy)

N
r xy =
(SDx’) (Sdy’)

457 – ( 0,051 ) ( 0,940 )

= 118

( 3,110 ) ( 2,129 )

= 3,872 - 0,048

6,621

= 3,824

6,621

= 0,577
53

Hipotesis penelitian ini menyebutkan Terdapat korelasi yang positif dan

signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan sikap tawaduk

siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten

Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

Setelah dicari dalam tabel nilai r product moment ditemukan ₫f = N = nr

= 118 – 2 = 116. Karena dalam tabel df 116 tidak ada, maka dipakai df 125,

pada taraf signifikasi 5 % terdapat 0,176 dan pada taraf signifikasi 1 %

terdapat 0,230. Maka r xy sebesar 0,577 jauh lebih besar dari 0,176 maupun

0,230, karena itu dapat kita simpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan Terdapat

korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan

sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 dapat diterima.


54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri I

Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran

2009/2010 cukup bagus dengan nilai rata-rata 73.

2. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa sejumlah 10 daftar

pertanyaan dan empat alternatif jawaban dengan skor ideal sebanyak 40.

Sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit Kecamatan Pringsurat

Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 mencapai rata-rata 31.

3. Terdapat korelasi positif dan signifikan antara prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam dengan sikap tawaduk siswa Sekolah Dasar Negeri I Pingit

Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010

Dengan kata lain semakin tinggi nilai prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam siswa, maka akan semakin tinggi pula tingkat tawaduk siswa. Hal

ini dibuktikan dengan nilai r hitung sebesar 0,577 dibandingkan dengan r

tabel 0,176 pada tingkat signifikasi 5 % ternyata jauh lebih besar dari r

tabel.
55

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut :

1 Kepada penyelenggara pendidikan dalam hal ini pihak sekolah, dengan melihat

prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam yang semakin

meningkat, maka pihak sekolah hendaknya juga makin meningkatkan sarana

prasarana yang menunjang prestasi belajar siswa terutana sarana dan prasarana

dalam bidang Pendidikan Agama Islam

2. Kepada para siswa diharapkan untuk lebih meningkatkan prestasi belajar dan

juga mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.

3. Untuk penelitian lebih lanjut hendaklah lebih memperhatikan fariabel-fariabel

lain karena banyak sekali factor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Sadirman, AM. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada.
Jakarta

Winataputra, H. Udin S., dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka ...

Slameto, 2003, Belajar Dan Daktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,


Jakarta

Hakim, Thursan. 2000. Belajar secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Purwanto, Ngalim. 1987. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Cet.II; Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Nasution, S. (1986). Didaktik Azas-Azas Mengajar, Bandung:

Winkel, W.S. (1996). Psikologis Pengajaran, Jakarta: Grasindo.

Kartini Kartono (1995), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Rajawali Pers

Muhibbin Syah, 1999, Psikologi Belajar Jakarta: Logos Wacana Ilmu.. ...

AM, Sardiman, 1992, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press

Anda mungkin juga menyukai