Anda di halaman 1dari 24

METODOLOGI STUDI

ISLAM
Resume Materi 1 - 7

Muh Ihsanu Ridho


2008102094
MATERI 1 : METODOLOGI STUDI ISLAM
1. Definisi
 Etimologi : ‫ ا دلراسة الاس المية‬/ Islamic Studies
 Terminologi : usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam tentang hal-hal yang berhubungan agama Islam, baik
berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarahnya.
2. Ruang Lingkup
 Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final
 Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat Islam.
TUJUAN STUDY ISLAM
 Mempelajari secara mendalam apa sebenarnya (hakikat) agama Islam itu, dan bagaimana
posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia
 Mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang asli, dan
bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan
budaya dan paradaban Islam sepanjang sejarahnya
 Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi
dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarah
 Mempelajari secara mendalam prinsip- prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama Islam,
dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol
perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
EPISTEMOLOGI ISLAM

 Secara kasar bahwa Epistemologi Islam adalah filsafat hukum


yang menganalisis hukum Islam secara metodologis dan
sistematis, sehingga mendapatkan keterangan yang mendasar
atau menganalisis hukum Islam secara ilmiah dengan
pendekatan filsafat sebagai alatnya. Oleh karenanya tidak salah
pula, bagi sebagian kalangan, Epistemologi Islam seringkali
disebut sebagai Filsafat hukum Islam.
MATERI KE 2 : PERLUNYA
MANUSIA TERHADAP AGAMA
1. Definisi :
 Etimologi : berasal dari bahasa Sansekerta : tidak pergi, tetap di tempat, Turuntemurun.
Juga berarti menguasai, memudahkan, patuh, utang, balasan atau kebiasaan.
 Terminologi : satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) dan sistem critus
(tatacara peribadatan) atas adanya yang Maha Mutlak di luar diri manusia.

2. Latar Belakang :
 Fitrah manusia
 Kelemahan dan kekurangan manusia
 Tantangan manusia
3. Pendekatan Dalam Memahami Agama:
 Sosiologis
 Filosofis
 Historis
 Psikologis
 Kebudayaan

4. Agama sebagai hidayah:


 Hidayah al-Ilhami
 Hidayah al-Hawasi
 Hidayah al-Aqli
 Hidayah al-Adyan
 Hidayah at-Taufiqi
MATERI KE 3 : ISLAM DAN AJARANYA
1. ISLAM SEBAGAI SUMBER AJARAN:
Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia. Sumber dari ajaran-ajaran mengambil berbagai aspek yaitu Al-Qur’an dan Hadits
(Harun Nasution, 1985:24).
 Sebagai sumber ajaran Islam, Al-Qur’an selain berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman
hidup manusia, juga menjadi hakim bagi kitab-kitab suci yang telah diturunkan Allah SWT
terhadap para Rasul-Nya sebelum Nabi Besar Muhammad Saw.
2. ISLAM SEBAGAI PEMAHAMAN:
 Dalam kenyataannya, kaum muslimin ketika memahami Islam sudah dalam wujud ajaran
atau doktrin yang telah disistematisasikan melalui proses interpretasi yang dilakukan oleh
para ulama. Di sinilah kita mengenal Islam sebagai madzhab Sunni, Syi’ah, Ahmadiyah,
atau yang lainnya. Sekalipun terdapat perbedaan di sana-sini, tetapi umat Islam dari
berbagai madzhab itu masih bisa menerima masing-masing rumusan, misalnya tentang
rukun iman atau rukun Islam.
3. SUMBER AJARAN ISLAM
 Al-Qur’an, yaitu Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
 As-Sunnah, segala sesuatu yang dinukilkan dari Nabi Saw. Baik perkataan maupun perbuatan,
ataupun taqrir yang mempunyai hubungan dengan hukum
 Ijtihad, yaitu pencerahan segenap kesanggupan untuk mendapatkan hukum syara amali
tentang masalah yang tidak ditunjukan hukumnya oleh suatu nash secara langsung.
 Qiyas, artinya reasoning by analogy. membandingkan atau menimbang dengan
membandingkan sesuatu.
 Ijma atau konsensus. Kata ijma berasal dari kata jam’un artinya menghimpun atau
mengumpulkan. Ijma mempunyai dua makna, yaitu menyusun dan mengatur suatu hal yang
tidak teratur. Oleh sebab itu, ia berarti menetapkan dan memutuskan suatu perkara, dan berarti
pula sepakat atau bersatu dalam pendapat.
 Istihsan, artinya preference. Makna aslinya ialah menganggap baik suatu barang atau
menyukai barang itu. Menurut terminologi para ahli hukum, berarti menjelaskan keputusan
pribadi, yang tak didasarkan atas qiyas, melainkan didasarkanatas kepentingan umum atau
kepentingan keadilan.
 Maslahat Al-Mursalat, artinya keputusan yang berdasarkan guna dan manfaat sesuai dengan
tujuan hukum syara. Kepentingan umum yang menjadi dasar pertimbangan maslahat Al-
Mursalat ialah menolak mafsadat atau mengambil suatu manfaat dari suatu peristiwa.
MATERI KE 4 : POSISI ISLAM SEBAGAI
AGAMA, BUDAYA DAN ILMU PENGETAHUAN

POSISI ISLAM SEBAGAI AGAMA


1. Dilihat dari sumbernya, Agama terbagi menjadi dua:
 Agama Budaya : Berasal dari akal atau pemikiran manusia
 Agama Samawi : Berasal dari wahyu Allah kepada Nabi SAW yang disampaikan kepada Manusia
2. Ciri-ciri :
 Berkembang secara revolusi, diwahyukan Tuhan
 Disampaikan melalui utusan AllahTuhan
 Lajaran ketuhanannya Monoteisme Mutlak (Tauhid)
 Islam mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah
SWT
 Memiliki kitab suci (berupa wahyu) yang bersih dari campur tangan manusia
 Kitab suci umat islam adalah Al-Qur’aan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
POSISI ISLAM SEBAGAI BUDAYA
 Yang dimaksud dengan kebudayaan islam adalah cara pandang komunitas muslim yang telah
berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke waktu,satu generasi ke generasi yang
lain dalam berbagai aspek kehidupan yang cukup luas tapi tetap menampilkan satu bentuk
budaya, tradisi, seni yang khas islam

POIN UTAMA KEBUDAYAAN ISLAM:


 Konsep tauhid atau oneness of god
 Universalitas pesan dan misi peradaban ini
 Prinsip moral yang selalu ditegakkan dalam budaya ini
 Budaya toleransi yang cukup tinggi
 Prinsip keutamaan belajar memperoleh ilmu
POSISI ISLAM SEBAGAI ILMU
PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan merupakan hasil pengolahan akal (berpikir) dan perasaan tentang
sesuatu yang diketahui itu. Demikan banyak hasil kemajuan ilmu pengetahuan yang
membuat manusia dapat hidup menguasai alam ini. Faktor terbesar yang membuat
makhluk manusia itu mulia adalah karena ia berilmu. Al-Qur’an merupakan sumber
ilmu dan sumber inspirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Al
Qur’an pada dasarnya merupakan buku petunjuk dan pegangan keagamaan, namun
diantara isinya mendorong umat islam supaya banyak berpikir.
MATERI KE 5 : ANEKA
PENDEKATAN DALAM STUDY
ISLAM
PENDEKATAN TEOLOGIS
Secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan
kerangka ilmu Ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empiris dari suatu
keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.
Menurut pengamatan Sayyed Hosein Nasr, dalam era kontemporer ini ada 4 prototipe
pemikiran keagamaan Islam, yaitu pemikiran keagamaan fundamentalis, modernis, mesianis,
dan tradisionalis. Keempat prototipe pemikiran keagamaan tersebut sudah barang tentu tidak
mudah disatukan begitu saja. Masing-masing mempunyai “keyakinan” teologi yang sering kali
sulit untuk didamaikan.
PENDEKATAN FILOSOFIS
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta kepada kebenaran,
ilmu, dan Hikmah. Selain itu, filsafat dapat juga berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha
menautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang
berada dibalik objek formalnya. Melalui pendekatan filosofi ini, seseorang tidak akan terjebak
pada pengamalan agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah
payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang mereka dapatkan dari
pengalaman agama tersebut hanyalah pengakuan formalistic, misalnya sudah Haji, sudah
menunaikan rukun islam yang ke lima, dan berhenti sampai di situ. Mereka tidak akan
merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
PENDEKATAN PSIKOLOGIS
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala perilaku
yang dapat diamatinya. Menurut Zakiah Daradjat, perilaku seseorang yang tampak lahiriah
terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Sumber-sumber pokok untuk
mengumpulkan data ilmiah melalui pendekatan psikologi ini dapat diambil dari:
1. Pengalaman orang-orang yang masih hidup
2. Apa yang kita capai dengan meneliti diri kita sendiri
3. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh orang yang bersangkutan, atau yang ditulis oleh
para ahli Agama.
Dari uraian tersebut, kita dapat melihat bahwa ternyata agama dapat dipahami melalui
berbagai pendekatan. Dengan pendekatan itu, semua orang akan sampai pada agama.
PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
Pendekatan Antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu
upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat . Melalui pendekatan ini, agama tampak
dekat dan akrab dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya
menjelaskan dan memberikan jawabannya. Dengan kata lain, cara-cara yang
digumakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan
pula untuk memahami agama.
MATERI KE 6 : ANEKA PENDEKATAN
FENOMENOLOGI DALAM STUDY
ISLAM
DEFINISI FENOMENOLOGI:
 Berasal dari bahasa Yunani : Phainomen (Menampakan/memperlihatkan).
 Fenomenologi agama ialah sebuah study/investigasi terhadap fenomena atau objek-objek, fakta-fakta dan peristiwa-
peristiwa agama yang bisa diamati.

Ruang Lingkup Kajian Fenomenologi:


 Menemukan intisari.
 Menemukan struktur.
 Mencari inner meaning.
 Membuat klasifikasi, tipologi, dan penyisteman fenomena.
 Mencari motif dasar.
 Mencari alur perkembangan gejala dari waktu ke waktu.
TUJUAN:
Mengkaji kemudian memahami pola atau
struktur agama atau menemukan esensi
agama di balik manifestasinya yang
beragam atau memahami sifat-sifat yang PROBLEMATIKA:
unik pada fenomena keagamaan serta • Serangan gencar terhadap wahyu, yang
untuk memahami peranan agama dalam membawa penyingkiran-nya dari upaya ilmiah
sejarah dan budaya manusia Barat.
• Wahyu disamakan dengan metafisika yang tidak
memiliki landasan dan menetapkannya sebagai
Tugas yang harus di pikul: suatu rival pengetahuan, dipertentangkan
dengan pengetahuan yang dianggap benar oleh
 Mencari hakikat ketuhanan akal.
 Menjelaskan Teori wahyu
 Meneliti tingkah laku keagamaan
KELEBIHAN KEKURANGAN
• Peranan deskriptif, fenomenologi agama mengklaim
 Fenomenologi agama berorientasi pada factual deskriptif, dimana pendekatannya deskriptif murni yang resistensi terhadap campur
tidak concern pada penelitian evaluative akan tetapi tangan peneliti, namun tidak mustahil seorang fenomenologi
mendeskripsikan secara tepat dan akurat suatu fenomena memiliki kepentingan maksud-maksud tertentu dan dalam
keagamaan seperti ritual, symbol, ibadah (individual atau mengontrol data dan metode yang digunakan. Dalam hal ini
seremonial), teologi (lisan atau tulisan), personal yang dianggap kurang tepat jika fenomenologi diklaim sebagai pendekatan
suci dan sebagainya.
deskriptif murni.
 Tidak berusaha menjelaskan fenomena yang dideskripsikan, • Melihat peristiwa keagamaan tanpa melihat akar historisnya.
terlebih membukukan hukum-hukum universal untuk Fenomenologi agama dinilai cenderung memperlakukan
memprediksikan persoalan-persoalan keagamaan dimasa depan, fenomena keagamaan dalam isolasi sejarah seolah-olah sejarah
akan tetapi untuk mencari pemahaman yang memadai terhadap tidak diperlukan dalam menentukan relevansi fakta-fakta
setiap persoalan keagamaan. fenomena bagi praktisi agama. Dalam prakteknya seringkali
 Perbandingan dalam pengertian terbatas dimana fenomenologi agama tidak mampu mengkontekstualisasikan
mengkomparasikan berbagai tradisi keagamaan, namun fenomena-fenomena keagamaan yang dikaji.
fenomenologi tidak berusaha menyamakan atau mengunggulkan • Peranan intuisi, kesulitan peneliti dalam hal ini adalah
salah satu tradisi keagamaan tertentu. menentukan sisi yang besar dan dapat diterima. Term obyektif
 Menghindari reduksionisme, dalam arti memahami fenomena dan intuisi adalah sesuatu yang kontradiktif, terlebih ketika
keagamaan dalam sosiologi, psikologi, antropologi dan ekonomi menggunakan data-data yang bersifat intuitif untuk de
saja tanpa memperhatikan kompleksitas pengalaman manusia, verivikasi dalam wilayah obyeobyektif
memaksakan nilai-nilai sosial pada isu-isu trabscendental dan • Persoalan empati. Adanya kekhawatiran terjadinya konversi
mengabaikan intensionalitas unik para pelaku tradisi keagamaan. agama karena tuntutan berpartisipasi langsung dalam praktek
 Menunda pertanyaan tentang kebenaran, dalam hal ini untuk dan ritual keagamaan.
mengembangkan wawasan terhadap esensi terdalam suatu
pengalaman keagamaan. Fenomenologi berupaya terlihat atau
berpartisipasi langsung untuk memperoleh empati pemahaman
yang asli.
 Mengembangkan struktur esensial dan makna sebuah pengalaman
keagamaan.
MATERI KE 7 : METODE STUDY
TAFSIR, HADITS, FIQIH

PENGERTIAN:
 Tafsir : Penjelasan atau keterangan tentang Al Quran
 Hadits : Perkataan, perbuatan, ketetapan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang
menjadi landasan hukum Islam
 Fiqih : Berasal dari kata ‫ا‬D‫ه‬DDD‫ قف‬D‫بقه‬DD‫ ي‬D‫ه‬DDD‫( قف‬mengetahui , memahami). Fiqh merupakan
seperangkat aturan hukum atau tata tata aturan yang bergantung pada kegiatan Dalam
kehidupan Manusia
METODE TAFSIR: ILMU YANG
 Ijmaly (Global) MENGOKOHKAN FIQIH:
1. Ilmu Furuq
 Tahlily (Analisis) 2. Ilmu Bida’
 Muqorrin (Komparatif) 3. Ilmu Adab
4. Ilmu Ahkamis Shultoniyah
 Maudu’i (Tematik)
5. Ilmu Khilaf

UNSUR UNSUR HADITS:


• Sanad :
Rangkaian urutan Yang menjadi jalan Terhubungnya satu hadits sampai ke Rasulullah SAW
• Matan :
Perkataan pada akhir sanad / isi
• Rowi :
Orang yang meriwayatkan hadits/sunnah sampai kepada Nabi Muhammad SAW
MATERI KE 8 : METODE STUDI
TASAWUF,KALAM, DAN METODE KAWASAN

Metode Tasawuf :
 Ruang Lingkup Pembahasan : • Model dan Bentuk Studi Tasawuf :
1. Model Sayyed Husein Nasr
1. Tasawuf Aqidah 2. Model Mustafa Zahri
2. Tasawuf Ibadah 3. Model Azhari Noor
3. Tasawuf Akhlak
 Tujuan Pembahasan :
Untuk mencapai puncak tungkatan dalam sufi yaitu mencapai
kemantapan tauhid dan ma’rifat
METODE STUDI KALAM
 Pengertian Ilmu Kalam :
Menurut Syekh Muhammad Abduh (1849-1905) ilmu Kalam memiliki nama lain yaitu ilmu
tauhid yang membahas tentang Wujud Allah, sifat sifat wajib, jaiz, dan mustahil bagi Allah
SWT.
 Sumber Ilmu Kalam :
1. Al Qur’an
2. As Sunnah
3. Pemikiran manusia (akal)

METODE STUDI KAWASAN


Studi Antropologi, Sosiologi, Histori, dan Etronologi boleh dianggap sebagai empat corak
kajian yang menjadi pembuka jalan dalam studi kaqasan dan kajian islam. Keempat kajian
inilah yang dengan segera menghadapkan diri pada situasi yang mudah diamati.
MATERI KE 9 :
‫شكرا كثريا‬
Sekian...
Terima

Anda mungkin juga menyukai