Anda di halaman 1dari 16

TRIANGULASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan Islam

Oleh : Hendi (2230211003)


Dosen Pengampu : Dr. Rusdy A. Siroj, M.Pd.
: Dr. M. Win Afgani, M.Pd

PROGRAM MAGISTER
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data
yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Pengumpulan dan analisis data yang dimaksud adalah dengan
menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau noniteraktif,
tergantung tujuan penelitian dan hasil yang ingin diketahui sehingga
berpengaruh pula pada paradigma yang menyelimutinya. Metode-metode
tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalui berbagai uji coba
sehingga memiliki prosedur yang baju berdasarkan karakteristiknya.
Penelitian merupakan upaya mengembangkan pengetahuan serta
mengembangkan dan menguji teori. Mc Millan dan Schumacer mengutip
pendapat Walberg ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui
penelitian, yaitu; (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi
empiris, (3) melakukan replika atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis)
dan mereview, (5) menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksanaa. Melalui
tahapan itu akan didapatkan jawaban yang menjadi tujuan penelitian melalui
cara-cara ilmiah yang dituntut oleh logika, sehingga hasil yang diperoleh pun
dapat diterima secara ilmiah dan logis. Disebut sebagai cara ilmiah karena
kegiatannya dilpenelitisi oleh metode keilmuan. Sedangkan proses yang
dilakukannya adalah (1) sistematis: lengkah-langkah tertentu secara urut/runtut,
(2) logis: menggunakan logika berpikir yang objektif, dan (empiris):
berdasarkan kenyataan (obyek nyata/obyektif).
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengungkapkan
beberapa masalah dan fenomena kehidupan, manusia melakukan berbagai
penelitian dengan bidang dan minat yang digelutinya, hal ini terjadi karena
keluasan bidang ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, sehingga melahirkan
pula berbagai jenis penelitian, karena setiap bidang pengetahuan memiliki
karakteristik tersendiri disertai dengan kekuatan dan kelebihan yang
selanjutnya menjadi batas antar bidang ilmu. Batas tersebut bisa saja

1
merupakan batas yang jelas atau samar-samar, sehingga sulit ditentukan
dengan tepat.
Keberagaman jenis penelitian tersebut melahirkan pula apa yang
dikenal sebagai ragam penelitian. Ragam penelitian ini lahir sebagai sebuah
pendekatan penelitian yang dapat dianalogikan sebagai pisau pemotong yang
dipergunakan untuk memotong bahan sesuai dengan karakteristiknya, misalnya
kita kenal pisau pemotong daging, pengupas buah atau pemotong kue yang
memiliki keberagaman sesuai kegunaannya. Demikian pula dalam ragam
penelitian, diperlukan penguasaan yang tepat terhadap berbagai ragam
penelitian tersebut, agar diketahui kegunaannya dengan benar.
Salah satu kebutuhan dalam penelitian adalah kebutuhan terhadap data
yang menjadi sumber analisis dan kemudian dijadikan sebagai sumber untuk
penarikan kesimpulan hasil penelitian. Kebenaran terhadap data sangat
diperlukan, tidak hanya cara memperoleh data namun yang penting juga pada
kebenaran data, dalam arti data tersebut benar-benar merupakan data yang
diperlukan dalam penelitian dan terlebih lagi data tersebut sesuai dengan
kenyataan yang dalam bahasa penelitian disebut dengan validitas data.
Menganalisi data yang valid sangat diperlukan bagi seorang peneliti,
agar ia bisa melakukan penarikan kesimpulan dan menyajikan hasil penelitian
yang tepat. Berbagai cara dapat ditempuh untuk menentukan validitas data
tergantung pula pada ragam penelitian yang digunakan. Setiap ragam penelitian
memiliki metode tersendiri untuk melakukan pengujian validitas data. Dalam
salah satu metode untuk mengetahui validitas data dapat dilakukan dengan
menggunakan triangulasi. Untuk keperluan tersebut maka akan dibahas dalam
makalah ini.

2
PEMBAHASAN
A. Apa itu triangulasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Triangulasi memiliki
arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga triangulasi dapat menyatakan
nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Arti kata triangulasi adalah teknik navigasi yang menggunakan sifat-sifat
segitiga trigonometri. Dalam trigonometri dan geometri dasar, triangulasi
adalah proses mencari koordinat dan jarak sebuah titik dengan mengukur sudut
antara titik tersebut dan dua titik referensi lainnya yang sudah diketahui posisi
dan jarak antara keduanya. Koordinat dan jarak ditentukan dengan
menggunakan hukum sinus.
Berikut ini pendapat mengenai pengertian triangulasi:
1. Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan
atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji
fenomena yang saling terkait dari sudut peneliti dan perspektif
yang berbeda. Sampai saat ini, konsep Denkin ini dipakai oleh
para peneliti kualitatif di berbagai bidang.1
2. Susan Stainback mengatakan “the aim is not to determinate the
truth about same social phenomenon, rether than the purpose of
triangulation is not to increase one’s understanding of what
Evernis being investigated.”
3. William Wiersma mengatakan “Triangulation is qualitative
cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according
to the convergence of multiple data source or multiple data
collection procedures.”. 2
4. Mathinson mengatakan bahwa “The value of triangulation lies in
providing evidence-wheter convergent, inconsisten, or
condtradiction.”

1
Mudjia Rahardjo, "Triangulasi dalam penelitian kualitatif." UIN Maulana Malik
Ibrahim, http://repository.uin-malang.ac.id/1133/
2
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 372.

3
5. Sugiyono mengatakan dalam teknik pengumpulan data,
triangulasi diartikan sebagai teknik pengmpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data.3
6. Triangulasi adalah suatu cara untuk mendapatkan data yang
benar-benar absah dengan menggunakan pendekatan metode
peneliti. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data nalar itu
sendiri untuk pengecekan keabsahan data dengan cara
memanfaatkan keperluan atau sebagai dan pembanding terhadap
sebuah data.4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa triangulasi adalah upaya
mencari kesesuaian, kecocokan, kesamaan dari setiap data yang ditemukan
deengan multidimensi sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kuat, valid
dan teruji kebsahannya.
B. Kapan dan Siapa yang pertama kali memperkenalkan triangulasi?
Triangulasi merupakan teknik yang dipakai untuk melakukan survei dari
tanah daratan dan laut untuk menentukan satu titik tertentu dengan
menggunakan beberapa cara yang berbeda. Ternyata teknik semacam ini
terbukti mampu mengurangi bias dan kekurangan yang diakibatkan oleh
pengukuran dengan satu metode atau cara saja. Pada masa 1950-an hingga
1960-an, metode tringulasi tersebut mulai dipakai dalam penelitian kualitatif
sebagai cara untuk meningkatkan pengukuran validitas dan memperkuat
kredibilitas temuan penelitian dengan cara membandingkannya dengan berbagai

3
Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit
Alfabeta Bandung, 2016), hlm. 241
4
Bachtiar S. Bachri, “Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi pada Penelitian
Kualitatif”, Jurnal Teknologi Pendidikan 10.1 (2010), hlm. 46-62

4
pendekatan yang berbeda. Orang yang memperkenalkan mengenai konsep ini
secara eksplisit adalah Norman Denzin pada tahun 1970 berdasarkan pemikiran
yang telah dibentuk oleh Campble dan Fiske pada tahun 1959 dan Webb,
Campbell, Schwartz dan Sechrest pada tahun 1966.5
Karena menggunakan terminologi dan cara yang mirip dengan model
paradigma positivistik (kuantitatif), seperti pengukuran dan validitas, triangulasi
mengundang perdebatan cukup panjang di antara para ahli penelitian kualitatif
sendiri. Alasannya, selain mirip dengan cara dan metode penelitian kuantitatif,
metode yang berbeda-beda memang dapat dipakai untuk mengukur aspek-aspek
yang berbeda, tetapi toh juga akan menghasilkan data yang berbeda-beda pula.
Kendati terjadi perdebatan sengit, seiring dengan perjalanan waktu, metode
triangulasi semakin lazim dipakai dalam penelitian kualitatif karena terbukti
mampu mengurangi bias dan meningkatkan kredibilitas penelitian.
C. Tujuan dan Triangulasi
Triangulasi banyak digunakan melalui upaya menggabungkan atau
campuran metode yang berbeda dalam studi penelitian. Dalam Action
Research, pendekatan triangulasi sangat berarti. Jika kita menarik makna dari
paradigma Action Research tersirat hubungan yang signifikan dengan tuntutan
penggunaan Triangulasi, ternyata penggunaan Triangulasi memberikan
kelonggaran/fleksibilitas untuk memperkuat pemakaiannya di lapangan.
Tujuan penggunaan triangulasi dalam penelitian adalah:6
1. Penggunaan metode kualitatif dan kuantitatif dalam triangulasi
adalah untuk mempelajari fenomena yang sama dan untuk tujuan
meningkatkan kredibilitas penelitian. Hal ini menyebabkan beberapa
penulis merujuk paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif
termasuk yang dikombinasikan dalam studi/fnomena yang sama
sehingga menunjukkan adanya hubungan paradigmatik.

5
Uwe Flick, The SAGE Hanbook of Qualitative Data Collectio, (London: SAGE
Publication Ltd, 2018), hlm. 527.
6
http://repository.unimus.ac.id/3601/8/bab%206.pdf diakses malam Rabu 13
Desember 2022 pukul 22:12.

5
2. Mengkonfirmasi apakah instrumen yang digunakan untuk mengukur
suatu konsep telah tepat.
3. Untuk keperluan kelengkapan. Peneliti menggunakan Triangulasi
untuk meningkatkan kedalaman dan pemahamannya tentang
fenomena yang sedang diselidiki dengan menggabungkan beberapa
metode dan teori, karena fenomena yang diselidiki memiliki sedikit
dasar teori. Selain itu penggunaan Triangulasi untuk kelengkapan,
memperbesar dan memperdalam pemahaman tentang pertanyaan
penelitian.
4. Untuk meningkatkan akurasi penelitian, dalam hal ini triangulasi
merupakan salah satu validitas.
5. Untuk tujuan meningkatkan kredibilitas penelitian.
6. Metode triangulasi telah digunakan untuk tujuan mencapai validitas
konvergen dan menguji tingkat validitas eksternal.
7. Selain itu metode triangulasi melibatkan pemeriksaan silang untuk
konsistensi internal.
Kelebihan dari triangulasi menurut Denzin adalah pertama, triangulasi
menjadi relevan sebagai sumber tambahan pengetahuan tentang persoalan yang
bersangkutan dan bukan hanya sebagai cara untuk mengkonfirmasi apa yang sudah
diketahui dari pendekatan pertama (konvergensi temuan). Kedua, triangulasi
dipandang sebagai perpanjangan dari program penelitian. Ini juga mencakup
pemilihan sistematis berbagai metode dan kombinasi perspektif penelitian
mengusulkan beberapa tingkat triangulasi: Selain triangulasi metodologis, yang
dibedakan menjadi ''dalam metode'' (misalnya, penggunaan subskala yang berbeda
dalam kuesioner) dan 'antara metode' ' triangulasi, yang akan memungkinkan
triangulasi data, ia menyarankan triangulasi beberapa peneliti dan berbagai teori.
Triangulasi berbagai metode dapat diterapkan dengan menggabungkan metode
kualitatif (misalnya wawancara dan observasi partisipan), metode kuantitatif
(misalnya angket dan tes), atau metode kualitatif dan kuantitatif. Triangulasi dalam
metode dapat direalisasikan dalam metode seperti wawancara episodik yang
menggabungkan bagian tanya-jawab dengan undangan untuk menceritakan kembali

6
situasi yang relevan dalam sebuah narasi—kedua pendekatan telah dikembangkan
dengan latar belakang teori tentang berbagai bentuk pengetahuan.
D. Triangulasi dalam Penelitian Deskriptif
Dalam penelitian deskriptif, teknik pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatif yang digunakan termasuk: wawancara semi-terstruktur, audit grafik,
kuesioner pra dan pasca-tes, wawancara kelompok terfokus, dan catatan
lapangan peneliti dari pengamatan pribadi dan percakapan. Guna memberikan
pemahaman yang lebih lengkap dan multidimensi masalah, desain metodologi
Triangulasi dapat digunakan.7 Pembahasan triangulasi sangat terkait dengan
penelitian deskriptif. Hal ini disebabkan karana baik data dan analisis dari
Action Research menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Berikut akan
digambarkan penelitian deskriptif dan Triangulasi;
observation
of interaction

?
analysis of
interview
childrens
with children
wordks

Metode deskriptif digunakan ketika peneliti berusaha untuk


"menjelaskan, mengamati, dan mendokumentasikan fenomena alami yang
tidak dapat dengan mudah dianggap memiliki nilai obyektif". Penawaran
penelitian deskriptif dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang terlihat
menjelaskan hal-hal yang menggambarkan hubungan tetapi tidak memprediksi
hubungan antar variabel. berpendapat bahwa penelitian deskriptif dapat
memainkan peran kunci dalam menyoroti keberadaan dan tingkat masalah
yang dapat merangsang intervensi dan tindakan yang mengarah pada
perubahan kebijakan. Pendekatan deskriptif kualitatif didasarkan dari bukti
pengalaman dan pengetahuan.

7
Taylor, Beverley J., Stephen Kermode, and Kathryn Roberts. "Research In Nursing
And Health Care: Evidence For Practice.", Medicine and Health Sciences, (2006).

7
Sementara dalam mengintegrasikan triangulasi penelitian kuantitatif
dan kualitatif dapat dilakukan dengan cara logika triangulasi, yaitu memeriksa
hasil kualitatif terhadap hasil kuantitatif begitupun sebaliknya. Penelitian
kualitatif dapat mendukung penelitian kuantitatif dan sebaliknya, serta degan
cara menggabungkan keduanya untuk memberikan gambaran yang umum
tentang masalah yang diteliti. Triangulasi sekali lagi sebatas untuk mencari
konvergensi hasil. Sementara komplementasitas mengacu pada mengelaborasi
dan meningkatkan hasil serta mengembangkan suatu hasil suatu metode untuk
menginformasikan metode lainnya (misalnya , mengembangkan survey setelah
melakukan studi wawancara. 8
E. Bentuk-bentuk triangulasi?
Triangulasi dalam perisetan dapat ditujukan untuk menguji daya dapat
dipercaya yang berarti data diperiksa dan dicek dari berbagai sumber data
dengan cara yang beragam, dan waktu yang berbeda. Triangulasi juga
digunakan untuk mematangkan konsistensi metode silang, seperti observasi
lapangan atau pengamatan dan wawancara atau dengan penggunaan metode
yang sama, seperti beberapa informan diwawancarai dalam kurun waktu
tertentu.9. Berikut berbagai macam bentuk triangulasi:10
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berarti menguji data dari berbagai sumber
informan yang akan diambil datanya. Triangulasi sumber dapat
mempertajam daya dapat dipercaya data jika dilakukan dengan cara
mengecek data yang diperoleh selama perisetan melalui beberapa
sumber atau informan.
Dengan mengunakan teknik yang sama penliti dapat melakukan
pengumpulan data terhadap beberapa sumber perisetan (informan),

8
Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, The SAGE Handbook of Qualitatif
Research (Fifth Edition), (Los Angeles: SAGE Publication Inc, 2018), hlm. 782.
9
Andarusni Alfansyur dan Mariyani, “Seni Mengelola Data: Penerapan Triangulasi
Teknik, Sumber dan Waktu pada Penelitian Pendidikan Sosial”, HISTORIS : Jurnal Kajian,
Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, p-ISSN 2549-7332 | e-ISSN 2614-1167,
Vol. 5, No. 2, December 2020, Hal. 146-150.
10
Guion, Lisa A., David C. Diehl, and Debra McDonald. "Triangulation: Establishing
The Validity Of Qualitative Studies” FCS6014/FY394, Rev. 8/2011." Edis 2011.8 (2011): 3.

8
misalnya ketika seorang periset ingin mengumpulkan data mengenai
tata tertib yang ada si sekolah maka triangulasi bisa dilakukan
dengan cara mewawancarai kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan, guru mata pelajaran, dan guru BK.
Dalam hal tersebut, setelah data didapatkan oleh penliti dari berbagai
sumber, langkah selanjutnya kemudian data tersebut harus
didiskripsikan, lalu dikategorikan, serta dilihat tentang ppenelitingan
yang sama, yang berbeda, termasuk mana yang spesifik dari tiga
sumber data tersebut. Sehingga, sebuah kesimpulan diperoleh dari
data yang telah dianalisis dari berbagai sumber oleh periset.
Melalui teknik triangulasi sumber, periset berusaha membandingkan
data hasil dari wawancara yang diperoleh dari setiap sumber atau
informan perisetan sebagai bentuk perbandingan untuk mencari dan
menggali kebenaran informasi yang telah didapatkan. Dengan kata
lain, triangulasi sumber adalah cross check data dengan
membandingkan fakta dari satu sumber dengan sumber yang lain.
Berdasarkan pengertian diatas triangulasi sumber dapat digambarkan
seperti bagan dibawah ini.
Wawancara
Dokumentasi
Observasi

Sumber A Sumber B Sumber C

2. Triangulasi teknik
Berbeda dengan triangulasi sumber, triangulasi teknik digunakan
untuk menguji daya dapat dipercaya sebuah data yang dilakukan
dengan cara mencari tahu dan mencari kebenaran data terhadap
sumber yang sama melalui teknik yang berbeda. Maksudnya periset
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Dalam hal ini, periset
dapat menyilangkan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi

9
yang kemudian digabungkan menjadi satu untuk mendapatkan
sebuah kesimpulan. Triangulasi teknik, berarti mengunakan
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber data yang sama. Periset menggunakan observasi pastisipasif,
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang
sama secara serempak.

Sumber A

Tenik 1 Tenik 2 Tenik 3

3. Triangulasi Waktu
Makna dari Triangulasi Waktu ini ialah bahwa seringkali waktu turut
mempengaruhi daya dapat dipercaya data. Misalnya, data yang
dikumpulkan di pagi hari dengan teknik wawancara dimana saat itu
narasumber masih segar dan belum banyak masalah, akan
memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Maka
dari itu, dalam hal pengujian daya dapat dipercaya data dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan melakukan
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya.

Sumber
Observasi

Pagi Siang Sore

4. Triangulasi antar peneliti.


Dengan menggunakan teknik triangulasi peneliti, Peneliti melibatkan
banyak pengamat atau peneliti untuk mengumpulkan, memproses,

10
atau menganalisis data secara terpisah. Misal, untuk data perilaku,
peneliti melibatkan banyak pengamat untuk mengkodekan perilaku
peserta yang diamati. Peneliti memberi mereka (responden yang
diamati) sesi pelatihan dan manual untuk diikuti dengan cermat
sehingga mereka mengkodekan perilaku dengan cara yang sama
persis. Sementara pengamat meninjau rekaman video peserta
bermain permainan tim secara berpasangan dan menganalisis serta
mencatat perilaku kooperatif apa pun. peneliti memeriksa apakah
lembar kode mereka sejajar satu sama lain untuk memastikan
kendala antar penilai yang tinggi. Triangulasi peneliti membantu
peneliti mengurangi risiko bias pengamat dan bias pelaku
eksperimen lainnya. Pola nya dapat digambarkan sebagai berikut:

Objek
pengamatan

Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3

5. Triangulasi teori
Sama seperti triangulasi sebelumnya triangulasi teori adalah upaya
mengawinkan berbagai macam teori yang digunakakan dalam
menemukan titik temu dan kevalidan dari data yang akan dicari.
Gambarannya sebagai berikut:

Variabel

Teori 1 Teori 2 Teori 3

F. Langkah-Langkah Triangulasi

11
Triangulasi dibutuhkan dalam upaya pemeriksaan keabsahan data
guna kesempurnaan, validitas data, keakuratan informasi, dan originalitas
sumber-sumber dalam sebuah penelitian. Pengertian Triangulasi menurut
Moleong adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau
pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:11
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan
umum dengan apa yang dilakukan secara pribadi.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
3. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang
berada, orang pemerintahan.
4. Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen
yang berkaitan.
Terdapat empat kriteria yang digunakan dalam pengecekan
keabsahan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian
(confirmability). Contoh dalam triangulasi sumber dilakukan dengan cara:
1. mengecek informasi atau data yang diperoleh melalui wawancara
dengan informan. Kemudian,
2. Data tersebut ditanyakan kepada informan lain yang masih terkait
satu sama lain.
3. Transferability dilakukan dengan cara menyajikan laporan hasil
penelitian dengan sebaik mungkin agar dapat terbaca dan

11
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005), hlm. 233.

12
memberikan informasi dengan jelas, sistematis dan dapat
dipercaya.
4. Dependability dilakukan dengan cara mengaudit keseluruhan
proses penelitian.
5. Confirmability dilakukan dengan cara mengaudit hasil penelitian
dengan proses penelitian agar data yang diperoleh dapat dilacak
kebenarannya.

13
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam penelitian dengan mengunakan metode triangulasi, peneliti dapat
menekankan pada metode kualitaitif, metode kuantitaif atau dapat juga dengan
menekankan pada kedua metode. Apabila peneliti menekankan pada metode
kualitatif, maka metode kuantitatif dapat digunakan sebagai fasilitator dalam
membantu melancarkan kegiatan peneliatian, dan sebaliknya jika menekankan
metode kuantitatif.
Namun. apabila peneliti memberi tekanan yang sama terhadap kedua
metode penelitian ( kuantitatif-kualitaatif) ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan harus dilakukan yakni : yang pertama memahami masing-
masing metode dan pentingnya metode teersebut dalam suatu penelitian yang
akan dilakukan; kedua, memahami permasalahan dan tujuan penelitian yang
akan dilakukan sehingga penggunaan metode kualitatif dan metode kuantitatif
ini disesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian yang ingin dicapai;
ketiga, kedua metode yang digunakan juga dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan prioritas kepentingan, dimana kedua metode dapat
digunakan dalam desain secara bersama-sama namun pada laporan penelitian
hanya diperhitungkan salah satunya saja; dan yang ketiga, kedua metode juga
digunakan berdasarkan pertimbangan keterampilan peneliti, yang terlibat
dalam satu kegiatan penelitian secaara simultan apabila ada hubungan dengan
masalah dan tujuan penelitian.
Pada intinya sangat penting bagi seorang periset untuk mengurangi dan
menipiskan daya bias dari sebuah riset karena untuk membenarkan riset
tersebut harus menghindari para pembaca dari makna yang bias, dengan
dilakukannya hal tersebut maka riset yang dilakukan dapat dikatakan dapat
dipercaya, cara yang lumrah dan disarankan oleh penulis adalah dengan cara
melakukan triangulasi sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teknik.

14
Daftar Pustaka
Alfansyur, Andarusni. Mariyani, “Seni Mengelola Data: Penerapan
Triangulasi Teknik, Sumber dan Waktu pada Penelitian Pendidikan
Sosial”, HISTORIS : Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan
Pendidikan Sejarah, p-ISSN 2549-7332 | e-ISSN 2614-1167, Vol. 5,
No. 2, December 2020, Hal. 146-150.
Bachri, Bachtiar S. “Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi pada
Penelitian Kualitatif”, Jurnal Teknologi Pendidikan 10.1 (2010).
Beverley J., Taylor. Kermode, Stephen. and Roberts, Kathryn. 2006. "Research
In Nursing And Health Care: Evidence For Practice.", Medicine and
Health Sciences.
Flick, Uwe. 2018. The SAGE Hanbook of Qualitative Data Collectio.
(London: SAGE Publication Ltd.).
Guion, Lisa A., David C. Diehl, and Debra McDonald. "Triangulation:
Establishing The Validity Of Qualitative Studies” FCS6014/FY394,
Rev. 8/2011." Edis 2011.8 (2011): 3.
http://repository.unimus.ac.id/3601/8/bab%206.pdf diakses malam Rabu 13
Desember 2022 pukul 22:12.
K. Denzin, Norman. S. Lincoln, Yvonna. 2018. The SAGE Handbook of
Qualitatif Research (Fifth Edition), (Los Angeles: SAGE Publication,
Inc)
Moleong, Lexy j. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja
Rosda Karya)
Rahardjo, Mudjia. "Triangulasi dalam penelitian kualitatif." UIN Maulana
Malik Ibrahim, http://repository.uin-malang.ac.id/1133/
Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta).
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
(Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung).

15

Anda mungkin juga menyukai